BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia sudah menyatakan COVID-19 sebagai bencana nasional dan Presiden telah menetapkan beberapa langkah mitigasi. Salah satunya adalah anjuran agar masyarakat “kerja di rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah” untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit yang dianggap sangat mudah menular ini.Interpretasi dari strategi tersebut mau tidak mau mempengaruhi sektor transportasi karena berkaitan dengan berkurangnya mobilitas masyarakat. Salah satu kebijakan transportasi yang pernah coba diterapkan pemerintah daerah terkait COVID-19 adalah pembatasan pelayanan angkutan umum di kota-kota besar, meskipun akhirnya dikecam banyak pihak karena malah mengakibatkan penumpukan penumpang di beberapa halte dan stasiun dan meningkatkan risiko penularan. Melihat kebijakan sektor transportasi dalam masa pandemi COVID-19 di Indonesia harus sesegera mungkin dibangun dengan melihat peran sektor transportasi secara utuh tidak hanya sebagai faktor yang bisa memperburuk penyebaran penyakit tapi juga sebagai sarana kunci untuk menjamin ketersediaan barang pokok saat bencana. Penduduk merupakan subyek yang melakukan gerak dan membangkitkan lalu lintas. Pola pemencaran penduduk adalah sisi lain dari timbulnya perangkutan karena menyebabkan adanya faktor kebutuhan untuk saling berhubungan antar kawasan kegiatan (Warpani, 1990:78). Untuk 1 memenuhi kebutuhan pergerakan tersebut, biasanya disediakan angkutan umum yang melayani kebutuhan masyarakat tersebut. Semakin baik pelayanan angkutan umum di suatu kawasan perkotaan, maka akan semakin baik pula sistem transportasi di kota tersebut. Beberapa hal yang mengindikasikan tingkat pelayanan angkutan umum antara lain: kecepatan perjalanan, fasilitas perpindahan angkutan yang lebih baik, waktu tunggu lebih pendek, perlindungan dari cuaca yang lebih baik, tepat waktu, keterpaduan dengan moda angkutan lainnya, meningkatnya kemudahan menggunakan angkutan umum, serta informasi perjalanan kendaraan angkutan umum lebih jelas (Tamin, 2003). Kemajuan pembangunan di wilayah Kabupaten Sragen membuat angka kepemilikan mobil meningkat. Selain itu kemajuan pembangunan juga berdampak dengan meningkatnya aktifitas masyarakat, peningkatan ini berbanding lurus dengan naiknya penggunaan trasportasi umum dan berdampak pada tingkat pelayanan transportasi umum (Garling et al, 2002). Kelompok pelaku perjalanan yang menggunakan angkutan umum karena beberapa alasan, yang meliputi aspek fisik, finansial, dan sistem transportasi massal yang baik tersedia. Indikator sistem dan kinerja pelayanan angkutan publik merupakan faktor penting bagi pengguna. Seperti waktu antara atau headway, waktu perjalanan bis serta sarana yang mendukung angkutan tersebut. Perkembangan kota di Kabupaten Sragen cenderung terjadi di sepanjang koridor Jalan Sukowati yang menghubungkan Kota Solo dengan 2 provinsi Jawa Timur. Perkembangan kota yang terjadi di sepanjang koridor menyebabkan segala aktivitas perkotaan yang ada di Kabupaten Sragen memusat di kawasan sekitar jalan utama tersebut. Berbagai aktivitas perekonomian seperti perdagangan dan jasa, perkantoran, pemerintahan serta pendidikan sebagian besar terletak pada koridor jalan tersebut. Adanya pemusatan aktivitas pada suatu kawasan mengakibatkan pergerakan yang terjadi juga memusat pada kawasan di sekitar koridor tersebut. Pemusatan aktivitas dan pergerakan yang terjadi di Kabupaten Sragen mengakibatkan tingkat kebutuhan masyarakat akan adanya transportasi tinggi. Pola penggunaan lahan yang terbentuk memusat akan menimbulkan suatu pergerakan yang diakibatkan faktor pemenuhan kebutuhan, yang harus dapat diwadahi dengan suatu sistem transportasi yang terdiri dari moda transportasi dan prasarana transportasi (Tamin, 2003: 48). Hal tersebut memicu munculnya permintaan akan adanya sarana transportasi umum yang dalam hal ini adalah angkutan umum penumpang (AUP). Meningkatnya permintaan tersebut terutama terjadi pada golongan masyarakat captive yang tidak memiliki pilihan untuk menggunakan kendaraan pribadi. Besarnya tingkat kebutuhan masyarakat dalam penggunaan moda transportasi bus menjadikannya sebagai salah satu sarana yang paling penting dalam sistem transportasi. Permasalahan yang sering terjadi pada moda transportasi bus akan berpengaruh pada sistem transportasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan dari suatu kota (Zaenal, 1997). 3 Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek (Kepmen No. 35 Tahun 2003). Pemikiran untuk membuat angkutan umum yang nyaman, murah dan tepat waktu sudah saatnya mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Karena angkutan umumsebagai alat transportasi publik dapat memberikan pelayanan kepada segenap atau seluruh lapisan kelompok masyarakat, tanpa memandanag strata sosial. Berikut di bawah ini merupakan jumlah armada dan perusahaan transportasi AKDP yang melayani trayek SragenSolo. Tabel 1.1 Data Bus AKDP Trayek Sragen-Solo No. Nomor Kendaraan No Uji Tahun Buat Seat Nama PO 1 AD 1418 DE TSM.18725 2001 55 "PT. SUMBER MAKMUR SUKODONO" 2 AD 1419 DE TSM.19008 2001 53 "PT. SUMBER MAKMUR SUKODONO" 3 AD 1423 DE TSM.19009 2001 55 "PT. SUMBER MAKMUR SUKODONO" 4 AD 1420 DE YK27413 1999 55 "PT. SUMBER MAKMUR SUKODONO" 5 AD 1410 BF BB.2677 1997 55 KOPJA. SAHABAT BUSER EXPRESS 6 AD 1415 DE BB.2677 1997 55 KOPJA. SAHABAT BUSER EXPRESS 7 AD 1434 DE MTN.2013 1996 60 KOPJA. SAHABAT BUSER EXPRESS 8 AD 1674 GE MTN.2012 1996 55 "PT. SUMBER MAKMUR SUKODONO" 9 AD 1422 DE SDA.13590 1995 55 KOPJA. SAHABAT BUSER EXPRESS 10 AD 1631 CE JKT.429466 1995 45 "PT. SUMBER MAKMUR SUKODONO" 11 AD 1607 BE SR.1251 1994 55 "PT.HARTA SANJAYA SRAGEN " 12 AD 1608 BE SR.1252 1994 55 "PT.HARTA SANJAYA SRAGEN " 13 AD 1609 BE SR.1253 1994 55 "PT.HARTA SANJAYA SRAGEN " 14 AD 1611 BE SR.1254 1994 55 "PT.HARTA SANJAYA SRAGEN " 15 AD 1612 BE SR.1255 1994 55 "PT.HARTA SANJAYA SRAGEN " 16 AD 1613 BE SR.1256 1994 55 "PT.HARTA SANJAYA SRAGEN " Sumber: DLLAJ Jawa Tengah 4 Berdasarkan tabel di atas, hanya terdapat 16 armada bus AKDP yang melayani trayek Sragen-Solo yang berasal dari 3 perusahaan otobus saja, yaitu PT. Sumber Makmur Sukodono; Kopja. Sahabat Buser Express; dan PT. Harta Sanjaya Sragen. Jumlah tersebut merupakan responden yang akan digunakan penulis sebagai populasi penelitian. Dari kota sragen terdapat beberapa alternatif transportasi umum untuk menjangkau Kota solo, diantaranya kereta api, bus Antar Kota Antar provinsi (AKAP), angkutan berbasis aplikasi. Untuk pelayanan bus disragen ada sekitarnya tiga armada yang melayani perjalanan dari sragen solo. Dari kondisi saat ini, alternatif transportasi ini semakin kurang diminati karena banyak yang beralih ke transportasi umum lain semisal kereta api. Kereta api dapat dijangkau oleh seluruh golongan ekonomi dari masyarakat tingkat ekonomi rendah, menengah dan ekonomi atas karena kereta api dibagi atas kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif. Angkutan berbasis aplikasi dapat dijangkau oleh semua kalangan dengan fasilitas yang sama dengan dengan kendaraan pribadi. Bus trayek solo sragen hanya ada satu kelas yaitu kelas ekonomi. Ini menjadi perbedaan anatara bus, angkutan berbasis aplikasi dan kereta api, sehingga menjadikan bus trayek sragen solo dalam kondisi kritis. Kondisi kritis yang dialami oleh bus menjadi suatu masalah untuk Perusahaan Otobus (PO) yang menawarkan perjalanan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian kinerja operasional bus AKDP trayek solo sragen. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja secara keseluruhan bus AKDP trayek solo sragen, mengetahui atribut pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan. 5 B. Perumusan Masalah Dengan beroperasinya AKDP Solo Sragen sebagai sarana trasnportasi kota. Namun tentu terdapat kelemahan-kelemahan dalam pengorperasian AKDP tersebut. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain: tingkat pelayanan; ketepatan waktu; kondisi sarana dan prasarana/fasilitas, sumber daya manusia, tingkat disiplin pengguna, tingkat kepadatan lalu lintas sebagai akibat dioperasikan AKDP, dan lain-lain. Dengan melihat kelemahan-kelemahan tersebut beberapa pertanyaan yang perlu mendapat perhatian untuk diadakan penelitian, yaitu: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penilaian kualitas mutu pelayanan AKDP Jurusan Sragen-Solo kepada penumpangnya? 2. Bagaimana persepsi penumpang bus AKDP JurusanSragen-Solo terhadap kualitas mutu pelayanan yang diberikan oleh operator? 3. Perbaikan kualitas pelayanan mana yang perlu mendapat prioritas perbaikan sebagai satu usulan rekomendasi perbaikan untuk pelayanan yang selanjutnya terutama kepada operator dan pemegang kebijakan terkait? 4. Bagaimana pelaksanaan protokol kesehatan di dalam bus AKDP JurusanSragen-Solo selama masa pandemi? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 6 1. Menemukan faktor-faktor permasalahan yang mempengaruhi dan juga memahami penilaian penumpang terhadap pelayanan bus AKDP Jurusan Sragen-Solo sehingga dapat dirumuskan langkah-langkah perbaikan dan peningkatan mutu pelayanannya. 2. Mengevaluasi kualitas pelayanan operator bus AKDP Jurusan Sragen-Solo berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 10 Tahun 2012. 3. Merumuskan suatu rekomendasi perbaikan kualitas pelayanan kepada operator bus AKDP Jurusan Sragen-Solo untuk pelayanan yang diberikan kepada penumpangnya. 4. Merumuskan suatu rekomendasi kepada pihak terkait pemegang kebijakan guna perbaikan kualitas pelayanan kepada operator bus AKDP Jurusan Sragen-Solo. 5. Mengetahui pelaksanaan protokol kesehatannya selama masa pandemi di dalam bus AKDP Jurusan Sragen-Solo. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Dapat melihat persepsi konsumen yakni penumpang AKDP jurusan Sragen - Solo dalam menilai kualitas mutu pelayanan jasa yang diberikan operator terhadap tingkat pelayanan bus AKDP jurusan Sragen -Solo. 2. Dapat dipergunakan sebagai rekomendasi pengambilan keputusan Pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat pengguna bus AKDP jurusanSragen-Solo. 7 3. Sebagai acuan untuk penumpang bus AKDP jurusan Sragen-Solo bagaimana berkendara sesuai protocol kesehtaan yang benar selama masa pandemi. E. Ruang Lingkup Untuk menghindari penelitian yang terlalu luas dan untuk memberikan arah yang lebih baik serta memudahkan dalam penyelesaian masalah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka perlu adanya pembatasan masalah. Batasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut. 1. Pembatasan Ruang Lingkup Materi Penelitian a. Variabel atribut pelayanan bus AKDP Jurusan Sragen-Solo berdasarkan responden yaitu penumpangnya. b. Masyarakat yang disurvai adalah responden terwakili sebagai kelompok penumpang bus yang mempunyai kemampuan untuk memilih apakah menggunakan angkutan umum bus AKDP Jurusan Sragen-Solo atau moda transportasi lainnya (choice users) dan responden sebagai kelompok penumpang bus yang tidak mempunyai pilihan lain selain angkutan umum bus AKDP Jurusan Sragen-Solo tersebut. c. Penumpang bus adalah penumpang yang menggunakan bus AKDP Jurusan Sragen-Solo dalam melakukan aktifitas kesehariannya. d. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil survai kuesioner yang dibagikan kepada responden. 8 e. Sampel yang didapat diasumsikan bisa mewakili kepuasan responden terpilih. f. Analisis dilakukan hanya berdasarkan data survai, studi kepustakaan dan hasil pengolahan data. 2. Pembatasan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian. a. Obyek yang diteliti adalah bus AKDP Jurusan Sragen-Solo mengingat responden yang akan disurvei menikmati pelayanan Jurusan SragenSolo b. Wilayah penelitian adalah penumpang bus yang menggunakan jasa angkutan umum bus AKDP Jurusan Sragen-Solo dengan 2 variabel penelitian yaitu kualitas layanan dan pelaksanaan protocol kesehatan. F. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten Sragen untuk jalur bus AKDP Jurusan Sragen-Solo. Rute diawali dari terminal/ halte Pilangsari Sragen dengan tujuan terminal/ halte Tirtonadi Solo Pertimbangan diambilnya rute tersebut adalah dianggap penting untuk mengakomodasi pergerakan orang dan barang dari kota penyangga di sekitar Solo. G. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Evaluasi Kinerja Operasional Bus AKDP Selama Masa Pandemi (Studi Kasus Trayek Jurusan Sragen-Solo) belum pernah diadakan penelitian, penelitian yg pernah dilakukan antara lain oleh Herdiana, dkk (2012), Aji (2015), Fibrianto (2011), Putra (2019) dan Haryono (2010). 9