Uploaded by User72322

Haryo Annas Fadhilah 09188

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
MATEMATIKA DAN STATISTIKA KEHUTANAN
ACARA IV
TEORI HIMPUNAN UNTUK PENGELOLAAN HUTAN
DISUSUN OLEH :
NAMA
: HARYO ANNAS FADHILAH
NIM
: 20/455340/KT/09188
CO – ASS
: GERALDY KIANTA
LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
ACARA IV
Kalkulus
Berdasarkan data yang dikumpulkan pada Acara 1 dan karakter himpunan yang
teridentifikasi atau terdefinisikan melalui Acara 2 dab Acara 3, praktikan (mahasiswa) memahami
kalkulus dan pemanfaatannya untuk pengelolaan hutan untuk menyelesaikan masalah yang terkait
dengan kalkulus.
a. Prosedur
Kasus 4.1
Log V = - 3.34 + 2.16 log d
Berdasarkan pemisalan diatas jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut :


Apakah terdapat relasi antara DBH dan V ? Deskripsikan relasi tersebut dengan diagram
relasi dan formula Leibniz (f(x) = …).
Buatlah grafik fungsi tersebut dengan menggunakan MS Excel.
Berdasarkan data diatas dibuat tabel sebagai berikut
Dari gambar diatas, terdapat relasi antara DBH dan Volume pohon dengan formula
F(x) = 0,0762x - 1,7107
Dengan contoh diagram relasi sebagai berikut
Volume
DBH
33,04
33,87
34,77
35,10

0,87

0,92

0,97

1,00
KASUS 4.2
Berdasarkan informasi diatas, dapat disusun tabel sebagai berikut
Berdasarkan informasi ini jawablah pertanyaan atau selesaikan permasalahan
berikut.
a. Representasikan dengan gambar, relasi atau fungsi yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan berapakah pendapatan yang didapat dari tebangan sebuah
pohon dengan DBH tertentu.
b. Apakah konstruksi relasi atau fungsi-fungsi ini membentuk sebuah fungsi
komposisi? Jika demikian, bagaimanakah formula fungsi komposisi ini ?
c. Jika pengelola arboretum ingin mendapatkan informasi mengenai total pendapatan
yang dapat diperoleh dari tebangan dari kawasan sampel terpilih, gunakan fungsifungsi tersebut untuk mendapatkan jawaban pertanyaan ini !
d. Apabila harga kayu mengikuti tarif berikut :
Tentukan relasi atau fungsi, lalu buatlah grafik yang merepresentasikan
fungsi pendapatan dari tebangan pohon dengan DBH tertentu. Gunakan MS Excel
untuk mempermudah perhitungan dan pembuatan grafik.
Jawab:
Dengan menggunakan formula
=IF(E5="SK";0;IF(E5="K";100000;IF(E5="M";300000;IF(E5="B";800000
;1500000)))) pada excel, dibuat tabel sebagai berikut:
Grafik fungsi yang terbentuk dari relasi DBH dengan P yaitu
Dari tabel tersebut DBH yang digunakan adalah SB, terdapat komposisi fungsi,
yaitu:
f(x)= 41064x-199160
4.3.2 Turunan/ Derivasi
Dalam konteks pengelolaan hutan konsep turunan diperlukan untuk analisis yang
terkait dengan pertumbuhan atau dinamika sumber daya hutan.
Kasus 4.3
Jawab:
a. Semakin besar pertambahan diameter pohon, maka semakin besar pula pertambahan
volume pohon yang terjadi. Diperoleh pertambahan volume tertinggi pada kondisi pohon
sehat dan berbatang lurus.
b. Semakin besar pertambahan diameter pohon, maka semakin besar pula pertambahan
pendapatan hasil penebangan pohon yang terjadi. Sama seperti dengan pertambahan
volume, diperoleh pertambahan jumlah pendapatan tertinggi pada kondisi pohon sehat
dan berbatang lurus.
c. Semakin besar pertambahan diameter pohon, maka semakin besar pula pertambahan
pendapatan hasil penebangan pohon yang terjadi, hubungan DBH dengan pendapatan
adalah sebanding. Sama seperti dengan pertambahan volume, diperoleh pertambahan
jumlah pendapatan tertinggi pada kondisi pohon sehat dan berbatang lurus.
Kasus 4.4
Jawab:
Dari data diatas, dibuat tabel sebagai berikut
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pertambahan volume tertinggi ada pada
pohon berumur 3 tahun. Semakin tua pohon, pertambahan volumenya semakin kecil,
puncaknya pada usia 20 tahun, lalu pada usia 21 tahun, mulai terjadi pengurangan
volume.
Semakin tinggi nilai ITT, maka semakin tinggi pertambahan volume yang terjadi
pada pohon.
Kasus 4.5
Tegakan arboretum pada dasarnya tergolong tegakan tak seumur yang dapat direpresentasikan
oleh fungsi
N = k.e -aD
Dimana N adalah jumlah pohon per hektar, D adalah DBH, k dan a masing-masing adalah
konstanta dan koefisien yang merepresentasikan keunikan sebaran diameter, dan e adalah
bilangan natural. Untuk mendapatkan gambaran sebaran diameter pada suatu kawasan
diperlukan penentuan nilai k dan a.
Untuk mendapatkan kedua nilai ini, ikutilah langkah-langkah berikut:
a. Organisasi data hasil pengukuran, dalam MS Excel, sehingga menjadi sebaran diameter
seperti dicontohkan oleh tabel berikut :
b. Transformasi persamaan di atas ke dalam persamaan linear dengan logaritmanya sehingga
akan diperoleh
Ln N = ln k – a D
c. Gunakan formulasi hasil transformasi sehingga diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut
d. Buatlah grafik scatter yang merepresentasikan fungsi Ln N terhadap Ln DBH dan sertakan
pula trend line dan persamaan matematisnya seperti yang disajikan gambar berikut.
Dalam konteks kasus ini maka persamaan garis ini dapat ditulis Ln N = 2,7397 - 0,0154
e. Tentukan invers dari fungsi LnN = f(LnDBH) tersebut sehingga diperoleh N = g(DBH)
N = e (2,7397 - 0,0154 DBH)
N = 543.43 e - 0,0154 DBH
Berdasarkan fungsi ini jawablah pertanyaan berikut :
a. Berapakah jumlah pohon yang memiliki diameter kurang dari 10 cm dan lebih dari 25
cm ?
b. Berdasarkan fungsi penduga volume dalam Kasus 4.1.1, hitunglah jumlah volume
pohon yang berdiameter lebih dari 25 cm
Jawab:
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa tidak ada pohon yang mempunyai diameter kurang
dari 10 cm, sedangkan untuk pohon yang mempunyai diameter lebih dari 25 cm terdapat
60 pohon.
Dari tabel diatas, diketahui bahwa jumlah volume pohon yang berdiameter lebih dari 25
cm adalah 89,42 cm3.
Pelajaran yang Didapat dari Acara 4
Dari acara ini, praktikan (mahasiswa) memahami kalkulus dan pemanfaatannya untuk
pengelolaan hutan.
Download