Praktikum Mesin-Mesin Listrik PRAKTIKUM II TRANSFORMATOR HUBUNGAN SINGKAT 1. 2. 3. TUJUAN Menentukan konstanta hubung singkat : R1dan X1 Menggambarkan rangkaian ekivalen ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN Power Supply 189 Transformator Tainer TT 179 Transformator Dissectable TT179 Kabel Penghubung TEORI DASAR Dengan pengukuran tegangan Vhs, arus Ihs, dan daya Phs, akan dapat dihitung parameter : Rek Z ek Phs I hs 2 Vhs Rek jX ek I hs X ek Z ek2 Rek2 Rangkaian pengujian transformator hubung singkat yang disederhanakan seperti diperlihatkan pada gambar berikut : A W V A Short Circuit Test Gambar 3.1. Rangkaian Pengujian Transformator Hubung Singkat Yang Disederhanakan Gambar 3.3.1 Rangkaian Pengujian Transformator Hubung Singkat yang Disederhanakan II-1 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik Pengertian dari hubung singkat merupakan impedansi beban ZL diperkecil menjadi nol, sehingga hanya impedansi Zek = Rek + jXekyang membatasi arus. Karena harga Rek dan Xek ini relatif kecil, harus dijaga agar tegangan yang masuk (Vhs) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal. Harga I0 akan relatif kecil bila dibandingkan dengan arus nominal, sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan. rangkaian ekivalen dari percobaan hubung singkat diperlihatkan seperti pada gambar 2 berikut ini, dengan mengabaikan rugi-rugi intinya. 2 2 T1 T1 R2 X 2 T2 T2 2 T R1’ = R1 + 1 R2 T2 2 T X1’ = X1 + 1 X 2 T2 Rangkaian ekivalen dapat digunakan untuk percobaan yang dianggap ideal.Suatu trafo ideal tidak terdapat adanya rugi-rugi (losses) yaitu pada belitannya tidak mempunyai tahanan ohmic sehingga tidak terdapat magnetik bocor dan tidak ada I2.R serta rugi-rugi inti trafo ideal ini secara praktis tidak memungkinkan dapat di realisasikan. T1 T2 T1 T2 Gambar 2. Rangkaian Ekivalen Percobaan Hubung Singkat Gambar 3.3.2. Rangkaian Ekivalen Percobaan Hubung Singkat II-2 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik Dengan R1 adalah elemen ressistansi total dengan membawa elemen rangkaian sekundernya ke primer. Dan X1 adalah elemen reaktansi total dengan membawa elemen reaktansi sekunder ke primer. R1 dan X1diperoleh dengan cara sebagai berikut : P1 = I12 R1 Maka R1 = P1 I1 … (1) Impedansi total : Z1 = V1 I1 R1 2 X 1 2 … (2) Sehinga : X1 = Z1 2 R1 2 … (3) Pengukuran Hubung Singkat Hubung singkat berarti impedansi beban ZL diperkecil menjadi nol sehingga hanya impedansi Zek = Rek + jXek yang membatasi arus. Karena harga Rek dan Xek ini relatif kecil, harus dijaga agar tegangan masuk (Vh.s) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal. Hingga Io akan relative kecil bila dibandingkan dengan arus nominal, sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan. Pada pengukuran ini, yang dihubung singkat adalah kumparan yang mempunyai tegangan rendah ( perhatikan gambar 3.1.3) P X ek Rek W I sc V Gambar 3.3 Gambar 3.3.3 II-3 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik A Praktikum Mesin-Mesin Listrik Hasil pengukuran ini diperoleh : Req1 Z ek1 Z eq1 Wsc I1sc 2 Vsc sc I1sc R X 2 2 eq1 eq1 Wsc Vsc I1sc Cos sc Dimana : Req1 = hambatan ekivalen patokan primer Xeq1 = reaktansi ekivalen patokan primer Zeq1 = impedansi ekivalen patokan primer Vsc = jatuh tegangan pada kumparan primer dan sekunder Wsc = power cooper loos kumparan primer dan sekunder Power cooper loos kumparan primer dan sekunder berturut – turut adalah : (Pcu)1 = (I1)sc2R1 (Pcu)2 = (I2)sc2R2 Dengandemikian power cooper loos total adalah : Wsc = Pcu = (Pcu)1 + (Pcu)2 = (I1)sc2 . R1 + (aI1sc)2 . R2 = (I1)sc2 . (R1 + a2 . R2) Wsc = Pcu = (I1)sc2 . (Req)1 (I1)sc2 = Wsc Req1 Oleh karena (I2)sc = a (I1)sc, maka Wsc dapat juga ditulis : Wsc = Pcu = I2sc2 (Req)2 Dengan tegangan primer tetap dan tegangan sekunder berubah – ubah, persentase regulasi dapat juga dihitung : % Regulasi = % Isc . Req1 . Cos θ ± % Isc .Xeq1 .Sin θ + %.I . X eq1 .Cos %I sc .Req1 .Sin 2 sc 200 II-4 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik Dimana : Tanda (+) untuk power factor lagging Tanda (–) untuk power factor laeding % Isc2.Req1 = % Isc.Zeq1 = % Isc.Xeq1 = Wsc 100 KVA Rated Vsc V primer rated %.I 100 .Z eq1 %.I sc .Req1 100 2 sc 2 Hal – hal yang perludiperhatikanpadapengukuranhubungsingkatadalah: a. Tegangan yang diberikanpadakumparan primer (tegangantinggi) diambil 5% daritegangannominalnya. b. Arus hubung singkat sama dengan arus beban penuh kumparan primer dan sekunder. c. Power cooper loos akanterbaca 3% dari cooper loos trafo. Catatan : total cooper loos = (I1)bp2 . Req1 = (I2)bp2 . Req2 Transformator atau trafo adalah bagian dari peralatan static (stasioner) dengan menggunakan daya listrik pada suatu rangkaian yang di transformasikan ke daya listrik pada rangkaian lain dengan frekuensi yang sama prinsip kerjanya berdasarkan induksi bersama antara dua rangkaian yang dihubungkan secara fluksi magnetik. Transformator pada prinsip induksi elektrimagnetik, mentransformasikan tegangan dan arus bolak-balik (AC) antara dua belitan atau lebih pada frekuensi yang sama besar . Pada trafo terdiri dari lilitan induktif yang terpisah secara listrik tetapi terhubung secara magnetik melalui lintasan magnetik pada induktansi rendah. Dimana pada masing-masing lilitan mempunyai induktansi bersama yang tinggi (M).Koefisien induktansi bersama antara dua lilitan didefisinikan sebagai weberlilitan pada satu lilitan disebabkanoleh arus sutu amper pada lilitan lainnya. Elemen utama suatu trafo terdiri dari dua lilitan (belitan) yaitu lilitan sisi primer sebagai input trafo dan lilitan sisi sekunder sabagai output trafo. Dimana masing-masing sisi lilitan mempunyai induktansi bersama dan inti yang terdiri II-5 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik dari lapisan-lapisan lempengan baja pada masing-masing sisi isolasi terhadap satu sama lainnya. Pada semua tipe trafo, inti terbuat dari lapisan-lapisan lempeng baja guna mendapatkan kontinuitas lintasan magnetik dengan celah udara yang minimum. Baja yang digunakan dengan kadungan silikon tinggi untuk mendapatkan permeabilitas tinggi dan rugi-rugi (susut) yang rendah Susut arus eddy dapat di minimisasi dngan cara membuat lapisan-lapisan lempeng baja pada inti. Tebal lempengan lapisan baja pada inti bervariasi dari 0,35 mm untuk frekuensi 50 Hz hingga 0,50 mm untuk frekuensi 25 Hz. Dua belitan dikatakan mempunyai induktansi bersama 1 Henry, jika arus satu amper mengalir pada satu lilitan menghasilkan fluksi lingkupsebesar 1 wbrlilit pada lilitan lainnya. Bila suatu lilitan dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik maka fluksi magnetik timbul pada lapisan-lapisan inti yang melingkupi lilitan laiannya fluksi ini akan menghasilkan ε.m.f induksi secara bersama-sama, sesuai dengan hukum induksi elektromagnetik faraday. Bila diantara kumparan primer diberi sumber tegangan bolak-balik akan timbul fluks bolak-balik dan menghasilkan tegangan induksi primer yang amplitudonya bergantung pada tegangan primer dan jumlah lilitannya. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik kerangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi electromagnetik. Transformator terdiri dari dua gulungan kawat yang terpisah satu sama lain, yang dibelitkan pada inti yang sama. Daya listrik dipisahkan dari kumparan primer ke kumparan sekunder dengan perantara garis gaya magnet ( flux magnet ) yang dibangkitkan oleh aliran listrik yang mengalir melalui kumparan sekunder. Untuk dapat membangkitkan tegangan listrik pada kumparan sekunder, flux magnet yang dibangkitkan oleh kumparan primer harus berubah – ubah. Maka untuk memenuhi hal ini, aliran listrik yang mengalir melalui kumparan primer haruslah aliran listrik bolak – balik. II-6 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik Saat kumparan primer dihubungkan ke sumber listrik AC, pada kumparan primer akan timbul gaya gerak magnet bersama yang juga bolak – balik. Adanya flux magnet bersama ini, pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul gaya gerak listrik induksi sekunder yang mungkin sama, lebih tinggi, atau lebih rendah dari gaya gerak listrik primer. Hal ini tergantung pada perbandingan transformasi kumparan transformator tersebut. II-7 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik TRANSFORMATOR HUBUNGAN SINGKAT Arus Hubung Singkat (Short Circuit)[1] : SITASINYA SALAH ! Arus hubung Singkat adalah Arus lebih yang dihasilkan oleh gangguan dengan mengabaikan impedansi antara titik-titik pada potensial yang berbeda dalam kondisi layanan normal. PUIL 2000 ( 1.9 ) mendefinisikan Arus Hubung Pendek adalah Arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan impedans yang sangat kecil mendekati nol antara dua penghantar aktif yang dalam kondisi operasi normal berbeda potensialnya (short circuit current). MIRIP PUNYA RAAFI! Akibat Arus Hubung Singkat (Short Circuit) 1. Pada lokasi gangguan, adanya busur api listrik yang dapat menyebabkan : Kerusakan Isolasi Melelehnya Penghantar Api dan Bahaya Kebakaran 2. Pada sirkuit yang tergantung : Gaya Elektrodinamik Suhu yang berlebihan akan terus meningkat, akibar rugi dalam joule semakin besar pula, sehingga menyebabkan rusaknya isolasi. 3. Disirkuit jaringan lain atau yang berdekatan dengan jaringan : Tegangan menurun selama waktu gangguan yang bervariasi dari beberapa milidetik s/d beberap ratus milidetik. Mematikan sebagian jaringan. Ketidak stabilan dinamis dan/atau rugi sinkronisasi mekanis. Gangguan kendali / kontrol sirkuit. II-8 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik Gangguan Hubung Singkat Hubung singkat adalah terjadinya hubungan penghantar bertegangan atau penghantar tidak bertegangan secara langsung melalui media (resistor/beban) yang semestinya sehingga terjadi aliran arus yang tidak normal (sangat besar). Hubung singkat merupakan jenis gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik, terutama pada saluran 3 fasa. Arus hubung singkat yang begitu besar sangat membahayakan peralatan, sehingga untuk mengamankan peralatan dari kerusakan akibat arus hubung singkat maka hubungan kelistrikan pada bagian yang terganggu perlu diputuskan dengan peralatan pemutus tenaga atau Circuit Breaker (CB)[2]. Bila gangguan hubung singkat dibiarkan berlangsung dengan lama pada suatu sistem daya, banyak pengaruhpengaruh yang tidak diinginkan yang dapat terjadi :[3] Berkurangnya batas-batas kestabilan untuk sistem daya. Rusaknya perlengkapan yang berada dekat dengan gangguan yang disebabkan oleh arus tak seimbang, atau tegangan rendah yang ditimbulkan oleh hubung singkat. Ledakan-ledakan yang mungkin terjadi pada peralatan yang mengandung minyak isolasi sewaktu terjadinya suatu hubung singkat, dan yang mungkin menimbulkan kebakaran sehingga dapat membahayakan orang yang menanganinya dan merusak peralatan – peralatan yang lain. Ledakan-ledakan yang mungkin terjadi pada peralatan yang mengandung minyak isolasi sewaktu terjadinya suatu hubung singkat, dan yang mungkin menimbulkan kebakaran sehingga dapat membahayakan orang yang menanganinya dan merusak peralatan – peralatan yang lain. kejadian ini dikenal sebagai “cascading”. Tes Arus Hubung Singkat dan hubung singkat Pendek pada Transformer[4] Uji hubung singkat dan hubung singkat dilakukan untuk menentukan parameter transformator seperti efisiensinya, pengaturan tegangan, konstanta rangkaian, dll. Pengujian ini dilakukan tanpa beban aktual dan karena alasan ini II-9 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik diperlukan daya yang sangat kecil untuk pengujian. Uji hubung terbuka dan hubung singkat memberikan hasil yang sangat akurat dibandingkan dengan uji beban penuh. Tes Sirkuit Terbuka Tujuan dari uji rangkaian terbuka adalah untuk menentukan arus tanpa-beban dan kehilangan transformator karena parameter tanpa-bebannya ditentukan. Tes ini dilakukan pada belitan utama transformator. Wattmeter, Arus, dan tegangan terhubung ke belitan utama mereka. Tegangan nominal nominal dipasok ke belitan primernya dengan bantuan sumber ac. Gambar 2.3.1 Diagram Hubung Singkat Sirkuit Terbuka Gulungan sekunder transformator tetap terbuka dan voltmeter terhubung ke terminal mereka. Voltmeter ini mengukur tegangan induksi sekunder. Sebagai sekunder dari transformator terbuka arus arus tanpa beban melalui belitan primer. Nilai arus tanpa-beban sangat kecil dibandingkan dengan arus terukur penuh. Kehilangan tembaga hanya terjadi pada belitan primer transformator karena belitan sekunder terbuka. Pembacaan wattmeter hanya mewakili kerugian inti dan besi. Kehilangan inti transformator adalah sama untuk semua jenis beban. Gambar 2.3.2 Diagram fasor transformator tanpa beban II-10 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik Tes Sirkuit Pendek Tes hubung singkat dilakukan untuk menentukan parameter yang disebutkan di bawah transformator. Ini menentukan kehilangan tembaga terjadi pada beban penuh. Kehilangan tembaga digunakan untuk menemukan efisiensi transformator. Resistansi yang setara, impedansi, dan reaktansi kebocoran diketahui oleh tes hubung singkat. Tes hubung singkat dilakukan pada belitan transformator sekunder atau tegangan tinggi. Alat ukur seperti wattmeter, voltmeter dan ammeter dihubungkan ke belitan tegangan tinggi dari transformator. Gulungan utama mereka dihubung pendek oleh bantuan strip tebal atau ammeter yang terhubung ke terminal mereka. Sumber tegangan rendah dihubungkan di belitan sekunder karena arus beban penuh mengalir baik dari belitan sekunder maupun belitan primer transformator. Arus beban penuh diukur oleh ammeter yang terhubung pada belitan sekundernya. Gambar 2.3.3 Diagram Hubung Singkat Sirkuit Terbuka Sumber tegangan rendah diterapkan pada belitan sekunder yang kira-kira 5 sampai 10% dari tegangan pengenal normal. Fluks diatur pada inti trafo. Besarnya fluks kecil dibandingkan dengan fluks normal. Hilangnya besi transformator tergantung pada fluks. Ini kurang terjadi pada uji hubung singkat karena nilai fluks yang rendah. Pembacaan wattmeter hanya menentukan hilangnya tembaga terjadi pada belitan mereka. Voltmeter mengukur tegangan II-11 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik yang diterapkan pada belitan tegangan tinggi. Arus sekunder menginduksi dalam trafo karena tegangan yang diberikan. Gambar 2.3.4 Diagram fasor dari tes hubung singkat transformator Gangguan hubung singkat adalah gangguan yang terjadi karena adanya kesalahan antara bagian-bagian yang bertegangan diakibatkan dari timbulnya arus yang jauh lebih besar dari pada arus normal. Gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi di dalam jaringan sistem kelistrikan adalah gangguan arus hubung singkat satu phasa ke tanah. Untuk mendapatkan nilai arus hubung singkat satu phasa ke tanah maka diperlukan nilai dari perhitungan menggunakan persamaan umum :[5] Menghitung Daya Hubung Singkat Trafo Perhitungan daya hubung singkat trafo menggunakan persamaan (1) sebagai berikut : MV𝐴ℎ𝑠 = √3𝑥 k𝑉𝐿𝐿 𝑥 𝐼ℎ𝑠 ................................................. (1) Keterangan : MV𝐴ℎ𝑠 adalah daya hubung singkat trafo k𝑉𝐿𝐿 adalah tegangan dasar 𝐼ℎ𝑠 adalah arus hubung singkat trafo II-12 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik Menghitung Impedansi Dasar Trafo Perhitungan Impedansi Dasar Trafo menggunakan Persamaan (2) sebagai berikut : 𝑍𝑑 = 2 𝑘𝑉𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑀𝑉𝐴𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 ......................................................... (2) Keterangan : 𝑍𝑑 adalah impedansi dasar trafo 2 𝑘𝑉𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 adalah tegangan sisi sekunder 𝑀𝑉𝐴𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 adalah kapasitas daya trafo Menghitung Impedansi Trafo Menghitung impedansi trafo menggunakan Persamaan (3) sebagai berikut :\ 𝑍𝑡 = 12 % 𝑥 𝑍𝑑 ............................................................ (3) Keterangan : 𝑍𝑡 adalah impedansi trafo 𝑍𝑑 adalah impedansi dasar trafo II-13 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 4. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Susun rangkaian seperti gambar. 2. Hidupkan switch PS 189. 3. Naikkan tegangan pasok PS 189 secara perlahan-lahan sampai tegangan yang ditentukan. 4. Baca arus sisi primer, tegangan dan arus sisi sekunder. Catat hasilnya. Gambar 3.4 Rangkaian Percobaan Transformator Hubungan Singkat. II-14 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 5. DATA HASIL PERCOBAAN Hub. Primer Hub. V1 I1 V2 I2 Sekunder (V) (A) (V) (A) Rasio Rasio Resistor Reaktansi Arus Tegan (R1) (X1) gan Ω Ω AB DE 2,5 2,5 0 2,2 0,88 ~ 0,85 j0,5267 AB FG 2,5 2,7 0 2,3 0,8518 ~ 0,7870 j0,4877 AB DG 2,5 4,1 0 1,8 0,4390 ~ 0,5182 j0,3212 BC DE 2,5 4,5 0 2 0,4444 ~ 0,4722 j0,2925 BC FG 2,5 2,9 0 2,6 0,8965 ~ 0,7327 j0,4540 BC DG 2,5 2,9 0 2,6 0,8965 ~ 0,7327 j0,4540 AC DE 2,5 1,3 0 1,1 0,8461 ~ 1,6346 j1,0129 AC FG 2,5 0,7 0 1,2 1,7142 ~ 3,0357 j1,8813 AC DG 2,5 0,7 0 1,2 1,7142 ~ 3,0357 j1,8813 II-15 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 6. PENGOLAHAN DATA 1. Untuk Transformator Hubung Primer AB V1 = 2,5 V ; I1 = 2,5 A dengan Hubung Sekunder DG I2 = 2,2 A ; Cos 𝜃 = 0,85. Cos 𝜃 = 0,85 V Rasio Tegangan = V1 = 2,5 2 I 0 = ~ 2,2 Rasio Arus = I2 = 2,5 = 0,88 1 Daya Aktif = V. I. Cos 𝜃 = 2,5 𝑥 2,5 𝑥 0,85 = 5,3125 watt Daya Semu = V. I = 2,5 𝑥 2,5 = 6,25 VA Daya Reaktif = V. I. Sin 𝜃 = 2,5 𝑥 2,5 𝑥 Sin(31,788) = 6,25𝑥 0,5267 = 3,2918 VAR P1 Resistor (R1) = = I21 V1 Impedansi (Z) = I1 5,3125 2,52 = 0,85 Ω 2,5 = 2,5 = 1Ω Reaktansi (X1) = √𝑍12 − 𝑅12 = √12 − 0,852 = √0,2775 = 𝑗 0,5267 Ω 2. Untuk Transformator Hubung Primer AB V1 = 2,5 V ; I1 = 2,7 A dengan Hubung Sekunder DE I2 = 2,3 A ; Cos 𝜃 = 0,85. Cos 𝜃 = 0,85 V Rasio Tegangan = V1 = 2,5 2 I 0 = ~ 2,3 Rasio Arus = I2 = 2,7 = 0,8518 1 Daya Aktif = V. I. Cos 𝜃 = 2,5 𝑥 2,7 𝑥 0,85 = 5,7375 watt Daya Semu = V. I = 2,5 𝑥 2,7 = 6,75 VA Daya Reaktif = V. I. Sin 𝜃 = 2,5 𝑥 2,7 𝑥 0,5267 = 3,5552 VAR Resistor (R1) = P1 I21 Impedansi (Z) = = V1 I1 5,7375 2,72 = 0,7870 Ω 2,5 = 2,7 = 0,9259 Ω Reaktansi (X1) = √𝑍12 − 𝑅12 = √0,9259 2 − 0,852 = 𝑗 0,4877 Ω II-16 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 3. Untuk Transformator Hubung Primer AB V1 = 2,5 V ; I1 = 4,1 A dengan Hubung Sekunder FG I2 = 1,8 A ; Cos 𝜃 = 0,85. Cos 𝜃 = 0,85 V Rasio Tegangan = V1 = 2,5 0 2 I = ~ 1,8 Rasio Arus = I2 = 4,1 = 0,4390 1 Daya Aktif = V. I. Cos 𝜃 = 2,5 𝑥 4,1 𝑥 0,85 = 8,7125 watt Daya Semu = V. I = 2,5 𝑥 4,1 = 10,25 VA Daya Reaktif = V. I. Sin 𝜃 = 2,5 𝑥 4,1 𝑥 0,5267 = 5,398 VAR Resistor (R1) = P1 I21 Impedansi (Z) = = V1 I1 8,7125 4,12 = 0,5182 Ω 2,5 = 4,1 = 0,6097 Ω Reaktansi (X1) = √𝑍12 − 𝑅12 = √0,6097 4. 2 − 0,852 = 𝑗 0,3212 Ω Untuk Transformator Hubung Primer AB V1 = 2,5 V ; I1 = 4,5 A dengan Hubung Sekunder DG I2 = 2 A ; Cos 𝜃 = 0,85. Cos 𝜃 = 0,85 V Rasio Tegangan = V1 = 2,5 2 I 0 = ~ 2 Rasio Arus = I2 = 4,5 = 0,4444 1 Daya Aktif = V. I. Cos 𝜃 = 2,5 𝑥 4,5 𝑥 0,85 = 9,5625 watt Daya Semu = V. I = 2,5 𝑥 4,5 = 11,25 VA Daya Reaktif = V. I. Sin 𝜃 = 2,5 𝑥 4,5 𝑥 0,5267 = 5,9253 VAR Resistor (R1) = P1 I21 Impedansi (Z) = = V1 I1 9,5625 4,52 = 0,4722 Ω 2,5 = 4,5 = 0,5555 Ω Reaktansi (X1) = √𝑍12 − 𝑅12 = √0,55552 − 0,852 = 𝑗 0,2925 Ω II-17 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 5. Untuk Transformator Hubung Primer BC V1 = 2,5 V ; I1 = 2,9 A dengan Hubung Sekunder DE I2 = 2,6 A ; Cos 𝜃 = 0,85. Cos 𝜃 = 0,85 V Rasio Tegangan = V1 = 2,5 0 2 I = ~ 2,6 Rasio Arus = I2 = 2,9 = 0,8965 1 Daya Aktif = V. I. Cos 𝜃 = 2,5 𝑥 2,9 𝑥 0,85 = 6,1624 watt Daya Semu = V. I = 2,5 𝑥 2,9 = 7,25 VA Daya Reaktif = V. I. Sin 𝜃 = 2,5 𝑥 2,9𝑥 0,5267 = 3,8185 VAR Resistor (R1) = P1 I21 Impedansi (Z) = = V1 I1 6,1624 2,92 = 0,7327 Ω 2,5 = 2,9 = 0,8620 Ω Reaktansi (X1) = √𝑍12 − 𝑅12 = √0,86202 − 0,852 = 𝑗 0,4540 Ω 6. Untuk Transformator Hubung Primer BC V1 = 2,5 V ; I1 = 2,9 A dengan Hubung Sekunder DE I2 = 2,6 A ; Cos 𝜃 = 0,85. Cos 𝜃 = 0,85 V Rasio Tegangan = V1 = 2,5 2 I 0 = ~ 2,6 Rasio Arus = I2 = 2,9 = 0,8965 1 Daya Aktif = V. I. Cos 𝜃 = 2,5 𝑥 2,9 𝑥 0,85 = 6,1624 watt Daya Semu = V. I = 2,5 𝑥 2,9 = 7,25 VA Daya Reaktif = V. I. Sin 𝜃 = 2,5 𝑥 2,9𝑥 0,5267 = 3,8185 VAR Resistor (R1) = P1 I21 Impedansi (Z) = = V1 I1 6,1624 2,92 = 0,7327 Ω 2,5 = 2,9 = 0,8620 Ω Reaktansi (X1) = √𝑍12 − 𝑅12 = √0,86202 − 0,852 = 𝑗 0,4540 Ω II-18 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 7. Untuk Transformator Hubung Primer AC V1 = 2,5 V ; I1 = 1,3 A dengan Hubung Sekunder DG I2 = 1,1 A ; Cos 𝜃 = 0,85. Cos 𝜃 = 0,85 V Rasio Tegangan = V1 = 2,5 0 2 I = ~ 1,1 Rasio Arus = I2 = 1,3 = 0,8461 1 Daya Aktif = V. I. Cos 𝜃 = 2,5 𝑥 1,3 𝑥 0,85 = 2,7625 watt Daya Semu = V. I = 2,5 𝑥 1,3 = 3,25 VA Daya Reaktif = V. I. Sin 𝜃 = 2,5 𝑥 1,3𝑥 0,5267 = 1,7117 VAR Resistor (R1) = P1 I21 Impedansi (Z) = = V1 I1 2,7625 1,32 = 1,6346 Ω 2,5 = 1,3 = 1,9230 Ω Reaktansi (X1) = √𝑍12 − 𝑅12 = √1,92302 − 0,852 = 𝑗 1,0129 Ω 8. Untuk Transformator Hubung Primer AC V1 = 2,5 V ; I1 = 0,7 A dengan Hubung Sekunder DG I2 = 1,2 A ; Cos 𝜃 = 0,85. Cos 𝜃 = 0,85 V Rasio Tegangan = V1 = 2,5 2 I 0 = ~ 1,2 Rasio Arus = I2 = 0,7 = 1,4142 1 Daya Aktif = V. I. Cos 𝜃 = 2,5 𝑥 0,7 𝑥 0,85 = 1,4875 watt Daya Semu = V. I = 2,5 𝑥 0,7 = 1,75 VA Daya Reaktif = V. I. Sin 𝜃 = 2,5 𝑥 0,7 𝑥 0,5267 = 0,9217 VAR Resistor (R1) = P1 I21 Impedansi (Z) = = V1 I1 1,4875 0,72 = 3,0357 Ω 2,5 = 0,7 = 3,5714 Ω Reaktansi (X1) = √𝑍12 − 𝑅12 = √3,57142 − 0,852 = 𝑗 1,8813Ω II-19 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 9. Untuk Transformator Hubung Primer AC V1 = 2,5 V ; I1 = 0,7 A dengan Hubung Sekunder DG I2 = 1,2 A ; Cos 𝜃 = 0,85. Cos 𝜃 = 0,85 V Rasio Tegangan = V1 = 2,5 2 I 0 = ~ 1,2 Rasio Arus = I2 = 0,7 = 1,4142 1 Daya Aktif = V. I. Cos 𝜃 = 2,5 𝑥 0,7 𝑥 0,85 = 1,4875 watt Daya Semu = V. I = 2,5 𝑥 0,7 = 1,75 VA Daya Reaktif = V. I. Sin 𝜃 = 2,5 𝑥 0,7 𝑥 0,5267 = 0,9217 VAR Resistor (R1) = P1 I21 Impedansi (Z) = = V1 I1 1,4875 0,72 = 3,0357 Ω 2,5 = 0,7 = 3,5714 Ω Reaktansi (X1) = √𝑍12 − 𝑅12 = √3,57142 − 0,852 = 𝑗 1,8813Ω II-20 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 7. TANYA DAN JAWAB 1. Komponen X yang ada di rangkain ekivalen menggunakan XL atau XC, besertakan alasannya ? 2. Bagaimana cara kerja transformator ? 3. Gambarkan rangkain ekivalen transfotmator ? 4. Review materi praktikum Transformator Hubung Singkat ? JAWAB : 1. Komponen X yang ada di rangkain ekivalen menggunakan XL atau XC, besertakan alasannya ? Menggunakan komponen XL dikarenakan Ketika Induktor dialiri oleh arus listrik bolak-balik (arus AC) maka akan timbul gaya gerak listrik atau GGL yang berlawanan karena adanya perubahaan arah medan magnet (fluks). Perlawanan gaya gerak listrik atau GGL inilah yang menghambat aliran arus listrik. Jadi pada dasarnya, timbulnya hambatan pada Induktor ini dikarenakan adanya perubahan medan listrik dan medan magnet pada induktor ketika dialiri arus listrik secara bolak-balik. Hambatan terhadap arus listrik yang mengalir melalui Induktor dalam rangkaian AC ditentukan oleh Resistansi AC atau lebih dikenal dengan istilah Impedansi (Z). Namun, Istilah “Resistansi” sering dikaitkan dengan rangkaian DC. Jadi, untuk membedakan antara resistansi DC dan resistansi AC maka digunakanlah istilah “Reaktansi (Reactance)”. Dengan kata lain, hambatan atau tahanan listrik Induktor pada saat digunakan dalam rangkaian AC disebut dengan Reaktansi Induktif. Sama seperti Resistansi, nilai Reaktansi juga diukur dalam satuan Ohm namun simbol yang digunakan adalah huruf “X” (huruf X besar). Sedangkan untuk Reaktansi pada Induktor ini dilambangkan dengan simbol “XL”. II-21 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 2. Bagaimana cara kerja transformator ? Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah. 3. Gambarkan rangkain ekivalen transfotmator ? II-22 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik Gambar di atas menunjukkan rangkaian ekivalen dari sebuah transformator di mana kita dapat membayangkan bahwa tahanan dan reaktansi dari belitan primer dan sekunder adalah eksternal (ditunjukkan secara terpisah) terhadap belitan. 4. Review materi praktikum Transformator Hubung Singkat ? Pada praktikum ini, kami mempelajari mengenai mengenai pengertian trafo, prinsip kerja trafo dan juga mengenai hubung singkat. Trafo itu sendiri merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah suatu energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke ragkain listrik lainnya melalui suatu gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi elektro magnet. Sedangkan, prinsip kerja dari trafo itu sendiri ialah Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi II-23 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah. Hubung singkat merupakan gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan dimana ada 2 penghantar yanf memiliki beda tegangan terhubung dengan kondisi hambatan listrik yang rendah sehingga timbul arus listrik yang besar. Pada praktikum ini juga ditunjukan melalui sebuah video cara merangkai pada modul Transformator Tainer TT179 dan Transformator Disectable TT179 yang terhubung dengan power supply 189, yang setelah itu akan mendapatkan hasil arus primer (I1), tegangan primer (V1), arus sekunder (I2) dan tegangan sekunder (V2). Dari hasil nilai yang didapat akan mencari nilai konstanta hubung singkat R1 dan X1. II-24 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 8. ANALISA HASIL PERCOBAAN Pada kali ini kami melakukan praktikum dengan judul Transformator Hubung Singkat. Dimana pada praktikum ini bertujuan untuk mencari suatu nilai konstanta hubung singkat yaitu nilai R1 dan X1, nilai tersebut didapatkan melalui uji coba menggunakan Transformator Tainer TT179 dan Transformator Disectable TT179 yang berupa suatu modul yang mana dapat dirangkain menggunakan kabel penghubung, dan juga akan dihubungkan ke Power Supply 189. Rangkain tersebut disesuaikan dengan rangkain yang terdapat pada modul panduan praktikum Transformator Hubung Singkat. Setelah dirangkain dilakukannya uji percobaan, dimana power supply 189 yang dalam kondisi hidup diputar secara perlahan, sehingga akan mendapatkan hasil tegangan dan arus pada sisi primer maupun tegangan dan arus pada sisi sekunder. Namun, hasil yang didapatkan untuk tegangan sekunder (V2) yaitu bernilai 0, dikarenakan adanya hubung singkat yang dilakukan baik dari sisi primer maupun sisi sekunder. Pada uji pertama, pada saat hubung singkat antara titik AB sisi primer dengan titik DE pada sisi sekunder didapatkan nilai tegangan primer (V1) sebesar 2,5 V dan arus primer (I1) sebesar 2,5 A sedangkan arus sekunder (I2) sebesar 2,2 A, sehingga didapatkan tegangan rasio sebesar ~ dan rasio arus 0,88, dengan nilai konstanta hubung singkat R1 dan X1 melalui rumusan pada pengolahan data sebesar 0,85 Ω dan j 0,5267 Ω. Pada percobaaan kedua, pada saat hubung singkat antara titik AB sisi primer dengan titik FG pada sisi sekunder didapatkan nilai tegangan primer (V1) sebesar 2,5 V dan arus primer (I1) sebesar 2,7 A sedangkan arus sekunder (I2) sebesar 2,3 A, sehingga didapatkan tegangan rasio sebesar ~ dan rasio arus 0,8518, dengan nilai konstanta hubung singkat R1 dan X1 sebesar 0,7870 Ω dan j 0,4877 Ω. Pada percobaan ke tiga, pada saat hubung singkat antara titik AB sisi primer dengan titik DG pada sisi sekunder didapatkan nilai tegangan primer (V1) sebesar 2,5 V dan arus primer (I1) sebesar 4,1 A sedangkan arus sekunder (I2) sebesar 1,8 A, sehingga didapatkan tegangan rasio sebesar ~ dan rasio arus 0,4390, dengan nilai konstanta hubung singkat R1 dan X1 sebesar 0,5182Ω dan j 0,3212Ω. Pada percobaan keempat, pada saat hubung singkat antara titik BC sisi primer dengan titik DE pada sisi sekunder II-25 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik didapatkan nilai tegangan primer (V1) sebesar 2,5 V dan arus primer (I1) sebesar 4,5 A sedangkan arus sekunder (I2) sebesar 2 A, sehingga didapatkan tegangan rasio sebesar ~ dan rasio arus 0,4444, dengan nilai konstanta hubung singkat R1 dan X1 sebesar 0,4722 Ω dan j0,2925 Ω. Pada percobaan ke lima, pada saat hubung singkat antara titik BC sisi primer dengan titik FG pada sisi sekunder didapatkan nilai tegangan primer (V1) sebesar 2,5 V dan arus primer (I1) sebesar 2,9 A sedangkan arus sekunder (I2) sebesar 2,6 A, sehingga didapatkan tegangan rasio sebesar ~ dan rasio arus 0,8965, dengan nilai konstanta hubung singkat R1 dan X1 sebesar 0,7327 Ω dan j0,4540 Ω. Untuk percobaan keenam memiliki nilai yang sama dengan percobaan kelima. Dan diteruskan percobaan ke tujuh sampai dengan ke sembilan, dimana hasil yang didapatkan untuk nilai arus primer (I1) semakin kecil dengan nilai tegangan primer (V1) sama yaitu 2,5 V dan rasio arus serta nilai konstanta hubung singkat R1 dan X1 semakin besar. Dari data tersebut dapat kita ketahui, saat terjadinya hubung singkat pada sisi primer maupun pada sisi sekunder, ketika nilai pada arus primer (I1) semakin kecil yang didapatkan dibandingkan dengan nilai arus sekunder (I2) maka rasio arus akan semakin besar dan juga menyebabkan nilai konstanta hubung singkat R1 dan X1 akan semakin besar pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai pada arus primer (I1) menentukan besar kecilnya nilai konstanta hubung singkat R1 dan X1. : GA USAH DI TULIS SEMUANYA DATA TERSEBUT, CUKUP INTINYA AJA, POINT PENTING NYA AJA! II-26 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 9. KESIMPULAN 1. Semakin kecilnya nilai arus primer (I1) maka nilai konstanta hubung singkat R1 dan X1 akan semakin besar. : 2. Semakin kecilnya nilai arus primer (I1) dibandingkan dengan arus sekunder (I2) maka rasio arus DIGABUNGKAN yang didapatkan KE POINT akan SATU, semakin LIAT PRAKTIKUM, BIAR BISA AMBIL KESIMPULAN! II-27 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik besar. LAGI : BISA TUJUAN Praktikum Mesin-Mesin Listrik DAFTAR PUSTAKA Tim Asisten Laboratorium Mesin-Mesin Listrik. 2020. Petunjuk Praktikum Mesin-mesin Listrik. Indralaya : Universitas Sriwijaya. [1] Anonim. 2011. Arus Hubung Singkat (Short Circuit). (Online). http://www.habetec.com/news/24/Arus-Hubung-Singkat-Short-Circuit. (Diakses di Sekayu pada Tanggal 29 September 2020). [2] Nita, Nurdiana. 2016. Analisa Gangguan Arus Hubung Singkat Pada Penyulang Nakula Gardu Induk Talang Kelapa. (Online). https://jurnal.univpgripalembang.ac.id/index.php/ampere/article/download/475/370. (Diakses di Sekayu pada Tanggal 29 September 2020). [3] W. D. Stevenson, Jr. 1996. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Jakarta: Erlangga. [4] Ajif. 2017. Tes Arus Hubung Singkat dan hubung singkat Pendek pada Transformer. (Online). https://www.edukasikini.com/2020/02/tes-arus- hubung-singkat-dan-hubung.html. (Diakses di Sekayu pada Tanggal 29 September 2020). [5] T. Hutauruk. 1991. Pengetanahan Netral Sistem tenaga & Pengetanahan Peralatan. Jakarta: Erlangga. TAMBAHKAN JURNAL ATAU BUKU, DAN CARI WEB YANG JELAS KEBENARAN NYA SOAL NYA KALO ANONIM ITU KITA GAK TAU SIAPA YANG NULIS DEK YO. REVISI : 1. WATERMARK NYA SALAH SILHKAN GANTI DENGAN WATERMARK YANG BARU 2. DAPUS 3. ANALISA SILAHKAN DITAMBAHKAN 4. KESIMPULAN SILAHKAN DIPERBAIKI II-28 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik Praktikum Mesin-Mesin Listrik 5. TUJUAN DIPERBAIKI 6. CARA PENGUTIPAN DIPERBAIKI CONTOH YANG UDAH BENER YANG KAKAK LIST MERAH, YANG KUNING SALAH. 7. GANTI DASTOR YANG SAMA. II-29 Laboratorium Mesin-Mesin Listrik