Uploaded by User78209

KVA401 Proposal 2 332017060 Biaggi Wahyu Munggaran

advertisement
PROPOSAL PENELITIAN KVA401 – PRA TUGAS AKHIR NRP: 33-­‐2017-­‐060 NAMA LENGKAP: BIAGGI WAHYU MUNGGARAN Semester: GANJIL 2020/2021 Bidang Ilmu: MULTIMEDIA AJUAN JUDUL PENELITIAN: (Gunakan huruf KAPITAL semua) PERANCANGAN VIDEO DOKUMENTER MENGENAI SAMPAH MASKER DI TENGAH PANDEMI COVID-­‐19 LATAR BELAKANG (150-­‐300 kata) COVID-­‐19 atau Corona Virus Disease-­‐2019 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernapasan akut parah virus corona 2 (SARS-­‐CoV-­‐2). Kasus manusia pertama COVID-­‐19 diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019 (ILO, 2020). Covid-­‐19 merupakan infeksi virus baru yang pada tanggal 17 Mei 2020 telah menyebar pada 215 negara dan mengakibatkan terinfeksinya 4.525.497 jiwa di seluruh dunia dengan kejadian meninggal sebanyak 307.395 jiwa (Gugus Tugas Percepatan & Penanganan COVID-­‐19, 2020). Kasus pertama COVID-­‐19 di Indonesia terjadi pada 1 Maret 2020 dengan 2 pasien dari Depok yang terjangkit virus tersebut karena berinteraksi dengan warga Jepang (Zulva, t.t.). Virus tersebut juga dengan cepat menyebar di seluruh wilayah di Indonesia, hingga diketahui saat ini 10 Oktober 2020 warga Indonesia yang positif COVID-­‐19 berjumlah 328.952 orang dengan 11.765 meninggal, dan 251.481 sembuh (Line Siaga, 2020). WHO telah menetapkan virus corona sebagai penyakit pandemic pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2020. Pandemi sendiri merupakan istilah kesehatan dalam penyebaran penyakit. Informasi yang ada saat ini mengindikasikan bahwa dua cara utama transmisi virus COVID-­‐19 adalah percikan (droplet) saluran pernapasan dan kontak. Percikan saluran per-­‐napasan dihasilkan saat seseorang batuk atau bersin. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa penularan Covid-­‐19 dapat melalui saluran pernapasan, maka penggunaan masker oleh seluruh masyarakat diwajibkan di masa pandemic Covid-­‐19 ini. Masker dapat menjadi penghalang pertama jika ada droplet/tetesan baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Alat pelindung pernapasan atau masker merupakan alat yang di-­‐gunakan untuk melindungi mulut dan hidung dengan bahan yang dapat menyaring masuknya debu atau uap . Penggunaan wajib masker bagi seluruh warga Indonesia menjadi bisnis baru, dan permasalahan baru. Banyak peluang kesempatan masyarakat untuk berkreasi membuat masker / menjual masker dengan berdalih sebagai mode fashion masa kini. Permasalahan baru tentunya ada, sampah medis kini tidak hanya berada di rumah sakit, namun ada disekitar kita. Hal tersebut harus diperhatikan banyak pihak untuk menjaga kesehatan bersama. Sampah masker tentunya menampung banyak droplet dari penggunannya, jika tidak di gunakan kembali, maka opsi terakhirnya yaitu dengan membuangnya. Pemerintah sendiri masih menghadapi banyak kendala dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah, antara lain: masih rendahnya akses pelayanan sampah, masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Penanganan sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan mengganggu estetika. Ditambah bahaya Covid-­‐19, droplet banyak menempel di masker, bahkan sampah masker akan berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) bahaya Covid-­‐19 sangat mengancam orang – orang disekitarnya. Video Dokumenter perjalanan akhir masker patut kita ketahui, agar menjadi kewaspadaan diri sendiri dan sadar akan pentingnya saling menjaga lingkungan sekitar. Bahaya covid-­‐19 bercampur dengan permasalahan sampah di Indonesia tidak bisa hanya diselesaikan oleh Pemerintah saja, tapi dimulai dari diri kita dengan membangun kesadaran akan hal tersebut. Maka dari itu perancangan Video Dokumenter mengenai sampah masker di tengah pandemic ini sangat penting untuk membangun kesadaran bagi orang yang menontonnya untuk peduli dengan lingkungan sekitar dan permasalahan sampah. Kata kunci: Dokumenter, COVID19, Sampah, Masker, Kesehatan. TUJUAN, MANFAAT, dan TARGET LUARAN PENELITIAN (100-­‐200 kata) Tujuan jangka pendek dari penelitian terapan ini adalah untuk menghasilkan video documenter mengenai sampah masker ditengah pandemic ini, untuk membangun kesadaran pribadi akan bahaya masker yang bergabung dengan sampah di lingkungan sekitar. Diharapkan kedepannya tidak hanya permasalaan sampah dan masker yang dapat diselesaikan oleh behavior baru, namun permasalahan lain yang sederhana namun menimbulkan impact yang cukup besar bagi negara. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil analisis terhadap : -­‐ Fungsi dan peranan Video Dokumenter sebagai media untuk membangkitkan kesadaran peduli lingkungan -­‐ Memberikan informasi mengenai penggunaan dan sampah masker di Indonesia -­‐ Langkah untuk mengurangi angka positif Covid-­‐19 di Indonesia -­‐ Meningkatkan kesadaran akan membuang sampah pada tempatnya. Target Luaran -­‐ Video Dokumenter dengan durasi 7-­‐10 menit, sebagai media utama perancangan -­‐ Foto Essay sebagai media pendukung -­‐ Seri poster digital & cetak sebagai media pendukung TINJAUAN PUSTAKA (500-­‐1000 kata) Video Dokumenter Mengenai Sampah Masker di Tengah Pandemi Covid19 1. Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-­‐proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-­‐produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-­‐jenisnya. Berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya; -­‐ -­‐ -­‐ Sampah organik -­‐ dapat diurai (degradable),yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-­‐daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Contohnya: Daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan, bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, Sisa makanan, Sisa manusia. kardus, kertas dan lain-­‐lain. Sampah anorganik -­‐ tidak terurai (undegradable) Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersial atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton. Beracun (B3) : limbah dari bahan-­‐bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-­‐lain. Dalam Statistik Persampahan Indonesia (2008) disebutkan bahwa dari total populasi Indonesia sebesar 232,8 juta orang, total sampah yang dihasilkan sebesar 38,5 juta ton/tahun, sedangkan populasi yang dapat dilayani sebesar 130,4 juta. Pengangkutan sampah aktual sebesar 21,72 ton per tahun, dan sampah yang tidak terangkut sebesar 16,78 juta ton per tahun. Untuk Pulau Jawa, dengan populasi sebesar 137,2 juta orang, menghasilkan total sampah sebesar 21,2 juta ton/tahun, sedangkan populasi yang dapat dilayani sebesar 80,8 juta. Pengangkutan sampah aktual sebesar 12,49 ton per tahun, dan sampah yang tidak terangkut sebesar 8,71 juta ton per tahun. 1.1 Sampah Masker Pengamat lingkungan dari FPlk Institut Pertanian Bogor (IPB), Bidang Keahlian Ekotoksikologi, Etty Riani, mengatakan, limbah masker yang saat ini penggunaannya kian meningkat di masa pandemi dapat menimbulkan berbagai masalah. Di antaranya yang utama adalah ancaman faktor kesehatan jika limbah tersebut tidak dikelola dengan prosedur yang benar. “Terkait pengelolaan limbah medis, yang dikhawatirkan adalah limbah yang berasal dari masyarakat. Banyak yang tidak paham (penanganannya), misalnya masker, mereka menggunakan sekali pakai,” ujarnya kepada Republika.co.id. Etty berpendapat, hingga kini, sebagian masyarakat awam masih belum memahami cara menangani sampah masker sekali pakai, terutama tata cara membuangnya. Sebagai golongan jenis sampah berbahaya, masker sekali pakai seharusnya dikelola secara khusus. Menurut para ahli, caranya adalah dengan mengguntingnya atau merusaknya terlebih dahulu. Setelah itu dibungkus dengan plastik dan dibuang di tong sampah khusus bahan berbahaya beracun (B3). Sayangnya, sebagian masyarakat Indonesia belum memahaminya, dengan cukup membuangnya begitu saja, sama seperti membuang sampah biasa, bahkan tak jarang dibuang secara sembarangan. Sampah masker yang dibuang secara sembarangan akan berdampak pada lingkungan dan kesehatan, terlebih jika sampah masker tersebut sebelumnya digunakan oleh penderita Covid-­‐19 2. Pandemi Covid19 Pandemi merupakan istilah kesehatan dalam penyebaran penyakit. Pandemi adalah penyakit yang menyerang orang dalam jumlah banyak dan terjadi di berbagai 52elevi. Suatu penyakit atau kondisi bukanlah pandemic hanya karena tersebar luas atau mem-­‐bunuh banyak orang; penyakit atau kondisi tersebut juga harus menular. Misalnya, kanker bertanggung jawab atas banyak kematian tetapi tidak dianggap sebagai pandemic karena penyakit ini tidak menular (Saragih & Saragih, 2020). 3. Video Dokumenter Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Film dokumenter ini berhubungan langsung dengan orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian, namun mereka peristiwa yang sunggung – sungguh terjadi. Tidak seperti film fiksi, film dokumenter tidak memiliki plot (rangkaian peristiwa dalam film yang disajikan pada penonton secara visual dan audio), namun memiliki struktur yang umumnya didasarkan oleh tema atau argumen.Dalam film cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita film. Sementara unsur sinematik merupakan aspek-­‐aspek teknis pembentuk film. Unsur sinematik terbagi menjadi lima elemen pokok; penulisan dan penyutradaraan, sinematografi, editing, tata suara, dan tata artistik. (Pratista, 2008: 57). Video dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, video dokumenter tetap berpijak pada hal-­‐hal senyata mungkin” (Javandalasta, 2011:2). -­‐ -­‐ -­‐ 3.1 Bentuk Video Dokumenter Dokumenter Berdasarkan Stock Shot “Program dokumenter yang berdasarkan stock shot ini tinggal menyusun daftar shot yang diperlukan dan mencarinya di perpustakaan. Kekurangan shot tertentu dengan mudah diupayakan dengan pengambilan baru” (Sutrisno, 1993: 74). Dokumenter yang Didramatisir “Format ini lebih sesuai menggunakan model screenplay teatrikal karena aspek visual dan aureal dapat diketahui sebelumnya dan dapat direncanakan seperti halnya sebuah drama yang disutradarai” Dokumenter Model Instruksional “Jenis format ini termasuk dokumenter yang sebenarnya karena shooting-­‐nya tidak dapat direncanakan cepat sebelumnya”. Video dokumenter jenis ini banyak dirancang khusus untuk mengajari penonton bagaimana melakukan berbagai macam hal yang mereka ingin lakukan. 3.2 Unsur – Unsur Video Dokumenter Di dalam video dokumenter terdapat dua unsur utama, yaitu : -­‐ Gambar (Visual) Gambar yang diambil berdasarkan peristiwa tertentu. Orang – orang yang direkam dalam video tersebut, benar – benar ada dan pernah ada, bukan sebagai pemeran yang menggantikan seseorang dalam video tersebut. -­‐ Kata – kata (Verbal) Kata – kata dalam video dokumenter berasal dari penuturan langsung dari subjek yang menjadi tokoh dalam video dokumenter tersebut. Kata – kata yang dilontarkan biasanya berupa kesaksian atas sejarah maupun peristiwa tertentu. Namun kata – kata tersebut juga bisa berasal narator atau narasumber untuk menggambarkan peristiwa maupun memberikan keterangan tertentu pada tempat – tempat yang direkam dalam gambar. METODE PENELITIAN (250-­‐500 kata) Penelitian terapan ini terbagi dalam beberapa tahapan. Yang pertama yaitu analisis data kualitatif berdasarkan fakta dilapangan seperti apa serta mencari informasi melalui penyebaran kuisioner kepada target audience dan menganalisis berdasarkan beberapa sumber seperti jurnal, buku, penelitian terdahulu serta wawancara kepada instansi terkait, pengguna masker, dan pihak pengelola sampah medis. Terdapat 3 metode penelitian yang dilakukan ketika akan mengolah datam yaitu Studi Literatur, Metode Observasim dan Metode Wawancara. Studi Literatur yang dilakukan dengan melalui Buku maupun Jurnal yang terkait mengenai pengolahan sampah masker ataupun limbah medis pada situasi pandemic ini. Selain itu juga dengan metode ini peneliti dapat turunlangsung ke lapangan untuk melihat masalah yang sedang terjadi. Wawancara dilakukan kepada narasumber baik instansi terkait, pengamat kesehatan, aktivis lingkunga, elemen masyarakat sebagai pengguna masker guna mendapatkan informasi yang akurat dan tepat serta menyebarkan kuisioner kepada target audience guna melengkapi data penelitian.Adapun tempat dan waktu penelitian dilakukan di daerah Urban, seperti kota Bandung, dan Cimahi. Kemudian dalam proses pencarian sebuah masalah yang memiliki urgensi tinggi yang kemudian layak untuk diangkat sebagai bahan penelitian perlu pengumpulan data yang tepat. Hal tersebut dapat dilanjut dengan penjabaran latar belakang dengan menggunakan 5W1H (What, When, Why, Who, Where, How) yang akan membantu dalam memperdalam masalah. Untuk mencari data serta fakta yang tepat dan sesuai dengan topik penelitian, pengumpulan data sebaiknya dilakukan dengan bantuan studi literatur yang dapat ditemukan melalui buku, internet ataupun jurnal penelitian yang sebelumnya sudah ada. Selain itu juga wawancara adalah salah satu hal yang perlu dilakukan demi mendapatkan hasil yang lebih mendalam terkait dengan objek penelitian. Tahapan selanjutnya yaitu mengidentifikasi masalah menggunakan keilmuan Desain Komunikasi Visual, mencari penerapan apa saja yang membuat Video Dokumenter menjadi berhasil, agar tepat dengan target audience. Dan mampu merubah behavior masyarakat setelah sadar akan lingkungan sekitar. Strategi Media yang dilakukan yaitu dengan Simpathy, Identify, Participate, Spread & Share. Dengan merangkum berbagai permasalahan yang ada saat ini mengenai sampah dan sampah masker ditengah pandemic. Kemudian mengerti bahwa fenomena tersebut bisa berdampak buruk pada kesehatan oranglain, lingkungan dan sekitiar. Selanjutnya membangun kesadaran masyarakat, akan dampak buruk yang akan terjadi, sehingga masyarakat menjadi berhati hati dalam bertindak. Dan akhirnya membuat kebiasaan baru dengan kebiasaan yang lebih baik untuk mengolah sampah masker dengan baik dan benar. Perencanaan visual bisa dimulai dengan Konsep secara kasar, kemudian menyusun moodboard, selanjutnya Naskah Video, Shootlist, Storyboard, Perincian Alat, Perencanaan Jadwal, Narasi, Teknik Pengambilan Gambar, Editing Offline, dan Editing Online. Setelah tahapan terakhir, kemudian dilakukan proses uji kelayakan konsep. Dengan memberikan hasil tayangan kepada beberapa responden secara acak dan memberikan masukan serta tanggapan dari mereka setelah menonton tayangan video dokumenter tersebut. Proses masukan saran dan tanggapan ini sangat penting karena dapat mengukur titik lemah dari setiap konsep yang telah dibuat dan memberi alternatif lain agar konsep video dokumenter bisa lebih baik. Jika solusi yang ditawarkan melalui video dokumenter sudah tepat. Maka rancangan siap diaplikasikan dan disebarkan agar tayangan video documenter memberi dampak bagi audience. DAFTAR PUSTAKA (minimal 10 pustaka: 5 kajian umum + 5 teori DKV) [1] ILO. (2020). Dalam menghadapi pandemic: Memastikan Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja. LABADMIN/OSH. Switzerland. (Online) Diakses 09 Oktober 2020: https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/-­‐-­‐-­‐
asia/-­‐-­‐-­‐ro-­‐bangkok/-­‐-­‐-­‐ilo-­‐jakarta/documents/publication/wcms_742959.pdf [2] Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-­‐19. Oktober 2020. Data Sebaran. Diambil 10 Oktober 2020 dari Line Siaga – Update Covid-­‐19 di Indonesia [3] Zulva, T. N. I. (2019). COVID-­‐19 dan kecenderungan psikosomatis. (Online) Diakses 10 Oktober 2020 Diunduh dari https://www.academia.edu/42352261/COVID19_dan_Kecenderungan_Psikosomatis DAF, P. A. [4] Febina Rahma, (2012). Sistem Pengelolaan Sampah Padat di Rumah Sakit X Jakarta. Depok. [5] Damanhuri, Enri. Tri Padmi. (2010). Diktat Kuliah TL-­‐3104 (Versi 2010). Program Studi Teknik Lingkungan FTSL ITB. Bandung. [6] Eva Rianti. (2020). Setumpuk Ancaman dari Limbah Masker Sekali Pakai. (Online) Diakses 10 Oktober 2020. Republika.com https://republika.co.id/berita/qdxq7o282/setumpuk-­‐ancaman-­‐dari-­‐limbah-­‐masker-­‐sekali-­‐pakai [7] Saragih, B., F.M. Saragih. 2020). Gambaran Kebiasaan Makan Masyarakat pada Masa Pandemi Covid-­‐19. [8] Pratista. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka [9] Javandalasta, Panca. (2011). 5 Hari Makhir bikin Film. Jakarta: Java Pustaka Group [10] Hadi, Sutrisno. (1993). Metodologi Research. Yogyakarta. Andi Offset. [11] Asmoro Widi. (2017). Teknik Pengolahan Audio dan Video. Penerbit Andi. 
Download