Syahrul Amru (2006521856) Kelas Agama 13 1. Pembagian pemikiran keislaman di dunia secara umum a. Literal Penganut pemikiran ini dicirikan dengan sempit dan kakunya mereka dalam memahami ajaran Islam. Contohnya adalah pada saat seseorang memahami suatu hadits yang berbunyi “Sesungguhnya perbedaan antara kita (muslim) dan mereka (kafir) adalah sholat, maka barangsiapa meninggalkan sholat maka dia adalah kafir”, maka orang yang memiliki pemikiran ini akan memahami secara sempit bahwa siapapun orang yang meninggalkan sholat itu pasti orang kafir. b. Liberal Penganut pemikiran ini dicirikan dengan terlalu luas dan longgarnya mereka dalam memahami ajaran Islam. Contohnya adalah pada saat seseorang memahami suatu hadits yang berbunyi “Allah mengharamkan seseorang masuk neraka, jika mereka mengucap la illaha illallah”, maka orang yang memiliki pemikiran ini akan memahami terlalu luas dan longgar bahwa siapapun yang mengucap la illaha illallah (syahadat) akan masuk surga tanpa mempertimbangkan amalan-amalan lain. c. Moderat Penganut pemikiran ini dicirikan dengan sikap dan berperilaku secara proporsional, adil, dan moderasi antara kepentingan spiritual dan material (seimbang dalam segala macam hal). Contohnya adalah pada keputusan seseorang untuk mengambil kuliah dan juga disaat bersamaan menimba ilmu di pondok pesantren, yang mana hal ini berarti merupakan keseimbangan antara kepentingan spiritual berupa ilmu agama dan kepentingan material berupa ilmu duniawi. 2. Pemikiran moderat Penganut pemikiran ini disebut juga sebagai ummatan washatan yang berarti umat yang mengambil jalan tengah atau keadilan. Mereka biasanya melakukan segala aktivitas hidupnya secara seimbang, proporsional, dan adil, tidak berat sebelah, dan tidak zhalim. Kriteria seseorang bisa dianggap memiliki pemikiran yang moderat adalah sebagai berikut. 1. Tawazun (seimbang) 2. I’tidal (lurus dan adil) 3. Tawassuth (mengambil jalan tengah) 4. Tasamuh (toleransi) 3. Makna ajaran Islam Ajaran islam secara umum mengutamakan bagaimana kita berproses untuk tujuan menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Untuk mencapai hal tersebut Islam Syahrul Amru (2006521856) Kelas Agama 13 mengajarkan kepada kita agar selalu mencerminkan sikap menuhankan Allah dan memberikan manfaat baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Secara umum inti dari Islam itu sendiri adalah penyerahan diri kepada Allah SWT. Meskipun begitu, kita diwajibkan untuk menggunakan akal dan hati nurani yang mana nantinya digunakan sebagai indikator derajat mereka di hadapan Allah SWT. 4. A. Pribadi muslim adalah orang yang beriman kepada Allah SWT serta mampu memberikan kemaslahatan bagi dirinya sendiri dan orang lain seluas-luasnya. B. Keluarga muslim adalah keluarga yang beriman kepada Allah SWT serta mampu memberikan kemaslahatan bagi seluruh anggota keluarga maupun kepada keluarga lain. C. Masyarakat muslim adalah suatu masyarakat yang beriman kepada Allah SWT serta mampu memberikan kemaslahatan bagi seluruh anggota masyarakat maupun kepada masyarakat lain. D. Negara muslim adalah suatu negara yang memiliki ketauhidan serta mampu memberikan kemaslahatan kepada seluruh warga negaranya maupun kepada negara lain seluas-luasnya. E. Negara islam adalah negara yang berlandaskan pada ketauhidan, dan segala sendi-sendi kehidupan adalah berasal dari Islam. Semetara itu, negara muslim adalah negara yang sebagian besar penduduknya adalah muslim (pemeluk agama islam) dan syiar-syiar agama banyak dilaksanakan di negara tersebut. 5. Memahami Al-Quran secara proporsional adalah memahami Al-Quran dengan tujuan sebagai pedoman hidup kita. Maka kita diwajibkan untuk memahami setiap ayat di dalamnya meskipun nantinya akan terjadi banyak perbedaan dalam kasus pemahaman yang akan berbeda-beda tiap orang. Al-Quran adalah sumber pedoman seorang muslim yang berbentuk kitab suci dan merupakan parafrase dari firman Allah. Jadi, sangat mungkin dalam pemahaman kita akan isi dari Al-Quran tidak sejalan dengan kehendak-Nya. Yang perlu ditekankan untuk hal ini adalah dengan melakukan pengkajian atas akibat yang ditimbulkan dan hubungannya dengan misi islam itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemahaman kita akan isi dari Al-Quran.