Uploaded by subaiahmarlina

TERMOKIMIA JADI

advertisement
ACARA III
TERMOKIMIA
I.PELAKSANAAN PRAKTIKUM.
a. Tujuan praktikum : - untujk pelajari perubahan energi pada reaksi kimia
- untuk mengukur perubahan kalor dengan percobaan yang
sederhana.
b. waktu praktikum
: Sabtu, 16 oktober 2010.
c. Tempat praktikkum : Laboratorium kimia lantai III FMIPA, Universitas mataram.
II. LANDASAN TEORI
Termokimia merupakan salah satu segi penting yang menghubungkan energi kalor
dengan bentuk energi lain yang dikanal sebagai kerja. Perpindahan energi dapat berubah
kalor (q) atau dalam beberapa bentuk lainnya yang secara keseluruhan disebut kerja (w).
Perpindahan energi berupa kalor atau kerja akan mempengaruhi jumlah keseluruhan
energi didalam sistem yang disebut energi dalam. Jumlah energi kalor (q) yang
dibutuhkan untuk mengubah suhu atau zat tergantung pada berapa besarnya suhu yang
harus diubah pada jumlah zatdan identitas. Kapasitas kalor adalah banyaknya energi kalor
yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu pada 1 garam zat sebesar 1oc (Petru cci, 1992:
172-174).
Kalor reaksi pada volume tetap adalah
dengan
yang
tidak
bergantung
pada perubahan volume. Maka sebaliknya jika reaksi endotermik, maka suhu sistemyang
akan turun sehingga dapat dihitung kalor yang akan turun sehingga dapat dihitung
kaloryang diserap oleh reasi (syukri, 1999:85-86).
Alat yang digunakan untuk mengukur perubahan kalor selama reaksi kimia adalah
kalorimeter. Teknik untuk penggunaannya dikembangkan oleh laudiser dan ahli kimia
lainnya dan telah diperbaiki. Dua metode termokimia eksperimen yang paling biasa
disebut kalorimeteri pembakaran dan kalorimeteri reaksi. Kalorimeteri pembakaran
mempunyai penyerapan yang meluas dengan senyawa organik yang kurang reaktif
terhadap reagensia selain oksigen atau yang menghasilkan lebih dari satu peroduk organik
dengan reagensia lain. Kalorimeteri reaksi dapat digunakan senyawa yang mudah bereaksi
dengan cukupm cepat pada temperatursedang tanpa pembentukan produk samping yang
tidak diinginkan, pada suatu kalorimeteri jenis pembakaran, reaksi berlangsung dalam
bilik reasi yang dibenamkan dalam air yang kuantitasnya diketahui dengan penimbangan
dalam suatu bejana yang terisolasi. Suatu acara untuk mengawali reaksi dalam bilik yang
tertutup rapat ini adalah dengan memanasi suatu kumparan kawat yang tidak bereaksi
dengan mengalirkan kelistrikan pada suhu tetap dalam suatu reaksi berlaku : untuk reaksi
dalam keadaan liquid dan solid gas dimana mol gas pereaksi sama dengan mol gas hasil
reaksi, sehingga persamaan menjadi (Achmad 1994:141).
III. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM.
a. Alat-alat Praktikum
1. Buret
2. cawan petri
3. Corong
4. gelas kimia 250 ml
5. Gelas ukur 50 ml
6. hot plate
7. kalorimeter
8. pipet tetes
9. Statif
10. stopwatch
11. Termometer
12. Timbangan analitik
b. Bahan-bahan praktikum.
1. Aquades
2. butiran zn 3-3,10 gr
3. Larutan Cu So4 0,5 m
4. larutan etanol
5. larutan Hcl 2m
6. Larutan NaoH 2,05m
7. Tisu
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penentuan tetapan kalorimeter

40 ml aquades dimasukkan kedalam kalorimeter dengan menggunakan gelas
ukur dan dicatat suhunya

40 ml aquades dipanaskam dalam gelas kimia dengan suhu 20 derajat diatas
suhu kamar dan dicatat suhunya

Air panas dicampurkan kedalam kalorimeter dan diaduk atau dikocok suhunya
diamati selama 10 menit dengan selang waktu I menit setelah pencampuran.

Setelah itu buat kurva pengamatan suhu Vs selang waktu untuk menentukan
harga penurunan suhu air panas dan penaikan suhu air dingin.
2. Penentuan kalor reaksi zn (s) + CuSO4 (aq)

20 ml larutan 0,5 m CuSo4 dimasukkan kedalam kalorimeter

Suhunya dicatat selama dua menit dengan selang waktu

3-3,10 gr butiran zn (ArZn=65,5) ditimbang dengan teliti.

Butiran Zn dimasukkan kedalam larutan CuSo4 atau kalorimeter.

Suhunya dicatat selang waktu 1 menit setelah pencampuran selama 10 menit.
menit
3. Penentuan kalor pelarutan etanol.

18 ml aquades dimasukkan kedalam kalorimeter suhu dicatat

Suhu air dalam kalorimeter diukur selama
2 menit dengan selang waktu
menit.

Suhu atanol diukur dalam buret, dimasukkan dengan tepat kedalam gelas ukur

Campuran dikocok dalam kalorimeter, suhu dicatat selama 4 menit dengan
selang waktu menit.

Diulangi percobaan untuk campuran lain, seperti pada tabel

 H Pelarutan hitung unntuk campuran lain seperti pelarutan permol etonol
pada perbandingan mol air : mol etanol.
4. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH

20 ml HCl 2 M dimasukkan kedalam kalori meter, suhu dicatat

Kedudukan termometer dicatat.

20 ml ml NaOH 2,05 M diukur, dicatat suhunya (diatur sedemikian rupa
sehingga suhunya sama dengan HCl)

Basa dicampurkan kedalam kalorimeter dan suhu campuran dicatat selama 5
menit dengan selang waktu ½ menit.

Grafik dibuat untuk mem,peroleh perubahan suhu akibat reaksi ini.

 H penetralan dihitung jika kerapaatan larutan 1,03 gr cm-3, dan kalor
jenisnya 3,96 J. Ge-1 K-1.
V. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir)
VI. ANALISIS DATA

Persamaan rekasi :
1
1. H 2 O ( e )  H 2 ( g )  O 2 ( g )
2
2. Zn( s )  CuSO4 (aq )  ZnSO4 (aq )  Cu ( s )
3. C 2 H 5 OH (aq )  H 2 O(e)  C 2 H 5 OH (aq )  H 2 O(e)
4. HCl (aq )  NaOH  NaOH (e)  NaCl ( s )  H 2 O(e)
1. PENENTUAN TETAPAN KALORIMETER
T1 = Suhu awal air dingin => 28,50C = 301,5 k
T1 = Suhu awal air panas => 500C = 32 k
T3 = Suhu akhiir campuran (rata-rata)
 T1  T2  T3  T4  T5  T6  T7  T8  T9  T10
10
311,1  311,3  311  311  311  310,9  310,5  310,3  310  309,9  309,5

10
305,9

 310,59 k
10
 Suhuyang diserap kalorimeter
To  T2  T1  323  301,5  21,5k
 T  Kenaikan suhu air dingin
 T3  T1  310,59  301,5  9,09k
 t  Penurunan suhu air panas
 T3  T2  310,59  323  12,41k    eksoterm
- q1 = Kalor yang diserap air dingin
= m.c.  T = 40 . 4,2. 9,09 = 1527,12 J
- q2 = Kalor yang dilepas air panas
= m.c.  t = 40 . 4,2 . 12,41 = 2084,88 J
- q3 = Kalor yang diserap kalorimeter
= q2 - q1 = 2084,88-1527 = 557,76 J
- K = tetapan kalorimeter
=> K =
q3
25,9 Joule

k
To
2. Penentuan kalor rekasi
-
T1 = suhu rata-rata CuSO4

-
T1  T2  T3  T4
303  303,5  304  304,5

4
4
1215

 303,75 k
4
T2 = Suhu rata-rata campuran

T  T2  T3  T4  T5  T6  T7  T8  T9  T10
10
304  306  309,1  312  314  314  314  314  313

10
3114,1

 311,41 K
10
-  T1 = T2+T1 => 311,41-303,75 = 7,66 K
- q4
= K.  T1 (kalor yang diserap kalorimeter)
= 25,94 x 7,66 => 198,7 J
- q5
= m.c  T1
= 20 x 1,14 x 3,5 x 7,66
= 611,27 J
- q6
= Kalor yang dihasilak oleh reaksi
= q4 + q 5
= 809,97 J
- Entalpi rekasi
 Hr =
=
q6
mol
809,97
809,97

20 x 0,5
10
 80,99 J/moll
3. Penentuan Kalor Pelarutan Etanol Dalam Air.
f. T air =
T1  T2  T3  T4
303  303  304  304

4
4

-
Tetanol = 280C = 301 K
-
 Tm
=
1214
 303,5 K
4
T air  T e tan ol
303,5  301

2
2
 302,25 K
-
 TA
= Rata-rata suhu campuran
T1  T2  T3  T4  T5  T61  T7  T8
8
307  307  307  307  307  307  307  307

8
 307 K

-
 T2
-
q7
=  TA+  Tm=>307-302,25=4,75 K
= Kalor yang diserap air
= m.c.  T2
= 18x4,2x4,75=>359,1 J
-
q8
= Kalor yang diserap etanol
= m.c.  T2
= 2299,7x1,92x4,75=>209,73 J
-
q9
= Kalor yang disera kalori meter
= K.  T2
= 25,94x4,75=>123,21 J
-
q10
= q 9  q8  q 7
= 123,21+207,73+359,1=>692,04 J
-
 T1
=
q10
23
46
=
692,04
692,04

23
0,5
46
 1384,08 J/mol
g. T air =
T1  T2  T3  T4
300  300  301  301

4
4

-
T etanol = 280c =301 K
-
 Tm
=
1302
 30,5 K
4
T air  T tan ol
300,5  301

2
2
=> 300,75 K
-
-
 TA
 T2
= Rat-rata suhu campuran
=
T1  T2  T3  T4  T5  T6  T7  T8
8
=
2437
 30462 K
8
=  TA-  Tm=>304,62-300,75
=>3,875  3,88 K
-
q7
= Kalor yang diserap air
= m.c.  T2
= 27x4,2x3,8=>439,99 J
-
q8
= Kalor yang diserap etanol
= m.c.  T2
= 25,94x3,88=>100,65 J
-
q10
= q9+q8+q7
= 100,65+113,98+439,99
= 654,62 J
-
 H2
=
q10
15,3
46
=
654,62
654,62

15,3
0,3
46
= 2182,07 J/mol
h. T air = T air =
T1  T2  T3  T4
300  300  301  301

4
4

-
T etanol = 280c =301 K
-
 Tm
=
1302
 30,5 K
4
T air  T tan ol
300,5  301

2
2
=> 300,75 K
-
-
 TA
 T2
= Rat-rata suhu campuran
=
T1  T2  T3  T4  T5  T6  T7  T8
8
=
2437
 30462 K
8
=  TA-  Tm=>304,62-300,75
=>3,875  3,88 K
-
q7
= Kalor yang diserap air
= m.c.  T2
= 27x4,2x3,8=>439,99 J
-
q8
= Kalor yang diserap etanol
= m.c.  T2
= 25,94x3,88=>100,65 J
-
q10
= q9+q8+q7
= 100,65+113,98+439,99
= 654,62 J
-
 H2
=
q10
15,3
46
=
654,62
654,62

15,3
0,3
46
= 2182,07 J/mol
i. T air =
T1  T2  T3  T4
302  302  302  302

4
4

1208
 302 K
4
-
Tetanol = 28,50C = 301,5 K
-
 Tm
=
-
 TA
= Rata-rata suhu campuran
302  301,5 603,5

 301,75 K
2
2
T1  T2  T3  T4  T5  T61  T7  T8
8
304  304,1  3304,1  304,1  304,5  304,5  304,5

8
2434,3

8
 304,29 K

-
 T2
=  TA -  Tm => 304,29 - 301,75=2,54  2,5 K
-
q8
= m.c.  T2
= 0,793x4,8x1,92x2,5
= 18,24 J
-
q7
= m.c.  T2
= 4,5 x 4,2 x 2,5
= 472,5 J
-
q9
= k.  T2
= 25,94x2,5 = 64,85 J
-
q10
= q 9  q8  q 7
= 64,85 +18,24+427,5
= 555,59 J
-
 H6
=
q10
3,8
46
=
555,59
 6944,87 J/mol
0,08
Tabel Pelarutan Etanol Dalam Air
Volume (cm3)
Air
etanol
18
29
27
19
36
14,5
36
11,6
36
5,8
45
4,8
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Massa (g)
air
etanol
18
23
27
15,1
36
11,5
36
9,2
36
4,6
45
3,8
 Tm
 TA
 T2
∆H/mol
307
300,75
300,87
301,25
301,7
301,75
307
304,62
306
304,64
305
304,29
4,75
3,88
5,13
3,39
3,3
2,5
1384,08
2182,07
4237,9
3311,65
6137,02
6944,87
4. Penentuan Kalor Penetralan HCl NaOH
-
T1 = THCL = TNaOH = 30oC => 303 K
T2 = Tcampuran (suhu rata-rata campuran)
T1  T2  T3  T4  T5  T6  T7  T8  T9  T10
10
321  323  323,5  323,5  323  322,9  322,8  322,5  323  321,9

10
3227,1

10
 322,71 K

-
 T3
= T2 – T1 => 322,71 – 303 = 19,71 K
-
q11
= kalor yang diserap larutan
Mol air
Mol etanol
2
5
7
10
20
30
= m.c.  T3
= 41,2 x 3,96 x 19,71 x => 3215,72 K
- q12
= kalor yang diserap kalorimeter
= k.  T3
= 25,94 x 19,71
= 511,28 K
- q13
= kalor yang dihasilkan reaksi
= q11+ q12
= 3215,72 + 511,28
= 3727 K
- Kalor Penetralan
-
 Hn
=
q13
0,04
=
3727
 93175 J/mol
0,04
VII. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis dat adan pada praktikum yang dilakukan, diketahui bahwa
pencampuran larutan terjadi rekasi kiamia denga adanya perubahan energi dalam wujud
perubahan kalor. Ada rekasi yang melepas dan yang ada menyerap energi.
Pada percobaan pertama yakni menentukan ketetapan kalori meter percobaan ini
berdasarkan pada Azas Black, kalo ryang dilepaskan kalori meter suhuny alebih tinggi sama
dengan kalor yang diserap kalorimeter yang suhunya lebih rendah saat pencampuran. Pada
percobaan ini, air panas dan air dingin dicampurkan dalam kalori meter. Kemudian air dingin
menyerap kalor dari air panas sehingga terjadi penurunan suhu terbesar -12,41 K, pada air
panas sehingga pada percobaan ini didapatkan tetapan kalori meter (k) sebesar 25,94 j/k, hal
ini terjadi karena air dingin mengalami kenaikan suhu nilai negatif (-) dan panas air panas
mengalami pelepasan kalor (eksoterm). Pada kalori meter juga akan mendapatkan kalor.
Pada percobaan kedua yakni penentuan kalor rekasi Zn (s) +CuSO4 (q). Dalaa
percobaan ini, Zn berbentuk butiran dan CuSO4 dalam larutan. Warna larutan CuSO4 adalah
biru, kemudian dimasukkan kedalam kalori meter dan dikocok, mengalami perubahan warna
menjadi biru tua. Suhu CuSO4 mengalami kenaikan sebanyak 0,50c dalam selang waktu ½
menit. Setelah itu dimasukkan butiran Zn dan kemudian dikocok dalam kalori meter. Suhu
campuran CuSO4 dan Zn mengalami kenaikan dan penurunan dengan nilai yang tidak tetap.
Akibatnya warna larutan CuSO4 berubah menjadi abu-abu, pada permukaan atasnya dan pad
apermukaan bawah/dasar berwarna kecoklatan dan butiran Zn mengecil. Pada percobaan ini
didapatkan reaksi entalpi sebesar 80,997 j/mol.
Pada percobaan ketiga yakni pencampuran etanol dalam air. Etanol dicampurkan
dengan air dalam kalori meter dan kemudmian dicatat suhunya. Perbedaan suhu antara suhu
aquadis, suhu etanol dan suhu pencampuran tidak terlalu besar, berarti hal ini etanol mudah
larut dalam air. Diketahui bahwa penaikan  H tetapi pada volume aquade 36 mil dan volume
etanol 11,6.  H mengalami penurunan. Penaikan dan penurunan suhu ini seharjusnya tidak
terjadi, seharusnya hanya ada penaikan suhu saja. Pada saat volume aquades 36 mil dan
volume etanol 5,80,  H mengalami kenaikan.
Pada percobaan keempat yakni paenetralan HCl dengan NaOH. Setelah pencampuran,
suhu mengalami penaikan terus menerus. Suhu HCl tidak sama dengan NaOH, seharusnya
mha l ini tidak terjadi karena mengalami kesalahan dalam percobaan akibat adanya sisa
senyawa atau kesalahan saat penurunan. Pada percobaan HCl yaitu 550c sedangkan NaOH
sebesar 300c. Pada percobaan ini didapatkan kalor penetralan sebesar 93175 j/mol. Pada luar
sistem dalam reaksi penetralan ini terasa panas. Hal ini diakibatkan karena suhu campuran
dan gerakan partikel acak dan terjadi terjadi perubahan warna keabu-abuan.
VIII. PENUTUP
a. Kesimpulan
1. untuk mengukur perubahan kalor sebagai hasil rekasi kimia depan diukur
dengan menggunakan kalori meter.
2. reaksi kimia salah satunya ditandai oleh perubahan kalor dari larutan-laru8tan
yang beraksi.
3. apabila volume air lebih besar dari volume etanol maka akan terjadi perubahan
kalor maksimum yang disebut kalor pelarutan
4. suhu pada campuran akan mencapai titik kesetabilan jika kalor yang
dilepaskan lauratan, sama dengan jumlah dengan kalor yang diserap larutan
lainnya.
b. Saran
1. untuk praktikum selanjutnya agar lebih memperhatikan kebersihan alat dan
ketelitiuan dalam membaca skala termometer
2. Praktikan agar lebih teliti dalam mencatat dan menghitung data.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, dkk. 1995. Ilmu Kimia. Surabaya : Kenadang Sari.
Petrucci, Ralp.H.1992. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Syukri, 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB.
Download