Uploaded by User70085

BAB 3 SISTEM AKUNTANSI PIUTANG

advertisement
A. SISTEM AKUNTANSI PIUTANG
1. Pengertian Akuntansi Piutang
Akuntansi piutang memiliki pengertian yang berbeda-beda. Para ahli punya cara sendiri untuk
mendefinisikan istilah satu ini meski sebenarnya bisa kita simpulkan sendiri. Akuntansi piutang
atau juga dikenal dengan istilah piutang saja memiliki berbagai pengertian sebagai berikut.
a. Enny Pudjiastuti (2004:117) berpendapat pituang sebagai proses penjualan barang hasil
produksi secara kredit.
b. Baridwan (2004:123) menyatakan bahwa piutang adalah klaim sebuah perusahan atas
uang,barang, atau jasa terhadap pihak lain.
c. Soemarso (2004:338) menyatakan pituang sebagai kebiasaan bagi perusahaan untuk
memberikan kelonggaran pada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan.
Kelongan tersebut biasanya dalam bentuk izin bagi para pelanggan untuk membayar
kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.
d. Jusup (2005:52) menyatakan piutang sebagai hak untuk menagih sejumlah uang dari si
penjual kepada di pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.
e. Wibowo dan Abu Bakar Arif (2005:151) menyatakan bahwa piutang sebagai klaim
terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.
f. Warren Reeve dan Fess (2005:404) punya pendapat lain soal piutang sebagai semua
klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lain, termasuk individu, perusahaan, atau
organisasi lain.
g. Niswonger (2006:240) memiliki pendapat bahwa piutang usaha merupakan utang
pelanggan, tetapi karena kurang formal bila dibandingkan dengan wesel dan tidak
memperhitungkan bunga.
h. Martono dan Harjito (2007:95) menyatakan piutang sebagai tagihan perusahaan kepada
pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produkperusahaan.
i. Rudianto (2009:224) menyatakan piutang sebagai klaim perusahaan atas uang, barang,
atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu.
j. Kieso dan Weygandt, yang namanya sudah terkenal dalam dunia akuntansi,
menyatakan piutang sebagai klaim yang diadakan terhadap pelanggan untuk uang,
barang, jasa, dan lain-lain.
2. Ciri-ciri Akuntansi Piutang
Sebuah hal yang spesifik pasti memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan hal lain.
Berlaku pula untuk akuntansi piutang. Akuntansi piutang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Ada Nilai Jatuh Tempo
Nilai jatuh tempo adalah istilah yang menggambarkan penjumlahan dari nilai transaksi
utama ditambah nilai bunga yang dibebankan untuk dibayarkan pada tanggal jatuh
tempo. Pembeli yang melakukan transaksi secara kredit bukan hanya membayar berapa
nilai barang yang dibelinya, tetapi juga bunga karena ia meminta waktu untuk
membayar barang tersebut.
b. Ada Tanggal Jatuh Tempo
Unsur kedua yang harus ada piutang wesel dan juga merupakan bagian dari ciri-ciri
akuntansi piutang adalah adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo bisa
diketahui dari umur piutang wesel itu sendiri. Biasanya, penjual menggunakan dua jenis
pengukuran umur surat promes, yaitu bulan dan hari. Jika suatu promes berumur
bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal pembeli melakukan
transaksi kredit tersebut, hanya berbeda bulan. Sedangkan kita promes berumur hari,
maka harus dilakukan penghitungan untuk menentukan kapan tanggal jatuh tempo
secara pasti.
Sebagai tambahan, dalam pelajaran akuntansi, untuk memudahkan penghitungan
bunga, penjual akan menganggap 1 tahun sama dengan 360 hari.
c. Ada Bunga yang Berlaku
Piutang wesel terjadi karena pembeli memutuskan melakukan transaksi secara kredit
dan hal ini menimbulkan bunga. Bunga ini harus dibayarkan sebagai bentuk
konsekuensi pembeli meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan bagi
penjual karena harus bersabar menunggu pelunasan tersebut. Besaran bunga tersebut
tidak pasti, tergantung kebijakan penjualnya dalam menentukan tingkat bunga yang
berlaku.
3. Jenis Akuntansi Piutang
Ada beberapa jenis piutang yang lazim dimiliki sebuah perusahaan bisnis. Jenis-jenis akuntansi
piutang yang umum tersebut adalah Piutang Dagang (Account Receivable), Piutang Wesel
(Notes Receivable), dan Piutang Lain-lain. Penjelasan secara singkat tentang masing-masing
jenis piutang akan disampaikan berikut ini.
a. Piutang Dagang atau Account Receivable
Dikenal juga dengan istilah Piutang Usaha. Piutang usaha merupakan sejumlah tagihan
yang muncul dari pembelian kredit yang dilakukan. Piutang usaha biasanya akan
memiliki jangka waktu 30 sampai 60 hari untuk dilunasi oleh pemilik utang. Tipe
piutang ini merupakan tipe piutang yang paling besar yang dimiliki oleh perusahaan.
Piutang usaha penting untuk dianalisis karena jarang sekali transaksi jual-beli dalam
jumlah besar dilakukan secara tunai. (Baca juga: Pemeriksaan Saldo Kas Kecil)
Dalam praktiknya, piutang dagang yang bernilai besar ini mengkhawatirkan
perusahaan. Hal ini berkaitan dengan track record pembelinya. Jika pembelinya
merupakan orang yang disiplin dalam melunasi, maka perusahaan tidak harus
mencadangkan kerugian piutang. Perusahaan punya landasan kepercayaan bahwa
pembeli akan melunasinya. Berbeda dengan pembeli dengan track record utang yang
buruk, perusahaan kemungkinan akan memiliki beban kerugian piutang yang besar juga
b. Piutang Wesel atau Notes Receivable
Piutang wesel sebenarnya penguatan dari piutang dagang. Dalam praktiknya, piutang
wesel merupakan sebuah janji tertulis yang tidak bersyarat untuk membayar sejumlah
uang di tanggal tertentu dimasa yang akan datang akibat transaksi jual-beli secara kredit
di masa sekarang. Janji tertulis tersebut seringkali juga dikenal dengan istilah lain, yaitu
surat promes. Dalam surat promes, tertera perjanjian kapan terjadi transaksi jual-beli
secara kredit dan pernyataan bahwa pembeli akan menyanggupi kewajibannya untuk
melunasi utang tersebut dengan nilai tertentu di masa depan.(Baca juga: Siklus
Akuntansi Perusahaan Jasa)
Sub jenis dari piutang wesel adalah piutang wesel berbunga, di mana sesuai namanya,
piutang ini disertai dengan tingkat bunga tertentu. Rumus untuk menentukan berapa
nominal bunga piutang wesel itu adalah rate (suku bunga) piutang wesel x waktu
pelunasan x jumlah piutang wesel.
c. Piutang Lain-lain atau Other Receivable
Piutang Lain-lain atau Other Receivable. Piutang lain-lain merupakan apapun bentuk
tagihan yang tidak terklasifikasi dalam jenis piutang dagang dan piutang wesel.
Beberapa contoh piutang yang termasuk dalam jenis piutang lain-lain adalah piutang
dividen, piutang bunga, uang muka pembelian, tagihan langganan untuk pengembalian
tempat barang, dan tuntutan kerugian pada perusahaan asuransi.
Dokumen Pendukung Akuntansi Piutang
Piutang membutuhkan sejumlah dokumen pendukung dalam pencatatan. Kehadiran dokumendokumen ini akan membantu pencatatan, penagihan, dan pelunasan terhadap piutang yang
dimiliki perusahaan. Beberapa dokumen pendukung tersebut akan dibahas secara singkat
dalam uraian poin-poin berikut ini.
Faktur Penjualan
Dalam praktiknya, faktur penjualan dikenal dengan istilah Sales Invoice. Dokumen ini
merupakan lembar bukti penagihan atau bukti transaksi yang dialamatkan pada pelanggan atas
pembelian suatu produk. Biasanya dokumen ini dikirim baik bersamaan dengan pengiriman
produk maupun setelah pengiriman selesai dilakukan. Faktur penjualan dibuat dalam 3 lembar
yang masing-masing akan dialamatkan untuk pembeli yang sudah melunasi, arsip bagian
penjualan, dan arsip untuk jenis-jenis laporan keuangan.
Memo Kredit
Dokumen satu ini merupakan catatan utang pada pelanggan yang timbul ketika terjadi retur
pada transaksi yang sudah dilunasi. (Baca juga: Cara Membuat Neraca Lajur)
Bukti Memorial
Merupakan bukti transaksi dari pimpinan perusahaan (selaku penjual) pada bagian akuntansi
untuk melakukan pencatatan suatu kejadian. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)
Bukti Kas Masuk
Dokumen terakhir yang berperan penting dalam akuntansi piutang adalah bukti kas masuk,
yaitu bukti transaksi bahwa penjual telah menerima uang dalam bentuk tunai sebagai pelunasan
piutang maupun penjualan tunai. Bisa kita ringkas, akuntansi piutang adalah klaim penjual
kepada pembeli atas transaksi pembelian kredit yang mereka lakukan untuk dilunasi dalam
jangka waktu tertentu. Jenis-jenis piutang ada piutang dagang, piutang wesel, dan piutang lainlain. Sebuah piutang yang baik harus mengandung 3 ciri-ciri utama yaitu nominal jatuh tempo,
bunga berlaku, dan tanggal jatuh tempo. Piutang juga membutuhkan dokumen-dokumen
pendukung untuk mencatat transaksi mulai dari kesepakatan untuk diadakannya piutang
sampai pelunasan piutang itu sendiri.
Dokumen
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang adalah:
1. Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan timbulnya piutang atas
dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan
surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.
2. Bukti Kas Masuk, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang
dari transaksi pelunasan piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.
3. Memo Kredit, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen
ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan.
4. Bukti Memorial (Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar
pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen inidigunakan sebagai dasar pencatatan
penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi
penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.
Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah:
1. Jurnal Penjualan, catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi
penjualan kredit.
2. Jurnal Retur Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya
piutang dari transaksi retur penjualan.
3. Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya
piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
4. Kartu Piutang, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo piutang
kepada debitur.
Organisasi
Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah:
1. Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang
yang merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci rekening kontro
piutang dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi
sebagai buku pembantu piutang.
2. Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik dengan
mengirimkannya kesetiap debitur.
3. Menyelenggarakan catatan riwayat krredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan
data guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan
dari setiap debitur.
Metode Pencatatan Piutang
Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
1. Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar
data yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah:
1. Transaksi Penjualan Kredit, transaksi ini di posting dalam kartu piutang atas dasar data yang
telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut.
2. Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya piutang dari transaksi retur
penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah di catat dalam jurnal retur
penjualan.
3. Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi berkurangnya piutang dari
pelunasan piutang oleh debitur di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah
dicatat dalam jurnal umum.
4. Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan
piutang di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang dicatat dalam jurnal umum.
2. Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a. Metode Posting Harian:
1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya menunjukkan
jumlah total harian saja (tidak rinci). Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar
untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu
piutang. Jurnal penjualan diisi dengan jumlah total penjualan harian yang merupakan julah
faktur penjulaan selama sehari. Faktur yang diterima dari bagian penagihan diterima oleh
bagian piutang dalam batch disertai dengan pita daftar total (pre-list tape).
Jumlah faktur penjualan yang tercantum dalam pita daftar total tersebut dicatat dalam jurnal
penjualan. Selanjutnya, setiap bulan, jurnal penjualan tersebut di posting ke rekening
kontrolpiutang dalam buku besar. Setiapbulan pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening
kontrol piutang dengan daftar saldo (trial balance) yang disusun dari kartu piutang. Ada dua
cara menangani media yang akan diposting kedalam kartu piutang:
1. Media disortasi meurut abjad sebelum diposting, di posting satu per satu kedalam kartu
piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari kartu piutang kemudian
dicocokan dengan pita daftar total yang menyertai media pada saat diterima dari bagian
penagihan. Pencocokan ini dimaksudkan untuk membuktikan ketelitian posting yang telah
dilakukan.
2. Media di posting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari
bagian penagihan.
Bagi perusahaan yang senang melakukan spekulasi, maka piutangyang belum jatuh tempo atau
belum dibayar oleh penerima jasa atau pembeli produk perusahaan, maka biasanya perusaan
melakukan hal-hal sebagai berikut
Menjaminkan piutang (assignment)
Menjual piutang (factoring)
Menggadaikan piutang (pledging)
Kita bahas satu demi satu penjelasan diatas.
Menjaminkan Piutang (Assignment)
Perlu kita pahami istilah – istilah dalam hal ini. Kalau belum mengetahui arti bahasa secara
umum bisa dilihat di kamus akuntansi.
Bagi perusahaan yang melakukan penjaminan piutang dinamakan Assignment sedangkan
Penjamin piutang dinamakan assignor misalnya bank.
Dalam hal ini perusahaan akan menjaminkan piutang kepada bank yang bertugas sebagai
penjamin dan perusahaan (assignment) akan mengangsur kepada assignor apabila piutang
sudah tertagih, meliputi pokok pinjaman, biaya pinjaman, dan biaya bungan.Piutang yang
sudah dijaminkan akan mengurangi jumlah aktiva lancar (modal kerja) didalam Neraca.
Piutang yang dijaminkan harus dicantumkan secara jelas untuk menunjukkan terbatasnya
penguasaan perusaan atas piutang tersebut.
Penjualan Piutang (Factoring)
Apabila perusahaan menjual piutang untuk mendapatkan dana, maka hak tagih berpindah
tangan kepada kreditor sebagai penerima jaminan piutang dari perusahaan.
Dalam hal ini piutang yang diakui sebesar piutang bersih yang sudah dikurangi dengan
potongan dan cadangan retur atas barang yang rusak maupun yang dikembalikan karena tidak
sesuai dengan pesanan dan cadangan penghapusan piutang (tidak tertagihnya piutang). Dalam
hal ini pembeli piutang erusahaan akan membayar sebagian saja. Dan rekening piutang didalam
neraca dihapus.
Menggadaikan Piutang (Pledging)
Untuk penggadaian piutang (pledging), piutang tetap dicantumkan sebagai aktiva lancar
seluruhnya hanya diberi catatan masalah penggadaiannya. Pada prinsipnya sama seperti
piutang usaha (utang biasa, utang bank dsb).
Pengakuan Piutang Dagang
Piutang dagang bisa diakui atau dicatat pada saat :
Perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya transaksi penjualan kredit.
Terjadinya retur dan potongan penjualan.
Adanya pelunasan piutang dagang oleh pelanggan.
Penilaian Piutang Dagang
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam
neraca sebesar nilai kas bersih (neto) yang bisa di peroleh dengan jumlah piutang setelah
dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih .
Pengalihan Piutang Dagang
Yang dimaksud dengan pengalihan piutang adalah ketika perusahaan mengalihkan piutang
usaha yang dimiliki kepada pihak lain seperti lembaga keuangan, pegadaian piutang dan bank
dengan tujuan mempercepat penerimaan kas dari piutangnya.
Terdapat beberapa alasan perusahaan melakukan penjualan ataupun mengalihkan piutangnya
karena disebabkan hal berikut :
Keadaan dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh
pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga menyebabkan perusahaan harus merubah
piutang yang dimiliki menjadi kas.
Penagihan piutang pelanggan sering memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga
memerlukan biaya sehingga perusahaan lebih memilih menerima kas yang lebih kecil
dibandingkan yang sebenarnya.
Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen
Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah:
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.
2. Riwayat pelunasaan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu
Download