Tugas Online Mata Kuliah: Budaya Organisasi Chusna Rofiqoh 1721100035/ Mjnm. A/ Smt. 7 Senin, 5 Oktober 2020 Budaya: Dari Antropologi ke Organisasi Pembahasan Materi Budaya: Dari Antropologi ke Organisasi Pada bahasan “Dari Antropologi ke Organisasi” bertujuan untuk memperoleh gambaran bagaimana studi tentang budaya pada dasarnya berasal dari bidang studi antropologi dan diadopsi oleh bidang studi organisasi. Organisasi merupakan hasil kreasi manusia yang syarat dan nilai organisasi sangat bergantung pada bagaimana orang-orang yang terlibat dengan organisasi menginterpretasikan dan memaknainya. Keterlibatan para antropolog dalam studi organisasi membawa konsekuensi tersendiri yaitu para antropolog terlibat dalam studi organisasi yang membawa teori serta konsep yang bisa mereka gunakan pada studi antropologi budaya kedalam bidang studi organisasi. A. Perkembangan Kajian Budaya Dalam Bidang Studi Organisasi Dari sisi waktu, dapat dikelompokkan menjadi 3 periode waktu yaitu: 1. Periode 1920-an tahun Uraian: Konsep yang terkenal yaitu “Scientific management/ Taylorism” Ciri – ciri: 1. Menempatkan manajer dalam posisi sentral dalam menjalankan kegiatan organisasi. 2. Kegiatan proses produksi dan organisasi dibagi ke dalam tugastugas yang sangat kaku, sehingga masing-masing bagian hanya mengemban tugas yang sesuai ahlinya. Pada tahun 1927 dan 1932 dilakukan pengujian keberlakuan prinsip Scientific management di Western Electric Hawthorne Plant yang berlokasi di Western Chicago. Penelitian di Hawthrone Plant melalui 3 tahap, yaitu: a. Pendekatan Eksperimen Hasil: Faktor psikologi ternyata lebih berpengaruh terhadap perubahan output ketimbang faktor fisik (desain organisasi) sebagiman yang diasumsikan dalam Scientific management. b. Interview Hasil: hubungan sosial pada kelompok-kelompok kecil ternyata mampu mengendalikan perilaku individual anggota kelompok. c. Observasi Hasil: melakukan observasi langsung dengan menggunakan pendekatan antropologis. 2. Periode 1950 dan Uraian: 1960-an Warner dan Burleigh Gardner mmendirikan sebuah komite yang dinamakan Committee on Human Relation in Industry yang bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah organisasi dengan pendekatan antropologi dengan menjadikan tempat kerja sebagai sebuah sistem sosial. Studi antropologi di tempat kerja (organisasi) mengembangkan observasi partisipasi penuh. Observasi partisipasi penuh: Dimana para antropolog mengubah citra bidang studi antropologi yang selama ini lebih dikaitkan dengan metode etnografi yang kini bia dikaitkan dan digunakam untuk menganalisa aspek sosial sebuah organisasi. 3. Periode 1970-an sekarang tahun Uraian: sampai Studi organisasi mulai dikelompokkan menjadi 3 komponen yaitu: 1. Sistem Formal/ Peta Organisasi Menggambarkan tujuan, strategi, prosedur, dan peraturan organisasi serta sistem organisasi, deskripsi pekerjaan dan hirarki pengambilan keputusan. Sistem formal biasanya dikaitkan dengan anggapan bahwa organisasi adalah rasional dan bebas dari nilai. 2. Sistem Informal Hubungan antara manusia di dalam organisasi, baik hubungan antar individual maupun antar kelompok, yang dilakukan diluar ketentuan formal organisasi. Meski anggota organisasi menyadari dan memahami bahwa organisasi memiliki ketentuan formal, dan tidak selamanya mereka melaksanakan ketentuan formal itu. Penyebab: masing-masing anggota mempunyai agenda dan interest tersendiri yang berbeda tujuan formal organisasi. 3. Lingkungan Organisasi Komponen: sistem ekonomi, politik, hukum sebuah negara, sistem sosial, budaya dan tata nilai masyarakat. Lingkungan eksternal bisa mempengaruhi dan menjadi sumber terbentuknya sistem informal yang nantinya juga bisa mempengaruhi sistem formal dan kegitan organisasi. Dapat disimpulkan bahwa organisasi tidak dapat diasumsikan pada pendekatan Scientific management yang beranggapan bahwa organisasi adalah bebas nilai, namun pengakuan terhadap budaya dan tata nilai sebagai bagian dari lingkungan internal organisasi menjadikan organisasi tidak lagi bebas nilai. Budaya yang pada mulanya menjadi dominan di bidang studi antropologi, kini juga menjadi salah satu variabel kunci pada bidang studi organisasi. Smirich (1983: 342), mengatakan bahwa pemilihan tema-temm sangat bergantung bagaimana kita memperlakukan budaya pada konteks organisasi. a. Tema 1 dan 2 : Diasumsikan bahwa organisasi memiliki budaya. Maka, budaya dapat diperlakukan sebagai variabel. b. Tema 3, 4, dan 5: Budaya diperlakukan bukan sebagai variabel melainkan sebagai root metaphor (akar perumpamaan). Ketiga tema tersebut beranggapan bahwa organisasi bukan sekedar memiliki budaya, tetapi sebagai hasil kebudayaan. B. Pemindahan Konsep Budaya Kedalam Disiplin Organisasi Keterlibatan para antropolog dalam bidang studi organisasi yang menghasilkan tema-tema penelitian membawa serta cara-cara atau metode-metode penelitian antroplogi kedalam bidang studi organisasi. Penggunaan diisiplin lain pada bidang studi organisasi diharapkan akan semakin memperkaya dan semakin memperluas perspektif dalam kajian bidang studi organisasi. Proses pemindahan konsep (displacement of concept) dari konsep budaya ke konsep organisasi dilakukan melalui 4 tahap, yaitu: 1. Transposition 2. Interpretation Stage 3. Correction Stage Stage Memindahkan konsep Konsep lama (konsep budaya) digunakan 4. Spelling-out baru Pada Stage saat Menegaskan untuk penggunakan secara konsep eksplisit bahwa ke situasi yang baru menginterpretasikan baru ke konsep lama, konsep lama benar- (konteks organisasi). tetap kejadian-kejadian pada masih benar konteks memerlukan organisasi. koreksi, agar cocok adanya digunakan untuk pada modifikasi bidang studi yang baru konsep lama dan bisa menghasilkan betul-betul konsep-konsep baru. operasional. C. Budaya Dalam Perspektif Organisasi Telah banyak penelitian yang dilakukan seperti penelitian Hofstede, Pascale and Athos sebagai pelopor munculnya istilah budaya organisasi, dll. Dari situlah muncul kata kunci “organizational culture”. Tahap perkembanga budaya organisasi, dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: 1. Tahap Pengenalan dan Elaborasi Ditandai dengan upaya-upaya untuk melegitimasi konsep baru/ konsep-konsep yang telah diadopsi dari disiplin ilmu lain (dalam hal ini konsep budaya organisasi diadopsi dari disiplin antropologi). 2. Tahap Evaluasi dan Pengembangan Ditandai dengan munculnys artikel-artikel baru yang mengevaluasi dan mengkritik artikel-artikel terdahulu, utamanya yang berkaitan dengan konsep yang digunakan. 3. Tahap Konsolidasi dan Akomodasi Tingkat kontroversi relatif rendah, perdebatan tentang konsep tidak lagi sering terjadi karena secara umum konsep tersebut sudah bisa diterima.