Uploaded by User70994

ASUHAN KEPERAWATAN KDP

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN STROKE HEMORAGIC
TUGAS INDIVIDU
Diajukan untuk Memenuhi Tugas KDP
oleh
Eva Sri Rizki Wulandari
043-315-16-1-044
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN STROKE HEMORAGIC
DI
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG
TANGGAL 10 SEPTEMBER 2020
I.
PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama
Umur
Agama
Jenis kelamin
Status
Pendidikan
Pekerjaan
Suku Bangsa
Alamat
Tanggal masuk
Tanggal pengkajian
No. Register
Diagnosa Medis
: Tn. A
: 46 tahun
: Islam
: Laki-laki
: Menikah
: SLTA/Sederajat
: Buruh
: Indonesia
: Sukajadi No.34 RT 08 RW 09. Kota Bandung
: 10 September 2020
: 10 September 2020
: 54321
: Stroke hemoragik, hemiparese N.VII dextrasentral
b. Identitas penanggung jawab
Nama
: Surkiani
Umur
: 39 tahun
Hub. Dengan Pasien
: Isteri
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Sukajadi No.34 RT 08 RW 09. Kota Bandung
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
Pasien sering mengeluh sakit kepala
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien masuk rumah sakit dengan penurunan kesadaran tiba-tiba sejak 5 jam
sebelum masuk rumah sakit, pasien merasakan baal dan juga muntah 1 kali sebelum
datang ke RS dengan GCS E3M5V3 dan sudah 5 hari susah makan hanya minum air
putih sehari 1 gelas.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
b. Status Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu,
2) Pernah dirawat
Pasien belum pernah dirawat dan tidak kontrol tekanan darahnya.
3) Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol dll)
Pasien memiliki kebiasaan merokok dan minum kopi.
c. Riwayat penyakit Keluarga
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang diturunkan dari keluarga
d. Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa medis
: Stroke hemoragik, hemiparese N.VII dextrasentral
Terapi
: - Latihan ROM Aktif-Pasif
-Medication management (Paracetamol 3x1gr, Laxadine
3x15cc, Omeprazole 1x40mg, Myonal 2x1tab, Catopril
3x50mg, NaCl 0,9% 500cc/12 jam.
e. Genogram
TIDAK TERKAJI
3. Pola kebutuhan dasar (Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
b. Pola nutrisi-metabolik
 Sebelum sakit
:
Pasien makan sebanyak 3 kali dalam sehari.
 Saat sakit
:
Pasien sudah 5 hari susah makan hanya minum air putih sehari 1 gelas dan saat
di rawat di RS pasien makan menggunakan NGT.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit
:
Pasien BAB 2 kali dalam sehari berwarna kuning dengan bau khas
 Saat sakit
:
Pasien BAB 1 kali dalam sehari tekstur cair dengan bau khas
2) BAK
 Sebelum sakit
:
Pasien BAK 5-6 kali dalam sehari
 Saat sakit
:
Pasien BAK melalui kateter sebanyak 500cc
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
0
1
2
3
4
Kemampuan
perawatan diri
Makan dan minum
√
Mandi
√
Toileting
√
Berpakaian
√
Berpindah
√
Mandi
√
Gosok gigi
√
Mencuci rambut
√
Menggunting kuku
√
0: Mandiri
1: Alat bantu
2: dibantu orang lain
3: dibantu orang lain dan alat
4: tergantung total
2) Latihan
 Sebelum sakit
:
Sebelum sakit pasien berolahraga 1 kali dalam seminggu
 Saat sakit :
Setelah sakit dan dirawat, pasien tidak pernah berolahraga.
e. Pola kognitif dan persepsi
Tidak terkaji
f. Pola persepsi-konsep diri
 Gambaran diri:
 Identitas diri :
 Peran diri:
 Ideal diri:
 Harga diri:
g. Pola tidur dan istirahat
 Sebelum sakit
:
Pasien tidur malam kurang lebih selama 6 jam
 Saat sakit :
Pasien tidur lebih dari 6 jam selama 1 hari
h. Pola peran – Hubungan
Tidak terkaji
i. Pola seksual- Reproduksi
 Sebelum sakit
:
Tidak terkaji
 Saat sakit :
Tidak terkaji
j. Pola toleransi stress-koping
Tidak terkaji
k. Pola nilai-kepercayaan
Tidak terkaji
l. Pola/aspek social
Tidak terkaji
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran:
Komposmentis/apatis/somnolen/spoor/koma
GCS
: Eye(4)
Verbal(5)
M(6)
b. Tanda-tanda vital
 Nadi
: 100x/menit
 Suhu
: 37,50C
 TD
: 150/100 mmHg
 RR
: 26x/menit
c. Keadaan fisik
 Kepala dan leher

-
-
-
Dada
Paru-paru
Terdapat bunyi ronkhi basah halus pada kedua basal paru
Jantung
Batas jantung membesar
Payudara dan ketiak
Tidak terdapat benjolan pada payudara dan ketiak, tidak terdapat cairan yang
keluar pada payudara, tidak terdapat luka.
Abdomen
Abdomen tampak datar, tidak terdapat luka, tidak ada pembesaran hepar dan
limfa
Genetalia
Tidak adanya luka, terpasang selang kateter
Integument
Tidak terkaji
Ekstremitas
Terpasang infus, tidak ada edema
Neurologis :
 Status mental dan emosi
 Pengkajian saraf kranial : hemiparese N.VII dextrasentral
 Pemeriksaan refleks : Refleks fisiologis +2/+2, rangsang meningen (-/-),
kekuatan otot ekstremitas atas 5555/4444, ekstremitas bawah 5555/4444
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
- Na: 147mEq/L
- K: 3.8 mEq/L
- Ca: 4mEq/L
- Hb:9,7 mg/dL
- GDS: 202 mg/dL
- Leuco 15000.000/mm2
- AGD : PH 7,25 PO2 90 PCO2 49 HCO3 25 mEq/L
2. Pemeriksaan radiologi
- CT scan kepala: perdarahan intra cranial capsula eksterna kurang lebih
30cc.
- Angiografi: terdapat rupture di arteri serebri anterior sinistra.
3. Hasil konsultasi
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain
II.
ANALISA DATA
DATA
DS:
 Keluarga
mengatakan tidak
mengerti apa yang
pasien katakan.
 Keluarga
mengatakan kadang
pasien
menolak
untuk berbicara
ETIOLOGI
Stroke
MASALAH
KEPERAWATAN
Masalah
komunikasi
verbal
Kerusakan saraf N.VII
Kehilangan fungsi
tonus otot fasial
DO:
 Mulut
pasien
mencong.
 Pasien
berbicara
kurang jelas.
Hambatan komunikasi
verbal
DS :
 Keluarga
mengatakan pasien
tidak mandi atau
berseka
selama
sakit.
 Keluarga
mengatakan jarang
gosok gigi karena
terpasang NGT.
Gangguan aliran darah
ke otak
Masalah
defisit
perawatan diri: Mandi
Kerusakan pusat
gerakan motorik
Hemigplegi dan
hemiparese
Mobilitas terganggu
DO:
 Terdapat
karies
gigi.
Defisit perawatan diri
 Pasien bau badan
Stroke hemoragik
DS :
Keluarga mengatakan
pasien sudah 5 hari
susah makan hanya
minum air putih sehari
1 gelas.
Proses metabolism
dalam otak terganggu
DO:
 Terpasang NGT
 Makan
selalu
tersedak
Arteri vetebrata
basilaris
Suplai darah dan O2
menurun
Masalah Nutrisi


Mulut mencong
TB 170 Cm dan
BB 45 Kg
Penuruan fungsi N.X
dan N.IX
Proses menelan tidak
efektif
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
DS:
Keluarga mengatakan
pasien tidak dapat
menggerakan
tubuhnya.
Gangguan aliran darah
ke otak
Masalah mobilitas fisik
Kerusakan
neuromotorik
Transmisi impuls UMN
DO:
ke LMN terganggu
 Pasien
tampak
berbaring diatas
Hemiparese
tempat tidur
 Terdapat
Gangguan mobilitas
hemiparese.
fisik
 Kekuatan
otot
ekstremitas
atas
5555/4444
dan
ekstremitas bawah
5555/4444
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Hambatan komunikasi verbal b.d Gangguan fisiologis
2. Defisit perawatan diri: mandi b.d Gangguan neuromuskular
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d faktor biologis
4. Hambatan mobilitas fisik b.d Gangguan muskuloskeletal
IV. PERENCANAAN
NO
DX
1 Hambatan
komunikasi verbal
b.d
Gangguan
fisiologis
2
Defisit perawatan
diri: mandi b.d
Gangguan
neuromuskular
TUJUAN
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan
hambatan
komunkasi verbal
dapat
teratasi
dengan
kriteria
hasil:
1) Dapat
berkomunikasi
menggunakan
bahasa isyarat.
2) Menggunakan
bahasa non verbal.
3) Menggunakan
bahasa tertulis.
INTERVENSI
1) Kenali emosi dan perilaku fisik
pasien sebagai bentuk komunikasi
mereka.
2) Sediakan metode alternative untuk
berkomunikasi dengan berbicara
(menulis, kedipan mata, dan tanda
dengan tangan).
3) Sesuaikan gaya komunikasi dengan
pasien.
4) Intruksikan pasien untuk berbicara
pelan.
5) Ungkapkan pertanyaan dimana
pasien dapat menjawab dengan
menggunakan jawaban sederhana
“iya” atau “tidak”.
6) Kolaborasi dengan keluarga dan ahli
terapis Bahasa patologis
RASIONAL
1) Mengetahui
ekspresi
yang
disampaikan pasien sebagai bentuk
komunikasinya.
2) Membantu menyampaikan pesan
yang dimaksud pasien.
3) Memenuhi kebutuhan pasien.
4) Mengetahui kemampuan berbicara.
5) Mengurangi
kebingungan
saat
berkomunikasi.
6) Mengembangkan rencana agar bisa
berkomunikasi secara efektif.
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 2x24 jam
diharapkan defisit
perawatan
diri:
mandi dapat teratasi
dengan
kriteria
hasil:
1) Dapat melakukan
kegiatan
dasar
hidup sehari-hari.
1) Monitor kondisi mulut pasien.
2) Intruksikan keluarga pasien untuk
menggunakan sikat gigi yang lembut
atau spons mulut sekali pakai.
3) Fasilitasi pasien untuk mandi
4) Sediakan barang pribadi yang
diinginkan
5) Sediakan lingkungan yang terapeutik
dengan memastikan kehangatan,
suasana
rileks,
privasi
dan
pengalaman pribadi.
1) Data dasar melakukan intervensi.
2) Mencegah perdarahan pada gigi
dan gusi.
3) Mempertahakan
kebersihan
pasien.
4) Memenuhi kebutuhan pasienn
menjaga kebersihan diri.
5) Menjaga privasi pasien.
6) Memandirikan dan membuat
pasien agar lebih kooperatif.
2) Mengidentifikasi 6) Berikan bantuan sampai pasien
rencana
untuk
benar-benar mampu merawat diri
memenuhi ADL
secara mandiri.
3) Mendapat system
dukungan
personal
untuk
memenuhi
kebutuhan
perawatan diri:
mandi
3
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
b.d
faktor biologis
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 2x24 jam
diharapkan
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
dapat
teratasi
dengan
kriteria hasil:
1) Terjadi
peningkatan BB.
2) Dapat menelan
makanan
dan
minuman.
3) Peningkatan
nafsu makan
4) Peningkatan
status nutrisi
5) Dapat
memasukan
makanan
ke
1) Hitung BB ideal pasien
2) Bantu
pasien
membuat
perencanaan
makan
yang
seimbang dan konsisten dengan
jumlah energy yang dibutuhkan
setiap harinya.
3) Hilangkan
distraksi
dari
lingkungan sekitar sebelum
bekerja dengan pasien proses
belajar menelan.
4) Kolaborasikan dengan ahli terapi
wicara mengenai program latihan
menelan.
5) Tentukan pola makan.
6) Lakukan evaluasi kemampuan
menelan.
1) Menghindari
risiko
yang
mungkin muncul jika terdapat
kekurangan berat badan.
2) Untuk memenuhi energy yang
dibutuhkan oleh tubuh pasien.
3) Untuk tetap fokus agar terapi
berjalan baik.
4) Untuk menyediakan rencana
terapi yang berlanjut pada pasien.
5) Untuk memenuhi energy yang
dibutuhkan oleh tubuh pasien
secara teratur.
6) Memonitor
tidak
adanya
gangguan pada saraf yang dapat
menyebabkan
tidak
dapat
menelan.
mulut
dengan
peralatan makan.
4
Hambatan
mobilitas fisik b.d
Gangguan
musculoskeletal
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan
hambatan mobilitas
fisik dapat teratasi
dengan
kriteria
hasil:
1) Mampu
berpindah tempat
2) Mampu
meningkatkan
kebugaran fisik.
1) Gali hambatan untuk melakukan
latihan.
2) Dampingi
pasien
pada
saat
mengembangkan program latihan
untuk memenuhi kebutuhannya.
3) Libatkan keluarga dalam program
latihan.
4) Intruksikan individu terkait teknik
pernafasan yang baik selama latihan.
5) Intruksikan individu terkait teknik
yang digunakan saat latihan.
6) Kolaborasi dengan dokter dan atau
ahli terapi fisik.
1) Untuk
mengetahui
penyebab
hambatan mobilitas fisik.
2) Untuk memantau dan membantu
pasien saat membutuhkan bantuan.
3) Agar mengetahui proses latihan fisik
yang
dijalani
dan
memberi
pengetahuan keluarganya.
4) Untuk memaksimalkan penggunaan
oksigen selama latihan.
5) Untuk menghindari cedera saat
lahtihan.
6) Untuk
meningkatkan
derajat
kesehatannya.
Download