Di Kab. Jepara kasus HIV dan AIDS tinggi Desember 2018 = 1.039.TH 2019=138 Sd juni 2020 kasus baru 53 org Terinfeksi Usia produktif usia 16 – 25 th sebanyak 132 kasus(15,17%), usia 26 – 40 th sebanyak 470 kasus (54%) Dampak yang besar produktifitas menurun terjadi kemiskinan Kasus HIV dan AIDS tidak hanya masalah kesehatan, tapi juga masalah sosial di masyarakat (stigma dan diskriminasi) segera atasi Biaya pengobatan mahal (gratis) HIV dan AIDS bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab masyarakat, karena tanpa partisipasi masyarakat, pengendalian masalah HIV dan AIDS tidak akan tercapaiberhasil. Untuk itu perlu pembentukan Warga Peduli AIDS (WPA) gerakan partisipasi masyarakat dalam membangun kesadaran kritis untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan sejahtera 1. 2. 3. 4. 5. 6. Terbangunnya kesadaran kritis dan kesadaran publik dalam merespon informasi tentang narkoba suntik, IMS, HIV dan AIDS Terciptanya sistem koordinasi yang berpihak pada resiko tinggi dan ODHA Tersedianya layanan komprehensif (menyeluruh) yang mudah diakses dan dijangkau oleh masyarakat Terbangunnya kesepakatan bersama dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan Terbentuknya fasilitator dan kader AIDS di desa Terbangunnya kesadaran warga peduli AIDS (WPA) 1. Pencegahan efektif bila masy saling memberi informasi, sehingga mampu terhindar dari perilaku beresiko 2. Masyarakat terinfeksi HIV dapat menularkan dalam masyarakat, sehingga beban biaya perawatan kesh meningkat kemiskinan 3. Masy bersatu mencegah pengguna Narkoba di wilayahnya 4. Perawatan berbasis masy efektif ↓ stigma & diskriminasi 3 Tugas Utama Warga (Model WPA) 1. Identifikasi potensi risiko di wilayah. 2. Edukasi dan fasilitasi ke layanan (informasi, pencegahan, test & konseling HIV, IMS, CST, dsb-nya) Menjaga agar tidak ada stigma dan diskriminasi bagi siapapun 3. 1. Identifikasi Potensi Risiko ◦ Apakah ada indikasi anak2 muda akan / sudah terlibat penggunaan narkoba? Apakah ada pekerja seks (perempuan, waria atau laki-laki) di lingkungan? Apakah ada warga yang bekerja di industri hiburan malam? ◦ Apakah ada warga ber-profesi sebagai pelaut atau supir jarak jauh atau profesi lainnya (yang sering pergi lama meninggalkan keluarga) ◦ Apakah lingkungannya terdata (misalnya oleh puskesmas setempat) banyak kasus penyakit kelamin (termasuk keputihan) atau banyak kasus penangkapan Narkoba oleh polisi? ◦ Apakah ada indikasi lingkungan yang berpotensi terjadinya transaksi sex 2. Edukasi dan Fasilitasi ke Layanan ◦ Camat, petinggi & Ketua RT/RW. Kader, bersama toga/toma mengetahui informasi dasar HIV & AIDS & mendidik warganya agar mengerti (melalui: pertemuan desa, arisan, rumah ke rumah, dsb, edukasi dilakukan secara kekeluargaan & tidak men-stigma) ◦ Camat, petinggi & Ketua RT/RW, kader mendorong & memfasilitasi warga-nya (terutama yang dianggap berperilaku beresiko untuk mengakses layanan). ◦ Kegiatan diatas dapat dilakukan dengan dana swadaya (urunan) atau menggunakan ADD (alokasi dana desa), terutama untuk yang miskin ◦ Jika sudah ada indikasi warga terkena HIV dan AIDS bisa dilakukan pengobatan di RSU RA. Kartini, Pusk. Donorojo, Pusk. Bangsri I, Pusk. Mlonggo, dan Pusk Pecangaan 3. Menjaga Lingkungan Kondusif (tidak ada stigma dan diskriminasi) ◦ Camat, petinggi & Ketua RT/RW, kader bersama toga/toma perlu menjaga lingkungan kondusif (tanpa stigma dan diskriminasi) baik kepada ODHA, populasi kunci spt pengusiran, pengucilan dll ◦ Tidak semua orang terinfeksi HIV atau berperilaku beresiko karena penyebab tunggal, tetapi karena multi faktor diantaranya pendidikan, ekonomi, pembangunan yang tidak adil, dsb-nya. ◦ Norma-norma adat & agama serta budaya lokal lainnya dikembangkan untuk menciptakan agar tercipta lingkungan kondusif pada sesama manusia. SIAP = Identifikasi masalah = Prioritas populasi resiko tinggi dan masy ANTAR = Megantar populasi resiko tinggi ke tempat rujukan (VCT atau Puskesmas) JAGA = Menjaga kerahasiaan dan ketenangan masyarakat 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tumbuh dari kebutuhan ‘grass-root’ Memperkuat semangat gotong royong (budaya yang mulai hilang) Biaya program relatif murah (efisien). Lebih sustain (jika donor pergi, masyarakat tetap bisa bekerja). Jika dilakukan warga, perubahan perilaku akan lebih mudah terjadi. Efektif mengurangi diskriminasi, karena masyarakat terdidik & terlibat langsung. Manfaat Bagi Masyarakat : 1. Adanya kesiagaan dalam menangani identifikasi masalah sosial kesehatan di masy 2. Adanya kesiapan penanganan kegawat daruratan untuk berbagai masalah kesehatan 3. Masalah kesehatan dan epidemi HIV dan AIDS bukan lagi menjadi tanggungjawab individu melainkan tanggungjawab bersama 4. Adanya keterbukaan antara masyarakat, petugas kesehatan dan pemerintah 5. Akses terhadap layanan kesehatan menjadi lebih mudah berkat penyadaran yang dilakukan bersama-sama 6. Terbangunya kerjasama antara komponen masyarakat, puskesmas, toga, toma, dll 1. 2. 3. Manfaat Bagi Petugas Kesehatan : Terjalinnya kerjasama yang harmonis antara petugas kesehatan, masyarakat dan komponen masyarakat lain, misal : toga, toma, mahasiswa, dll Adanya kemudahan untuk membangun kegotong royongan dari masyarakat terutama saat melakukan pemantauan terhadap hasil indentifikasi potensi Adanya dukungan dari berbagai komponen masyarakan untuk terlibat dalam mengatasi masalah kesehatan 1. 2. Manfaat Bagi Pemerintah Terjalinnya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat misal toga, toma, dll Memperoleh masukan dari masyarakat mengenai pelayanan, khususnya pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah sebagai bahan untuk memperbaiki pelayanan Terorganisirnya kelompok WPA Seluruh masyarakat (RT, RW, Keluarga) memperoleh layanan dasar kesehatan yang mudah dan menyeluruh Terorganisasinya sistem rujukan bagi ODHA Seluruh sub populasi risti dan ODHA mudah mencari sarana rujukan sehingga tidak terjadi keterlambatan pengobatan Terorganisasinya kelompok masyarakat dalam membangun kesepakatan penanggulangan HIV dan AIDS Tersedianya fasilitas obat yang mudah dan cepat Seluruh warga memahami dan mengatahui kondisi sub populasi risti dan ODHA Kesimpulan Masyarakat memiliki potensi, jangan di-nihil-kan tetapi perlu dibangkitkan dan dibesarkan. Bersama kita bisa menyelamatkan anak bangsa dari epidemi AIDS dan Narkoba. 17 MARI BERTINDAK mulai dari hal kecil mulai dari diri sendiri mulai dari sekarang Terimakasih