Yusti Riyadini – 2006500214 Resume film “The Pursuit of Happyness” Keteguhan Hati untuk Secuil Kebahagiaan JUDUL FILM The Pursuit of Happyness DURASI 117 Menit SUTRADARA Gabriele Muccino PENULIS SKENARIO Steven Conrad TANGGAL RILIS 15 Desember 2006 PEMERAN UTAMA Will Smith Jaden Smith Thandie Newton Film “The Pursuit of Happyness” ini merupakan film yang diadaptasi dari buku autobiografi karya Christopher Paul "Chris" Gardner dengan judul buku yang sama. Mengisahkan tentang kehidupan Chris Gardner sebelum menjadi seorang wirausahawan, investor, broker saham, pembicara motivasional, pengarang, filantropis, dan CEO pada firma broker saham miliknya sendiri, Gardner Rich & Co, yang berbasis di Chicago, Illinois, Amerika. Kesuksesan yang didapatkan bukan tanpa usaha, bahkan perjuangan hidupnya ini pernah membawanya hingga menjadi seorang tunawisma. Kisahnya diawali saat Chris dan istrinya, Linda, memutuskan menghabiskan seluruh tabungannya untuk membeli franchise mesin pemindai kepadatan tulang portable. Mesin ini memang memiliki ulasan menghasilkan gambar yang lebih baik daripada mesin pemindai X-Ray yang ada di rumah sakit namun kebanyakan dokter tulang yang ditemui Chris beranggapan bahwa mesin ini terlalu mahal. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya berserta istri dan anaknya yang masih kecil, Chris harus menjual minimal dua mesin pemindainya setiap bulan. Meskipun banyak dokter yang menolak membeli mesinnya, ia tetap berusaha menemui dokter-dokter lainnya. Namun kesulitan ini semakin terasa dan mempengaruhi keuangan keluarganya. Pendapatan istrinya yang hanya bekerja sebagai buruh di tempat laundry tidak dapat menutupi kebutuhan hidup mereka, bahkan Linda bekerja selama 2 shift. Hingga puncaknya banyak tagihan yang datang dan tidak dapat mereka bayarkan, seperti biaya sewa tempat tinggal, biaya penitipan anaknya, dan tagihan pajak yang sudah jatuh tempo. Saat itulah Linda memutuskan untuk meninggalkan Chris dan sepakat anaknya diasuh oleh Chris. Suatu hari, Chris bertemu dengan seseorang yang menggunakan mobil Ferarri mewah dan ia bertanya, “Bagaimana caranya Anda bisa mendapatkan mobil ini?” Orang tersebut menjawab, “Saya seorang pialang saham.” Sejak saat itu, Chris memiliki mimpi dan tujuan untuk menjadi pialang saham. Chris mendaftarkan dirinya dan diterima untuk mengikuti program magang di suatu perusahaan pialang, Dean Witter Reynold. Namun selama 6 bulan ini, Chris harus membuktikan kemampuannya tanpa diberi upah dan kemungkinan diterima kecil karena setelah 6 bulan itu hanya akan dipilih 1 dari 30 orang untuk menjadi karyawan tetap di Dean Witter Reynold. Karena tekatnya yang kuat, ia berusaha maksimal untuk menelepon calon customer selama jam kerjanya. Bahkan ia tidak minum supaya tidak menghabiskan waktunya untuk minum dan ke toilet. Kemalangan hidup Chris tidak sampai di situ saja, tidak lama setelahnya, ia dan anaknya diusir dari tempat tinggalnya karena tidak bisa membayar tunggakan biaya sewa. Di malam pertama nahasnya mereka tidur di toilet umum, dan hari-hari selanjutnya mereka harus antre untuk dapat menginap di penampungan tunawisma. Ia harus bisa mengatur waktunya untuk belajar menjadi pialang saham, menjual sisa mesinnya, mengantar dan menjemput anaknya di penitipan, dan di sore hari harus mengantre di penampungan tunawisma. Beberapa kali pun Chris Yusti Riyadini – 2006500214 Resume film “The Pursuit of Happyness” melewatkan jam makannya untuk berhemat. Setelah 6 bulan magang, akhirnya Chris diterima menjadi seorang pialang saham dengan kinerja yang luar biasa dalam mendatangkan banyak pelanggan ke Dean Witter Reynold. Kebahagian yang teramat sangat ia rasakan hingga meneteskan air matanya. Langsung diambil tas kerjanya dan bergegas ke tempat penitipan anaknya. Dan pada akhirnya mereka tidak lagi kesulitan untuk mencari tempat tinggal sehari-hari mereka. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari film ini, terutama terkait dengan motivasi diri. Menurut Maslow (1943), motivasi merupakan suatu fungsi dari 5 dasar kebutuhan. Pertama adalah physiological, yaitu kebutuhan yang paling dasar, seperti kebutuhan akan cukupnya makanan. Hal ini yang juga dirasakan oleh Chris, ia harus berhemat supaya cukup untuk membelikan makanan anaknya. Kedua, safety, yaitu kebutuhan untuk merasa aman dari segala gangguan secara fisik dan psikologis. Pada kasus Chris, ia sangat ingin untuk bisa merasa aman secara fisik dengan adanya tempat tinggal tetap. Serta Chris ingin terbebas dari tagihan-tagihan utang dan memiliki penghasilan yang cukup untuk membiayai kehidupannya dan anaknya, supaya dapat memenuhi kebutuhan untuk aman dari gangguan psikologis. Ketiga adalah love, yang tidak lain dan tidak bukan semua yang dilakukan pasti untuk anaknya. Selanjutnya, esteem, ia ingin memiliki kebanggan untuk menjadi seorang pialang saham yang berkecukupan. Yang kelima, self-actualization, Chris sangat berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam menggaet pelanggan sebanyak-banyaknya supaya ia dapat diterima menjadi karyawan tetap di Dean Witter Reynold. EXPERIENCE Orang yang sukses cenderung memiliki satu kesamaan, yaitu hidupnya berorientasi kepada tujuan. Teori penetapan tujuan menjelaskan bagaimana perilaku menetapkan tujuan dapat mengaktifkan proses motivasi yang kuat yang mengarah pada kinerja tinggi yang berkelanjutan. Motivasi dari penetapan tujuan ini dapat menghasilkan lima konsep wawasan praktis sebagai berikut, 1. Tujuan tinggi yang spesifik menghasilkan kinerja yang lebih baik. Chris bertekad untuk menjadi seorang pialang saham yang sukses dan ia berusaha keras untuk menjadi karyawan magang yang terbaik supaya bisa diterima sebagai karyawan tetap. 2. Umpan balik meningkatkan efek dari tujuan yang spesifik dan sulit. Di saat Chris ragu karena saat menjadi karyawan magang, ia tidak mendapat gaji sepeserpun, ada rekannya yang memberikan semangat dan mengatakan bahwa Chris adalah seseorang yang mampu berkerja di Dean Witter Reynold. Hal ini menjadi penambah dan penguat keinginannya sebagai pialang saham yang sempat turun. 3. Tujuan yang ditentukan bersama, tujuan yang diberikan, dan tujuan yang ditentukan sendiri sama-sama efektif. Dalam hal ini, Chris sendiri yang menetapkan tujuan untuk menjadi seorang pialang saham. Namun, dukungan bisa ia dapatkan dari lingkungan sekitar, seperti rekannya dan bahkan ada calon pelanggan yang turut membantu Chris membukakan relasi kepada calon pelanggan lainnya. 4. Perencanaan dapat memfasilitasi pencapaian tujuan. Tentunya dalam mencapai tujuan, perlu adanya rencana, dimulai dari rencana membagi waktunya untuk mencari penghasilan untuk biaya hidup sehari-hari, waktu untuk bersama anaknya terutama saat mengantar dan menjemput ke penitipan anak, hingga waktu untuk dirinya belajar untuk menjadi seorang pialang saham. Bahkan ia juga memperhitungkan waktu yang terbuang jika ia minum dan ke toilet. 5. Komitmen tujuan dan insentif moneter mempengaruhi hasil penetapan tujuan. Chris berkomitmen pada dirinya sendiri, bahwa jangan sampai orang lain berkata kalau kamu tidak bisa melakukan apapun, dan hal ini juga yang dinasihatkan pada anaknya. Ternyata prinsip ini yang membuatnya semangat untuk terus memberikan yang terbaik di segala hal.