http://jurnal.fk.unand.ac.id Literature Riview Pemenuhan Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur Rina Anggarini, Mochamad Heri, Ivan Kresnayana Abstrak Secara umum istirahat berarti syatu keadaab yang tenang, releks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Tidur adalah suatu kegiatan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Pemenuhan istirahat tidur sangat diperlukan terutama pada orang yang sakit agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur cukup, maka jumlah energy yang diharapkan untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui upaya pemenuhan kebutuhan dasar istirahat dan tidur. Kajian yang penulis lakukan ialah dengan menggunakan beberapa literature yang sudah ada yang berkaitan dengan judul kajian ini. Hal dan pembahasan dalam kajian ini akan membantu pembaca dan perawat dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar istirahat dan tidur. Kata kunci: Kebutuhan dasar, istirahat dan tidur Abstract In general, rest means a state that is calm, relaxed, without emotional stress, snd free from feelings of anxiety. Sleep is a repetitive activity, a change in state of consciousness that accurs during a certain period. Fulfillment of rest and sleep is very necessary, especially in sick people so that more quickly repair damage to cells. If the need for rest and sleepis sufficient, the amount of energy expected to restore healyh status and maintain activities in daily life is fulfilled. The purpose of this paper is to determine the efforts to meet the basic needs of rest and sleep. The study that the author conducted was to use some axisting literature related to the title of this study. The issues and discussion in this study will help reader and nurses in their efforts to meet their basic needs for rest and sleep. Keywords: Basic needs, rest and sleep Affiliasi penulis : Program Profesi Ners, sekolah tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng Korespondensi : Rina Anggarini, [email protected] Telp: 087849769478 tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh (Rosmalawati, 2016)Pemenuhan istirahat dan tidur sangat diperlukan terutama pada orang yang sakit agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel. Pendahuluan Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Apabila kebutuhan istirahat dan tidur cukup, maka paling utama, mempunyai kebutuhan dasar yang jumlah energy yang diharapkan untuk memulihkan harus terpenuhi jika ingin dalam keadaan sehat dan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan seimbang. Kebutuhan dasar manusia merupakan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu unsur-unsur dalam orang yang mengalami kelelahan juga membutuhkan mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Tidur adalah psikologis, yang bertujuan untuh mempertahankan suatu kegiatan yang berulang-ulang, perubahan status kehidupan dan kesehatan (Rosmalawati, 2016).Salah kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika satu kebutuhan dasar manusia yang wajib dipenuhi orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa yaitu kebutuhan istirahat dan tidur. Dengan istirahat tenaganya telah pulih kembali. Beberapa ahli tidur dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi yakin secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki menunjukkan bahwa tidur memberikan waktu untuk makna yang berbeda pada setiap individu. Secara perbaikan dan penyembuhan system tubuh untuk umum istirahat berarti suatu keadaan yang tenang, periode keterjagaan yang berikutnya (Rosmalawati, rileks, santai, tanpa tekanan emosional, dan bebas 2016). yang dibutuhkan manusia bahwa perasaan tenaga yang pulih ini dari perasaan gelisah. Setiap orang membutuhkan istirahat dan tisur agar dapat mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1) 1 http://jurnal.fk.unand.ac.id kesejahteraan Metode lebih tinggiperubahan lansia akan metode yang digunakan dalam penulisan terjadi baik secara fisik ataupun mental. Salah satunya artikel ini adalah literature riview. Yaitu sebuah akan mempengaruhi perubahan dalam pola tidur pencarian lansia. (Corina, 2018) literature nasional yang baik digunakan internasional dengan maupun menggunakan Gangguan tidur ternyata tidak hanya terjadi database Google Scoolar dan Pubmed. Pada tahap pada orang dewasa saja, tetapi gangguan ini bisa awal pencarian artikel jurnal diperoleh 6067 artikel dari terjadi pada bayi dan anak-anak. Seorang bayi yang tahun 2017 sampai 2020 menggunakan kata kunci baru lahir sampai usia 3 bulan akan memerlukan “Pemenuhan Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur” waktu untuk tidur hampir lebih dari 20 jam. Bila bayi yang belum dieksplorasi relevansi dengan artikel untuk terbagun setiap malam atau memiliki pola tidur seperti dikompilasi. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 53 orang dewasa berarti bayi memiliki gangguan tidur artikel yang dianggap relevan. Dari jumlah jurnal yang perlu diatasi. Untuk meningkatkan konsentrasi tersebut hanya 10 jurnal yang digunakan untuk riview dan membuat bayi tidur lebih lelap ada tehnik pijat yang diantaranya terdiri dari 8 jurnal nasional dan 2 bayi yang dapat dilakukan oleh ibu dirumah. Pemijatan jurnal internasional. merupakan kegiatan yang menyenangkan yang dapat membuat ibu kontak dengan bayinya baik secara fisik Hasil dan Pembahasan Hasil riview dari sepuluh jurnal diatas dapat menyatakan bahwa lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak, ataupun sebaliknya lingkungan yang ribut , bising atau gaduh akan menghambat seseorang untuk tidur. Lingkungan fisik tempat seseorang tidur sangat berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Kondisi tempat tidur yang kurang nyaman, ventilasi yang tidak esensial atau hal lainnya yang memicu kebisingan dan rasa tidak nyaman dapat mempengaruhi kebutuhan tidur dan memperpanjang proses pemulihan individu yang sakit (Samsir & Yunus, 2020) Kebutuhan tidur setiap individu berbeda, hal ini dapat dilihat dari usia, aktivitas, dan kesehatan. Pada lansia kebutuhan fisiologis yang harus terpenuhi seperti kebutuhan oksigen, kebutuhan H2O, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi, kebutuhan aktivitas dan juga kebutuhan istirahat dan tidur. Bila kebutuhan tidur lansia tidak terpenuhi akan mengganggu aktivitas lansia dimana kebutuhan tidur lansia normalnya 4-8 jam setiap harinya. Gangguan tidur yang paling umum di alami lansia adalah sulit tidur (insomnia). Relaksasi benson merupakan pengembangan respon relaksasi dengan melibatkan factor keyakinan pasien yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal sehingga mampu membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan maupun emosi. Pemijatan disertai dengan pemberian aromaterapi merupakan stimulus yang tepat untuk membuat bayi tidur dengan nyenyak (Kasmiatun, 2017) Masalah gangguan tidur juga dapat dialami pada pasien post operasi section caesarea . tindakan operasi pada pasien yang akan melahirkan biasanya dapat menimbulkan masalah-masalah psikologis yang berupa reaksi emosi sebagai anifestasi gejala psikologis, sebab tindakan yang akan dilakukan baik pembedahan atau pertolongan merupakan ancaman potensial maupun actual pada integritas seseorang. Keadaa pasien yang cemas akan mempengaruhi kebutuhan istirahat dan tidur, kecemasan ini perlu mendapat perhatian dan intervensi keperawatan karena keadaan emosiaonal pasien akan berpengaruh pada fungsi tubuh menjelang operasi. Sehingga salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah pemenuhan kebutuhan istirahat tidur (Melanie & Jamaludin, 2018) Gangguan pola istirahat tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan. Tingginya masalah tidur yang dialami pada lansia memerlukan penanganan yang sesuai untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan tidur. Terapi non farmakologis termurah saat ini adalah relaksasi otot progresif. Relaksasi otot progresif merupakan salah satu tehnik untuk mengurangi ketegangan otot dengan Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1) 2 http://jurnal.fk.unand.ac.id proses yang simple dan sistematis dalam Gangguan kebutuhan aktivitas dan istirahat menengangkan kelompok otot dan merilekskannya yang kembali. Selain untuk memfasiltasi tidur, relaksai otot kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, aktivitas fisik progresif juga bermanfaat untuk ansietas, mengurangi berlebihan atau tidk teratur, dyspnea pada istirahat kelelahan, kram otot, serta nyeri leher dan punggung ataupun kerja. Individu yang menderita insomnia (Djawa et al., 2017) kronis memiliki hormone kortisol dan adrenalin yang Relaksasi progresif sebagai salahsatu tehnik relaksasi otot telah pasien IMA dapat berupa berlebih. Kelebihan hormone tersebut memicu system saraf yang terlalu aktif sehingga mengganggu waktu ansietas, insomnia, kelelahan, keram otot, nyeri leher dan kualitas tidur serta fisiologis kerja jantung. dan pinggang, tekanan darah tinggi, pobia ringan dan Adrenalin juga akan mengakibatkan perangsangan gagap. dan kerja jantung dan menyempitkan pembuluh darah. pemenuhan kebutuhan istirahat tidur sangat erat, Teori ini yang menunjukkan hubungan sebab akibat karena istirahat dan tidur tergantung dari relaksasi otot kualitas tidur dengan kejadian serangan jantung (Sri et (Suhartini, 2019) al., 2018) antara mengatasi oleh keluhan Hubungan terbukti dialami tehnik relaksasi Kebutuhan istirahat tidur dipengaruhi oleh factor emosi yang berkaitan dengan reflek oksitosin yang berupa pikiran, sensasi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Kebutuhan pemenuhan istirahat tidur juga sangat paling utama, mempunyai kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh ibu post partum karena hal tersebut harus terpenuhi jika ingin dalam keadaan sehat dan akan berdampak pada produksi ASI dan kesejahtraan seimbang. Kebutuhan dasar manusia merupakan bayi. Terapi yang dapat dilakukan untuk menangani unsur-unsur hal tersebut yaitu dengan pijat oksitosin. Pijat oksitosin mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun adalah psikologis, yang bertujuan untuh mempertahankan pemijatan perasaan, sepanjang dan Kesimpulan tulang belakang (vertebra) sampai tulang costae ke lima-enam yang merupakan usaha dalam merangsang yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan dan . hormone Salah satu kebutuhan dasar manusia yang oksitosin setelah melakirkan. Pemijatan ini diberikan wajib dipenuhi yaitu kebutuhan istirahat dan tidur. pada ibu post partum yang bisa dilakukan oleh Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru keluarga yang dapat memberikan rasa nyaman dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur kepada ibu sehingga kebutuhan istirahat tidur ibu post sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap partum dapat terpenuhi (Faudah & Tristanti, 2017) individu. Secara umum istirahat berarti suatu keadaan Anak usia sekolah yaitu anak yang berada yang tenang, rileks, santai, tanpa tekanan emosional, pada usia 6-12 tahun , yang artinya usia sekolah dan bebas dari perasaan gelisah. Setiap orang menjadi pengalaman inti anak dimana ia berada pada membutuhkan masa tumbuh kembang dengan kebutuhan fisik, mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang psikologis, social, dan spiritual, serta anak-anak juga optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki merupakan usia yang peka terhadap dampak kurang berbagai sel dalam tubuh. tidur terlebih ketika mereka sakit dan dirawat di rumah Saran istirahat dan tisur agar dapat sakit. Anak yang mengalami prosedur invasive berupa pemasangan gangguan infus, fisik mempengaruhi selain seperti perubahan akan nyeri, menimbulkan juga dapat psikologisnya berupa stress. Aspek yang selama ini kurang mendapat 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil menambah literature wawasan review keilmuan ini dapat khususnya perhatian adalah dampak dari tindakan invasive yang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat tidur, hal menyakitkan tersebut terhadap pemenuhan kebutuhan tersebut dapat menjadi informasi dasar dalam istirahat tidur pada anak (Siregar & Risha, 2018) kurikulum pembelajaran yang tepat mengenai Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1) 3 http://jurnal.fk.unand.ac.id masalah keperawatan pada jenjang pendidikan keperawatan. Sain Med-Jurnal Kesehatan, 9(2), 83–88. Kasmiatun, S. (2017). Pengaruh Pijat Bayi Dengan Terapi Bunga Lavender Terhadap Pemenuhan 2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Hasil literature review ini dapat digunakan Kebutuhan Tidur Neonatus Di Posyandu Melati Mojoroto Kediri. Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(1), 41. sebagai salah satu perkembangan ilmu dalam memberikan penanganan terhadap https://doi.org/10.32831/jik.v3i1.44 upaya Melanie, R., & Jamaludin, W. (2018). HUBUNGAN pemenuhan kebutuhan istirahat tidur dan juga dapat digunakan sebagai kajian pembelajaran dalam mempelajari tentang bagaimana upaya TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESAREA. Journal Meditek, 1(1), 122–132. gambaran informasi untuk pelaksanaan pembuatan Rosmalawati, D. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia I. http://www.ghbook.ir/index.php?name= مجموعه مقاالت دومین هم اندیشی سراسری رسانه تلویزیون و &سکوالریسمoption=com_dbook&task=readonline& book_id=13629&page=108&chkhashk=03C7068 12F&Itemid=218&lang=fa&tmpl=component literature review lebih lanjut berkaitan dengan Rusch, H. L., Rosario, M., Levison, L. M., Olivera, A., peningkatan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur. 3. Bagi Pembuat Literature Review Selanjutnya Dapat digunakan sebagai acuan atau Livingston, W. S., Wu, T., & Gill, J. M. (2019). pemenuhan kebutuhan istirahat tidur. The effect of mindfulness meditation on sleep Daftar Pustaka quality: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Annals of the Corina, Y. (2018). PENGARUH TEHNIK RELAKSASI BENSONS TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TINGKAT TIDUR New York Academy of Sciences, 1445(1), 5–16. https://doi.org/10.1111/nyas.13996 PADA MERAK Samsir, & Yunus, M. (2020). FAKTOR-FAKTOR WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUAMANG YANG MEMPENGARUHI ISTIRAHAT TIDUR KABUPATEN PASAMAN. In New England PADA PASIEN POST OPERASI DI RUANG Journal KEPERAWATAN BEDAH. 3(1), 100–108. LANSIA DI of POSYANDU Medicine LANSIA (Vol. 372, Issue 2). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7556065% 0Ahttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerend er.fcgi?artid=PMC394507%0Ahttp://dx.doi.org/1 0.1016/j.humpath.2017.05.005%0Ahttps://doi.or g/10.1007/s00401-018-1825z%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2715 7931 Djawa, Y. D., Hariyanto, T., & Ardiyani, V. M. (2017). Perbedaan Kualitas Tidur Sebelum Dan Sesudah Melakukan Relaksasi Otot Progresif Pada Lansia. Nursing News, 2(2), 595–606. https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article /view/450/368 Faudah, Z., & Tristanti, N. (2017). Pengaruh Pijat Oksitosin pada Ibu Post Partum terhadap Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Tidur. Jurnal Siregar, T., & Risha, A. (2018). Hubungan Lama Terpasang Infus Dengan Kualitas Tidur Anak Di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. 5(19), 31–37. http://jurnal.stikesphi.ac.id/index.php/Kesehatan/ article/view/249 Sri, M. E., Yuspitasari, M. D., & Zainab, M. Z. (2018). Relationship between Sleep Quality and Heart Attacks Incidents among Infarct Myocard Acute Patients at Ulin Banjarmasin Hospital. Dunia Keperawatan, 6(2). https://doi.org/10.20527/dk.v6i2.5557 Suhartini. (2019). Pemenuhan Istirahat – Tidur Pasien melalui Tehnik Relaksasi Progresif di Rumah Sakit Umum Daerah Bima. Bima Nursing Journal, 1(1), 56–63. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1) 4 http://jurnal.fk.unand.ac.id Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1) 5