BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian komponen aktif ? 2. Apa pengertian komponen pasif ? 3. Apa saja yang termasuk komponen aktif ? 4. Apa saja yang termasuk komponen pasif ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk memahami pengertian komponen aktif 2. Untuk memahami pengertian komponen pasif 3. Untuk mengetahui benda yang termasuk komponen aktif 4. Untuk mengetahui benda yang termasuk komponen pasif 1. 4 Manfaat Penulisan Agar pembaca memahami pengertian komponen aktif dan pasif. Mengetahui karakteristik, komponen, cara kerja, dan fungsi dari jenis-jenis komponen aktif dan pasif. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Komponen Aktif Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya memerlukan sumber arus atau sumber tegangan tersendiri. Yang termasuk komponen aktif antara lain : 1. Transistor a. Sejarah Transistor Transistor berasal dari kata transfer resistor yang dikembangkan oleh Berdeen, Schokley, dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bell Telephone Laboratories. Penamaan tersebut berdasarkan prinsip kerjanya yaitu mentransfer atau memindahkan arus (Sugri, 2004). b. Prinsip Kerja Transistor Prinsip kerja transistor yaitu mentransfer atau memindahkan arus (Sugri, 2004). Prinsp kerja transistor adalah arus bias base-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter. http://elektroftunp.files.wordpress.com/2012/02/transistor.pdf c. Fungsi Transistor Adapun kegunaan transistor adalah sebagai penguat, penyearah, pencampur, osilator, saklar elektronik, dan lain-lain. Sebagai penguat, transistor digunakan untuk menguatkan tegangan, arus, atau daya, baik itu bolak balik maupun searah. Sebagai penyearah, transistor digunakan untuk mengubah tegangan bolak balik menjadi tegangan searah. Sebagai pencampur, transistor digunakan untuk mencampur dua macam tegangan bolak balik atau lebih yang mempunyai frekuensi berbeda. Sebagai osilator, transistor digunakan untuk membangkitkan getaran-getaran listrik. Sedangkan sebagai saklar elektronik, transistor digunakan utntuk menghidup-matikan rangkaian secara elektronik (Sugri, 2004). d. Komponen Transistor Sebagai salah satu jenis komponen aktif, transisitor dibuat menggunakan bahan semikonduktor seperti jenis silicon atau germanium. Untuk dapat beroperasi atau bekerja, transistor memerlukan tegangan pemicu dan dibantu oleh komponen pasif seperti resistor dan kapasitor (Sugri, 2004:52). e. Jenis-jenis Transistor 1. Transistor Bipolar Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub. 2. Transistor Unipolar Unipolar adalah persambungan kutub. transistor yang hanya memiliki satu buah 2. Dioda a. Sejarah Dioda Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun 1904. Gambar 3.1 Struktur Dioda Struktur dan skema dari dioda dapat dilihat pada gambar di atas. Pada dioda, plate diletakkan dalam posisi mengelilingi katoda sedangkan heater disisipkan di dalam katoda. Elektron pada katoda yang dipanaskan oleh heater akan bergerak dari katoda menuju plate. b. Prinsip Kerja Dioda Untuk dapat memahami bagaimana cara kerja dioda kita dapat meninjau 3 situasi sebagai berikut ini yaitu : 1. Dioda Diberi Tegangan Nol Gambar 3.2. Dioda Diberi Tegangan Nol Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik elektron dari katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya mampu melompat sampai pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan membentuk muatan ruang (Space Charge). Tidak mampunya elektron melompat menuju katoda disebabkan karena energi yang diberikan pada elektron melalui pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan elektron menjangkau plate. 2. Dioda Diberi Tegangan Negative Gambar 3.3 Dioda Diberi Tegangan Negative Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada plate akan menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga elektron tersebut tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong kembali ke katoda, sehingga tidak akan ada arus yang mengalir. 3. Dioda Diberi Tegangan Positive Gambar 3.4 Dioda Diberi Tegangan Positive Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate akan menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi thermionic, pada situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus listrik yang akan mengalir tergantung daripada besarnya tegangan positif yang dikenakan pada plate. Semakin besar tegangan plate akan semakin besar pula arus listrik yang akan mengalir. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N. http://cnt121.files.wordpress.com/2007/11/dioda.pdf c. Komponen Dioda Diode terbuat Dario germanium atau silicon yang lebih dikenal dengan diode junction. Struktur dari diode ini, sesuai dengan namanya, adalah sambungan antara semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N. semikonduktor tipe P berperan sebagai anoda dan semikonduktor tipe N berperan sebagai katoda. Dengan struktur seperti ini arus hanya dapat mengalir dari sisi P ke sisi N (Budiharto & Firmansyah, 2010:41). Dioda merupakan komponen semikonduktor yang dibuat dari bahan semikonduktor. Mula-mula diode dibuat dari germanium. Namun karena germanium mempunyai kelemahan, yaitu akan rusak bila suhunya naik, maka diganti dengan silicon. Diode tersebut dibungkus dengan plastic, logam, atau gelas (Sugri, 2004:41). d. Fungsi Dioda Ada banyak fungsi dioda antara lain : 1. Untuk penyearah arus Ini akan dibicarakan pada minggu yang akan dating 2. Untuk penyetabil tegangan Menggunakan dioda Zener. Operasinya dalam rangkaian akan dibicara minggu depan. 3. Untuk indicator Dapat menggunakan LED, misalnya untuk indikator angka-angka pada kalkulator menggunakan LED yang disusun sesuai peraga sevent segment 4. Sebagai saklar Dapat menggunakan photo dioda sambungan P-N, misalnya digunakan sebagai saklar dari rangkaian yang menggerakan motor untuk menarik pintu garasi. Jika dioda kena sorot lampu mobil tahanannya baliknya turun sehingga terdapat arus yang menggerakkan motor melalui relay (Jumadi,2012). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Jumadi,%20M.P d.,%20Dr./Operasi,%20jenis%20%26%20fungsi%20dioda.pdf e. Sifat-Sifat Dioda 1. Dioda Silikon: I. Menghantar dengan tegangan maju kira-kira 0.6 Volt II. Perlawanan maju cukup kecil III. Perlawanan terbalik sangat tinggi, dapat mencapai beberapa Megaohm IV. Arus maju maksimum yang dibolehkan cukup besar, sampai 1000 A V. Tegangan terbalik maksimum yang dibolehkan cukup tinggi, dapat mencapai 1000 V 2. Dioda Germanium: I. Menghantar dengan teganagnmaju kira-kira 0,2 Volt II. Perlawanan maju agak besar III. Perlawanan terbalik kurang tinggi ( kurang dari 1 M ohm) IV. Arus maju maksimum yang dibolehkan kurang besar V. Tegangan terbalik masimum yang dibolehkan kurang tinggi 3. Trysistor a. Sejarah Trysistor Trysistor dikembangkan oleh Bell Laboatories tahun 1950-an dan mulai digunakan secara komersial oleh General Electric tahun 1960-an. Trysistor atau SCR (Silicon Controlled Rectifier) termasuk dalam komponen elektronik yang banyak dipakai dalam aplikasi listrik industry, salah satu alasannya adalah memiliki kemampuan untuk bekerja dalam tegangan dan arus yang besar. http://elektroftunp.files.wordpress.com/2011/10/scr.pdf b. Cara Kerja Trysistor Jika sumber tegangan masukan yang digunakan tegangan searah, SCR (Silicon Controlled Rectifier/Trysistor) akan konduksi (ON) jika potensial pada anoda lebih positif daripada potensial pada katoda dan pada terminal gate dialirkan arus pulsa positif. Kondisi ON SCR ini ditentukan oleh besar arus pulsa positif pada gate. Tetapi, SCR akan terus ON meskipun arus pulsa pada gate diputus. SCR akan putus (OFF) dengan cara membuat potensial pada anoda sama dengan katoda. Proses pengaliran arus listrik pada terminal gate ini disebut penyulutan/ pemicu (triggering), sedangkan proses pemutusan (OFF) dari kondisi ON ini disebut komutasi (commutation). Selanjutnya, jika sumber tegangan masukan yang digunakan tegangan bolak-balik, SCR akan ON ketika tegangan bolak-balik pada polaritas positif dan akan OFF pada polaritas negatif, tetapi pada terminal gate harus selalu dialirkan arus pulsa positif. Berbeda dengan karakteristik sebelumnya, SCR akan OFF ketika arus pulsa pada gate diputus. Hal ini berarti, arus pulsa pada gate harus selalu dihubungkan dengan terminal gate agar rangkaian dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan. Jika SCR dalam kondisi ideal, ketika SCR dalam kondisi ON memiliki karakteristik tegangan pada SCR sama dengan nol dan arus yang mengalir sama dengan arus bebannya. Sebaliknya, SCR dalam kondisi OFF memiliki karakteristik tegangan pada SCR sama dengan tegangan sumbernya dan arus yang mengalir sama dengan nol. Dalam kondisi SCR ON dan OFF ini dapat dinyatakan tidak terjadi kerugian daya pada SCR. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%20Elektronika%20Daya%2 0(Komponen%20Elektronika%20Daya%202).pdf c. Komponen Thyristor Thyristor adalah suatu bahan semikonduktor yang tersusun atas 4 lapisan (layer) yang berupa susunan P‐N‐P‐N junction, sehingga thyristor ini disebut juga sebagai PNPN diode. Ciri-ciri utama dari sebuah thyristor adalah komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon. Walaupun bahannya sama, tetapi struktur P-N junction yang dimilikinya lebih kompleks dibanding transistor bipolar atau MOS. Komponen thyristor lebih digunakan sebagai saklar (switch) ketimbang sebagai penguat arus atau tegangan seperti halnya transistor. http://elektroftunp.files.wordpress.com/2011/10/scr.pdf d. Fungsi Trysistor Berikut ini adalah Fungsi SCR yang lainnya, diantaranya : - Sebagai rangkaian saklar (switch control) - Sebagai rangkaian pengendali (remote control) - sebagai pengatur daya dan juga sebagai saklar arus yang otomatis http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.com/2013/05/pengertiandan-fungsi-scr-sillicon.html gunawan, 2013 4. Transduser Tranducer adalah pengoperasian kerja suatu rangkaian yang lebih mudah diukur atau dikendalikan oleh besaran listrik, yaitu tegangan dan arus dimana terjadi perubahan dari suatu besaran ke besaran lainnya. a. Cara Kerja Transduser Transduser Pasif (daya dari luar) yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar. contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah. Transduser Aktif (tanpa daya luar) Transducer aktif yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Contohnya adalah termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar Dios Sarkity http://diosphytagoras.blogspot.com/2012/05/makalah-transduser.html Adapun komponen elektronika yang termasuk ke dalam transduser ialah : a. LDR (Light Dependent Resistance) LDR adalah resistor yang dapat berubah-ubah nilai resistansinya jika permukaannya terkena cahaya. Kondisinya ialah jika terkena cahaya nilai resistansinya kecil, sedangkan jika tidak terkena cahaya (kondisi gelap) maka nilai resistansinya besar. b. NTC (Negative Temperature Coeffisient) Yaitu resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan temperatur terhadapnya. Jika temperaturnya makin tinggi maka nilai resistansinya kecil dan sebaliknya bila temperaturnya makin rendah maka nilai resistansinya semakin besar. c. PTC (Positive Temperature Coeffisient) Yaitu resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah sesuai dengan temperatur terhadapnya. Jika temperaturnya makin tinggi maka nilai resistansinya semakin besar sedangkan bila temperaturnya makin rendah maka nilai resistansinya pun semakin kecil. 5. IC (Integrated Circuit) a. Sejarah IC Teknologi Integrated Circuit (IC) atau Sirkuit Terpadu ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1958 oleh Jack Kilby yang bekerja untuk Texas Instrument, setengah tahun kemudian Robert Noyce berhasil melakukan fabrikasi IC dengan sistem interkoneksi pada sebuah Chip Silikon. Integrated Circuit (IC) merupakan salah satu perkembangan Teknologi yang paling signifikan pada abad ke 20.Sebelum ditemukannya IC, peralatan Elektronik saat itu umumnya memakai Tabung Vakum sebagai komponen utama yang kemudian digantikan oleh Transistor yang memiliki ukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk merangkai sebuah rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks, memerlukan komponen Transistor dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat Elektronika yang dihasilkannya pun berukuran besar dan kurang cocok untuk dapat dibawa berpergian (portable).Teknologi IC (Integrated Circuit) memungkinkan seorang perancang Rangkaian Elektronika untuk membuat sebuah peralatan Elektronika yang lebih kecil, lebih ringan dengan harga yang lebih terjangkau. Konsumsi daya listrik sebuah IC juga lebih rendah dibanding dengan Transistor. Oleh karena itu, IC (Integrated Circuit) telah menjadi komponen Utama pada hampir semua peralatan Elektronika yang kita gunakan saat ini.Tanpa adanya Teknologi IC (Integrated Circuit) mungkin saat ini kita tidak dapat menikmati peralatan Elektronika Portable seperti Handphone, Laptop, MP3 Player, Tablet PC, Konsol Game Portable, Kamera Digital dan peralatan Elektronika yang bentuknya kecil dan dapat dibawa bepergian kemana-mana. by Dickson Kho · 06/09/2014 http://teknikelektronika.com/pengertian-ic-integrated-circuitaplikasi-fungsi-ic/ b. Komponen IC Sebagai komponen semikonduktor, IC terdiri atas beberapa komponen elektronika yang disatukan. Komponen- komponen tersebut adalah transistor, resistor, kapasitor, dan dioda. Namun, resistor dan kapasitor biasanya tidak dipergunakan lagi karena membutuhkan ruangan yang lebih besar sehingga harganya lebih mahal (Sugri, 2004: 53). Komponen IC dibuat dari beberapa bahan yang disatukan, yaitu bahan P-, bahan P+, bahan N-, bahan N+, emas dan gelas atau kwarts. Bahan P- adalah silicon yang dikotori dengan bahan tertentu sehingga diperoleh muatan-muatan positif bebas. Bahan P+ adalah silicon yang sangat dikotori agar tahanannya rendah. Bahan N- adalah silicon yang dikotori agar diperoleh electron-elektron bebas. Bahan N+ adalah silicon yang sangat dikotori agar tahanannya sangat rendah. Emas adalah bahan yang berfungsi sebagai penyambungan komponen dalam IC. Sedangkan gelas atau kwarts dipakai dalam proses pembuatan, karena gelas mempunyai daya tahan yang sangat tinggi dan bersifat isolasi sehingga dipakai pada saat silicon dipanaskan pada suhu tinggi (Sugri, 2004:55). 6. Sensor 7. Lampu tabung 8. LED 2.2 Komponen Pasif 1. Transformator Transformator disingkat dengan Trafo. Trafo terdiri dari dua buah lilitan yaitu lilitan primer dan lilitan skunder. Trafo bekerja berdasarkan sistem perubahan gaya medan listrik, yang dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan listrik AC. a. Sejarah Transformator - 1831, Michael Faraday mendemonstrasikan sebuah koil dapat menghasilkan tegangan dari koil lain. - 1832, Joseph Henry menemukan bahwa perubahan flux yang cepat dapat menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi - 1836, Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan dua koil. - 1850 – 1884, era penemuan generator AC dan penggunaan listrik AC - 1885, Georges Westinghouse & William Stanley mengembangkan transformer berdasarkan generator AC. - 1889, Mikhail Dolivo-Dobrovolski mengembangkan transformer 3 fasa pertama b. Fungsi Transformator Adapun fungsi transformator adalah menaikkan atau menurunkan tegangan bolak balik, menyesuaikan impedensi, menyekat sirkit dan sebagainya (Sugri, 2004:56). c. Prinsip Kerja Transformator Prinsip dasar suatu transformator adalah induksi bersama(mutual induction) antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam bentuk yang sederhana, transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai relaktansi yang rendah. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl). oleh EP Nainggolan - 2010 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20976/3/Chapter%20I I.pdf d. Komponen Transformator Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: 1. Kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, 2. Kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan 3. Inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan. http://dwisudarnoputra.files.wordpress.com/2012/11/transformator.p df 2. Resistor Resistor adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya untuk menghambat arus listrik. a. Komponen Resistor Resistor dibuat dari berbagai macam bahan, seperti arang, nikelin, lilitan kawat, pita, film metal film oksida metal, cermet, unsure karbon, dan sebagainya. Resistor dengan bahan unsure karbon adalah yang paling banyak dipakai di pasaran. Resistor-resistor yang dibuat oleh pabrik mempunyai harga bervariasi, mulai dari 0.47 Ω, 0.56 Ω, 1 Ω, 1 kΩ, 100 kΩ, 1 M, bahkan 22 M. sedangkan yang digunakan untuk tegangantinggi ada yang mencapai 106 MΩ. resistor ini terbuat dari elemen gelas semikonduktor dan sering dipakai pada detector radiasi dan electrometer (Sugri, 2004:20-21). b. Cara Kerja Resistor Resistor yang digunakan dalam elektronika dibedakan menjadi dua, yaitu resistor linear dan resistor nonlinear. Resistor linear bekerja sesuai dengan hokum ohm, yaitu V = I.R. jika nilai tahanannya semakin besar maka arusnya semakin kecil dan sebaliknya. Sedangkan resistor nonlinear adalah resistor yang tahanannya dapat berubah-ubah akibat pengaruh factor-faktor luar seperti fotoresistor, thermistor, dan sebagainya (Sugri, 2004:18). c. Fungsi resistor Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai berikut : 1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika. 2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika. 3. Berfungsi untuk membagi tegangan. 4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan bantuan transistor daan kondensator (kapasitor). http://rangkaianelektronika.info/pengertian-dan-fungsi-resistor/ 2013 3. Kapasitor Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. a. Sejarah Kapasitor Kapasitor pertama kali dibuat pada tahun 1745 oleh ilmuwan Jerman Ewald Georg von Kleist dan secara terpisah juga di buat oleh ilmuwan Belanda Pieter van Musschenbroek pada tahun 1746. Pieter van Musschenbroek membuat kapasitor pertamanya di universitas Leyden (University of Leyden) dan menamakannya sebagai kapasitor Leyden atau lebih dikenal dengan sebutan Leyden Jar. dedo helong https://www.academia.edu/4890577/Kapasitor 2013 b. Komponen Kapasitor Kapasitor memiliki struktur bahan yang berbeda dari komponen yang lain. Kapasitor terbuat dari plat metal yang dipisahkan oleh bahan dielektrik, seperti keramik, gelas, udara vakum, dan sebagainya. Ketika tegangan listrik diberikan pada kedua elektrodanya, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada elektroda yang satu dan muatan-muatan negative pada elektroda yang lain. Di dalam kapasitor terdapat bahan dielektrik yang menyebabkan muatan positif tidak bisa mengalir ke kutub negative dan sebaliknya (Sugri, 2004:30). c. Fungsi Kapasitor Kapasitor atau sering juga disebut kondensator berfungsi menyimpan tenaga listrik untuk sementara. Selain itu, kondensator juga dimanfaatkan untuk penapisan (filtering), penalaan (tuning), pembangkit gelombang bukan sinus, pengopelan sinyal dari satu rangkaian ke rangkaian lain, dan sebagainya (Sugri, 2004:29). Kapasitor adalah komponen elektronika yang sering digunakan sebagai penyearah arus, penahan arus searah, filter, dan lain-lain (Sugri, 2004:30). 4. Kumparan/Induktor a. Fungsi Induktor Dari pengertiannya bisa diambil kesimpulan bahwa fungsinya adalah wadah lahirnya gaya magnet; melipat tegangan; dan membangkitkan getaran. Dari fungsi ini kita bisa menggunakannya untuk memproses sinyal pd rangkaian berupa analog; menghilangkan dengungan (noise); pencegah intrusi frekuensi radio; komponen terpenting untuk membuat transformator; Alat filter pd rangkaian berupa power supply. emmy Salsabila.S 2013 http://femmy.web.id/femmyweb-induktor.html b. Komponen Kumparan/Induktor Kumparan/inductor dibuat dari kawat inductor yang dililitkan pada suatu inti yang terbuat dari bahan magnetis atau tanap inti (berinti udara) (Budiharto & Firmansyah, 2010:40). 5. Relay Relay adalah saklar (switch) elektrik yang bekerja berdasarkan medan magnet. a. Prinsip Kerja Relay Relay terdiri dari kumparan (coil), kontak relay dan lidah pegas. Ketika kumparan dialiri arus maka terjadi perubahan magnet di sekitar kumparan, sehingga besi lunak yang terdapat dalam inti kumparan (coli) berubah menjadi magnet dan berubah menjadi pegas sehingga kontak Normally Closed (NC). Jika arus diputuskan maka kumparan kehilangan arus maka sifat magnet pada besi lunak hilang dan tertarik oleh pegas sehingga kontak Normally Open (NO). http://digilib.polsri.ac.id/files/disk1/105/ssptpolsri-gdl-muhamadokt-52133-babii.pdf 2010 b. Fungsi Relay Transistor tidak dapat berfungsi sebagai switch (saklar) tegangan AC atau tegangan tinggi. Selain itu umumnya tidak digunakan sebagai switching untuk arus besar (>5 A). dalam hal ini penggunaan relay sangatlah tepat. Relay berfungsi sebagai saklar yang bekerja berdasarkan input yang dimilikinya. c. Keuntungan dan Kekurangan Relay Keuntungan Relay: - Dapat switch AC dan DC, transistor hanya switch DC - Relay dapat switch tegangan tinggi, transistor tidak dapat - Relay pilihan yang tepat untuk switching arus yang besar - Relay dapat switch banyak kontak dalam 1 waktu Kekurangan Relay: - Relay ukurannya jauh lebih besar daripada transistor - Relaytidak dapat switch dengan cepat - Relay butuh daya lebih besar disbanding transistor - Relay membutuhkan arus input yang besar (Budiharto & Firmansyah, 2010:47). 6. Saklar BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA