Uploaded by User78319

Tugas Kelompok 12

advertisement

Spin dan Kegunaannya
Selain bergerak mengelilingi inti, electron juga berputar pada sumbunya melakukan gerak rotasi
sehingga mempunyai momentum sudut. Gerak rotasi ini disebut dengan spin. Elektron yang melakukan
gerak rotasi mempunyai sifat magnetic. Jika electron berada dalam medan magnetic luar maka arah rotasi
electron bersifat searah atau berlawanan arah dengan medan magnetic luar.
Untuk spin searah medan magnetic luar, diberi nilai +1/2 dan untuk yang berlawanan arah diberi nilai
-1/2. Nilai harga positif menyatakan arah spin up yang berotasi berlawanan arah gerak jarum jam,
sedangkan harga negative menyatakan spin down yang berotasi searah gerak jarum jam.
[NEXT SLIDE]
Karakteristik dari spin ini dapat diaplikasikan ke dalam elektronik yang disebut perangkat spintronic.
Perangkat spintronic tersebut terbagi menjadi dua kelas. Kelas pertama dari perangkat spintronic
menggunakan arus listrik spin yang terpolarisasi, yang mana spin pada electron tersebut menjadi searah
karena pengaruh medan magnet. Contoh dari perangkat kelas ini adalah magnetic tunnel junction.
Gambar 1. Magnetic Tunnel Junction
Kelas kedua dari perangkat spintronic mengendalikan electron secara individual untuk mewakili bit
kuantum (qubits) dan untuk membawa informasi kuantumnya. Jika jenis spinnya “up” maka electron
tersebut bernilai 1 dan jika “down” maka bernilai 0, untuk electron yang spinnya berayun merupakan
superposisi kuantum yang bernilai 0 dan 1. Perangkat yang menggunakan ini masih berupa eksperimen dan
memasukkan spintronic berbasis berlian.
Gambar 2. Spin Sebagai Qubits

Spintronik Berlian
Seperti halnya semikonduktor dalam elektronik
konvensional, kunci untuk membuat berlian
berfungsi untuk spintronik kuantum adalah dengan
cara doping impuritas, dalam hal ini yang disebut
nitrogen-vacancy (N-V) center.
Di pusat N-V, dua titik yang berdekatan dalam
kisi atom karbon tetrahedral berlian diubah. Yang
satu digantikan atom nitrogen dan yang lainnya diisi
dengan vacancy atau ruang kosong. Elektron
mengorbit melalui vacancy dan di sekitar empat
atom yang berdekatan dan membawa spin yang
dapat dieksploitasi oleh aplikasi kuantum.
Contohnya adalah laser yang dapat berulang kali
mengekstitasi sebuah electron di pusat N-V, yang
setiap kali mengemisikan satu foton dalam keadaan
kuantum tertentu. Para peneliti telah menggunakan
berlian dengan cara ini untuk mendemonstrasikan
prototipe kriptografi kuantum, yang mengandalkan
pasokan foton tunggal yang stabil.
Gambar 3. Kisi tetrahedral berlian
yang ditembakkan Laser
[NEXT SLIDE]
Pusat N-V di berlian muncul sebagai titik terang (merah) saat ditembakkan oleh laser. Pusat yang
spinnya dalam keadaan 1 jauh lebih terang daripada pusat yang spinnya dalam keadaan 0. Gelombang
frekuensi radio yang diatur dengan besaran frekuensi yang tepat akan mengubah pusat N-V bolak-balik
antara 0 dan 1, melewati keadaan transisi yang merupakan superposisi kuantum dari keduanya.
Gambar 4. Pusat N-V pada berlian
[NEXT SLIDE]
Dengan memasukkan atom nitrogen kedua di dekat pusat N-V menyediakan sistem dua qubit
berpasangan yang memungkinkan logic processing. Frekuensi yang diperlukan untuk membalik qubit pusat
N-V sekarang sedikit lebih rendah atau lebih tinggi, bergantung pada status nitrogen kedua. Mengatur
gelombang pada frekuensi yang lebih tinggi dapat membalikkan qubit N-V hanya jika qubit lainnya bernilai
1. Operasi tersebut dikenal sebagai NOT logic gate terkontrol, yang memungkinkan penghitungan kuantum
semaunya.
Gambar 5. Kisi Pusat N-V dengan dua atom nitrogen.

Arus Spin
Suatu fenomena yang dinamakan spin Hall Effect, yang dapat menyediakan cara untuk mengurutkan
dan merutekan elektron berdasarkan arah spinnya. Karena spin berperilaku seperti magnet kecil, orang
mengontrolnya dengan menerapkan medan magnet. Memproduksi medan magnet biasanya membutuhkan
bahan magnet atau magnet eksternal. Alih-alih, menggunakan medan listrik memungkinkan perangkat
spintronik yang lebih kecil dan lebih cepat yang lebih mudah dibuat karena medan listrik lebih mudah
dibatasi di wilayah kecil dan lebih mudah diproduksi dengan frekuensi tinggi (yang memungkinkan
pengoperasian lebih cepat). Sayangnya, spin seperti semua magnet, tidak merespons medan listrik dalam
keadaan normal.
Efek hall, di mana muatan berlawanan terbentuk di setiap sisi material yang membawa arus dalam
bidang magnet. Medan magnet yang tegak lurus dengan bidang material membelokkan elektron ke satu
sisi, tempat mereka berakumulasi. Hole menumpuk di sisi lain. Tegangan transversal dengan demikian
dihasilkan.
Gallium Arsenide, sebuah semikonduktor yang biasa digunakan dalam elektronik diuji dengan
diberikan electron yang mengalir. Hasilnya, spin yang bergerak pada bahan ini terpolarisasi seakan-akan
dipengaruhi medan magnet.
Dalam efek spin Hall, polarisasi spin kecil terakumulasi di tepi material yang membawa arus listrik
,tetapi tanpa memerlukan medan magnet. Efek ini akan menjadi cara nonmagnetik lain untuk menghasilkan
polarisasi spin dan mengarahkan elektron sesuai dengan orientasi spinnya.
Gambar 6. Hall Effect (kiri), Spin Hall Effect (kanan)

Elektronik Kuantum
Para peneliti telah membuat banyak kemajuan menarik di bidang polarisasi spin dalam beberapa tahun
terakhir, termasuk penemuan cara untuk menghasilkan dan memanipulasi polarisasi spin dalam
semikonduktor tanpa bergantung pada bahan magnet atau kabel yang relatif besar untuk menghasilkan
medan magnet.
Tidak hanya kelas pertama, peneliti juga memanfaatkan spintronic kelas dua dengan memanipulasi
electron individu untuk mengeksploitasi sifat kuantum spin. Spintronik kuantum dapat memberikan cara
praktis untuk melakukan pemrosesan informasi kuantum, yang menggantikan nilai 0 dan 1 dari komputasi
dengan bit kuantum, atau qubit, yang mampu menjadi 0 dan 1 secara bersamaan.
Jika computer kuantum dapat dibangun, ini akan mengeksploitasi superposisi qubit untuk melakukan
semacam pemrosesan paralel yang akan sangat efektif untuk tugas-tugas tertentu, seperti mencari database
dan memfaktorkan angka besar. Mungkin pengaruh terbesar dari komputer kuantum di masa mendatang
akan terletak pada kemampuannya yang unik untuk mensimulasikan, atau memodelkan, sistem kuantum
lainnya, tugas yang kurang efektif dilakukan oleh komputer saat ini.
Unit pemrosesan informasi kuantum paling canggih hingga saat ini adalah spin ion yang terperangkap
dalam medan elektromagnetik. Tetapi sistem ini memiliki kelemahan yaitu membutuhkan vakum yang
sangat tinggi dan arsitektur perangkap yang kompleks untuk menahan partikel individu di tempatnya dan
diisolasi dari gangguan.

Kilau Berlian
Suatu berlian yang berbeda dari batu permata pada umumnya digunakan sebagai bahan eksperimen.
Suatu metode yang disebut dengan deposisi uap kimia diterapkan pada berlian tersebut. Dalam proses ini,
gas yang terdiri dari molekul yang mengandung karbon dan hidrogen dipecah menjadi atom individu
(misalnya, dengan radiasi gelombang mikro berkekuatan tinggi), memungkinkan atom karbon untuk
mengendap pada substrat silikon. Kinerja perangkat terbaik biasanya menggunakan berlian kristal tunggal,
di mana karakteristik kisi atom karbon tetrahedral berlian tidak terganggu oleh butir yang tidak teratur,
yang menurunkan kualitas bahan untuk optik dan elektronik.
Properti utama berlian untuk elektronika kuantum adalah banyaknya energi yang dibutuhkan untuk
melepaskan elektron agar dapat mengalir melalui material. Untuk semikonduktor, dua pita penting adalah
pita valensi, yang merupakan pita yang mengandung elektron, dan pita konduksi kosong tepat di atasnya,
di mana elektron dapat mengalir dengan bebas. Ukuran celah energi, atau celah pita, antara dua pita pada
berlian ini adalah 5,5 elektron volt, sekitar dua kali lebih banyak energi yang ada dalam foton cahaya
tampak dan lima kali lebih besar dari celah pita pada silicon.
Umumnya elektron dalam semikonduktor tidak dapat memiliki energi yang terletak pada celah, tetapi
atom impuritas yang ditambahkan ke material dapat memperkenalkan keadaan diskrit di celah. Cahaya
optical-wavelength dapat mengeksitasi sebuah elektron pada atom impuritas dari satu keadaan diskrit ke
keadaan lain tanpa menjatuhkannya ke pita konduksi. Ketika elektron jatuh kembali ke keadaan energinya
yang lebih rendah, ia memancarkan foton dengan frekuensi yang sesuai dengan perbedaan tingkat energi
— proses yang umumnya dikenal sebagai fluoresensi. Di bawah penerangan terus menerus, eksitasi optik
dan proses relaksasi berulang terus menerus, dan impuritas dapat memancarkan jutaan foton per detik.
Impuritas khusus yang dideteksi dalam eksperimen tersebut terdiri dari atom nitrogen sebagai pengganti
satu atom karbon dan kekosongan yang berdekatan di mana karbon lain biasanya berada, yang dikenal
sebagai pusat kekosongan nitrogen (N-V). Menariknya, daerah kosong tersebut memainkan peran penting:
pusat N-V sangat berbeda dari atom nitrogen tunggal tanpa daerah ksong yang berdekatan. Elektron di
pusat N-V bergerak dalam orbit yang menjangkau daerah kosong dan tiga karbon tetangganya dan hanya
menghabiskan sedikit waktu di dekat nitrogen.
Impuritas tunggal, seperti pusat N-V, memancarkan satu foton pada satu waktu. Ini merupakan properti
penting untuk bidang kriptografi kuantum yang sedang berkembang. Sistem kriptografi kuantum
mengirimkan informasi dalam bentuk foton tunggal yang masing-masing membawa satu qubit. Hukum
fisika menjamin bahwa penyadap tidak dapat mencegat foton tanpa mengganggu qubit dengan cara yang
dapat dideteksi oleh penerima yang dituju.
Elektron pusat N-V juga membawa informasi spin, yang dapat dipolarisasi dengan mudah
menggunakan cahaya panjang gelombang-optik. Dan sementara sistem spin lain dalam material padat
biasanya harus didinginkan hingga suhu yang sangat rendah agar dapat terpolarisasi, spin pusat N-V secara
alami masuk ke keadaan spin tertentu di bawah penerangan optik bahkan pada suhu kamar. Lebih jauh,
para peneliti segera menemukan bahwa salah satu keadaan spin bersinar jauh lebih terang daripada yang
lain. Dengan demikian, intensitas fluoresensi dapat digunakan untuk pembacaan keadaan spin — terang
untuk status "1", redup untuk status "0".
Download