Tumbuhan Berpotensi Agroforestri di Kawasan Kebun Raya Sambas Syamsul Hidayat1, Sudarmono1, Ikar Supriatna1, Tino O. Chandra2 dan U. E. Suryadi2 1.Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, LIPI 2. Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura Abstract Sambas Regency is one of the boarder city in West Kalimantan which is fertile in along the stream of river. Like as another Kalimantan tropical forest, forest along the stream of Sambas river area has highly biodiversity and interesting for developed. Together with the massive development of settlement and planting around the Sambas river flow which gradually the valuable germplasm on earth of Sambas will be destroyed. Survey of the potency of vegetation in Botanical Gardens area of Tomong country, the plants of Sambas river flow showing highly potentials whether for construction materials, food, and medicinal materials naturally. Beside unique and attractiveness species which used for handicraft and ornamental plant i.e. pitcher plant (Nepenthes spp.) found be abundant. Observation will necessary for used to manage of agro forestry in Sambas area and vicinity before deforestation at all. Keywords : Sambas forest, flora potentials, agro forestry Pendahuluan Kalimantan merupakan pulau besar yang memiliki flora terkaya di kepulauan Sunda baik jumlah maupun keragaman jenisnya. Terdapat lebih dari 3000 jenis pohon, termasuk 267 jenis Dipterocarpaceae yang merupakan kelompok pohon kayu perdagangan terpenting di kawasan Asia Tenggara (Anonim, 2008a). Kalimantan juga merupakan pusat penyebaran flora unik karnivora kantung semar (Nepenthes spp.). Kekayaan Kalimantan ini sering menjadi incaran para pembalak liar dan pengusaha flora ilegal, terutama di daerah perbatasan. Salah satu daerah perbatasan yang rawan akan pencurian plasma nutfah flora Kalimantan adalah Kabupaten Sambas. Luas Kabupaten Sambas adalah 6.395,70 km2 atau 639.570 ha (4,36% dari luas Propinsi Kalimantan Barat), terletak pada bagian pantai barat paling utara dari propinsi Kalimantan Barat. Panjang pantai ±128,5 km dan panjang perbatasan negara ±97 km. Dilihat dari letak geografisnya Kabupaten Sambas terletak di antara 1°23’ Lintang Utara dan 108°39’ Bujur Timur dengan batas administratif sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan : Malaysia Timur (Sarawak) Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kota Singkawang Sebelah Timur Berbatasan dengan : Kabupaten Bengkayang Sebelah Barat Berbatasan dengan : Laut Natuna Wilayah administratif Sambas meliputi 16 Kecamatan dengan desa keseluruhannya berjumlah 175 desa. Sebagian besar wilayah ini berada pada 3 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total hamparan 516.200 ha, yaitu DAS Paloh : 64.375 ha, DAS Sambas : 258.700 ha dan DAS. Sebangkau : 193.125 ha. (Anonim, 2008b). Masyarakat Sambas terdiri dari tiga suku besar utama yaitu suku Melayu, Dayak dan Cina. Kata Sambas sendiri berasal dari kata ‘sam’ artinya tiga dan ‘bas’ singkatan dari bahasa, agama, dan suku ( Basuri. Pers. com., 2008). Suku Dayak pada umumnya tinggal di daerah pegunungan, etnis Cina di daerah perkotaaan, sementara 1 Suku Melayu Sambas lebih menyukai tinggal di pesisir laut dan sungai. Muara sungai dianggap sebagai lahan yang dari segi ekologi sangat produktif. Oleh karenanya sebagian besar mereka bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang hasil kebun. Kabupaten Sambas termasuk daerah subur dengan curah hujan bulanan rata-rata 187.348 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 11 hari /bulan. Daerah ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan Agroforestri. Sistem Agroforestri sendiri sebenarnya merupakan sistem yang sudah dikenal lama oleh masyarakat Kalimantan Barat terutama suku Dayak (Kristianus, 2008). Selain sebagai petani sebagian orang Sambas bekerja di berbagai perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit, karet, dan kelapa. Namun demikian sebagian yang tidak beruntung mencari penghidupannya dengan menggali potensi kekayaan flora yang terdapat di hutan. Tujuan penelitian ini adalah menggali informasi potensi tumbuhan liar dari kawasan hutan yang dicadangkan sebagai Kebun Raya Sambas. Diharapkan dari penelitian ini diperoleh data dasar potensi tumbuhan asli Sambas yang dapat dikembangkan diluar kawasan hutan sebagai upaya konservasi plasma nutfah flora melalui sistem agroforestri. Metoda Penelitian Potensi flora yang ada di kawasan hutan sekitar DAS Sambas diteliti dengan metoda survei langsung ke kawasan hutan yang dicadangkan sebagai Kebun Raya seluas ± 300 ha di dusun Tomong Desa Sabung Setangga Kecamatan Subah Kabupaten Sambas. Waktu pelaksanaan survei dilakukan dari tanggal 13 Juli 2008 hingga 23 Juli 2008. Survei dilaksanakan mengikuti jalur (transect) masuk kawasan yang memotong garis kontur sehingga dapat mewakili tipe-tipe habitat yang ada (Lampiran 1). Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel flora dengan metoda sampling acak terwakili berdasarkan variasi flora dan/atau diameter pohon. Setiap sampel yang mewakili diberi label penomoran yang berurutan. Beberapa orang masyarakat setempat yang mengetahui kegunaan jenis-jenis tumbuhan hutan ikut mendampingi, sehingga wawancara dilakukan langsung saat bertemu dengan jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi. Untuk memastikan nama jenis ilmiahnya selain dengan bantuan pustaka juga dilakukan pengecekan dengan specimen herbarium di Herbarium Bogoriense, Cibinong. Hasil dan Pembahasan Agroforestri adalah suatu bentuk pemanfaatan lahan pertanian dengan menanam jenis-jenis tumbuhan yang berasal dari hutan. Ladang-kabon-kampong, merupakan model Agroforestri yang ada di Kalimantan Barat (Kristianus, 2008). Di propinsi ini sekitar 36% lahan telah dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian (Mac Kinnon, 1996), sehingga sangat penting jika dilakukan penggabungan usaha pertanian dengan jenis-jenis tumbuhan hutan demi kelestarian plasma nutfah dan perlindungan sistem ekologisnya. Dari survei ini diperoleh data tentang beberapa kegunaan tumbuhan berdasarkan pengalaman masyarakat setempat. Tumbuh-tumbuhan liar ini sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam sistem Agroforestri di Sambas sebagai salah satu upaya mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih fungsi lahan hutan seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora-fauna, banjir, kekeringan dan perubahan iklim global (Irwanto, 2008). Katagori kegunaan tumbuhan yang ada di hutan Tomong berdasarkan fungsinya sebagian besar sebagai bahan bangunan (49 jenis), bahan obat (20 jenis) dan bahan pangan (29 jenis). Secara detail dapat dilihat pada histogram Gambar 1. 2 50 45 40 35 30 Jumlah Jenis 25 Tumbuhan 20 15 10 5 0 r n el n t r li an oba nan pan aka jina eb buah apu n ta hias -lai n M b a a n m u a d i i n n t h a a ng a ak sa yu er Pe mbu Ba am L ba Bah n m han Ka K n u n a B h a Ta ha Ba B Ba Kegunaan Gambar 1. Kegunaan Tumbuhan dari Hutan Tomong (Kebun Raya Sambas) Berdasarkan bagian-bagian tumbuhannya, kayu merupakan bagian terpenting dari semua kegunaan (67 jenis) diikuti oleh buah (26 jenis). Secara detail bagian-bagian tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat sekitar hutan Tomong adalah seperti pada histogram Gambar 2. 70 60 50 Jumlah Jenis Tumbuhan 40 30 20 10 0 Jumlah jenis Kayu Buah Kulit kayu 67 26 8 Getah Daun 8 7 Biji Akar 4 1 Bagian Tumbuhan Gambar 2. Bagian-bagian Tumbuhan yang Digunakan Berdasarkan hasil survei ternyata hutan Tomong menyimpan potensi flora yang sangat tinggi nilainya baik untuk kebutuhan sendiri maupun untuk kebutuhan industri. Secara garis besar potensi flora yang dapat dikembangkan ke dalam Agroforestri ini dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu: 3 1. Tumbuhan sebagai bahan bangunan Termasuk ke dalam katagori tumbuhan sebagai bahan bangunan adalah jenis-jenis tumbuhan berkayu yang kayunya digunakan untuk pembuatan papan, tiang rumah, pintu dan balok. Dalam sistem Agroforestri, tumbuhan kayu yang berumur panjang diharapkan mampu menyerap zat-zat hara (nutrient) di lapisan tanah yang dalam, kemudian ditransfer ke permukaan tanah melalui luruhnya biomasa (Pambudi, 2008). Tercatat 49 jenis dari 19 suku tumbuhan yang ada di kawasan hutan Tomong menghasilkan kayu yang digunakan untuk kebutuhan bangunan, baik kayu kelas 1 maupun kelas 2. Dipterocarpaceae merupakan suku terbesar yang diwakili oleh 14 jenis kayu, terutama dari marga Shorea. Suku penting lainnya adalah Myrtaceae, Sapotaceae, Lauraceae dan Clusiaceae masing-masing diwakili oleh 6, 5, 4, dan 4 jenis. Khusus papan digunakan bahan kayu dari tumbuhan suku Moraceae, Combretaceae dan Sapotaceae. Daftar tumbuhan sebagai bahan bangunan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Daftar Tumbuhan Berpotensi Bahan Bangunan di Kawasan Kebun Raya Sambas Nama ilmiah Anisoptera marginata Korth. Artocarpus kemando Miq. Nama Daerah Bantas,mersawa Pudu Beilschmiedia maingayi Hook.f. Calophyllum inophyllum L. Calophyllum soulattri "Burm." ex F.Mull. Campnosperma auriculata Hook.f. Carallia brachiata (Lour.) Merr. Melendan Naga Uabah putih Terentang Merbangkau Suku Kegunaan Dipterocarpaceae kayu bangunan Moraceae kayu bangunan Lauraceae kayu bangunan Clusiaceae kayu bangunan Clusiaceae kayu bangunan Anacardiaceae kayu bangunan Rhizophoraceae kayu bangunan Combretocarpus rotudantus (Miq.) Danser Cratoxylum arborescens Blume Cryptocarya sp. Dipterocarpus costulatus v.Slooten Eusideroxylon zwageri R.Br. ex Sims Ficus sp. Garcinia picrorhiza Miq. Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz Gymnacranthera forbesii Warb. Hopea sangal Korth. Knema sp. Koompassia malaccensis Maing Lansium domesticum Correa. Litsea firma Hook.f. Teruntum g.putih Temau kulit merah Marepehan Keruing Ulin Bengkulang Tembesu Ramin batu Meratihan Cangal bunga Kayu empedu Kempas Duku utan Medang selatan Sapotaceaa Hypericaceae Lauraceae Dipterocarpaceae Lauraceae Moraceae Clusiaceae Thymelaeaceae Myristicaceae Dipterocarpaceae Myristicaceae Caesalpiniaceae Meliaceae Lauraceae Litsea firma Hook.f. Madhuca saricea H.J.L. Neonauclea wenzelii Merrill. Kepak Kayu sangai Bangkal Lauraceae Sapotaceae Rubiaceae Palaquium rostratum Burck Palaquium sp. Parastemon urophyllus A.DC. Rhodamnia cinerea Jack Shorea foxworthyi Symington Shorea geniculata Symington ex P.S.Ashton Shorea gibbosa Brandis Shorea ladiana P.S.Ashton Shorea leprosula Miq. Nyato peringgi Jongkang Milas Singkang katak Penyau Merawan Merkuyung Giam Meranti lampung Sapotaceae Sapotaceae Chrysobalanceae Myrtaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu untuk papan kayu untuk tiang rumah kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu buat pintu kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu untuk papan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan kayu bangunan 4 Shorea ovata Dyer Shorea pinanga Scheff. Serayak, seraja Dipterocarpaceae kayu bangunan Tengkawang pinang Dipterocarpaceae kayu bangunan Merkawang Dipterocarpaceae kayu bangunan Keladan Dipterocarpaceae kayu bangunan Meranti Dipterocarpaceae kayu bangunan Meranti bunga Dipterocarpaceae kayu bangunan Mata udang Epacridaceae kayu bangunan Ubah merah Myrtaceae kayu bangunan Ubah putih Myrtaceae kayu bangunan Maram duduk Myrtaceae kayu bangunan Kayu geminting Combretaceae kayu untuk papan Kopi hutan Theaceae kayu bangunan Shorea rubella P.S.Ashton Shorea sp. Shorea symingtonii G.H.S. Wood Shorea uliginosa Foxworthy Styphelia malayana J.J.Smith Syzygium sp. Syzygium sp. Syzygium sp. Terminalia copalandii Elmer Tetramerista glabra Miq. Tristaniopsis obovata (Benn.) Peter G. Wilson & J.T.Waterh. Melaban merah Tristaniopsis whiteana (Griff.) Peter G.Wilson & J.T.Waterh. Melaban putih Vatica rassak Blume Rasak Ziziphus angustifolius (Miq.) Hatusima ex van Stenis Ubah meronde Myrtaceae kayu bangunan Myrtaceae kayu bangunan Dipterocarpaceae kayu bangunan Rhamnaceae kayu bangunan 2. Tumbuhan sebagai bahan pangan Buah merupakan bagian penting dari tumbuhan yang menghasilkan bahan pangan. Dari 29 jenis tumbuhan sebagai bahan pangan tercatat 20 jenisnya adalah penghasil buah yang dapat dimakan langsung seperti durian (Durio zibethinus Murr.), rambai (Baccaurea motleyana Mull.Arg.), tarap (Artocarpus elasticus Reinw.) dan cempedak (Artocarpus integer (Thunb.) Merr.). Jenis durian-durianan (Durio spp.), menteng-mentengan (Baccaurea spp.) dan nangka-nangkaan (Artocarpus spp.) sebagaimana dilaporkan Siregar dkk (2001) memang merupakan buah-buahan yang banyak ditemukan di hutan Kalimantan, 34 jenis diantaranya dapat ditemukan di Sambas. Sementara jenis lainnya menghasilkan buah yang dapat dimakan melalui pengolahan dahulu seperti dibuat manisan atau sebagai bahan bumbu dapur. Asam paya (Eleiodoxa conferta (Griff.) Burret.) adalah contoh buah hutan yang dikemas sebagai manisan dan telah popular di warung-warung kopi maupun toko-toko oleh-oleh khas Sambas atau Kalimantan Barat. Selain buah ternyata daun dan biji juga memberikan peluang sebagai bahan pangan terutama untuk sayuran atau lalapan. Sebagai contoh adalah asam keriang (Begonia bracteata Jack) yang terdapat melimpah di bagian lantai hutan semi basah dan agak ternaungi. Daftar tumbuhan sebagai bahan pangan seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Daftar Tumbuhan Berpotensi Bahan Pangan di Kawasan Kebun Raya Sambas Nama ilmiah Aleurites moluccana Willd. Archidendron jiringa (Jack) I.Nielsen Artocarpus elasticus Reinw. Artocarpus integer (Thunb.) Merr. Baccaurea dulcis (Jack) Mϋll.Arg. Nama daerah Kalimbawan Kemiri utan Suku Sterculiaceae Euphorbiaceae Kegunaan buah dibuat manisan buah sbg bumbu dapur Jaring , jengkol Terap Mimosaceae Moraceae buah dimakan buah dimakan Cempedak Moraceae buah dimakan Tampui ceriak Euphorbiaceae buah dimakan 5 Baccaurea macrocarpa Mϋll.Arg. Baccaurea motleyana Mϋll.Arg. Begonia bracteata Jack Bellucia axinanthera Triana Tampui hijau Euphorbiaceae buah dimakan Ulap rambai, rambai Asam keriang Buah asam Euphorbiaceae Begoniaceae Melastomataceae Dialium indum L. Keranji Caesalpiniaceae Dillenia philippinensis Rolfe. Garcinia forbesii King Gardenia tubifera Wall. Ichnocarpus rutescens (L.) W.T.Aiton Lansium domesticum Correa. Melicope latifolia (DC.) T.G.Hartley Palaquium rostratum Burck Palaquium sp. Parastemon urophyllus A.DC. Parkia singularis Miq. Peltophorum sp. Santiria laevigata Blume Scaphium borneense (Merill) Kosterm. Shorea foraminifera P.S. Ashton Shorea pinanga Scheff. Simpur rawa Sikup Selimpau Dilleniaceae Clusiaceae Rubiaceae Akar jantaan Duku utan Apocynaceae Meliaceae buah dimakan daun disayur sambal buah masak dimakan atau dibuat cuka buah dimakan buah dimakan, daun disayur/lalap buah dimakan buah dimakan buah kuning rasanya asam-manis dimakan/disayur buah dimakan jampang Nyato peringgi Jongkang Rutaceae Sapotaceae Sapotaceae daun muda dilalap buah dimakan buah dimakan Landuk Petai Enap Pelecut Kepayang Chrysobalanceae Mimosaceae Caesalpiniaceae Burseraceae Sterculiaceae Tengkawang loa Dipterocarpaceae Tengkawang pinang Dipterocarpaceae Syzygium sp. Xanthophyllum amoenum Chodat. Eleiodoxa conferta Griff. Tanjam Myrtaceae buah dimakan buah dimakan buah dilalap seperti petai buah dimakan biji direbus tambah gula/garam, dimakan biji direbus diambil minyaknya; buah dimakan minyak buah sebagai bahan mentega, ampasnya dimakan buah dimakan Langer Asam maram Polygalaceae Arecaceae isi buah dimakan buah dibuat manisan 3. Tumbuhan sebagai bahan obat Tercatat 20 jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional. Adapun penyakit yang sering diatasi oleh tumbuh-tumbuhan ini pada umumnya berkaitan dengan gangguan pencernaan (6 jenis) dan kulit (5 jenis). Gangguan pencernaan berupa diare dan perut kembung serta penyakit kulit berupa gatal-gatal dan korengan merupakan penyakit umum yang diderita masyarakat setempat. Hal ini sangat mungkin karena masyarakat menggunakan air sungai untuk segala keperluan aktifitas hidupnya, sementara air sungai sudah banyak mengandung bahan pencemaran yang berasal dari pemukiman dan perkebunan. Kondisi ini mempengaruhi organ-organ pencernaan dan kulit manusia. Dari bahan obat alami ini buah merupakan bagian penting pengobatan, dimana 5 jenis diantaranya menghasilkan buah sebagai bahan obat. Bagian lain yang penting secara berurutan adalah getah (5 jenis), daun (3 jenis), kayu (3 jenis), kulit kayu (2 jenis), biji dan akar masing-masing 1 jenis. Selain jenis-jenis tumbuhan tersebut, pohon kayu komersial seperti Dipterocarpus costulatus sebenarnya berpotensi besar sebagai penghasil minyak keruing karena jenis ini merupakan salah satu dari 11 jenis Dipterocarpus penting penghasil oleoresin (Yulita, 2002). Daftar tumbuhan sebagai bahan obat seperti pada Tabel 3. 6 Tabel 3. Daftar Tumbuhan Berpotensi Bahan Obat di Kawasan Kebun Raya Sambas Nama ilmiah Nama daerah Kembang semangkok Suku Dipterocarpaceae Arcangelisia flava (L.) Merr. Caesalpinia sp. Caesalpinia sp. Calophyllum pulcherrimum Wall. Calophyllum sp. Chrysophyllum roxburghii G.Don. Cinnamomum cullilawan Blume Cratoxylum cochinchinense Blume Belaran kuning Klibangan Akar serapat Menispermaceae Caesalpiniaceae Caesalpiniaceae Mentangor Tangur miding Pulai lilin Clusiaceae Clusiaceae Sapotaceae Kayu lawang Mampat Lauraceae Hypericaceae Dillenia excelsa Martelli Durio testidunarum Becc. Simpur laki Durian kura Dilleniaceae Bombacaceae Eurycoma longifolia Jack Ganua motleyana Pierre Pasak bumi Belubur Simaroubaceae Sapotaceae Garcinia nervosa Miq. Asam kandis Clusiaceae Garcinia picrorhiza Miq. Mentangur Clusiaceae Garuga pinnata Roxb. Barru Burseraceae Leea indica (Burm.f.) Merr Kayu gemali Simaroubaceae Llitsea sp Poikilospermum suaveolens (Blume) Merr Piawas Lauraceae Rauvolfia verticillata (Lour.) Baill Cecropiaceae Belarang keras Apocynaceae Kegunaan buah dikeringkan, direndam air dingin, setelah mengembang membentuk agar-agar dimakan sebagai obat batuk dan panas dalam obat sakit kuning getah dioleskan pada korengan jamu untuk melahirkan getah obat kanker getahnya untuk obat korengan getah setetes dicampurkan ke dalam segelas air, diaduk, diminum untuk obat darah tinggi akar diseduh , diminum sebagai obat demam atau panas badan pucuk daun merah 5 lbr diremas, direndam air panas segelas tambah sedikit garam diminum sbg obat diare/muntaber buah diparut paramkan pada perut yang sakit biji dan kulit ditumbuk, dibalurkan pada bagian yang berbelakangan dengan yang terkena duri obat kuat getah ditambah gula batu, diseduh, diminum sebagai penurun panas obat:buah diiris, dijemur, tumbuk halus, tambah air dan garam, dimakan sbg obat berak darah getah ditambah minyak kelapa sebagai obat korengan daun+daun durian ditumbuk halus, dibalurkan 10 menit pada perut dan pinggang untuk mengatasai susah buang air besar kayunya diikatkan pada patah tulang daun + daun sirih dan air, ditumbuk, dioleskan pada perut kembung 10’ daun muda dibakar, diperas, lalu dipopokan pada bisul supaya pecah kayu dipotong-potong dan dijemur, direbus, diminum untuk ibu setelah melahirkan supaya perut cepat pulih Kelompok lain yang tidak kalah pentingnya adalah kelompok penggunaan kayu sebagai bahan pembuatan sampan dan kayu bakar. Sampan dan kayu bakar sangat berkaitan erat dengan gaya hidup masyarakat pesisir Sambas. Aktivitas sehari-hari yang sangat bergantung kepada transportasi sungai menjadikan sampan atau perahu sebagai sarana utama. Beberapa jenis tumbuhan diambil kayunya untuk dibuat perahu atau sampan antara lain jaring hantu (Archidendron clypearia (Jack) I Nielsen), keranji (Dialium indum L.), kayu empedu (Knema sp. ), laban (Melicope lunu-ankeda (Gaertn.) T.G.Hartley) dan beberapa jenis kayu dari suku Lauraceae yaitu kayu kopale (Cinnamomum porrectum (Roxb.) Kosterm.), dan medang selatan atau kepak (Litsea firma Hook.f.). Sementara itu kayu bakar merupakan bahan bakar utama bagi masyarakat di pelosok-pelosok desa. Beberapa jenis yang menjadi kayu utama sebagai bahan bakar adalah keredam (Rhizophoraceae), pape (Oleaceae) dan empening (Fagaceae). Daftar tumbuhan sebagai bahan lainnya seperti pada Tabel 4. 7 Tabel 4. Daftar Tumbuhan Berpotensi Lainnya di Kawasan Kebun Raya Sambas Nama ilmiah Anisophyllea sp. Artocarpus elasticus Reinw. Nama daerah Keredam Terap Suku Rhizophoraceae Moraceae Artocarpus kemando Miq. Pudu Moraceae Calophyllum sp. Ubah samak Clusiaceae Carallia brachiata (Lour.) Merr. Cinnamomum porrectum (Roxb.) Kosterm. Cryptocarya sp. Donax cannaeformis (G.Forst.) K.Schum Knema sp. Litsea firma Hook.f. Macaranga javanica Müll.Arg. Melanorrhoea wallichii Hook.f. Merbangkau Rhizophoraceae Kegunaan kayu bakar kulit kayu bagian dalam dibuat tikar dan tali gasing kulit kayu dibuat tikar yang disebut bidai kulit kayu diparut, diperas, dipakai untuk mencelup kain supaya kuat kulit kayu sebagai obat nyamuk Kayu kopale Pangau Lauraceae Lauraceae kayu buat sampan kayu bakar Bamban Kayu empedu Kepak, medang Malukan Lemar Maranthaceae Myristicaceae Lauraceae Euphorbiaceae Anacardiaceae Laban Nyatu Mangkuang Somah Kayu boru Rutaceae Sapotaceaa Pandanaceae Theaceae Annonaceae Kasai Empening Mentulang Sapindaceae Fagaceae Myrtaceae kulit batang dibuat tikar bahan sampan kayu buat kapal dan mebel kayu dibuat peti buah kayu untuk mebel, sarung golok dan alat rumah tangga kayu buat rangka perahu; gayung getah buat kacamata selam buat tikar dan topi caping sebagai tiang tanaman lada kulit kayu untuk tali kulit kayu ditumbuk untuk tuba ikan kayu bakar kayu untuk baji belah pohon Bambu buluh Poaceae Kayu gurah Kayu asam Mentangor kekal Euphorbiaceae Dipterocarpaceae Sterculiaceae dibuat tali; buat nasi lemang kulit biji ditumbuk untuk tuba ikan kayu bakar getah kayu untuk tuba ikan Kayu empening Pape Kayu geminting Langer Apocynaceae Verbenaceae Combretaceae Polygalaceae kayu bakar kayu bakar kayu untuk mebel kulit buah untuk sabun Melicope lunu-ankeda (Gaertn.) T.G. Hartley Palaquium philippense Robinson Pandanus gladiator B.C.Stone Ploiarium alternifolium Melchior Polyalthia glauca Boerl. Pometia pinnata J.R.Forst. & G.Forst. Quercus bennettii Miq. Rhodamnia cinerea Jack. Schizostachyum brachycladum (Kurz) Kurz Shirakiopsis indica (Willd.) Esser Shorea sp. Sterculia sp. Tabernaemontana macrocarpa Jack Teijsmanniodendron smilacifolia Terminalia copalandii Elmer Xanthophyllum amoenum Chodat Selain kelompok-kelompok kegunaan tersebut di atas, terdapat pula potensi hias dari beberapa jenis tumbuhan liar yang unik dan menarik. Kelompok potensi hias yang mencolok adalah kantung semar/entuyut (Nepenthes spp.) yang memiliki nilai komersial dan konservasi tinggi. Kalimantan merupakan pusat penyebaran kantung semar di dunia (Clarke, 1997), tiga jenis diantaranya yaitu Nepenthes gracilis Korth., Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce, dan Nepenthes ampullaria Jack mendominasi kawasan hutan berawa seperti Hutan Tomong ini. Selain itu juga terdapat beberapa jenis berpotensi hias lainnya seperti Piper porphyrophyllum N.E. Br. yang daunnya berwarna merah menyala dan Ixora javanica (Blume) DC yang bunga merahnya berkelompok-kelompok. Pengelompokan kegunaan tumbuhan di atas hanyalah berdasarkan pengalaman beberapa orang, sehingga tak tertutup kemungkinan untuk penggunaan 8 lainnya. Dalam satu jenis tumbuhan bahkan bisa memiliki multiguna seperti tumbuhan Begonia bracteata. Selain dikenal sebagai bahan sayuran, jenis ini pun sebenarnya berpotensi sebagai tanaman hias dan bahan obat alami. Demikian pula beberapa jenis Dipterocarpaceae yang berguna sebagai bahan bangunan utama, beberapa di antaranya juga digunakan sebagai bahan obat alami dan kalau perlu sebagai kayu bakar. Dengan demikian sangat besar dan tinggi potensi tumbuhan yang ada di kawasan hutan Tomong atau Kebun Raya Sambas ini. Namun sebagaimana potensi Kalimantan pada umumnya, perkembangan ke depan dalam dunia pertanian dan silvikultur tergantung kepada bagaimana mereka menjaga dan merawat potensi tersebut (Mac Kinnon, 1996). Kesimpulan dan Saran Kebun Raya Sambas memiliki daya tarik dan potensi flora yang sangat besar sebagai bahan pengembangan Agroforestri. Sebagian besar diantaranya merupakan jenis-jenis tumbuhan yang menghasilkan kayu bangunan utama. Tercatat 49 jenis sebagai bahan bangunan terutama dari suku Dipterocarpaceae. Potensi besar lainnya adalah sebagai bahan pangan dan bahan obat alami. Beberapa jenis bahkan merupakan jenis unik dan menarik yang sangat tinggi nilai komersial dan konservasinya seperti Nepenthes spp. Tumbuhan-tumbuhan yang telah teridentifikasi sebagai pohon yang berdiameter cukup besar dan langka harus dipertahankan pada lokasi keberadaannya, sedangkan tumbuhan berpotensi sebagai tanaman obat, hias dan pangan dapat dikonservasi secara in-situ sesuai dengan penataan zone-zone yang telah ditetapkan dalam pembangunan Kebun Raya Sambas. Pustaka Anonim. 2008a. Bioregion Kalimantan. http://www.walhi.or.id/bioregion/kal/bio_kal/ (diakses 27/08/2008). Anonim . 2008b. http://id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_Sambas (diakses 2/09/2008). Clarke, C. 1997. Nepenthes of Borneo. Natural History Publications. Kinabalu. Irwanto. 2008. Peningkatan Produktivitas Lahan Dengan Sistem Agroforesti. www.irwantoshut.com (diakses 4/09/2008). Kristianus Atok. 2008. Agroforestri and Community based Forest Management. http://kristanusatok.blogspot.com/2008/04/agroforesty-and-community-basedforest.html (diakses 2/09/2008). MacKinnon, K., G.Hatta, H. Halim, & A.Mangalik. 1996. The Ecology of Indonesia Series Volume III. The Ecology of Kalimantan, Indonesian Borneo. Periplus Edition (Hk.) Ltd. Singapore. Pambudi, A. 2008. MUTIARA HIJAU - Memasyarakatkan Agroforestri dalam rangka Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat. http://www.bpdas-jeneberang.net/index.php?option=com_content&task=view &id=30&Itemid=51 - 54k (diakses 9/9/2008). Siregar, M., E.N.Sambas dan Ismail. 2001. Peran Masyarakat Adat Kalimantan Dalam Melestarikan Plasma Nutfah Pohon Buah-Buahan. Prosiding Seminar Sehari : Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menuju Ketahanan Pangan. Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor. Yulita, K.S. 2002. Sebuah Tinjauan Mengenai Potensi Dipterocarpus (Dipterocarpaceae) Sebagai Tumbuhan Obat dan Aromatik. dalam : Prosiding Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik. Pusat Penelitian Biologi, LIPI. Bogor. 9 Lampiran 1. Peta Transek dan Posisi Sampel Tumbuhan 330400 330600 331000 331400 67 # 71 70 # # # 62 73 72 53 54 75 48 68 58 61 141400 75 75 57 74 36 62 67 69 61 # # 60 d BM2 # 73 57 58 44 32 45 66 59 # 44 43 43 45 61 42 55 44 33 33 141400 56 59 39 4544 37 331600 64 63 56 49 34 # 33 34 35 331200 66 # # 32 59 32 36 330800 # 36 37 65 330200 55 330000 57 329800 61 60 329600 31 50 329400 73 59 68 # 70 44 69 35 71 68 68 69 49 68 141200 44 141200 66 67 69 # 67 67 70 67 71 67 # 70 67 67 # 72 44 67 32 61 68 # # # d BM5 141000 52 32 66 65 47 48 141000 # 68 66 32 54 55 56 53 64 41 32 # 66 33 32 32 33 72 50 48 49 33 70 54 73 51 71 73 40 63 64 52 53 55 73 69 38 41 70 32 49 37 50 36 32 36 # 71 40 51 32 38 140800 32 69 39 140800 72 69 33 33 32 # # # 38 # 35 41 46 42 BM0 # 33 32 d d BM3 68 69 32 69 58 # 61 32 70 140600 140600 71 d BM4 70 73 32 34 58 59 r 42 59 56 35 57 59 5578 35 58 60 60 65 40 60 62 34 35 140400 140400 58 37 35 53 52 36 36 54 36 35 37 35 55 54 48 # 41 34 33 43 44 33 38 36 37 39 47 36 33 32 44 PETA TOPOGRAFI TRANSEK (+) DAN KEBUN RAYA SAMBAS(•) SAMPEL TUMBUHAN 46 40 45 45 d 39 46 BM6 36 34 38 7 45 446 44 43 42 31 36 37 42 32 34 39 48 34 KETERANGAN : 45 d 44 d BM1 33 32 46 46 41 45 44 # 40 r 43 38 329600 329800 330000 330200 100 330400 200 300 330600 41 42 40 329400 0 51 48 9 4 50 45 47 43 44 100 400 Meters 330800 331000 331200 331400 BM Pohon Besar Air Terjun Sungai Jalan Kontur Interval 1 M Batas Kebun Raya 140000 140000 42 44 43 44 sekala 1 : 6.500 40 38 # 140200 34 37 35 33 140200 33 37 331600 10