PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : PENGGUNAAN METODE BIOTRICKLING FILTER DALAM MENGATASI POLUTAN GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S) BIDANG KEGIATAN : PKM – GAGASAN TERTULIS Diusulkan Oleh : Hayat Tulloh Husaini (143800000001/Teknik Lingkungan/2014) Putri Restuningtyas (143800023/Teknik Lingkungan/2014) Muchammad Luqmanul Hakim (153700084/Teknik Industri/2015) UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA 2016 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................iii DAFTAR TABEL..........................................................................................iii DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iii RINGKASAN................................................................................................ 1 PENDAHULUAN......................................................................................... 2 GAGASAN.................................................................................................... 3 KESIMPULAN.............................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10 LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................ 11 DAFTAR TABEL Tabel 1. Tingkat konsentrasi H2S dan efek terhadap manusia……………...4 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Sistem Biotrickling Filter……………………………………….5 Gambar 2. Sistem Biotrickling Filter……………………………………….5 Gambar 3. Tingkat oksidasi thiosulfate (10 g/L) oleh biomassa yang terlepas dari TZ, PVC dan cincin poliethilen (PE) pada suhu 30oC dan pH 6……………………………………... 7 Gambar 4.Scanning Electron Microphotograph dari biofilm cincin polietilen oleh Thiobacillus thioparus………………………… 8 Gambar 5. Efisiensi pembuangan (removal efficiency) pada biotrickling filter yang diinokulasi Acidithiobaciluus thiooxidans.……………………………………………………. 10 RINGKASAN Kegiatan industri, penyulingan minyak bumi, gas alam, pabrik petrokimia, akan menghasilkan polutan berupa gas hidrogen sulfida (H2S). Gas Hidrogen Sulfida (H2S) tidak berwarna, gas yang mudah terbakar dan sangat beracun.Salah satu alternatife untuk mereduksi polutan gas hidrogen sulfida (H2S) yaitu dengan menerapkan metode biotrickling filter.Masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah apakah metode biotrickling filter dapat mereduksi polutan gas hidrogen sulfida (H2S)? Penggunaan metode biotrickling filter dengan bantuan peran mikroorganisme Thiobacillus thioparus dan Acidithiobacillus thiooxidans diharapkan dapat menurunkan kandungan polutan gas hidrogen sulfida (H2S). Gas hidrogen sulfida (H2S) disebut juga gas telur busuk, asam belerang atau uap bau.Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri.Gas H2S sangat beracun dan dapat melumpuhkan sistem pernafasan serta dapat mematikan dalam beberapa menit. Sistem metode Biotrickling Filter ini membutuhkan mikroorganisme Thiobacillus thioparus dan Acidithiobacillus thiooxidans untuk dekomposisi polutan.Di dalam sistem biotrickling filter ini terdapat suatu kolom terisi bahan yang berpori sehingga dapat dilalui gas polutan. Pada permukaan bahan yang telah disusun dalam kolom tersebut, akan terbentuk biofilm. Gas terkontaminasi akan dialirkan secara bersamaan atau secara berlawanan kemudian akan terjadi kontak dengan fase cair yang menyediakan nutrisi sehingga terbentuk kondisi yang sesuai untuk menjaga kelangsungan hidup dan aktifitas biofilm. Gas diserap dan secara biologis dioksidasi, kemudian mengubah senyawa H2S menjadi senyawa sulfur teroksidasi seperti sulfur (belerang) dan sulfat, yang akan keluar dari bioreaktor di dalam fase cairan sehingga akan mengurangi gas polutan hidrogen sulfida (H2S). PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan industri, penyulingan minyak bumi, gas alam, pabrik petrokimia, pengolahan air secara aerob dan anaerob akan menghasilkan polutan berupa gas. Hidrogen sulfida (H2S) merupakan salah satu limbah gas yang dihasilkan.Gas H2S tidak berwarna, gas yang mudah terbakar dan sangat beracun. Biasanya H2S ditemukan dalam campuran dengan lainnya senyawa sulfur organik seperti methanethiol, dimetilsulfida dan dimetildisulfida. Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi polutan yaitu secara fisik, kimia dan biologis. Secara fisik, biasanya digunakan arang aktif sebagai filter. Secara kimia, dapat dilakukan penambahan bahan kimia atau proses tertentu seperti insinerasi. Saat ini, metode fisikokimia yang digunakan untuk mengatasi polutan H2S dan mengurangi senyawa sulfur adalah adsorpsi, absorpsi, insinerasi.Namun, metode ini memiliki kebutuhan energi yang relatif tinggi dan membutuhkan biaya yang tinggi. Beberapa proses biologi yang digunakan untuk mengatasi gas yang terkontaminasi dengan senyawa sulfur organik (H2S), telah dilaporkan. Pengolahan secara biologis dapat digunakan metode bioscrubber, biotrickling filter dan biofilter. Metode biologis dengan menggunakan biotrickling filter telah diusulkan sebagai alternatif untuk mengatasi polutan gas H2S. Di dalam sistem biotrickling filter ini terdapat suatu kolom terisi bahan yang disusun sedemikian rupa menjadi suatu lapisan yang berpori (memiliki celah) sehingga dapat dilalui gas polutan. Pada permukaan bahan yang telah disusun dalam kolom tersebut, akan terbentuk biofilm. Gas terkontaminasi akan dialirkan secara bersamaan atau secara berlawanan kemudian akan terjadi kontak dengan fase cair yang menyediakan nutrisi sehingga terbentuk kondisi yang sesuai untuk menjaga kelangsungan hidup dan aktifitas biofilm. Gas diserap dan secara biologis dioksidasi, kemudian mengubah senyawa H2S menjadi senyawa sulfur teroksidasi seperti sulfur (belerang) dan sulfat, yang akan keluar dari bioreaktor di dalam fase cairan sehingga akan mengurangi gas polutan (H2S). Bakteri dari genus Acidithiobacillus,seperti Acidithiobacillus thiooxidans yang menggunakan H2S sebagai sumber energi, tampaknya sesuai karena persyaratan nutrisi rendah. Inokulasi kultur mikroorganisme pada sistem biotrickling filter dapat meningkatkan kapasitas dan efisiensi dalam mengurangi atau menghilangkan gas H2S dan senyawa organo sulfur lain selama proses operasi sistem. Selain itu, beberapa strain Thiobacillus thioparus menunjukkan efisiensi yang tinggi dalam mengurangi atau menghilangkan H2S, yang juga mampu mendegradasi methanethiol, dimetildisulfida dan karbon disulfida sebagai sumber energi. Penggunaan mikroorganisme dengan kemampuan yang tinggi di dalam sistem kerja biotrickling filter diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengurang atau menghilangkan gas beracun H2S. Oleh karena itu penulis mengungkapkan ide dalam sebuah karya tulis ilmiah ini dengan judul : ”PENGGUNAAAN METODE BIOTRICKLING FILTER DALAM MENGATASI POLUTAN GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S)”. Tujuan Penulisan 1. Mendeskripsikan sistem pengolahan polutan gas buang dengan menggunakan sistem metode Biotrickling Filter untuk menurunkan kandungan gas Hidrogen Sulfida (H2S). 2. Mengetahui peranan Thiobacillus Thioparus dan Acidithiobacillus thiooxidans dalam mengoksidasi Hidrogen Sulfida (H2S) pada sistem Biotrickling Filter. Manfaat Penulisan 1. Bagi Instansi atau Industri Sebagai bahan masukan dalam upaya penyehatan lingkungan sehingga dampak negatif yang ditimbulkan dapat dicegah dan dikendalikan. 2. Bagi Peneliti Sendiri a. Sebagai tambahan ilmu dimana peneliti akan dapat mengaplikasikan antara teori dan praktek di lapangan. b. Memperluas wawasan peneliti untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dibidang kesehatan lingkungan khususnya tentang pengolahan polutan gas buang. GAGASAN Gas hidrogen sulfida (H2S) disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang atau uap bau. Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik oleh bakteri. Oleh karena itu, gas ini dapat ditemukan di dalam operasi pengeboran minyak, gas dan panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri, peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah (Wikipedia 2016). Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain tidak berwarna tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah, merupakan jenis gas beracun, dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi 4.3% (43000 ppm) sampai 46% (460000 ppm) dengan nyala api berwarna biru pada temperature 500 0F (2600C), berat jenis gas H2S lebih berat dari udara sehingga gas H2S akan cenderung terkumpul di daerah yang rendah (berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S =1.2 atm dan berat jenis udara = 1 atm), H2S dapat larut (bercampur) dengan air (daya larut dalam air 437 ml/100ml air pada 00C; 186 ml/100 ml air pada 400C), H2S bersifat korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan logam (Pubchem database 2016). Batas maksimum emisi untuk H2S sebesar 35 mg/m3 (Kepmen LH No.13 tahun 1995), volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm).Efek fisik gas H2S pada tingkat rendah dapat menyebabkan terjadinya gejala-gejala diantaranya sakit kepala atau pusing, badan terasa lesu, hilangnya nafsu makan, rasa kering pada hidung, tenggorokan dan dada, batuk – batuk, dan kulit terasa perih. Tabel 1. Tingkat konsentrasi H2S dan efek terhadap manusia Tingkat H2S (PPM) Efek pada manusia 0.13 Bau minimal yang masih terasa 4.6 Mudah dideteksi, bau yang sedang 10 Permulaan iritasi mata dan mulai berair 27 Bau yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi lagi. 100 Batuk-batuk, iritasi mata dan indera penciuman sudah tidak berfungsi 200 - 300 Pembengkakan mata dan rasa kekeringan di tenggorokan 500 - 700 Kehilangan kesadaran dan bisa mematikan dalam waktu 30 – 60 menit Lebih dari 700 Kehilangan kesadaran dengan cepat dan berlanjut kematian Sumber : American National Standards Institute (ANSI Standard No. Z37.2-1972) Biotrickling Filter relatif baru dan masih dianggap sebagai sebuah teknologi baru untuk mengontrol polusi udara. Berbagai bahan telah digunakan untuk mendukung pembentukan biofilm-mikroorganisme, di antaranya cincin polietilen, busa polystyrene, tanah diatom, keramik, polistiren dicampur dengan karbon aktif, bahan pelet sintetis dan perlit. Secara umum, karakteristik bahan yang berpori dan permukaan bahan yang nonhidrofobik dengan permukaan spesifik tampaknya dapat memfasilitasi kolonisasi mikroorganisme dan selanjutnya membentuk biofilm. Gambar 1. Sistem Biotrickling Filter Pada gambar 1, udara yang terkontaminasi/beracun dimasukkan ke dalam sistem dari atas dengan blower kemudian melalui bahan dan udara yang bersih akan ke luar melalui saluran bawah (Maredia, 2005) Udara terkontaminasi dimasukkan ke dalam sistem melalui saluran di atas kolom, gas tersebut akan masuk ke dalam lapisan bahan filter dimana terdapat mikroorganisme yang berkembang dan berperan dalam mengoksidasi H2S. Gas yang sudah bersih akan dialirkan ke luar melalui saluran outlet. Selama proses tersebut terjadi sirkulasi air dan nutrisi yang diberikan melalui shower di bagian atas kolom. A B Gambar 2. Sistem Biotrickling Filter Pada gambar 2. Sistem Biotrickling Filter, inlet berada di bagian bawah kolom dan outlet berada di bagian atas. (1) compressor udara; (2) Pressure gauge; (3) Needle Valve;(4) Air filter;(5) Pengontrol aliran;(6) Check valve;(7) Humidification;(8) Mist removal chamber;(9) generator H2S;(10) Peristaltic pump;(11) Solutions of Na2S and HCl;(12) Lead acetate solution; (13) Pengontrol aliran; (14) Flowmeter; (15) Biotrickling filter; (16) outlet; (17) Recycling pump; (18) Solution recycle; (19) Solution make-up. (Syed, et al., 2006; Aroca,G. et al., 2007) Terdapat sedikit perbedaan pada gambar 2, di mana gas yang terkontaminasi dialirkan melalui bagian bawah kolom, kemudian gas tersebut akan naik ke atas kolom melalui lapisan (celah-celah atu pori) bahan filter, selama melalui lapisan gas H2S akan teroksidasi sehingga gas yang bersih akan ke luar melalui bagian atas kolom. Nutrisi untuk mikroorganisme diberikan bersamaan dengan air yang dialirkan dari atas kolom dan air tersebut akan terus disirkulasi. Alasan sistem biotrickling filter lebih disukai adalah karena biotrickling filter memiliki sistem sirkulasi cairan yang dapat bermanfaat untuk memberikan nutrisi untuk mikroorganisme, seperti pada gambar. Sirkulasi cairan membantu menghindari terjadinya kekeringan pada bahan filter dan juga memungkinkan untuk dilakukan penghapusan metabolit yang dihasilkan selama degradasi yang kemudian dapat didaur ulang. Bahan kemasan yang digunakan dalam sistem biotrickling filter biasanya merupakan bahan inert atau sintetis seperti terak, keramik, cincin plastik dan busa, atau batuan vulkanik. Bahan tersebut memberikan permukaannya untuk pembentukan biofilm di mana tempat sebagian besar mikroorganisme pendegradasi polutan.Suhu harus dipertahankan antara 2729 °C bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan pH cairan tersirkulasi harus tetap netral untuk menghindari pengasaman.Oleh karena itu, pemantauan terus menerus terhadap kondisi udara, air, pH, penurunan tekanan, dan temperatur yang diperlukan. Setelah pemakaian yang lama, maka di dalam lapisan filter, permukaan bahan tersebut akan dilapisi biomassa mikroorganisme (biofilm). Sehingga lamakelamaan pori-pori pada lapisan tersebut akan semakin sempit. Akibatnya gas terkontaminasi dan air yang dimasukkan ke dalam sistem akan sulit untuk dialirkan ke dalam lapisan tersebut. Terjadinya penghambatan tersebut akan menurunkan efisiensi pengurangan gas polutan atau beracun. Untuk itu, lapisan biofilm dapat dihilangkan secara fisik dengan menambahkan air di bawah tekanan tinggi untuk menciptakan tekanan tinggi sehingga biofilm terlepas dari permukaan bahan.Selain itu juga dapat dihapus secara kimiawi dengan NaOH pada konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan kemudian dengan HCl menetralkan pH. Penyumbatan celah juga terjadi jika terjadi kelebihan penambahan nutrisi dan dapat dikendalikan dengan perlakuan stress (penghentian pemberian nutrisi) untuk beberapa hari. Jika pembersihan secara periodik dilakukan, maka beban sistem dapat dikurangi sehingga sistem dapat bekerja dengan baik, tetapi hal ini meningkatkan biaya pemeliharaan.Hal inilah yang menjadi kelemahan sistem ini. Setelah penggunaan jangka panjang, lapisan bahan filter ini akan memburuk dan membutuhkan penggantian. Peranan Mikroorgansme Thiobacillus Thioparus dan Acidithiobacillus thiooxidans dalam Mengoksidasi Hidrogen Sulfida (H2S) pada sistem Biotrickling Filter Peranan mikroorganisme untuk mengurangi atau menghilangkan gas beracun H2S telah banyak dilaporkan.Thiobacillus thioparus dan Acidithiobacillus thiooxidans merupakan bakteri yang menggunakan karbon anorganik (CO2) sebagai sumber karbon, sumber energi diperoleh dari oksidasi senyawa anorganik tereduksi seperti H2S. Thiobacillus thioparus dan Acidithiobacillus thiooxidans yang diinokulasikan dalam sistem biotrickling filter memiliki kemampuan mengoksidasi H2S. Aroca, G. et al. (2007), melaporkan oksidasi H2S menggunakan biotrickling filter yang diinokulasikan dengan Thiobacillus thioparus dioperasikan pada kondisi pH netral, dan sistem biotrickling filter yang diinokulasikan dengan Acidithiobacillus thiooxidans di lingkungan asam. Bahan pendukung dibuat dengan menggunakan respirometri sebagai indeks kapasitas oksidasi sulfur sehingga terbentuk biofilm pada tiga bahan: (i) batu vulkanik (Tezontle (TZ)), (ii) cincin polietilen dan (iii) polyvinilclorure (PVC). Gambar 3. Tingkat oksidasi thiosulfate (10 g/L) oleh biomassa yang terlepas dari TZ, PVC dan cincin poliethilen (PE) pada suhu 30oC dan pH 6 Pada penelitian Aroca, G. et al. (2007), dua set sistem biotrickling filter dimana kolom diisi dengan cincin polietilen. Cincin polietilen digunakan karena setelah dilakukan pengujian pada tingkat oksidasi thiosulfate, cincin polietilen menunjukkan hasil konsumsi oksigen tertinggi.Tingkat konsumsi oksigen menunjukkan kemampuan oksidasi thiosulfat yang tinggi oleh biofilm yang terbentuk pada bahan seperti gambar 3 di atas. Biotrickling filter dikemas dengan cincin polietilen yang diinokulasi dengan kultur bakteri secara kontinu dalam kondisi yang sama, kecuali pH, yang dikontrol pada kisaran optimal untuk pertumbuhan di setiap set; pH 5,5-7,0 untuk Thiobacillus thioparus, dan pH 1,8-2,5 untuk Acidithiobacillus thiooxidans. Setelah 30 hari biofilm diamati pada permukaan cincin polietilen (gambar 4). Tingkat kemampuan yang tinggi dari oksidasi tiosulfat ditunjukkan oleh adanya sel-sel yang terlepas dari cincin polietilen dan dapat dikaitkan dengan sifat menyerap dari permukaan material yang mengarahkan pengembangan biofilm homogen, seperti yang ditunjukkan oleh hasil foto mikroskop elektron seperti pada Gambar 4.Fakta ini terjadi mungkin dikarenakan tingginya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk immobilisasi sel yang kemudian mempertahankan sel tersebut aktif secara metabolik. Gambar 4.Scanning Electron Microphotograph dari biofilm cincin polietilen oleh Thiobacillus thioparus. Pada gambar 4 yang menunjukkan sebuah foto mikroskop biofilm yang dibentuk oleh Thiobacillus thioparus.Dalam gambar 4a menunjukkan perkembangan bakteri yang berasosiasi dengan cincin yang diamati, sedangkan pada Gambar 4b dan 4c limpahan bentuk dasar sulfur yang dihasilkan pada permukaan cincin polietilen yang diamati.Bahan ini diproduksi oleh oksidasi tiosulfat, menghasilkan kristal-kristal dengan tipenya struktur oktahedral. Analisis emisi sekunder mengungkapkan bahwa sulfur dasar ada dalam proporsi yang signifikan (34,72% p / p). Hasil yang sama diperoleh untuk Acidithiobacillus thiooxidans. Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa dalam penghapusan H2S bila menggunakan biotrickling filter dengan biofilm yang dibentuk oleh Thiobacillus thioparus, dioperasikan pada kisaran pH antara 5,5 dan 7,0 untuk menyediakan kondisi yang optimal untuk pertumbuhan. Kapasitas maksimal penghapusan dicapai dalam bioreaktor adalah 14 gS m-3h-1 pada 30 gS m-3h-1dari beban inlet, efisiensi removal (efisiensi pembuangan H2S) 47% pada waktu tinggal (residence time) 26 detik. Hasil yang lebih baik diperoleh dalam biotrickling filter yang diinokulasi dengan A. thiooxidans, dan dioperasikan tanpa kontrol pH pada konsentrasi H2S inlet yang tinggi. Efisiensi removal (efisiensi pembuangan H2S) sebesar 100% (gambar 5) yang dicapai pada konsentrasi H2S inlet yang lebih tinggi (4600 dan 982 ppm) dengan residence time masing-masing 120 detik dan 45 detik. Oleh karena itu, kapasitas pembuangan H2S oleh Acidithiobacillus thiooxidans lebih baik dibandingkan dengan Thiobacillus thioparus.Selain itu juga, oksidasi sempurna H2S (100%) telah dicapai dengan beban inlet 240 gS m-3h-1.Kapasitas removal tertinggi adalah 370 gS m-3h-1 pada residence time 45 detik, dan 405 gS m-3h-1beban inlet (efisiensi 91%). Gambar 5. Efisiensi pembuangan (removal efficiency) pada biotrickling filter yang diinokulasi Acidithiobaciluus thiooxidans. Kedua nilai yang diperoleh dalam biotrickling filter yang diinokulasi dengan Acidithiobacillus thiooxidans sesungguhnya jauh lebih tinggi daripada kapasitas yang telah dilaporkan dalam sistem biofiltrasi dikemas dengan carrier alami Aroca, G. et al. (2007), mungkin dikarenakan kemungkinan untuk mengalirkan atau mengeluarkan sulfur dan sulfat. KESIMPULAN Pengolahan polutan gas buang dengan menggunakan sistem metode biotrickling filter ini dapat menurunkan polutan gas Hidrogen Sulfida (H2S) dengan bantuan peranan mikroorganisme Thiobacillus Thioparus dan Acidithiobacillus thiooxidans Removal rate pada biotrickling filter yang diinokulasi dengan Thiobacillus thioparus operasi dalam kisaran pH antara pH 5,5-7,0 menunjukkan kemampuan lebih rendah dari kapasitas penghapusan Acidithiobacillus thiooxidans sehingga Acidithiobacillus thiooxidans adalah mikroorganisme yang paling baik untuk biooksidasi H2S di biotrickling filter. DAFTAR PUSTAKA Aroca, G., Homero U., Dariela N., Patricio O., Alejandra A., Karlo G. 2007. Comparison on the removal of hydrogen sulfide in biotrickling filtersinoculated with Thiobacillus thioparus and Acidithiobacillus thiooxidans.Electronic Journal of Biotechnology ISSN: 0717-3458 Vol.10 No.4, Issue of October 15, 2007. Maredia, Sabina. 2005. A comparison of biofilters, biotrickling filters and membrane bioreactors for degrading volatile organik compounds. MMG 445 eJournal 2005, 1: 1 www.msu.edu/course/mmg/445. Syed, M., G. Soreanu, P. Falletta dan M. Béland. 2006. Removal of hydrogen sulfide from gas streamsusing biological processes - A review. Canadian Biosystems Engineering Volume 48 2006. JS Devinny et Al.:"Biofiltration untuk pengendalian pencemaran udara "penerbit Lewis, 1999 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Tahun 1995, Baku Mutu emisi Sumber tidak Bergerak. American National Standards Institute (ANSI Standard No. Z37.2-1972) Pubchem database ”Hydrogen Sulfide” 23 maret http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/402#section=Top 2016 Wikipedia. ”Hidrogen sulfida”. 23 https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen_sulfida 2016 Maret LAMPIRAN – LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing 1. Biodata Ketua Kelompok A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIM 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 E-mail 7 Nomor Telepon/Hp Hayat Tulloh Husaini L Teknik Lingkungan 143800001 Surabaya, 23 Juli 1994 [email protected] 085755555268/081272304282 B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun MasukLulus SD SD K H Abdullah Ubaid 1 - SMP SMA SMPN 42 Surabaya SMKN 5 Surabaya - Kimia Analis 2000 - 2006 2006 - 2009 2019 – 2013 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM – GT. Surabaya,27 April 2016 Pengusul, Hayat Tulloh Husaini 2. Biodata Anggota Kelompok A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIM 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 E-mail 7 Nomor Telepon/Hp Putri Restuningtyas P Teknik Lingkungan 143800023 Sidoarjo, 14 Agustus 1994 [email protected] 081703419390 B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun MasukLulus SD SMP SD N Kramat Jegu I Taman, Sidoarjo SMP N 2 Taman, Sidoarjo - - SMA SMK Kesehatan Bina Husada Surabaya Farmasi 2001-2007 2007-2010 2010-2013 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM – GT. Surabaya,27 April 2016 Pengusul, Putri Restuningtyas 3. Biodata Anggota Kelompok A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIM 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 E-mail 7 Nomor Telepon/Hp Muchammad Luqmanul Hakim L Teknik Industri 153700084 Sidoarjo, 14 Februari 1997 [email protected] 08385595558 B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi SD MI Islamiyah Geluran Taman, Sidoarjo SMP SMP YPM 1 Taman, Sidoarjo Jurusan Tahun MasukLulus - - 2003-2009 2009-2012 SMA SMK YPM 1 Taman, Sidoarjo Teknik Komputer dan Jaringan 2012-2015 Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM – GT. Surabaya, 27April 2016 Pengusul, Muchammad Luqmanul Hakim 4. BIODATA DOSEN PEMBIMBING I. IDENTITAS DIRI 1 Nama Lengkap (gelar di belakang) Muhammad Al Kholif.,S.T., M.T. 2 Jab. Fungs/Pangkat/Gol Tenaga Pengajar/Penata Muda Tk I/III-B 3 Jab. Struktural Dosen FTSP-Teknik Lingkungan 4 NIP / NPP 1312686/DY 5 NIDN 0731128701 6 Fakultas / Jurusan FTSP / Teknik Lingkungan 7 Perguruan Tinggi UNIPA Surabaya 8 Tempat dan Tanggal Lahir Probolinggo, 31 Desember 1987 9 Alamat Rumah Jl. Ikan Paus No. 46 RT 04 RW 06 Mayangan Probolinggo 10 Nomor Telepon/Fax Rumah (0335) 422288 11 Nomor HP 0852 3080 0055 12 Alamat Kantor Jl. Dukuh Menanggal XII/4 Surabaya 13 Nomor Telepon/Fax Kantor (031) 8281181 14 Alamat e-mail personal [email protected] 15 Lulusan yg telah dihasilkan S1= 16 Bidang keahlian Rekayasa Pengelolaan Kualitas Lingkungan 17 Mata Kuliah yang diampu orang S2 = org 1. Pengolahan Air Buangan Domestik 2. Pengelolaan Kualitas Lingkungan 3. Laboratorium Lingkungan 4. Pengelolaan Buangan Industri II. RIWAYAT PENDIDIKAN 2.1. Program: S1 S2 2.2. Nama PT UNIPA Surabaya ITS Surabaya 2.3. Bidang Ilmu Teknik Lingkungan Teknik Lingkungan 2.4. Tahun Masuk 2005 2012 2.5. Tahun Lulus 2009 2013 2.6. Judul Skripsi/ Tesis/Disert asi Perbedaan Tekanan Produk Biogas Berbahan Tinja Sapi Ditinjau Dari Variasi Perbandingan Campuran 2.7. Nama Drs. Pungut ST., MT Pembimbing/ S3 Aplikasi Biofilter Anaerob Pada air Limbah Cucian Dari Rumah Potong ayam (RPA) Asmoro, Prof. Ir. Joni Hermana, MSc.ES, Ph.D Promotor III. PENGALAMAN PENELITIAN No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber (Juta Rp) 1. 2015 Penerapan Efisiensi Penggunaan Air Bersih Terhadap Daya Tampung Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Puskesmas Pucang Sewu LPPM UNIPA Surabaya 3,5 2. 2014 Desain IPAL Biofilter untuk Mengolah Air Limbah Poliklinik Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya LPPM UNIPA Surabaya 3,5 3. 2013 Aplikasi Biofilter Anaerob Pada air Limbah Cucian Dari Rumah Potong ayam (RPA)pada Air Limbah Domestik Mandiri 13 4. 2013 Pengembangan Reaktor Biofilter Terpadukan Teknologi Filtrasi untuk Mengolah Air Limbah Domestik menjadi LPPM UNIPA Surabaya 4 No. Tahun Pendanaan Judul Penelitian Sumber (Juta Rp) Mandiri 5 Air Bersih 5. 2009 Perbedaan Tekanan Produk Biogas Berbahan Tinja Sapi Ditinjau Dari Variasi Perbandingan Campuran IV. PELATIHAN PROFESIONAL TAHUN PELATIHAN PENYELENGGARA 2015 Workshop Strategi, Trik dan Review Publikasi Universitas Wisnuwardhana Artikel Ilmiah Pada Jurnal Nasional dan Malang Internasional 2014 Pelatihan Manajemen Kewirausahaan 2014 Workshop dan Klinik Peningkatan Mutu Universitas Wisnuwardhana Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat Malang Berbasis Wilayah 2014 Pelatihan Pengelolaan Limbah Bahan Beracun Institut Teknologi Sepuluh dan Berbahaya (B3) Kegiatan Akademik Nopember (ITS) Surabaya Perguruan Tinggi 2014 Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Universitas PGRI Adi Buana Teknik Intruksional (PEKERTI) Surabaya 2014 Pelatihan Pelatih Orientasi Pengembangan Universitas PGRI Adi Buana Pembimbing Kemahasiswaan ( PP OPPEK) Surabaya V. Karir dan Universitas Airlangga Surabaya PENGALAMAN JABATAN JABATAN INSTITUSI Kepala Laboratorium Teknik Lingkungan VI. Pusat Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (UNIPA) TAHUN 2015-2016 PENGALAMAN MENGAJAR MATA KULIAH JENJANG INSTITUSI / JENJANG/ PROGRAM TAHUN Mekanika Tanah S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2016 Teknologi Pengendalian Pencemaran Udara S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2016 Wawasan Teknologi dan Komunikasi Ilmiah S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2015 S/D Sekarang Drainase/ Sistem Penyaluran Air S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2015 Penulisan Karya Tulis dan Teknik Presentasi S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan Ilmu Alamiah Dasar S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Pendidikan Kepelatihan Olahraga 2013 S/D Sekarang Konservasi Lingkungan S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2012 S/D Sekarang Pengelolaan Sumber Daya Air S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2012 S/D Sekarang Pengelolaan Bunagan Industri S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2011 S/D Sekarang Pengelolaan Kualitas Lingkungan S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2011 S/D Sekarang Pengelolaan Air Buangan Domestik S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2011 S/D Sekarang Laboratorium Lingkungan S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik 2011 S/D Sekarang 2013 S/D Sekarang JENJANG INSTITUSI / JENJANG/ PROGRAM TAHUN Mekanika Tanah S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2016 Teknologi Pengendalian Pencemaran Udara S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2016 Wawasan Teknologi dan Komunikasi Ilmiah S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2015 S/D Sekarang MATA KULIAH Lingkungan Hidrologi dan Geohidrologi S1 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya / Teknik Lingkungan 2010 S/D Sekarang VII. PENGALAMAN KEGIATAN MAHASISWA Tahun Jenis/Nama Kegiatan 2014-2016 2014-2015 Dosen Wali LKMM-TD Tempat Peran Dosen Wali Pembicara Teknik Lingkungan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Fakultas Teknik Universitas PGRI Adi Buana Surabaya VIII. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Pendanaan 1 2015 LPPM UNIPA Surabaya 2 2014 IbM Pemasaran Produk Hasil Perikanan Guna Menunjang Perekonomian Di Desa Kramat Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik IbM Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah Sebagai Apotik Hidup Dan Pembuatan Jamu Di Desa Kalimati LPPM UNIPA Surabaya Kecamatan TarikSidoarjo 3 2014 IbM Pengembangan Potensi Wilayah Menuju Desa Utama Wisata Bahari Unggulan LPPM UNIPA Surabaya 4 2014 IbM Manajemen Berbeku (Barang Bekas Berkualitas Untuk Meningkatkan Ekonomi Keluarga Di DesaKedungkendo Kecamatan Candi Sidoarjo LPPM UNIPA Surabaya 5 2013 IbM Pengelolaan Lingkungan Kawasan Pesisir Di Desa Kramat Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik LPPM UNIPA Surabaya 6 2013 IbM Pengelolaan Persampahan untuk Meningkatkan Produktivitas Menuju Lingkungan Sehat LPPM UNIPA Surabaya 7 2012 IbM Bagi Masyarakat Untuk Memenuhi Kebutuhan Air bersih (Teknologi Penjernihan Air Secara Sederhana) UNIPA LPPM UNIPA Surabaya IX. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL/Keynote Speaker/Visiting Professor No. Tahun 1 2016 2 2015 Judul Artikel Ilmiah Keynote Speaker/Visiting Professor The Effect ofBODConcentrateInfluet To Remove Pollutant LoadInWastewaterof AChickenSlaughterhouse Anggota Pengaruh Penggunaan Media Dalam Menurunkan Kandungan Amonia Pada Limbah Cair Rumah Potong Ayam (RPA) Dengan Sistem Peneliti Vol / Nomor 11/5 Hal: 35193524 Nama Jurnal Jurnal Internasi onal ARPN Journal of Engineeri ng and Applied Sciences 13/1 Hal : 13-18 Jurnal Ilmiah Jurnal Teknik WAKTU UNIPA Surabaya Biofilter Anaerob 3 2014 Desain Instalasi Pengelolahan Air Limbah (IPAL) Biofilter Untuk Anggota 12/2 Hal : 73-82 Jurnal Teknik WAKTU UNIPA Surabaya Mengolah Air Limbah Poliklinik UNIPA Surabaya 4 2013 The Wastewater Treatment of Chicken Slaughterhouse by Using Submerged Upflow Anaerobic Biofilter Jurnal Ilmiah Keynote Speaker Advances in Sustainable Environment al Resource Managemen t and Sanitation Technology. 25-26 June 2013 BaliIndonesia Proceedi ng The 4th Internati onal Seminar of Environ mental Engineeri ng (ISEE) 2013. ISBN 978- 60295595-69. Halaman 656-662 X. PENGALAMAN PENULISAN BUKU/BUKU AJAR/HANDOUT Judul Buku Jumlah Halaman Keterangan/ Penerbit No. Tahun 1. 2014 Penulisan Karya Tulis dan Teknik Presentasi FTSP UNIPA 2 2014 Pengelolaan Kualitas Lingkungan FTSP UNIPA Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas No. Nama / NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu (Jam/ Minggu) 7 Uraian Tugas 1. Hayat Tulloh Husaini 143800001 Teknik Lingkungan Teknologi dan Rekayasa 2. Putri Restuningtyas 143800023 Teknik Lingkungan Teknologi dan Rekayasa 7 Menentukan gagasan bersama 3. Muchammad Luqmanul Hakim 153700084 Teknik Industri Teknologi dan Rekayasa 7 Menentukan gagasan bersama Menentukan gagasan bersama