Nama : Muh. Rafly Nurfaizy Nim : B012201032 Kelas : Magister Ilmu Hukum A Matakuliah : Sosiologi Hukum Resume Kajian Empiris tentang Hukum Hukum bagi sebagian orang merupakan kajian yang kaku, keras dan tegas. Tak ada kompromi didalamnya, tak ada wilayah abu-abu ketetapannya. Semuanya menjadikan hukum seolah melangit, lepas dari akar bumi, yaitu sebagai hal yang bersentuhan langsung dari manusia. Dari perspektif tersebut perlu diberikan pemahaman mendalam mengenai hukum, agar manusia dapat paham mengenai maksud dan arti dari hukum sendiri. Agar manusia dapat mengetahui sisi hukum yang lebih membumi. Berdasarkan hal tersebut langkah pertama yang dapat kita ambil yaitu mengetahui apa yang dimaksud dengan hukum dan pendekatannya. Perlu diketahui sebelumnya bahwa hukum merupakan seperangkat aturan yang mengatur tentang tingkah laku manusia dalam bertindak, yang memberikan pembeda antara baik dan buruk kemudian memiliki sifat memaksa dan ditegakan oleh lembaga yang berwenang. Hukum bisa digambarkan sebagai sebuah bentuk, maksudnya dapat dilihat dan dipahami tergantung dari sisi mana kita melihat. Hal itu disebut sebagai pendekatan hukum. Dalam ilmu hukum terdapat beberapa pendekatan, namun sesuai dengan tugas matakuliah sosiologi hukum maka dalam resume ini akan berfokus hanya pada pembahasan mengenai kajian empiris tentang hukum. Ilmu Hukum sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan terikat pada paradigma yang terjadi di dalam ilmu pengetahuan pada umumnya. Dalam ilmu hukum jika dikaji dari segi penelitian maka hukum dapat dikaji dari dua sisi yakni sisi normatif dan sisi empirisnya. Dalam penelitian dengan menggunakan metode hukum empiris penelitian hukum dilakukan untuk melihat hukum dalam artian yang nyata atau dapat dikatakan melihat, meneliti bagaimana bekerjanya hukum di masyarakat. Kajian empiris adalah kajian hukum yang memandang hukum sebagai kenyataan, mencakup kenyataan social, kenyataan kultur dan lain-lain. Kajian ini bersifat deskriptif, serta kajian-kajian empiris antara lain; sosiologi hukum, antropologi hukum dan psikologii hukum. Dengan kata lain kajian empiris membahas tentang law in action. Dengan demikian kajian empiris berkutat dalam das sein (apa kenyataannya). Secara umum, hukum empiris banyak dipakai sebagai bahan kajian di masyarakat. Para penstudi hukum di indonesia banyak menggunakan hukum empitis sebagai dasar dalam penelitian hukum yang diambil. Sebab pengaruh sosial pada masyarakat terhadap pengaruh hukum kaitannya cukup erat. Penelitian hukum empiris (empirical legal research). Kata “empiris” bukan berarti harus menggunakan alat pengumpul data dan teori-teori yang biasa dipergunakan di dalam metode penelitian ilmu-ilmu social. Jika kajian empiris-sosiologis dipakai untuk membahas persoalan pidana misalnya pencurian, maka kajian ini tidak membahas pasal undang-undang yang terkait dan tidak pula membahas aspek moral dari persoalan tindak pencurian, tetapi mempertanyakan bagaimana pencurian dalam kenyataannya. Dari situlah muncul berbagai pertanyaan empiris, seperti apakah benar bahwa setiap orang yang melakukan pencurian akan dijebloskan ke penjara atau lapas, mengapa ada pelaku pencurian yang bebas dari hukuman, serta kekuatan social apa yang ada di belakangnya dan yang terakhir faktor-faktor hukum apa yang menjadi penyebabnya. Itulah mengapa sering dikatakan bahwa kajian filsafat hukum membawa kita melangit, sementara kajian empiris membawa kita untuk membumi. Sudah kita pahami bahwa terdapat perbedaan karakteristik antara kajian empiris dalam hukum, khususnya kajian sosiologi hukum dengan kajian ilmu hukum normative. Untuk lebih memahami hal ini perlu dikemukakan adanya 3 jenis kajian dalam ilmu hukum, yaitu: 1. Beggriffenwissenschaft: ilmu tentang asas-asas yang fundamental didalam hukum. Seperti pengantar ilmu hukum, filsafat hukum serta teori hukum dalam matakuliah pascasarjana. 2. Normwissenschaft: ilmu tentang norma. Seperti hukum pidana, hukum perdata dll 3. Tatsachenwissenschaft: ilmu tentang kenyataan. Termasuk didalamnya sosiologi hukum, hukum dan masyarakat, antropologi hukum dll Klasifikasi lain tentang pendekatan terhadap hukum kemudian dikemukakan oleh Gerald Turkel (1996:10) bahwa Mac Weber menyajikan suatu tipologi dari tiga pendekatan umum yang telah digunakan bagi studi hukum dan masyarakat. … ketiga pendekatan ini adalah; (1) Pendekatan moral terhadap hukum, (2) Suatu pendekatan dari sudut pandang ilmu hukum dan (3) suatu pendekatan sosiologis terhadap hukum. Yang masing-masing dari pendekatan ini memiliki fokus yang berbeda dalam kaitannya. Dalam kajian sosiologi hukum memandang hukum dari luar hukum. Sosiologi hukum mencoba untuk memperlakukan system hukum dari sudut pandang ilmu social. Pada dasarnya, sosiologi hukum berpendapat bahwa hukum hanya salah satu dari banyaknya system social dan bahwa justru system-sistem social lain yang ada dalam masyarakatlah yang member arti dan pengaruh terhadap hukum. Karakteristik kajian atau studi hukum sosiologis menurut Satjipto Raharjo (1986:310-311), yaitu ilmu yang mempelajari fenomena hukum yang bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap praktik hukum. Kemudian menurut Gerald Turkel yang menjadi fokus utama dari pendekatan sosiologi hukum adalah : 1. Pengaruh hukum terhadap perilaku social. 2. Pada kepercayaan-kepercayaan yang dianut oleh masyarakat dalam the social world mereka. 3. Pada organisasi social dan perkembangan social serta pranata hukum. 4. Tentang bagaimana hukum itu dibuat. 5. Tentang kondisi-kondisi social yang menimbulkan hukum. Daftar Pustaka: Menjelajahi Kajian Empiris. Prof. Dr. Achmad Ali, S.H., M.H., Dr. Wiwie Heryani, S.H., M.H. Prenada Media, 1 Mar 2015 Sosiologi Hukum: Kajian Empiris Terhadap Pengadilan. Prof. Dr. Achmad Ali, S.H., M.H., Dr. Wiwie Haryani, S.H., M.H. Kencana, 1 Mar 2014 SOSIOLOGI HUKUM. Fithriatus Shalihah Depok: Rajawali Pers, 2017. ILMU HUKUM ( P E N D E K A T A N K A J I A N N Y A ) oleh Prof. Dr. Paulus Hadisuprapto, S.H. Kajian Terhadap Pendekatan Ilmu Hukum. Krismiyarsi. Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Ilmu hukum dan Perkembangannya. Imam Mahdi. IAIN Bengkulu. Nuansa; 2016