Uploaded by User76594

1710312220030 Noor Laila Sari UAS MSC 2020

advertisement
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2019/2020
Nama
: Noor Laila Sari
Nim
: 1710312220030
Mata Kuliah
: Manajemen Strategis (Kelas C)
Hari/ Tanggal
: Kamis 14 Mei sd Minggu 17 Mei 2020
Sifat Ujian
: Buka Buku (Utama P & R dan HIH)
Dosen Penguji
: Dr. Suyatno, SE., M.Si.
Tanda Tangan
:
Bagian Soal 1
1.
Studi dan praktek Manajemen Strategis dikenal istilah Pendekatan Teori ResourceBase-Value (RBV), jelaskan apa itu RBV dan jelaskan pula apa hubungannya dengan
Competitive Advantage Berkelanjutan (Continous Competitive Advantage)?
Answer:
Menurut Khotimah (2017, p. 52) competitive advantage yang bergantung pada
sumberdaya bisnis yang memiliki karakteristik valuable, rare, inimitable, dan
nonsubstitutable disebut dengan teori RBV (Resources-Based View). Paulus &
Murdapa (2016, p. 216) menambahkan bahwa penjelasan dari manajemen sumberdaya
internal bisnis merupakan dasar dari teori RBV. Penelitian yang dilakukan Muharam
(2017, p. 94) ditemukan bahwa melalui RBV, suatu bisnis dapat menentukan
sumberdaya tangible dan intangible, serta mempertahankan competitive advantage atas
pesaing, sehingga apabila bisnis mampu bertahan dalam competitive advantage
berkelanjutan yang kemudian disebut dengan continous competitive advantage, dapat
diidentifikasi bahwa bisnis tersebut memiliki sumberdaya yang berada di atas pesaing.
1
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
Bagian Soal 2
2.
Apa yang dimaksud Business Strategy Core Competence (BSCC)? (Kada nemu, kada
yakin sama jawabannya)
Answer:
Business Strategy Core Competence (BSCC) atau yang dalam bahasa Indonesia
disebut dengan strategi bisnis: kompetensi inti, menurut Drejer (2002, p. 64)
mengungkapkan pengembangan atas competence diperlukan untuk memahami strategy
business, strategi tersebut adalah tentang di mana terjadi persaingan sebagai dasar atas
core competence. Petts (dalam (Enginoğlu & Arikan, 2016, p. 121)) mengungkapkan
bahwa core competence dalam business environment penting untuk mencapai
competitive advantage. Menurut Campbell, Edgar, & Stonehouse (2011, pp. 21-50)
competitive advantage didefiniskan sebagai keseluruhan strategy business. Jerab,
Alper, & Baslar (2011, p. 3) dalam penelitiannya memaparkan bahwa core competence
bersifat fleksibel sehingga apabila bisnis berkembang dan menghadapi situasi baru,
maka core competencenya perlu mengikuti perkembangan bisnis, sebab core
competence pada dasarnya merupakan sumber kekuatan dari business strategy pada
unit bisnis.
3.
Apa yang dimaksud Core Competence?
Answer:
Menurut Prahalad (dalam (Dewi, Wiratmadja, & Arijanto, 2014, p. 131)),
competence dasar bisnis yang berperan dalam membentuk pusat formulasi strategi
competitive advantage disebut dengan core competence. Definisi lain diungkapkan oleh
Vonna & Nurendra (2018, p. 71) yang menyatakan bahwa setiap bidang keahlian dan
informasi yang dipertukarkan oleh unit bisnis sebagai hasil konvergensi yang bertujuan
untuk menyelaraskan competencies masing-masing unit bisnis merupakan core
competence. Lebih lanjut, Teguh & Devie (2013, p. 2) memaparkan bahwa apabila
suatu competence mampu mendiferensiasikan bisnisnya atas strategi pesaing, maka
competence tersebut dapat didefinisikan sebagai core.
2
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
4.
Bagaimana terbentuknya Core Competence?
Answer:
Rizal R (1999, p. 47) memaparkan bahwa core competence dapat terbentuk
dalam persaingan melalui beberapa fase, sebagai berikut:
1) Fase pertama, yaitu melakukan pengolahan dan pengaksesan atas skills dan
technology dengan maksud persaingan unit bisnis memperoleh atau
mengintegrasikan skills
dan technology untuk menciptakan
core
competence.
2) Fase kedua, yaitu melibatkan aliansi atas competence, pada fase
pembentukkan competence ini, kekuatan tidak datang dari luar bisnis, tetapi
dari penggunaan pengalaman competence dalam berbagai implementasi.
3) Fase ketiga, yaitu memaksimumkan pangsa core product, di mana core
terjadi akibat intermediate atas core product (atau core platform dalam jasa)
di antara core competence dan final product, pada fase ini unit bisnis
menyalurkan core product yang dimiliki ke unit bisnis lain dalam pasar
OEM (Original Equipment Manufacturer) sehingga tercapai virtual market
share.
4) Fase keempat, yaitu memaksimumkan pangsa final product, di mana unit
bisnis telah menguasai seluruh competence yang dimilikinya, karakteristik
pada tahap ini adalah ownership atas brand dan OEM dari unit bisnis.
Bagian Soal 3
5.
Apa yang dimaksud Budaya Organisasi sebuah perusahaan? Jelaskan.
Answer:
Batemann & Snell (2008, p. 84), mendefinisikan budaya organisasi sebagai
kumpulan asumsi dasar mengenai organisasi dan tujuan serta kegiatan yang dipahami
oleh semua anggota perusahaan. Menurut Gultom (2014, pp. 176-177) budaya
organisasi diciptakan oleh komunitas individu yang memiliki tujuan, prinsip dan nilai
yang sama, sehingga pengaruhnya terhadap produktivitas dapat dievaluasi, di mana
budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan efisiensi kinerja anggota perusahaan
dan mengarah pada kepuasan anggota perusahaan. Budaya organisasi seperti yang
3
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
dijelaskan oleh Sutrisno (2010, pp. 230-231) bersifat dinamis kompleks dan berubah
mengikuti lingkungan, ia menjelaskan lebih lanjut, kehadiran budaya organisasi yang
kuat akan menentukan keberhasilan perusahaan, yaitu sebagai kumpulan standar yang
digunakan sebagai pedoman anggota dan pemimpin organisasi dalam perusahaan.
6.
Apabila pendiri dan Boards Directors suatu perusahaan sepenuhnya atau setidaknya
mayoritas dikuasai orang suku Banjar yang kental dengan Budaya Islami menurut
saudara bagaimana budaya perusahaan tersebut dikembangkan? Jelaskan.
Answer:
Pendiri merupakan pemilik perusahaan, sedangkan boards director menurut
Hanas (2009, pp. 36-37) adalah perwakilan stakeholder yang terkait dengan
manajemen perusahaan serta membuat keputusan penting. Budaya organisasi
didefinisikan Nawawi (dalam (Widuri & Paramita, 2017, p. 128)) sebagai pedoman
perilaku yang berisi penyebaran nilai dan keyakinan yang dikembangkan anggota
organisasi dalam menjalankan kegiatan organisasi. Gea (p. 129) menambahkan, dengan
penerapan budaya organisasi yang jelas maka anggota memahami kewajiban serta
batasan perilaku dalam organisasinya.
Diasumsikan pendiri dan boards directors suatu perusahaan sepenuhnya atau
setidaknya mayoritas dikuasai suku Banjar yang kental dengan budaya Islami sehingga
dipertanyakan bagaimana budaya perusahaan tersebut dikembangkan. Perilaku anggota
organisasi pada dasarnya harus mengikuti ketetapan peraturan yang berkembang dalam
organisasi, ketetapan peraturan harus dipatuhi dan dijalankan sebagai pedoman perilaku.
Sehingga dengan asumsi demikian perusahaan tersebut akan berkembang dengan
perdoman dalam budaya suku Banjar yang Islami sebab keputusan pendiri dan boards
directors tidak akan bertentangan dengan budaya yang telah diyakini sebelumnya,
selain itu, pendapat mayoriyas juga ikut berperan.
7.
Apa yang dimaksud Entrepreneurship dan Intrapreneurship? Jelaskan.
Answer:
Entrepreneurship, menurut Nuhaida (2016, pp. 147-148) merupakan campuran
dari imajinasi, kecerdikan, serta kesediaan dalam mengambil tantangan melalui kerja
keras yang bertumbuh dalam bisnis. Pendapat lain dikemukakan oleh Coulter (dalam
(Purnomo, 2010, p. 68)), yang berpendapat bahwa entrepreneurship merupakan
4
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
mekanisme di mana seseorang atau komunitas individu memanfaatkan upaya yang
terkoordinasi dalam upaya penciptaan peluang yang menghasilkan nilai yang
memuaskan pelaku melalui kreativitas dan individualitas, di mana pelaku tidak
bergantung pada sumber daya yang berada di bawah kendali.
Zahra (dalam (Ernawan & Wahidin, 2017, p. 31)) mendefinisikan
intrapreneurship
sebagai
praktik terstruktur
atau informal
yang bertujuan
mengembangkan bisnis baru melalui kreativitas dalam produk, proses, serta inovasi
industri. Riswara & Kurniawan (2015, p. 70) menambahkan, bahwa bisnis yang
berfokus pada strategi corporate intrapreneurship akan membantu bisnis berjalan
dengan baik di masa depan.
8.
Apa yang dimaksud Invention dan Innovation? Jelaskan.
Answer:
Maryati & Suryawati (2001, p. 15) menjelaskan bahwa invention merupakan
elemen budaya baru yang diciptakan atas perpaduan atau penataan ulang elemen
budaya lama yang sudah ada sebelumnya. Pendapat lain, diungkapkan oleh Lestari
(2019, p. 16), yang menjelaskan bahwa semua hasil kreatif yang diciptakan dalam
bentuk baik produk maupun teknologi baru yang kemudian disalurkan pada pasar
disebut dengan invention. Lebih lanjut, Joyosumarto (2018, p. 219) menyatakan bahwa
hasil kreatif dari proses invention tersebut belum tentu dibutuhkan.
Saper, Mahalie, Nurrahmi, Elmansyah, & dkk (2018, p. 344) menjelaskan
bahwa concepts, goods, incidents, dan approaches yang diidentifiikasi baru bagi
seseorang atau sebagian orang merupakan definisi dari innovation, di mana innovation
tersebut berfungsi sebagai problem solver. Cooper (1986, p. 132) mengidentifikasi tiga
fase utama untuk mengelola siklus hidup innovation, yaitu: competitiveness, adoption,
dan capitalisation.
9.
Apa saja Innovation yang seharusnya kita fahami dan kita hayati serta berharap dapat
berpartisipasi dalam Innovation sebuah perusahaan? Jelaskan.
Answer:
Menurut Pearce & Robinson (2013, p. 417) bahwa semua upaya untuk
mengubah ide menjadi manfaat disebut dengan inovasi. Maulana & Alamsjah (2013,
pp. 49-50) berpendapat bahwa inovasi memberikan kontribusi apabila memasukkan
5
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
value pada produk dengan memperhitungkan manfaat bagi stakeholder-nya, yang
bertujuan untuk mengatasi masalah dan mencari peluang bagi perkembangan
perusahaan.
Hal tersebut berkaitan dengan pendapat Hitt, Ireland, & Hoskisson (2001, p.
221) yang memaparkan pelanggan lebih cenderung bertahan pada perusahaan yang
melakukan inovasi, sebab dalam sebuah produk terdapat siklus hidup, perusahaan yang
tidak mampu melakukan inovasi, tidak akan mampu juga mempertahankan
pelanggannya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan memerlukan
anggota organisasi perusahaan (karyawan) untuk ikut turut serta dan berpartisipasi
dalam inovasi sehingga perusahaan dapat bersaing dan berkembang dalam bisnis.
Inovasi yang demikian sudah seharusnya difahami serta dihayati sehingga tujuan
perusahaan dapat diwujudkan.
10.
Apa perkaitan atau hubungan antara budaya perusahaan dan inovasi perusahaan yang
saudara(i) fahami? Jelaskan.
Answer:
Sutrisno (2018, p. 1) mendefinisikan budaya perusahaan sebagai kumpulan nilai,
kepercayaan, kriteria atau harapan yang telah ada sejak lama, ditetapkan oleh anggota
perusahaan sebagai pedoman untuk mengatasi masalah bisnis. De Jong & Kemp
(dalam (Prayudhayanti, 2014, p. 5)) mendefinisikan inovasi sebagai semua tindakan
manusia yang ditujukan untuk bisnis berkaitan dengan implementasi dan penyebaran
konsep baru yang memiliki manfaat. Melalui teori market-based view, Trott (dalam
(Hamali, 2014, p. 314) menganggap bahwa inovasi perusahaan dipengaruhi oleh
kondisi pasar yang dapat berperan sebagai fasilitator atau sebagai penghambat kegiatan
inovasi.
Budaya perusahaan dan inovasi perusahaan memiliki hubungan yang saling
berkaitan dalam kegiatan organisasi. Hendrawan (2019, p. 64) mengidentifikasi pihak
manajemen untuk memastikan bahwa budaya perusahaan tidak dapat terpisahkan dari
inovasi sehingga inovasi dalam perusahaan dapat dipahami dengan lebih baik dalam
organisasi. Hal ini, menurut Parashakti, Rizki, & Saragih (2016, p. 4) disebabkan
budaya perusahaan berpengaruh untuk menyokong pengembangan inovasi anggota
perusahaan. Wallace, & dkk (dalam (Prayudhayanti, 2014, p. 5)) mengungkapkan
6
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
innovative behavior merupakan bagian penting dalam persiapan daya saing, sehingga
budaya perusahaan dengan lingkungan perusahaan yang positif dapat dikembangkan.
Banjarmasin, 17 Mei 2020
Noor Laila Sari
171031220030
7
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
REFERENCES
Batemann, T. S., & Snell, S. A. (2008). Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam
Dunia yang Kompetitif. Jakarta: Salemba Empat.
Campbell, D., Edgar, D., & Stonehouse, G. (2011). Business Strategy: An Introduction (3 ed.).
London: Red Globe Press.
Cooper, R. (1986). Winning at New Product. Reading, MA: Addison-Wesley.
Dewi, R., Wiratmadja, I., & Arijanto, S. (2014). Identifikasi Current & Needed Core
Competencies PTS X*. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, 2(3), 130-139.
Retrieved
5
14,
2020,
from
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaintegra/article/view/546/771.
Drejer, A. (2002). Strategic Management and Core Competencies: Theory and Application
(Illustrated ed.). Westport: Greenwood Publishing Group.
Enginoğlu, D., & Arikan, C. (2016). A Literature Review on Core Competencies. International
Journal of Management (IJM), 7(3), 120–127. Retrieved 5 14, 2020, from
http://www.iaeme.com/IJM/issues.asp?JType=IJM&VType=7&IType=3.
Ernawan, Y., & Wahidin, N. (2017). Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Jiwa
Intrapreneurship Terhadap Kinerja Karyawan (Penelitian Pada Karyawan Senior Staff
PT. Indo-Rama Synthetics Tbk). Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 7(1), 26-40.
doi:10.34308/eqien.v4i1.52.
Gultom, D. K. (2014). Pengaruh Budaya Organisasi Perusahaan dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Tbk Medan. Jurnal
Manajemen & Bisnis, 14(2), 176-184. doi:10.30596/jimb.v14i2.194.
Hamali, S. (2014). Pengaruh Inovasi Terhadap Kinerja Bisnis pada Industri Kecil Pakaian Jadi
Kota Bandung. Sustainable Competitive Advantage (SCA), 4(1), 311-323. Retrieved 5
15, 2020, from http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/686/719.
Hanas, A. (2009). Pengaruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan Komite Audit Terhadap
Good Corporate Governance. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatullah.
Retrieved
5
17,
2020,
from
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/11522/1/AZWAR%20HAN
AS-FEB.pdf.
8
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
Hendrawan, M. R. (2019). Manajemen pengetahuan. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Hitt, M. A., Ireland, R. D., & Hoskisson, R. E. (2001). Manajemen Strategis: Daya Saing &
Globalisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Jerab, D., Alper, M., & Baslar, A. (2011). The Impact of Core Competencies on Competitive
Advantages & Success in Istanbul Tourists Companies. SSRN Electronic Journal, 1-14.
doi:10.2139/ssrn.1813163.
Joyosumarto, S. (2018). BANKIR Kepemimpinan Lembaga Perbankan Abad ke 21. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Khotimah, K. (2017). Pandangan Berbasis Sumber Daya (RBV) dalam Pembahasan Organisasi
Ekonomi. Future: Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 5(1), 49-64. Retrieved 5 14, 2020,
from http://jurnal.uniyap.ac.id/index.php/future/article/view/297/262.
Lestari, E. R. (2019). Manajemen Inovasi: Upaya Meraih Keunggulan Kompetitif. Malang:
Universitas Brawijaya.
Maryati, K., & Suryawati, J. (2001). Sosiologi: Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Maulana, A. E., & Alamsjah, F. (2013). Indonesian Top CES Wisdom. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Muharam, D. (2017). Penerapan Konsep Resources-Based View (RBV) dalam Upaya
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Perusahaan. Jurnal Ilmu Administrasi, 14(1),
82-95. doi:10.31113/jia.v14i1.4.
Nuhaida, T. (2016, Desember). Pengembangan Sikap Enterpreneurship dan Intrapreneurship
sebagai Motor Penggerak Ekonomi Bangsa. Jurnal ilmiah Politeknik Mandiri Bina
Prestasi,
5(2),
147-151.
Retrieved
5
15,
2020,
from
https://www.politeknikmbp.ac.id/karya-ilmiah/category/40-volume-52.html?download=160:pengembangan-sikap-entrepreneurship-dan-intrapreneurshipsebagai-motor-penggerak-ekonomi-bangsa.
Parashakti, R. D., Rizki, M., & Saragih, L. (2016). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional
dan Budaya Organisasi terhadap Perilaku Inovatif Karyawan (Studi Kasus di PT. Bank
Danamon Indonesia). Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 9(2), 81-96.
doi:10.20473/jmtt.v9i2.3015.
9
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
Paulus, A., & Murdapa, P. (2016). Pemanfaatan Teori Resource-Based View pada Ritel
Minimarket: Implikasinya Terhadap Strategi dan Keunggulan Bersaing. Jurnal Riset
Ekonomi dan Manajemen, 16(2), 215-224. doi:10.17970/jrem.16.160204.ID.
Pearce, J. A., & Robinson, R. B. (2013). Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian. Buku 1. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Prayudhayanti, B. N. (2014). Peningkatan Perilaku Inovatif melalui Budaya Organisasi. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, 15(2), 19-32. doi:10.30659/ekobis.15.2.19-32.
Purnomo, M. (2010, Agustus). Perspektif Definisi Entrepreneurship. Jurnal Bisnis Indonesia,
1(2),
66-81.
Retrieved
from
https://www.researchgate.net/publication/313433640_PERSFEKTIF_DEFINISI_ENT
REPRENEURSHIP.
Riswara, D. V., & Kurniawan, J. E. (2015). Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional
pada Atasan Langsung terhadap Perilaku Intrapreneur Karyawan di PT “X”. Jurnal
Entrepreneur dan Entrepreneurship, 4(1 dan 2), 69-80. Retrieved 5 15, 2020, from
https://journal.uc.ac.id/index.php/JEE/article/view/249.
Rizal R, A. (1999). Kompetensi Inti (Core Competence) dalam Organisasi Bisnis. Gema
Stikubank(1999: Edisi 31 Oktober 1999), 41-49. Retrieved 5 14, 2020, from
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/gema/article/view/2079.
Saper, N. b., Mahalie, S., Nurrahmi, H., Elmansyah, & dkk. (2018). Proceeding International
Conference on Guidance and Counseling 2017 (ICGC"17): Multicultural Guidance &
Counseling. Pontianak: Elmans' Institute.
Sutrisno, E. (2010). Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana.
Sutrisno, E. (2018). Budaya Organisai. Jakarta: Prenada Media.
Teguh, E., & Devie. (2013). Analisa Pengaruh Core Competencies Terhadap Keunggulan
Bersaing dan Kinerja Perusahaan. Business Accounting Review, 1, 1-12. Retrieved 5 14,
2020,
from
http://publication.petra.ac.id/index.php/akuntansi-
bisnis/article/view/853/749.
Vonna, R., & Nurendra, A. (2018). Penyusunan Core Competency pada Perusahaan Berbasis
Nilai Keislaman. Journal of Psychological Research, 4(2), 68-77. Retrieved 5 14, 2020,
from https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/schema/article/view/4166/3006.
10
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen
Widuri, R., & Paramita, A. (2017). Analisis Hubungan Peranan Budaya Perusahaan Terhadap
Penerapan Good Corporate Governance pada PT Aneka Tambang Tbk. Journal The
WINNERS, 8(2), 126-138. doi:10.21512/tw.v8i2.735.
11
Download