Nama : Adimas Kresna Prayudha NIM : 858680075 PGSD BI - B 1. Berkembangnya kemampuan berfikir operasional pada masa remaja ditandai dengan 3 hal penting: 1.Remaja mulai mampu melihat (berfikir)tentang kemungkinan –kemungkinan, misal mereka telah mampu membayangkan apa yang akan dialami bila tejadi suatu peristiwa seperti perang nuklir, bencana, kiamat, dan sebagaianya. 2. Remaja telah mampu berfikir ilmiah,dari mulai merumuskan masalah ,membatasi masalah ,menyusun hipotesis,mengumpulkan dan mengolah data sampai dengan menarik kesimpulan- kesimpulan 3. Remaja telah mampu memadukan ide-ide secara logis. Ide-ide atau pemikiran abstrak yang kompleks telah mampu dipafukan dalam suatu pemikiran yang logis. Perbedaan profil perkembangan intelektual antara siswa SLTP dengan siswa SLTA No. Siswa SLTP (Remaja Awal) Siswa SLTA (Remaja Akhir) 1. Proses berpikirnya sudah mampu Sudah mampu mengoperasikan kaidahmengoperasikan kaidah-kaidah logika formal kaidah logika formal disertai (asosiasi, diferensiasi, komparasi, dan kemampuannya membuat generalisasi yang kausalitas) dalam ide-ide atau pemikiran abstrak lebih konklusif dan komprehensif. (meskipun relatif terbatas. 2. Kecakapan dasar umum menjalani laju Tercapainya titik puncak (kedewasaan perkembangan yang terpesat (terutama bagi intelektual umum, yang mungkin ada yang belajar di sekolah) pertambahan yang sangat terbatas bagi yang terus bersekolah) 3. Kecapakan dasar (bakat atau aptitude) khusus Kecenderungan bakat tertentu mencapai mulai menunjukkan kecenderungan- titik puncak dan kemantapannya kecenderungan lebih jelas 2. Pada masa remaja rasa kepedulian terhadap kepentingan dan kesejahteraan orang lain cukup besar, tetapi kepedulian ini masih dipengaruhi oleh sifat egosentrisme. Mereka belum bisa membedakan kebahagiaan atau kesenangan yang dasar (hakiki) dengan yang sesaat, memperhatikan kepentingan orang secara umum atau orang-orang yang dekat dengan mereka. Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungan khususdengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya. 3. Keterkaitan antara ketiga faktor yaitu pembawaan/heredity, lingkungan/environment dan waktu/time dalam mempengaruhi anak usia sekolah menengah merupakan faktor yang dominan dalam pola pandangan yang konvensional karena ketiga faktor tersebut mempengaruhi perkembangan pribadi anak usia sekolah menengah secara fungsional sebagai berikut: 1. Faktor pembawaan (heredity) yang bersifat alamiah (nature) 2. Faktor lingkungan (environment) yang memungkinkan proses perkembangan (nurture) 3. Faktor waktu (time) adalah saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation). Contoh bentuk keterkaitan ketiga faktor tersebut dalam kehidupan sehari – hari anak usia sekolah menengah yaitu pengembangan kemampuan berbahasa. Bagi individu tertentu, mempelajari Bahasa asing bukanlah merupakan hal yang menyenangkan. Keinginan untuk berbahasa asing sangat tinggi sedangkan kemampuan tidak menunjang. Cara – cara pengucapan atau fonetik setiap individupun berbeda – beda (faktor heredity) yang akhirnya dapat menjadi bahan cemoohan kawan-kawannya karena setiap individu memiliki pandangan yang berbeda bahwa mempelajari Bahasa asing itu tidak penting dan kurang bermanfaat (faktor environment) tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mereka akan menyadari bahwa mempelajari Bahasa asing ternyata penting demi mengembangkan pengetahuan dan pengalaman mereka di masa depan di mana lapangan pekerjaan menuntut mereka mampu untuk berbahasa asing (faktor time). 4. Perkembangan Intelektual orang dewasa. Cattel dan horn membedakan 2 macam kecerdasan: *Fluid intelegence:proses memahami hubungan ,pembentukan konsep-konsep,nalar dan abstraksi yang tidak banyak mendapatkanpengaruh dari pendidikan dan kebudayaan *cyistallised intelegence:berkaitan dengan penguasaan kecakapan -kecakapan khusus yang dipelajari (tergantung pada latar belakang budaya dan pendidikan Menurut Schaine, perkembangan kognitif merupakan transisi dari “apa yang ingin saya ketahui” (what I need to know,how should i use what i know,why should i know) Proses transisi oleh Schaine dibagi atas lima tahap berikut: a. Tahap pemerolehan (aquisitive), berlangsung pada masa anak dan remaja Anak dan remaja telah menguasai pengetahuan dan keterampilan. Sebatas menguasai tetapi pengetahuan dan keterampilan tersebut belum digunakan untuk kepentingan hidupnya dalam masyarakat. b. Tahap penguasaan (achieving), berlangsung pada usia 20-an sampai awal 30-an Menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya untuk mencapai keunggulan dan kemandirian. c. Tahap tanggung jawab (responsible), pada usia akhir 30-an sampai akhir 60-an Menggunakan pengetahuan dan pemikirannya untuk memecahkan masalah. d. Tahap eksekutif (executive), pada usia 30-an atau 40-an sampai awal 60-an Individu mempunyai tanggung jawab yang luas, bukan hanya dalam unit keluarga, tetapi juga dalam sistem kemasyarakatan. e. Tahap reintegrasi (reintegrative), pada usia 60 tahun ke atas Orang dewasa sudah tidak disibukkan oleh tugas dan tanggung jawab 5. Ragam minat orang dewasa dibagi dalam tiga kategori yaitu: minat pribadi, minat rekreasional, dan minat sosial. 1. Minat pribadi dibagi berdasarkan: - Penampilan : penampilan fisik yang diminati meliputi tinggi dan berat badan serta raut wajah.penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan. Maka dari itu banyak orang dewasa yang mempelajari cara-cara diet, melakukan olahraga, dan mempelajari cara-cara penampilan diri yang menarik. - Pakaian dan Perhiasaan : Perhatian dan perhiasaan sangat berperan kuat dalam masa dewasa. Orangorang dewasa sangat sadar bahwa keberhasilannya dalam hubungan sosial dan berbagai bidang kegiatan, banyak dipengaruhi oleh penampilan pakaian dan perhiasaannya. Karena itu, tidak heran kalau banyak waktu digunakan dan banyak uang yang disalurkan untuk kepentingan pakaian dan perhiasaan bagi orang dewasa. - Uang : Orang dewasa lebih tertarik pada uang karena uang dapat memenuhi kebutuhannya. Sehingga, banyak orang dewasa sangat berminat untuk mempelajari bagaimana cara mendapatkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan juga cara memperhatikan dan mempelajari anggaran rumah tangga atau berminat mengelola pendapatan dan pengeluaran keluarga. - Agama: Orang dewasa terutama untuk yang sudah berkeluarga, sangat menaruh perhatian pada agama. Pengajaran dasar agama dianggap sebagai tanggung jawab moral sebagai orang tua,dan kewajiban untuk memberi teladan kepada anak-anaknya. Berikut adalah faktor yang ikut menentukan kuat tidaknya rasa keagamaan orang dewasa yaitu: jenis kelamin, kelas sosial, lokasi tempat tinggal, latar belakang keluarga, minat religius teman-teman, pasangan dari iman yang berbeda, kecemasan akan kematian, dan pola kepribadian. 2. Minat rekreasional sangat diperhatikan oleh orang dewasa dikarenakan rekreasi bisa menyegarkan kembali diri dan mengembalikan kekuatan dan kesegaran psikologis sesudah lelah bekerja atau sesudah mengalami keresahan psikologis. Banyak faktor yang mempengaruhi pola rekreasi orang dewasa. Beberapa faktor tersebut adalah kesehatan, waktu, status perkawinan, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dan penerimaan sosial. 3. Minat Sosial : faktor yang mempengaruhi minat dan aktivitas sosial orang dewasa: a. mobilitas sosial Semakin besar keinginan orang dewasa untuk meningkatkan status sosialnya semakin giat pula ia berusaha melibatkan diri dengan organisasi b. status sosial ekonomi Orang dewasa yang mempunyai status sosial ekonomi yang baik akan lebih mampu berperan dalam berbagai kegiatan sosial terutama kegiatan di luar rumah dibanding dengan orang yang mempunyai status sosial ekonomi yang kurang baik. c. lamanya tinggal dalam suatu kelompok masyarakat Banyak orang dewasa yang harus pindah ke suatu lingkungan baru berpartisipasi aktif dalam organisasi masyarakat dan menemukan teman. d. kelas sosial Orang dewasa yang mempunyai kelas sosial tinggi dan menengah lebih sering aktif dalam berbagai organisasi masyarakat daripada mereka dari golongan masyarakat bawah. e. lingkungan Kehidupan sosial orang dewasa yang tinggal di kota besar mungkin lebih banyak dipuaskan oleh keluarga dan sanak saudara dibandingkan dengan mereka yang tinggal di kota kecil dan di pedesaan yang lebih mengenal keramah-tamahan dan keakraban tetangga. f. jenis kelamin Pria yang telah menikah lebih bebas berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan sosial di luar rumah daripada dengan wanita yang telah menikah. g. umur kematangan seksual Pria yang lebih cepat dewasa lebih aktif dalam kegiatan masyarakat dan duduk dalam kepengurusan organisasi-organisasi masyrakat dibandingkan dengan pria yang terlambat dewasa. h. urutan kelahiran Anak pertama sering memiliki perasaan tidak aman dan sesudah dewasa cenderung menjadi pengikut dan lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat daripada yang lahir belakangan. i. keanggotaan dari tempat beribadah Orang-orang yang merupakan anggota tempat beribadah cenderung lebih aktif dalam kegiatan keagamaan dan organisasi-organisasi masyarakat lainnya dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki hubungan dengan organisasi keagamaan.