KELOMPOK 1 Demam Berdarah Dengue ANGGOTA • Laviana Balqies I1A019003 • Fadil Rafi Alprialdi I1A019005 • Raniand Cucuomi P I1A019006 Demam Berdarah Dengue • Persebaran di Dunia dan Indonesia • Etiologi dan Patogenesis • Cara Penularan • Diagnosis • Pengobatan • Pencegahan • Faktor resiko Persebaran di Dunia • Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di Sebagian besar wilayah tropis dan subtropics, terutama Asia Tenggara, Amerika tengah, Amerika dan Karibia. Diperkirakan 50 juta infeksi dengue terjadi di seluruh dunia tiap tahun (WHO,2011). • Menurut data WHO, Asia pasifik menanggung 75% dari beban dengue di dunia antara tahun 2004 dan 2010, sementara Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2 dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara wilayah endemis. Persebaran di Indonesia • Di Indonesia, Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968 dengan menginfeksi 58 orang dan 24 orang meninggal dunia. • Menurut data Kemenkes, Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Indonesia dengan jumlah kasus 68.407 pada tahun 2017 • Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi terjadi di 3 provinsi di Pulau Jawa, masing-masing Jawa Barat dengan total kasus sebanyak 10.016 kasus, Jawa Timur sebesar 7.838 kasus dan Jawa Tengah 7.400 kasus. Sedangkan untuk jumlah kasus terendah terjadi di Provinsi Maluku Utara dengan 37 kasus. ETIOLOGI & PATOGENESIS Penyebab dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah karena virus Dengue.Pembawa virus Dengue tesebut adalah nyamuk Aedes aegepti sampai saat inidikenal ada 4 serotype virus yaitu ; 1. Dengue 1 (DEN 1) diisolasi oleh Sabin pada tahun1944. 2. Dengue 2 (DEN 2) diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944. 3. Dengue 3 (DEN 3) diisolasi oleh Sather 4. Dengue 4 (DEN 4) diisolasi oleh Sather. • Patogenesis DBD terbagi dalam 3 fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase konvalesen. Virus dengue menginfeksi tubuh nyamuk dan berkembang selama 8-10 hari terutama di air liur nyamuk. Sekali terinfeksi, nyamuk akan infektif sepanjang hidupnya. Infeksi virus dengue yang terjadi pada manusia yaitu melalui gigitan nyamuk, lalu virus berada di aliran darah kemudian melakukan replikasi. Diperlukan waktu 4-6 hari bagi virus untuk berkembang dan menyebabkan seseorang sakit demam berdarah dengue CARA PENULARAN • Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue yaitu manusia, virus, dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes Aegypti. • Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8 – 10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat di tularkan kembali pada manusia pada saat gigitan berikutnya. Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). Dalam tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4–6 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit. DIAGNOSIS Pada awal mulainya demam, DHF sulit dibedakan dari infeksi lain yang disebabkan oleh berbagai jenis virus, bakteri dan parasit. Setelah hari ketiga atau keempat baru pemeriksaan darah dapat membantu diagnosa. Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah: 1. Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3 2. Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% di atas rata-rata. Hasil laboraturium seperti ini biasanya ditemukan pada hari ketiga sampai ke-7. Kadang-kadang dari x-ray dada ditemukan efusi pleura atau hipralbuminemia yang menunjukan adanya kebocoran plasma. Kalau penderita jatuh dalam keadaan syok, maka kasusnya disebut sebagai Dengue Shock Syndrome (DSS). PENGOBATAN • Sejauh ini tidak ada pengobatan untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan virus ini. • Pengobatan hanya dapat dilakukan dengan cara simptomatis yaitu menghilangkan gejala- gejala yang terlihat setiap penderita, misalnya pemberian obat penurun panas dan obat penghilang rasa sakit, seperti asetaminofen. Pemberian aspirin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan timbulnya perdarahan lambung. • Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, meskipun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah. Kemudian untuk mengembalikan cairan tubuh dianjurkan banyak mengonsumsi air serta oralit PENCEGAHAN Primordial • Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara edukasi pemberian penjelasan mengenai penyakit DBD itu sendiri, kemudian dibutuhkan peran pemerintah untuk membuat peraturan mengenai penyakit DBD sehingga dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. • Pada pencegahan ini lebih difokuskan untuk masyarakat mengetahui apa itu penyakit Demam berdarah Dengue itu sendiri untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang diketahui mempunyai kontribusi untuk meningkatkan risiko penyakit DBD Primer • Metode biologis : Membudidaya agen biologis yang dapat mengendalikan populasi larva vektor DB/DBD seperti ikan pemakan jentik Pembudidayaan predator larva vector DBD, contohnya ikan kepala timah, ikan cupang, ikan nila, ikan sepat dan Copepoda. . Selain itu juga dapat digunakan untuk larvasidasi dan efektif untuk pengendalian larva vektor adalah kelompok bakteri. Dua spesies bakteri yang sporanya mengandung endotoksin dan mampu membunuh larva adalah Bacillus thuringiensis serotype H-14 (Bt. H-14) dan B. spaericus (BS). • Metode kimiawi Penggunaan insektisida masih paling populer baik bagi program pengendalian DBD dan masyarakat. Akan tetapi, penggunaan insektisida dalam pengendalian vektor DBD bagaikan pisau bermata dua. Insektisida kalau digunakan secara tepat sasaran, tepat dosis, tepat waktu dan cakupan akan mampu mengendalikan vektor dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan organisme yang bukan sasaran. Penggunaan insektisida dalam jangka tertentu secara akan menimbulkan resistensi vektor. Contoh nyata yang sering dilakukan adalah dengan melakukan fogging atau pengasapan dengan menggunakan fenthion Primer • Metode Fisik atau lingkungan Program 3M: Menguras bak mandi dan tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali. Ini di dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur sampai tumbuh menjadi nyamuk adalah 7-10 hari, Menutup rapat tempat penampungan air, ini juga dilakukan agar tidak dijadikan nyamuk untuk bertelur dan berkembangbiak, Mengubur serta menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air. Penggunaan raket listrik untuk membunuh nyamuk. Membersihkan saluran air yang tergenang karena setiap genanngan bisa dimanfaatkan oleh nyamuk untuk berkembang biak Memasang kelambu di tempat tidur Memsangkan kawat kasa di jendela atau ventilasi Sekunder • Melakukan diagnosis sedini mungkin dan memberikan pengobatan yang tepat bagi penderita demam berdarah dengue. • Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) yang menemukan penderita atau tersangka penderita demam berdarah dengue segera melaporkan ke puskesmas dan dinas kesehatan dalam waktu jam. • Penyelidikan epidemiologi dilakukan petugas puskesmas untuk pencarian penderita panas tanpa sebab yang jelas sebanyak orang atau lebih, pemeriksaan jentik, dan juga dimaksudkan untuk mengetahui adanya kemungkinan terjadinya penularan lebih lanjut Tersier • Membuat ruangan gawat darurat khusus untuk penderita DBD di setiap unit pelayanan kesehatan terutama di puskesmas agar penderita dapat penanganan yang lebih baik • Mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). FAKTOR RESIKO Manusia atau Host • Penyakit DBD akan lebih rentan terjadi kepada anak-anak dan cenderung terkena di lingkungan sekolah daripada di sekitar rumah. • Anak-anak yang mengalami obesitas juga rentan mengalami DBD karena tubuhnya tidak mampu melawan virus dengue yang menjadi penyebab DBD dengan baik. • Perilaku seseorang yang membuang sampah sembarangan, membirakan genangan air pada pot bunga atau ember dan tidak segera di bersihkan atau di buang sehingga menjadi sarang nyamuk Lingkungan • Rumah yang memiliki banyak wadah terbuka (container) baik yang buatan (ember) atau yang alami (galian tanah, batok kelapa yang di simpan di tempat terbuka) sehingga memungkinkan tergenangnya air. • Pencahayaan dalam rumah yang tidak maksimal. • Daerah yang di tinggali adalah daerah Tropis dengan suhu suhu rata-rata 21-30oC • Rumah pemukiman yang terlalu padat, Virus atau agen itu sendiri • Melakukan fogging dengan kapsitas yang berlebihan dan terus menerus. • Virus akan mengalami mutase sehingga resistensi virus akan meningkat TERIMA KASIH