Pagi itu aku kembali berdekap dalam kepiluan. Dia yang datang tiap hari di tahun-tahun terakhir ini, yang setia menemaniku bahkan dalam gelap dan perih, hanya si kepiluan yang orang-orang jauhi karena membawa perih yang tidak berujung. Bukan sang kebahagiaan, yang kuhabiskan waktu untuk menunggunya. ... Pada awalnya kepiluan ini hadir tepat di 4 tahun yang lalu dimana aku mengenal cinta dan juga luka. Cintaku ... Hingga kini ku yakini sang waktu dapat menghapus luka, namun dalam perjalananku penyembuhkan diri, luka itu kian bertambah, tergores ranting-ranting liar, semakin lebar, dalam dan berdarah