Uploaded by Putri Restuningtyas

pkm gt biotrickling filter docx

advertisement
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM :
PENGGUNAAN METODE BIOTRICKLING FILTER DALAM MENGATASI
POLUTAN GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S)
BIDANG KEGIATAN :
PKM – GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh :
Hayat Tulloh Husaini (143800000001/Teknik Lingkungan/2014)
Putri Restuningtyas (143800023/Teknik Lingkungan/2014)
Muchammad Luqmanul Hakim (153700084/Teknik Industri/2015)
UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA
SURABAYA
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iii
RINGKASAN................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................... 2
GAGASAN.................................................................................................... 3
KESIMPULAN.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................ 11
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tingkat konsentrasi H2S dan efek terhadap manusia……………...4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sistem Biotrickling Filter……………………………………….5
Gambar 2. Sistem Biotrickling Filter……………………………………….5
Gambar 3. Tingkat oksidasi thiosulfate (10 g/L) oleh biomassa
yang terlepas dari TZ, PVC dan cincin poliethilen (PE)
pada suhu 30oC dan pH 6……………………………………...
7
Gambar 4.Scanning Electron Microphotograph dari biofilm cincin
polietilen oleh Thiobacillus thioparus…………………………
8
Gambar 5. Efisiensi pembuangan (removal efficiency) pada
biotrickling filter yang diinokulasi Acidithiobaciluus
thiooxidans.…………………………………………………….
10
RINGKASAN
Kegiatan industri, penyulingan minyak bumi, gas alam, pabrik petrokimia,
akan menghasilkan polutan berupa gas hidrogen sulfida (H2S). Gas Hidrogen
Sulfida (H2S) tidak berwarna, gas yang mudah terbakar dan sangat beracun.Salah
satu alternatife untuk mereduksi polutan gas hidrogen sulfida (H2S) yaitu dengan
menerapkan metode biotrickling filter.Masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah
apakah metode biotrickling filter dapat mereduksi polutan gas hidrogen sulfida
(H2S)? Penggunaan metode biotrickling filter dengan bantuan peran
mikroorganisme Thiobacillus thioparus dan Acidithiobacillus thiooxidans
diharapkan dapat menurunkan kandungan polutan gas hidrogen sulfida (H2S).
Gas hidrogen sulfida (H2S) disebut juga gas telur busuk, asam belerang atau
uap bau.Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat organik oleh
bakteri.Gas H2S sangat beracun dan dapat melumpuhkan sistem pernafasan serta
dapat mematikan dalam beberapa menit.
Sistem metode Biotrickling Filter ini membutuhkan mikroorganisme
Thiobacillus thioparus dan Acidithiobacillus thiooxidans untuk dekomposisi
polutan.Di dalam sistem biotrickling filter ini terdapat suatu kolom terisi bahan
yang berpori sehingga dapat dilalui gas polutan. Pada permukaan bahan yang
telah disusun dalam kolom tersebut, akan terbentuk biofilm. Gas terkontaminasi
akan dialirkan secara bersamaan atau secara berlawanan kemudian akan terjadi
kontak dengan fase cair yang menyediakan nutrisi sehingga terbentuk kondisi
yang sesuai untuk menjaga kelangsungan hidup dan aktifitas biofilm. Gas diserap
dan secara biologis dioksidasi, kemudian mengubah senyawa H2S menjadi
senyawa sulfur teroksidasi seperti sulfur (belerang) dan sulfat, yang akan keluar
dari bioreaktor di dalam fase cairan sehingga akan mengurangi gas polutan
hidrogen sulfida (H2S).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan industri, penyulingan minyak bumi, gas alam, pabrik petrokimia,
pengolahan air secara aerob dan anaerob akan menghasilkan polutan berupa gas.
Hidrogen sulfida (H2S) merupakan salah satu limbah gas yang dihasilkan.Gas H2S
tidak berwarna, gas yang mudah terbakar dan sangat beracun. Biasanya H2S
ditemukan dalam campuran dengan lainnya senyawa sulfur organik seperti
methanethiol, dimetilsulfida dan dimetildisulfida.
Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi polutan yaitu
secara fisik, kimia dan biologis. Secara fisik, biasanya digunakan arang aktif
sebagai filter. Secara kimia, dapat dilakukan penambahan bahan kimia atau proses
tertentu seperti insinerasi. Saat ini, metode fisikokimia yang digunakan untuk
mengatasi polutan H2S dan mengurangi senyawa sulfur adalah adsorpsi, absorpsi,
insinerasi.Namun, metode ini memiliki kebutuhan energi yang relatif tinggi dan
membutuhkan biaya yang tinggi. Beberapa proses biologi yang digunakan untuk
mengatasi gas yang terkontaminasi dengan senyawa sulfur organik (H2S), telah
dilaporkan.
Pengolahan secara biologis dapat digunakan metode bioscrubber, biotrickling
filter dan biofilter. Metode biologis dengan menggunakan biotrickling filter telah
diusulkan sebagai alternatif untuk mengatasi polutan gas H2S. Di dalam sistem
biotrickling filter ini terdapat suatu kolom terisi bahan yang disusun sedemikian
rupa menjadi suatu lapisan yang berpori (memiliki celah) sehingga dapat dilalui
gas polutan. Pada permukaan bahan yang telah disusun dalam kolom tersebut,
akan terbentuk biofilm. Gas terkontaminasi akan dialirkan secara bersamaan atau
secara berlawanan kemudian akan terjadi kontak dengan fase cair yang
menyediakan nutrisi sehingga terbentuk kondisi yang sesuai untuk menjaga
kelangsungan hidup dan aktifitas biofilm. Gas diserap dan secara biologis
dioksidasi, kemudian mengubah senyawa H2S menjadi senyawa sulfur teroksidasi
seperti sulfur (belerang) dan sulfat, yang akan keluar dari bioreaktor di dalam fase
cairan sehingga akan mengurangi gas polutan (H2S).
Bakteri dari genus Acidithiobacillus,seperti Acidithiobacillus thiooxidans yang
menggunakan H2S sebagai sumber energi, tampaknya sesuai karena persyaratan
nutrisi rendah. Inokulasi kultur mikroorganisme pada sistem biotrickling filter
dapat meningkatkan kapasitas dan efisiensi dalam mengurangi atau
menghilangkan gas H2S dan senyawa organo sulfur lain selama proses operasi
sistem. Selain itu, beberapa strain Thiobacillus thioparus menunjukkan efisiensi
yang tinggi dalam mengurangi atau menghilangkan H2S, yang juga mampu
mendegradasi methanethiol, dimetildisulfida dan karbon disulfida sebagai sumber
energi. Penggunaan mikroorganisme dengan kemampuan yang tinggi di dalam
sistem kerja biotrickling filter diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam
mengurang atau menghilangkan gas beracun H2S.
Oleh karena itu penulis mengungkapkan ide dalam sebuah karya tulis
ilmiah ini dengan judul : ”PENGGUNAAAN METODE BIOTRICKLING
FILTER DALAM MENGATASI POLUTAN GAS HIDROGEN SULFIDA
(H2S)”.
Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan sistem pengolahan polutan gas buang dengan
menggunakan sistem metode Biotrickling Filter untuk menurunkan
kandungan gas Hidrogen Sulfida (H2S).
2. Mengetahui peranan Thiobacillus Thioparus dan Acidithiobacillus
thiooxidans dalam mengoksidasi Hidrogen Sulfida (H2S) pada sistem
Biotrickling Filter.
Manfaat Penulisan
1. Bagi Instansi atau Industri
Sebagai bahan masukan dalam upaya penyehatan lingkungan sehingga
dampak negatif yang ditimbulkan dapat dicegah dan dikendalikan.
2. Bagi Peneliti Sendiri
a. Sebagai tambahan ilmu dimana peneliti akan dapat mengaplikasikan
antara teori dan praktek di lapangan.
b. Memperluas wawasan peneliti untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan dibidang kesehatan lingkungan khususnya tentang
pengolahan polutan gas buang.
GAGASAN
Gas hidrogen sulfida (H2S) disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam
belerang atau uap bau. Gas H2S terbentuk akibat adanya penguraian zat-zat
organik oleh bakteri. Oleh karena itu, gas ini dapat ditemukan di dalam operasi
pengeboran minyak, gas dan panas bumi, lokasi pembuangan limbah industri,
peternakan atau pada lokasi pembuangan sampah (Wikipedia 2016).
Gas H2S mempunyai sifat dan karakteristik antara lain tidak berwarna
tetapi mempunyai bau khas seperti telur busuk pada konsentrasi rendah,
merupakan jenis gas beracun, dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi 4.3%
(43000 ppm) sampai 46% (460000 ppm) dengan nyala api berwarna biru pada
temperature 500 0F (2600C), berat jenis gas H2S lebih berat dari udara sehingga
gas H2S akan cenderung terkumpul di daerah yang rendah (berat jenis gas H2S
sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S =1.2 atm
dan berat jenis udara = 1 atm), H2S dapat larut (bercampur) dengan air (daya larut
dalam air 437 ml/100ml air pada 00C; 186 ml/100 ml air pada 400C), H2S bersifat
korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan logam (Pubchem
database 2016).
Batas maksimum emisi untuk H2S sebesar 35 mg/m3 (Kepmen LH No.13
tahun 1995), volume Gas dalam keadaan standar (25oC dan tekanan 1 atm).Efek
fisik gas H2S pada tingkat rendah dapat menyebabkan terjadinya gejala-gejala
diantaranya sakit kepala atau pusing, badan terasa lesu, hilangnya nafsu makan,
rasa kering pada hidung, tenggorokan dan dada, batuk – batuk, dan kulit terasa
perih.
Tabel 1. Tingkat konsentrasi H2S dan efek terhadap manusia
Tingkat H2S (PPM)
Efek pada manusia
0.13
Bau minimal yang masih terasa
4.6
Mudah dideteksi, bau yang sedang
10
Permulaan iritasi mata dan mulai berair
27
Bau yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi lagi.
100
Batuk-batuk, iritasi mata dan indera penciuman sudah
tidak berfungsi
200 - 300
Pembengkakan mata dan rasa kekeringan di tenggorokan
500 - 700
Kehilangan kesadaran dan bisa mematikan dalam waktu
30 – 60 menit
Lebih dari 700
Kehilangan kesadaran dengan cepat dan berlanjut
kematian
Sumber : American National Standards Institute (ANSI Standard No. Z37.2-1972)
Biotrickling Filter relatif baru dan masih dianggap sebagai sebuah
teknologi baru untuk mengontrol polusi udara. Berbagai bahan telah digunakan
untuk mendukung pembentukan biofilm-mikroorganisme, di antaranya cincin
polietilen, busa polystyrene, tanah diatom, keramik, polistiren dicampur dengan
karbon aktif, bahan pelet sintetis dan perlit. Secara umum, karakteristik bahan
yang berpori dan permukaan bahan yang nonhidrofobik dengan permukaan
spesifik tampaknya dapat memfasilitasi kolonisasi mikroorganisme dan
selanjutnya membentuk biofilm.
Gambar 1. Sistem Biotrickling Filter
Pada gambar 1, udara yang terkontaminasi/beracun dimasukkan ke dalam
sistem dari atas dengan blower kemudian melalui bahan dan udara yang bersih
akan ke luar melalui saluran bawah (Maredia, 2005)
Udara terkontaminasi dimasukkan ke dalam sistem melalui saluran di atas
kolom, gas tersebut akan masuk ke dalam lapisan bahan filter dimana terdapat
mikroorganisme yang berkembang dan berperan dalam mengoksidasi H2S. Gas
yang sudah bersih akan dialirkan ke luar melalui saluran outlet. Selama proses
tersebut terjadi sirkulasi air dan nutrisi yang diberikan melalui shower di bagian
atas kolom.
A
B
Gambar 2. Sistem Biotrickling Filter
Pada gambar 2. Sistem Biotrickling Filter, inlet berada di bagian bawah
kolom dan outlet berada di bagian atas. (1) compressor udara; (2) Pressure gauge;
(3) Needle Valve;(4) Air filter;(5) Pengontrol aliran;(6) Check valve;(7)
Humidification;(8) Mist removal chamber;(9) generator H2S;(10) Peristaltic
pump;(11) Solutions of Na2S and HCl;(12) Lead acetate solution; (13) Pengontrol
aliran; (14) Flowmeter; (15) Biotrickling filter; (16) outlet; (17) Recycling pump;
(18) Solution recycle; (19) Solution make-up. (Syed, et al., 2006; Aroca,G. et al.,
2007)
Terdapat sedikit perbedaan pada gambar 2, di mana gas yang
terkontaminasi dialirkan melalui bagian bawah kolom, kemudian gas tersebut
akan naik ke atas kolom melalui lapisan (celah-celah atu pori) bahan filter, selama
melalui lapisan gas H2S akan teroksidasi sehingga gas yang bersih akan ke luar
melalui bagian atas kolom. Nutrisi untuk mikroorganisme diberikan bersamaan
dengan air yang dialirkan dari atas kolom dan air tersebut akan terus disirkulasi.
Alasan sistem biotrickling filter lebih disukai adalah karena biotrickling
filter memiliki sistem sirkulasi cairan yang dapat bermanfaat untuk memberikan
nutrisi untuk mikroorganisme, seperti pada gambar. Sirkulasi cairan membantu
menghindari terjadinya kekeringan pada bahan filter dan juga memungkinkan
untuk dilakukan penghapusan metabolit yang dihasilkan selama degradasi yang
kemudian dapat didaur ulang. Bahan kemasan yang digunakan dalam sistem
biotrickling filter biasanya merupakan bahan inert atau sintetis seperti terak,
keramik, cincin plastik dan busa, atau batuan vulkanik. Bahan tersebut
memberikan permukaannya untuk pembentukan biofilm di mana tempat sebagian
besar mikroorganisme pendegradasi polutan.Suhu harus dipertahankan antara 2729 °C bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan pH cairan tersirkulasi harus tetap
netral untuk menghindari pengasaman.Oleh karena itu, pemantauan terus menerus
terhadap kondisi udara, air, pH, penurunan tekanan, dan temperatur yang
diperlukan.
Setelah pemakaian yang lama, maka di dalam lapisan filter, permukaan
bahan tersebut akan dilapisi biomassa mikroorganisme (biofilm). Sehingga lamakelamaan pori-pori pada lapisan tersebut akan semakin sempit. Akibatnya gas
terkontaminasi dan air yang dimasukkan ke dalam sistem akan sulit untuk
dialirkan ke dalam lapisan tersebut. Terjadinya penghambatan tersebut akan
menurunkan efisiensi pengurangan gas polutan atau beracun.
Untuk itu, lapisan biofilm dapat dihilangkan secara fisik dengan
menambahkan air di bawah tekanan tinggi untuk menciptakan tekanan tinggi
sehingga biofilm terlepas dari permukaan bahan.Selain itu juga dapat dihapus
secara kimiawi dengan NaOH pada konsentrasi yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba dan kemudian dengan HCl menetralkan pH. Penyumbatan
celah juga terjadi jika terjadi kelebihan penambahan nutrisi dan dapat
dikendalikan dengan perlakuan stress (penghentian pemberian nutrisi) untuk
beberapa hari. Jika pembersihan secara periodik dilakukan, maka beban sistem
dapat dikurangi sehingga sistem dapat bekerja dengan baik, tetapi hal ini
meningkatkan biaya pemeliharaan.Hal inilah yang menjadi kelemahan sistem ini.
Setelah penggunaan jangka panjang, lapisan bahan filter ini akan memburuk dan
membutuhkan penggantian.
Peranan Mikroorgansme Thiobacillus Thioparus dan Acidithiobacillus
thiooxidans dalam Mengoksidasi Hidrogen Sulfida (H2S) pada sistem
Biotrickling Filter
Peranan mikroorganisme untuk mengurangi atau menghilangkan gas
beracun H2S telah banyak dilaporkan.Thiobacillus thioparus dan Acidithiobacillus
thiooxidans merupakan bakteri yang menggunakan karbon anorganik (CO2)
sebagai sumber karbon, sumber energi diperoleh dari oksidasi senyawa anorganik
tereduksi seperti H2S.
Thiobacillus thioparus dan Acidithiobacillus thiooxidans yang
diinokulasikan dalam sistem biotrickling filter memiliki kemampuan
mengoksidasi H2S. Aroca, G. et al. (2007), melaporkan oksidasi H2S
menggunakan biotrickling filter yang diinokulasikan dengan Thiobacillus
thioparus dioperasikan pada kondisi pH netral, dan sistem biotrickling filter yang
diinokulasikan dengan Acidithiobacillus thiooxidans di lingkungan asam. Bahan
pendukung dibuat dengan menggunakan respirometri sebagai indeks kapasitas
oksidasi sulfur sehingga terbentuk biofilm pada tiga bahan: (i) batu vulkanik
(Tezontle (TZ)), (ii) cincin polietilen dan (iii) polyvinilclorure (PVC).
Gambar 3. Tingkat oksidasi thiosulfate (10 g/L) oleh biomassa yang
terlepas dari TZ, PVC dan cincin poliethilen (PE) pada suhu 30oC dan pH 6
Pada penelitian Aroca, G. et al. (2007), dua set sistem biotrickling filter
dimana kolom diisi dengan cincin polietilen. Cincin polietilen digunakan karena
setelah dilakukan pengujian pada tingkat oksidasi thiosulfate, cincin polietilen
menunjukkan hasil konsumsi oksigen tertinggi.Tingkat konsumsi oksigen
menunjukkan kemampuan oksidasi thiosulfat yang tinggi oleh biofilm yang
terbentuk pada bahan seperti gambar 3 di atas.
Biotrickling filter dikemas dengan cincin polietilen yang diinokulasi
dengan kultur bakteri secara kontinu dalam kondisi yang sama, kecuali pH, yang
dikontrol pada kisaran optimal untuk pertumbuhan di setiap set; pH 5,5-7,0 untuk
Thiobacillus thioparus, dan pH 1,8-2,5 untuk Acidithiobacillus thiooxidans.
Setelah 30 hari biofilm diamati pada permukaan cincin polietilen (gambar 4).
Tingkat kemampuan yang tinggi dari oksidasi tiosulfat ditunjukkan oleh
adanya sel-sel yang terlepas dari cincin polietilen dan dapat dikaitkan dengan sifat
menyerap dari permukaan material yang mengarahkan pengembangan biofilm
homogen, seperti yang ditunjukkan oleh hasil foto mikroskop elektron seperti
pada Gambar 4.Fakta ini terjadi mungkin dikarenakan tingginya ketersediaan
oksigen dan nutrisi untuk immobilisasi sel yang kemudian mempertahankan sel
tersebut aktif secara metabolik.
Gambar 4.Scanning Electron Microphotograph dari biofilm cincin
polietilen oleh Thiobacillus thioparus.
Pada gambar 4 yang menunjukkan sebuah foto mikroskop biofilm yang
dibentuk oleh Thiobacillus thioparus.Dalam gambar 4a menunjukkan
perkembangan bakteri yang berasosiasi dengan cincin yang diamati, sedangkan
pada Gambar 4b dan 4c limpahan bentuk dasar sulfur yang dihasilkan pada
permukaan cincin polietilen yang diamati.Bahan ini diproduksi oleh oksidasi
tiosulfat, menghasilkan kristal-kristal dengan tipenya struktur oktahedral. Analisis
emisi sekunder mengungkapkan bahwa sulfur dasar ada dalam proporsi yang
signifikan (34,72% p / p). Hasil yang sama diperoleh untuk Acidithiobacillus
thiooxidans.
Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa dalam penghapusan H2S bila
menggunakan biotrickling filter dengan biofilm yang dibentuk oleh Thiobacillus
thioparus, dioperasikan pada kisaran pH antara 5,5 dan 7,0 untuk menyediakan
kondisi yang optimal untuk pertumbuhan. Kapasitas maksimal penghapusan
dicapai dalam bioreaktor adalah 14 gS m-3h-1 pada 30 gS m-3h-1dari beban inlet,
efisiensi removal (efisiensi pembuangan H2S) 47% pada waktu tinggal (residence
time) 26 detik.
Hasil yang lebih baik diperoleh dalam biotrickling filter yang diinokulasi
dengan A. thiooxidans, dan dioperasikan tanpa kontrol pH pada konsentrasi H2S
inlet yang tinggi. Efisiensi removal (efisiensi pembuangan H2S) sebesar 100%
(gambar 5) yang dicapai pada konsentrasi H2S inlet yang lebih tinggi (4600 dan
982 ppm) dengan residence time masing-masing 120 detik dan 45 detik. Oleh
karena itu, kapasitas pembuangan H2S oleh Acidithiobacillus thiooxidans lebih
baik dibandingkan dengan Thiobacillus thioparus.Selain itu juga, oksidasi
sempurna H2S (100%) telah dicapai dengan beban inlet 240 gS m-3h-1.Kapasitas
removal tertinggi adalah 370 gS m-3h-1 pada residence time 45 detik, dan 405 gS
m-3h-1beban inlet (efisiensi 91%).
Gambar 5. Efisiensi pembuangan (removal efficiency) pada biotrickling
filter yang diinokulasi Acidithiobaciluus thiooxidans.
Kedua nilai yang diperoleh dalam biotrickling filter yang diinokulasi
dengan Acidithiobacillus thiooxidans sesungguhnya jauh lebih tinggi daripada
kapasitas yang telah dilaporkan dalam sistem biofiltrasi dikemas dengan carrier
alami Aroca, G. et al. (2007), mungkin dikarenakan kemungkinan untuk
mengalirkan atau mengeluarkan sulfur dan sulfat.
KESIMPULAN
Pengolahan polutan gas buang dengan menggunakan sistem metode
biotrickling filter ini dapat menurunkan polutan gas Hidrogen Sulfida (H2S)
dengan bantuan peranan mikroorganisme Thiobacillus Thioparus dan
Acidithiobacillus thiooxidans
Removal rate pada biotrickling filter yang diinokulasi dengan Thiobacillus
thioparus operasi dalam kisaran pH antara pH 5,5-7,0 menunjukkan kemampuan
lebih rendah dari kapasitas penghapusan Acidithiobacillus thiooxidans sehingga
Acidithiobacillus thiooxidans adalah mikroorganisme yang paling baik untuk
biooksidasi H2S di biotrickling filter.
DAFTAR PUSTAKA
Aroca, G., Homero U., Dariela N., Patricio O., Alejandra A., Karlo G. 2007.
Comparison on the removal of hydrogen sulfide in biotrickling
filtersinoculated with Thiobacillus thioparus and Acidithiobacillus
thiooxidans.Electronic Journal of Biotechnology ISSN: 0717-3458 Vol.10
No.4, Issue of October 15, 2007.
Maredia, Sabina. 2005. A comparison of biofilters, biotrickling filters and
membrane bioreactors for degrading volatile organik compounds. MMG
445 eJournal 2005, 1: 1 www.msu.edu/course/mmg/445.
Syed, M., G. Soreanu, P. Falletta dan M. Béland. 2006. Removal of hydrogen
sulfide from gas streamsusing biological processes - A review. Canadian
Biosystems Engineering Volume 48 2006.
JS Devinny et Al.:"Biofiltration untuk pengendalian pencemaran udara "penerbit
Lewis, 1999
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Tahun 1995, Baku Mutu
emisi Sumber tidak Bergerak.
American National Standards Institute (ANSI Standard No. Z37.2-1972)
Pubchem
database
”Hydrogen
Sulfide”
23
maret
http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/402#section=Top
2016
Wikipedia.
”Hidrogen
sulfida”.
23
https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen_sulfida
2016
Maret
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
1. Biodata Ketua Kelompok
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/Hp
Hayat Tulloh Husaini
L
Teknik Lingkungan
143800001
Surabaya, 23 Juli 1994
[email protected]
085755555268/081272304282
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus
SD
SD K H
Abdullah Ubaid
1
-
SMP
SMA
SMPN 42
Surabaya
SMKN 5
Surabaya
-
Kimia Analis
2000 - 2006
2006 - 2009
2019 – 2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM – GT.
Surabaya,27 April 2016
Pengusul,
Hayat Tulloh Husaini
2. Biodata Anggota Kelompok
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/Hp
Putri Restuningtyas
P
Teknik Lingkungan
143800023
Sidoarjo, 14 Agustus 1994
[email protected]
081703419390
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus
SD
SMP
SD N Kramat
Jegu I Taman,
Sidoarjo
SMP N 2
Taman, Sidoarjo
-
-
SMA
SMK
Kesehatan
Bina Husada
Surabaya
Farmasi
2001-2007
2007-2010
2010-2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM – GT.
Surabaya,27 April 2016
Pengusul,
Putri Restuningtyas
3. Biodata Anggota Kelompok
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E-mail
7 Nomor Telepon/Hp
Muchammad Luqmanul Hakim
L
Teknik Industri
153700084
Sidoarjo, 14 Februari 1997
[email protected]
08385595558
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
SD
MI Islamiyah
Geluran Taman,
Sidoarjo
SMP
SMP YPM 1
Taman, Sidoarjo
Jurusan
Tahun MasukLulus
-
-
2003-2009
2009-2012
SMA
SMK YPM 1
Taman,
Sidoarjo
Teknik
Komputer dan
Jaringan
2012-2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM – GT.
Surabaya, 27April 2016
Pengusul,
Muchammad Luqmanul Hakim
4.
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
I.
IDENTITAS DIRI
1
Nama Lengkap (gelar di belakang)
Muhammad Al Kholif.,S.T., M.T.
2
Jab. Fungs/Pangkat/Gol
Tenaga Pengajar/Penata Muda
Tk I/III-B
3
Jab. Struktural
Dosen FTSP-Teknik Lingkungan
4
NIP / NPP
1312686/DY
5
NIDN
0731128701
6
Fakultas / Jurusan
FTSP / Teknik Lingkungan
7
Perguruan Tinggi
UNIPA Surabaya
8
Tempat dan Tanggal Lahir
Probolinggo, 31 Desember 1987
9
Alamat Rumah
Jl. Ikan Paus No. 46 RT 04 RW 06
Mayangan Probolinggo
10
Nomor Telepon/Fax Rumah
(0335) 422288
11
Nomor HP
0852 3080 0055
12
Alamat Kantor
Jl. Dukuh Menanggal XII/4 Surabaya
13
Nomor Telepon/Fax Kantor
(031) 8281181
14
Alamat e-mail personal
[email protected]
15
Lulusan yg telah dihasilkan
S1=
16
Bidang keahlian
Rekayasa Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
17
Mata Kuliah yang diampu
orang S2 =
org
1. Pengolahan Air Buangan Domestik
2. Pengelolaan Kualitas Lingkungan
3. Laboratorium Lingkungan
4. Pengelolaan Buangan Industri
II.
RIWAYAT PENDIDIKAN
2.1. Program:
S1
S2
2.2. Nama PT
UNIPA Surabaya
ITS Surabaya
2.3. Bidang Ilmu
Teknik Lingkungan
Teknik Lingkungan
2.4. Tahun
Masuk
2005
2012
2.5. Tahun Lulus
2009
2013
2.6. Judul
Skripsi/
Tesis/Disert
asi
Perbedaan Tekanan
Produk Biogas Berbahan
Tinja Sapi Ditinjau Dari
Variasi Perbandingan
Campuran
2.7. Nama
Drs. Pungut
ST., MT
Pembimbing/
S3
Aplikasi Biofilter
Anaerob Pada air
Limbah Cucian Dari
Rumah Potong ayam
(RPA)
Asmoro, Prof. Ir. Joni Hermana,
MSc.ES, Ph.D
Promotor
III. PENGALAMAN PENELITIAN
No.
Tahun
Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber
(Juta Rp)
1.
2015
Penerapan Efisiensi Penggunaan Air
Bersih Terhadap Daya Tampung Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) di
Puskesmas Pucang Sewu
LPPM UNIPA
Surabaya
3,5
2.
2014
Desain IPAL Biofilter untuk Mengolah Air
Limbah Poliklinik Kebidanan Universitas
PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya
LPPM UNIPA
Surabaya
3,5
3.
2013
Aplikasi Biofilter Anaerob Pada air Limbah
Cucian Dari Rumah Potong ayam
(RPA)pada Air Limbah Domestik
Mandiri
13
4.
2013
Pengembangan Reaktor Biofilter
Terpadukan Teknologi Filtrasi untuk
Mengolah Air Limbah Domestik menjadi
LPPM UNIPA
Surabaya
4
No.
Tahun
Pendanaan
Judul Penelitian
Sumber
(Juta Rp)
Mandiri
5
Air Bersih
5.
2009
Perbedaan Tekanan Produk Biogas
Berbahan Tinja Sapi Ditinjau Dari Variasi
Perbandingan Campuran
IV. PELATIHAN PROFESIONAL
TAHUN
PELATIHAN
PENYELENGGARA
2015
Workshop Strategi, Trik dan Review Publikasi Universitas Wisnuwardhana
Artikel Ilmiah Pada Jurnal Nasional dan Malang
Internasional
2014
Pelatihan Manajemen
Kewirausahaan
2014
Workshop dan Klinik Peningkatan Mutu Universitas Wisnuwardhana
Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat Malang
Berbasis Wilayah
2014
Pelatihan Pengelolaan Limbah Bahan Beracun Institut Teknologi Sepuluh
dan Berbahaya (B3) Kegiatan Akademik Nopember (ITS) Surabaya
Perguruan Tinggi
2014
Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Universitas PGRI Adi Buana
Teknik Intruksional (PEKERTI)
Surabaya
2014
Pelatihan Pelatih Orientasi Pengembangan Universitas PGRI Adi Buana
Pembimbing Kemahasiswaan ( PP OPPEK)
Surabaya
V.
Karir
dan Universitas Airlangga
Surabaya
PENGALAMAN JABATAN
JABATAN
INSTITUSI
Kepala Laboratorium Teknik
Lingkungan
VI.
Pusat
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya (UNIPA)
TAHUN
2015-2016
PENGALAMAN MENGAJAR
MATA KULIAH
JENJANG
INSTITUSI / JENJANG/
PROGRAM
TAHUN
Mekanika Tanah
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2016
Teknologi
Pengendalian
Pencemaran Udara
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2016
Wawasan Teknologi
dan Komunikasi
Ilmiah
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2015 S/D Sekarang
Drainase/ Sistem
Penyaluran Air
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2015
Penulisan Karya
Tulis dan Teknik
Presentasi
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
Ilmu Alamiah Dasar
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Pendidikan
Kepelatihan Olahraga
2013 S/D Sekarang
Konservasi
Lingkungan
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2012 S/D Sekarang
Pengelolaan
Sumber Daya Air
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2012 S/D Sekarang
Pengelolaan
Bunagan Industri
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2011 S/D Sekarang
Pengelolaan
Kualitas Lingkungan
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2011 S/D Sekarang
Pengelolaan Air
Buangan Domestik
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2011 S/D Sekarang
Laboratorium
Lingkungan
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
2011 S/D Sekarang
2013 S/D Sekarang
JENJANG
INSTITUSI / JENJANG/
PROGRAM
TAHUN
Mekanika Tanah
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2016
Teknologi
Pengendalian
Pencemaran Udara
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2016
Wawasan Teknologi
dan Komunikasi
Ilmiah
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2015 S/D Sekarang
MATA KULIAH
Lingkungan
Hidrologi dan
Geohidrologi
S1
Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya / Teknik
Lingkungan
2010 S/D Sekarang
VII. PENGALAMAN KEGIATAN MAHASISWA
Tahun
Jenis/Nama Kegiatan
2014-2016
2014-2015
Dosen Wali
LKMM-TD
Tempat
Peran
Dosen Wali
Pembicara
Teknik Lingkungan
Universitas PGRI Adi
Buana Surabaya
Fakultas Teknik
Universitas PGRI Adi
Buana Surabaya
VIII. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
No.
Tahun
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber
Pendanaan
1
2015
LPPM UNIPA
Surabaya
2
2014
IbM Pemasaran Produk Hasil Perikanan Guna
Menunjang Perekonomian Di Desa Kramat
Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik
IbM Optimalisasi Pemanfaatan Lahan
Pekarangan Rumah Sebagai Apotik Hidup
Dan Pembuatan Jamu Di Desa Kalimati
LPPM UNIPA
Surabaya
Kecamatan TarikSidoarjo
3
2014
IbM Pengembangan Potensi Wilayah Menuju
Desa Utama Wisata Bahari Unggulan
LPPM UNIPA
Surabaya
4
2014
IbM Manajemen Berbeku (Barang Bekas
Berkualitas Untuk Meningkatkan Ekonomi
Keluarga Di DesaKedungkendo Kecamatan Candi
Sidoarjo
LPPM UNIPA
Surabaya
5
2013
IbM Pengelolaan Lingkungan Kawasan Pesisir Di
Desa Kramat Kecamatan Bungah Kabupaten
Gresik
LPPM UNIPA
Surabaya
6
2013
IbM Pengelolaan Persampahan untuk
Meningkatkan Produktivitas Menuju Lingkungan
Sehat
LPPM UNIPA
Surabaya
7
2012
IbM Bagi Masyarakat Untuk Memenuhi
Kebutuhan Air bersih (Teknologi Penjernihan Air
Secara Sederhana)
UNIPA LPPM
UNIPA
Surabaya
IX.
PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM
JURNAL/Keynote Speaker/Visiting Professor
No.
Tahun
1
2016
2
2015
Judul Artikel Ilmiah
Keynote
Speaker/Visiting
Professor
The Effect
ofBODConcentrateInfluet To
Remove Pollutant
LoadInWastewaterof
AChickenSlaughterhouse
Anggota
Pengaruh Penggunaan Media
Dalam Menurunkan
Kandungan Amonia Pada
Limbah Cair Rumah Potong
Ayam (RPA) Dengan Sistem
Peneliti
Vol / Nomor
11/5
Hal: 35193524
Nama
Jurnal
Jurnal
Internasi
onal
ARPN
Journal
of
Engineeri
ng and
Applied
Sciences
13/1
Hal : 13-18
Jurnal
Ilmiah
Jurnal
Teknik
WAKTU
UNIPA
Surabaya
Biofilter Anaerob
3
2014
Desain Instalasi Pengelolahan
Air Limbah (IPAL) Biofilter
Untuk
Anggota
12/2
Hal : 73-82
Jurnal
Teknik
WAKTU
UNIPA
Surabaya
Mengolah Air Limbah
Poliklinik UNIPA Surabaya
4
2013
The Wastewater Treatment of
Chicken Slaughterhouse by
Using
Submerged Upflow Anaerobic
Biofilter
Jurnal
Ilmiah
Keynote Speaker
Advances in
Sustainable
Environment
al Resource
Managemen
t
and
Sanitation
Technology.
25-26 June
2013 BaliIndonesia
Proceedi
ng
The 4th
Internati
onal
Seminar
of
Environ
mental
Engineeri
ng (ISEE)
2013.
ISBN
978- 60295595-69.
Halaman
656-662
X.
PENGALAMAN PENULISAN BUKU/BUKU AJAR/HANDOUT
Judul Buku
Jumlah
Halaman
Keterangan/
Penerbit
No.
Tahun
1.
2014
Penulisan Karya Tulis dan
Teknik Presentasi
FTSP UNIPA
2
2014
Pengelolaan Kualitas
Lingkungan
FTSP UNIPA
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No.
Nama / NIM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(Jam/
Minggu)
7
Uraian
Tugas
1.
Hayat Tulloh
Husaini
143800001
Teknik
Lingkungan
Teknologi
dan Rekayasa
2.
Putri
Restuningtyas
143800023
Teknik
Lingkungan
Teknologi
dan Rekayasa
7
Menentukan
gagasan
bersama
3.
Muchammad
Luqmanul
Hakim
153700084
Teknik
Industri
Teknologi
dan Rekayasa
7
Menentukan
gagasan
bersama
Menentukan
gagasan
bersama
Download