Uploaded by User69763

RETAINED EARNINGS

advertisement
RETAINED EARNINGS
PENGERTIAN LABA DITAHAN
Laba ditahan merupakan modal yang berasal dari dalam perusahaan yaitu kumpulan laba dan
rugi sampai saat tertentu sesudah dikurangi dividen yang dibagi dan jumlah yang dipindahkan
ke rekening modal. Laba ditahan dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut:
a.
Pembagian dividen
b.
Pembagian treasury stock
c.
Pembatasan laba untuk tujuan tertentu
d.
Rekapitalisasi
e.
Penyerapan kerugian
2.2 KEBIJAKAN DIVIDEN
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah
lembar saham yang dimiliki. Pembagian laba kepada pemegang saham dapat berakibat
sebagai berikut:
1.
Pembagian aktiva PT dan suatu penurunan dalam jumlah modal PT seperti hal dalam
dividen kas, aktiva selain kas atau dividen likuidasi.
2.
Timbulnya suatu utang dan suatu penurunan jumlah modal PT seperti dalam hal dividen
hutang atau dividen kas yang sudah diumumkan tetapi belum dibayar.
3.
Tidak ada perubahan dalam aktiva, utang atau jumlah modal PT, tetapi hanya
menimbulkan perubahan komposisi masing-masing elemen dalam modal PT seperti dalam
hal dividen.
Dalam rangka pembagian dividen dari suatu perusahaan ada 3 tanggal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1.
Tanggal pengumuman adalah tanggal direksi PT mengumumkan adanya pembagian
dividen dengan suatu jumlah tertentu untuk setiap lembar saham yang beredar. Pada tanggal
ini dicatat adanya utang dividen dan laba ditahan didebet.
2.
Tanggal pendaftaran, pada tanggal ini tidak ada jurnal yang dibuat. Pada tanggal ini
catatan mengenai nama-nama pemengang saham dututup. Pemegang saham yang namanya
terdaftar dalam perusahaan berhak menerima dividen.
3.
Tanggal pembayaran, pada tanggal ini dividen yang terutang dilunasi dan dicatat
dengan mendebet rekening utang dividend an mengkredit rekening aktiva.
2.3 JENIS – JENIS DIVIDEN
Adapun jenis- jenis dividen, yaitu :
a.
Dividen Kas/ Tunai
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dalam bentuk kas. Adapun yang harus
diperhatikan oleh pimpinan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah
apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
Contoh :
PT WGAH pada tanggal 31 Desember 2013 mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp
1000 untuk setiap lembar saham biasa dan akan dibayar tanggal 20 Januari 2014 kepada
pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 10 Januari 2014. Saham biasa yang beredar
sebanyak 1000 lembar
Jurnal nya :
Saat pengumuman (31 Desember 2013)
Laba ditahan
Utang dividen
Rp 1.000.000
Rp 1.000.000
Saat pembayaran (20 Januari 2014)
Utang dividen
Kas
b.
Rp 1.000.000
Rp 1.000.000
Dividen Aktiva Selain Kas (Property dividend)
Dividen juga bisa dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas yang disebut dengan istilah
property dividend. Aktiva ini dibagikan dalam bentuk surat- surat berharga perusahaan lain
yang dimiliki PT, barang dagangan atau aktiva- aktiva lain.
Contoh :
PT Ganendra memiliki 10.000 lembar saham PT Ananta dengan harga perolehan Rp
1.100.000 . Saham PT Ganendra yang beredar sebanyak 10.000 lembar. Pada tanggal 15
Desember 2013 diumumkan pembagian property dividends dimana setiap lembar saham PT
Ganendra akan menerima dividen 1 lembar saham PT Ananta. Pembagian pada tanggal 15
Januari 2014. Harga pasar saham PT Ananta pada tanggal 15 Januari 2014 sebesar Rp 125
per lembar.
Jurnalnya :
Saat pengumuman (15 Desember 2013)
Laba ditahan
Rp 1.100.000
Utang dividen saham PT Ananta
Rp 1.100.000
Saat pembayaran (15 Januari 2014)
Utang dividen saham PT Ananta
Rp 1.100.000
Investasi dalam saham PT Ananta
c.
Rp 1.100.000
Dividen utang (scrip dividend)
Dividen utang timbul apabila laba ditahan itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen,
tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Sehinga pimpinan PT akan mengeluarkan scrip
dividend yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
Scrip dividends ini bisa berbunga dan tidak berbunga. Jika mengandung bunga, bagian bunga
dari pembayaran tunai harus didebet ke biaya bunga dan tidak diperlakukan sebagai bagian
dari dividen
Contoh
PT Wiweka mengumumkan pembagian scrip dividends sebesar Rp 1.000.000 bunga 10%
jatuh tempo 3 bulan kemudian
Jurnal :
Laba ditahan
Rp 1.000.000
Utang dividen scrip
Rp 1.000.000
Ketika jatuh tempo
Utang dividen scrip
Rp 1.000.000
Biaya bunga
Rp 25.000*
Kas
Rp 1.250.000
*(10%x Rp 1.000.000x 3/12) = Rp 25.000
d.
Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan modal, bukan dari laba. Dividen
likuidasi ini dicatat dengan mendebet rekening pengembalian modal yang dalam neraca
dilaporkan sebagai pengurang modal saham.
Contohnya :
PT Wiweka menerbitkan dividen pada pemegang saham biasa sebesar Rp 1.200.000 .
pengumuman dividen tunai itu menyatakan bahwa Rp 900.000 harus dipertimbangkan
sebagai laba dan sisanya merupakan pengembalian modal
Jurnalnya :
Saat pengumuman
Laba ditahan
Rp 900.000
Tambahan modal disetor
Rp 300.000
Utang dividen
Rp 1.200.000
Saat tanggal pembayaran
Utang dividen
Kas
e.
Rp 1.200.000
Rp 1.200.000
Dividen saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayarannya kepada
para pemegang saham, sebanding dengan saham – saham yang dimilikinya.
Dividen saham bisa dibagikan sebagai berikut :
a.
Dividen saham biasa, yaitu dividen saham berupa saham yang jenisnya sama, tanpa
dipungut pembayaran kepada para pemegang saham biasa atau dividen saham prioritas untuk
pemegang saham prioritas.
b.
Dividen saham special (khusus), yaitu dividen berupa saham yang jenisnya berbeda,
misalnya dividen saham prioritas untuk pemegang saham bias atau dividen saham biasa untuk
pemegang saham prioritas.
Ada beberapa keadaan atau alasan – alasan yang membenarkan pembagian dividen saham
antara lain :
a.
Keinginan pimpinan perusahaan untuk menahan laba secara tetap yaitu dengan
mengkapitalisasi sebagian laba ditahan
b.
Untuk dapat membagi dividen tanpa pengembalian aktiva yang diperlukan untuk modal
kerja atau ekspansi
c.
Untuk menaikkan jumlah lembar saham yang beredar, sehingga harga pasarnya akan
menurun.
Contoh :
Modal PT Hitankara adalah sebagai beikut :
-
Modal saham prioritas 5.000 lembar @ Rp 2.000
= Rp 10.000.000
-
Modal saham biasa 10.000 lembar @ Rp.1.000
= Rp 10.000.000
-
Agio saham prioritas
= Rp
1.000.000
-
Agio saham biasa
= Rp
1.500.000
-
Laba ditahan
= Rp 15.000.000
Jumlah
Rp 37.500.000
Harga pasar per lembar saham:
Saham prioritas = Rp 2.500
Saham biasa = Rp 1.100
Untuk mencatat dividen saham terdapat terdapat harga yang dapat digunakan yaitu :
a.
Dicatat sebesar harga pasar pada saat saham dibagi
b.
Dicatat sebesar nilai nominal saham
c.
Dicatat sebesar harga jual sahamnya dulu sehingga jumlah agio dan disagionya sama.
Contoh :
Diumumkan pembagian dividen saham sebesar 10% untuk pemegang saham biasa.
Jurnal saat pengumuman
Laba ditahan
Rp 1.100.000
Utang dividen saham biasa
Rp 1.100.000
Jurnal saat tanggal pengeluaran
Utang dividen saham biasa
Modal saham biasa
Rp 1.000.000
Rp 1.000.000
Akumulasi saham dividen dari saham preferen
Dividen saham prioritas yang terakumulasi, sebelum secara resmi diumumkan belum
merupakan utang PT. Tetapi supaya jelas di dalam neraca diminta untuk melaporkan adanya
akumulasi dividen tersebut. Cara melaporkan dalam neraca adalah :
1.
Dengan catatan kaki (footnote)
2.
Laba ditahan yang tidak dibatasi dikurangi dengan jumlah dividen yang belum dibayar
dengan cara sebagai berikut :
Laba ditahan :
Jumlah dividen saham preferen yang belum dibayar Rp 100.000
Yang tidak dibatasi
Rp 500.000
Jumlah
Rp. 600.000
Dividen untuk saham tanpa nilai nominal
Jika saham yang beredar ini tanpa nominal, maka dividen yang akan dibagikan harus
dinyatakan dalam rupiah dan bukan dalam persentase. Apabila perusahaan ingin mentransfer
laba ditahan ke modal saham, tidak perlu mengumumkan dividen saham tetapi cukup dengan
membuat jurnal sebagai berikut :
Laba ditahan
Modal saham
xxx
xxx
2.4 PEMBATASAN LABA DITAHAN
Laba ditahan berasal dari laba perusahaan, baik dividen yang dibagikan dibebankan ke
rekening laba ditahan. Sehingga dari waktu kewaktu dapat dilakukan pembatasan terhadap
laba ditahan dengan maksud untuk menjaga agar semua saldo laba ditahan diminta sebagai
dividen. Hal ini dapat dilakukan dengan :
a.
Membuat jurnal untuk mencatat pembatasan laba ditahan, sehingga jumlah laba ditahan
terdiri dari dua rekening yaitu rekening laba ditahan yang masih bebas dan laba ditahan yang
dibatasi.
b.
Tidak membuat jurnal pembatasan laba ditahan, sedangkan pembatasannya dilakukan
dengan membuat catatan kaki atau keterangan pada neraca.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya pembatasan atas laba adalah sebagai
berikut :
a.
Untuk mematuhi peraturan (undang-undang) yang dimaksudkan agar tidak terjadi
penurunan modal dibawah jumlah modal yang disetor.
b.
Untuk memenuhi perjanjian utang seperti dalam hal pengeluaran obligasi dimana
debitur harus membentuk dana pelunasan obligasi dan membatasi laba ditahan.
c.
Merupakan tindakan pimpinan perusahaan yang disesuaikan dengan rencana keuangan
perusahaan.
d.
Merupakan tindakan pimpinan perusahaan untuk menjaga kemungkinan timbulnya
kerugian diwaktu yang akan dating.
Pembatasan laba ditahan untuk memenuhi perjanjian utang jangka panjang
Untuk dapat menarik para kreditur, biasanya perusahaan membuat perjanjian untuk membuat
dana pelunasan obligasi. Dana ini dibentuk dari pembatasan laba ditahan, dimana jumlahnya
sama dengan dana pelunasan obligasi.
Jurnal yang dibuat untuk membatasi laba ditahan adalah :
Laba ditahan
xxx
Laba ditahan untuk pelunasan obligasi
xxx
Jurnal pada saat obligasi dibayarkan :
Laba ditahan untuk pelunasan obligasi
xxx
Laba ditahan
xxx
Pembatasan laba ditahan untuk perencanaan keuangan
Perusahaan yang mempunyai rencana untuk memperluas kegiatannya, dapat
membatasi laba ditahan supaya tetap bisa ditahan dalam perusahaan. Sesudah ekspansi
dilakukan berarti tujuan pembatasan laba ditahan itu sudah tercapai maka laba ditahan yang
dibatasi dihapuskan dan dikembalikan ke rekening laba ditahan. Pembatasan laba ditahan
untuk tujuan perluasan perusahaan dapat ditunjukkan dalam rekening-rekening sebagai
berikut :
a.
Laba ditahan untuk investasi public
b.
Laba ditahan untuk modal kerja
c.
Laba ditahan untuk pembelian mesin
Sesudah tujuan pembatasan ini tercapai, rekening yang dibatasi dikembalikan kerekening
laba ditahan, berarti jumlahnya dapat diminta sebagai dividen. Untuk menjaga agar jumlah
tersebut dapat tetap menjadi modal, perusahaan dapat membagi dividen saham.
Pembatasan laba ditahan untuk kemungkinan timbulnya kerugian dimasa yang akan dating
Untuk menjaga kemungkinan timbulnya kerugian dimasa yang akan dating pimpinan
perusahaan membatasi laba ditahan dan mencatat nya ke rekening-rekening sebagai berikut :
d.
Laba ditahan untuk ketidakpastian
e.
Laba ditahan untuk kemungkinan turunnya harga persediaan
f.
Laba ditahan untuk kemungkinan kerugian dalam sengketa hukum
g.
Laba ditahan untuk ansuransi sendiri
Seperti dalam tujuan pembatasan yang lain, pembatasan untuk kemungkinan kerugian yang
akan dating ini dapat dikerjakan dengan membuat jurnal atau dengan memberi keterangan
tanpa jurnal.
2.5 PENGUKURAN – PENGUKURAN YANG DIHITUNG DARI LAPORAN
KEUANGAN PT
Dalam laporan PT dapat dihitung beberapa perhitungan yang dipakai sebagai alat
pengukuran terhadap kemampuan perusahaan yaitu:
1.
Nilai buku per lembar saham (book value per share)
Nilai buku saham adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap lembar saham dalam
modal PT. Nilai buku ini dibayarkan kepada para pemegang saham pada waktu pembayaran
PT, jika aktiva dapat dijual sebesar nilai bukunya. Apabila saham yang beredar itu hanya satu
macam, yakni saham biasa maka nilai buku per saham biasa dapat dihitung :
Nilai buku per lembar saham =
Contohnya dari PT WGAH
Modal saham 100.000 lembar nominal @Rp 1.000
= Rp 100.000.000
Agio Saham
= Rp 55.000.000
Laba tidak dibagi
= Rp 57.500.000
Jumlah modal
= Rp 212.500.000
Jadi nilai buku per lembar = Rp 212.500.000/ 100.000 lbr = Rp 2.125
Apabila saham yang beredar ituterdiri dari saham biasa dan prioritas, maka pertama kali
harus dihitung dulu bagian modal yang menjadi milik saham prioritas. Nilai buku saham
prioritas adalah bagian modal saham prioritas dibagi dengan jumlah lembar saham prioritas
yang beredar. Untuk menghitung modal yang menjadi milik saham prioritas perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut:
a.
Nilai likuidasi yaitu jumlah yang akan dibayarkan kepada pemegang saham prioritas
pada saat perusahaan dilikuidasi. Nilai ini bisa dibawah nilai nominal, sama dengan nilai
nominal atau diatas nilai nominal.
b.
Hak deviden. Saham prioritas mungkin mempunyai hak-hak tertentu, misalkan hak atas
laba tidak dibagi sesuai dengan perjanjian tentang deviden. Kadang-kadang saham prioritas
bersifat komulatif atau berpartisipasi, jika keadaannya seperti itu maka seharusnya dihitung
beberapa besarnya laba tidak dibagi yang harus diperhitungkan terhadap saham prioritas.
2.
Laba per saham (earning per share / EPS)
Laba per saham adalah jumlah laba yang diperoleh dalam suatu periode untuk tiap lembar
saham yang beredar. Perhitungan laba per saham diatur dalam SAK No. 56 yang menyatakan
ada dua macam laba per saham yaitu :
a.
Laba per saham dasar yaitu jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap
saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan.
b.
Laba per saham dilusian yaitu jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap
saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lainnya yang asumsinya
diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutive yang beredar
sepanjang periode pelaporan
Laba per Saham Dasar
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi
pemegang saham dengan jumlah rata- rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu
periode. Laba bersih residual adalah laba bersih (setelah dikurangi beban pajak, pos luar
biasa dan hak pemegang saham minoritas ) dikurangi dengan dividen saham utama yang
meliputi :
1.
Dividen saham utama (prioritas) bukan kumulatif yang diumumkan pada periode yang
bersangkutan
2.
Dividen saham utama (prioritas) kumulatif yang terakumulasi pada periode yang
bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.
Rumus LPS dasar adalah
LPS dasar =
Apabila terdapat transaksi yang mengubah jumlah saham biasa, maka jumlah rata- rata
tertimbang saham biasa harus disesuaikan. Contoh transaksi yang mengubah jumlah saham
biasa adalah pembagian saham biasa dan saham bonus, penerbitan hak memesan saham lebih
dulu untuk pemegang saham lama, pemecahan saham, penggabungan saham.
Laba per Saham Dilusian
Menurut SAK No. 56, dalam menghitung laba per saham dilusian, laba bersih residual dan
jumlah rata- rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan
dampak dari semua efek berpotensi saham biasa dilutive. Dilutive adalah pengurangan
terhadap EPS yang diakibatkan oleh anggapan bahwa convertible securities sudah ditukarkan
atau options dan warrants sudah digunakan atau saham- saham lain sudah dikeluarkan untuk
memenuhi persyaratan- persyaratan tertentu. Adapun contoh berpotensi saham biasa adalah :
1.
Efek utang atau instrument ekuitas selain saham biasa yang dapat ditukar dengan saham
biasa
2.
Waran atau opsi saham, yaitu instrument keuangan yang memberikan hak kepada
pemiliknya untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu dan dalam periode tertentu
3.
Kebijakan kepegawaian yang memberikan hak kepada karyawan untuk menerima
saham biasa sebagai bagian dari remunerasi atau hak untuk membeli saham dengan syarat
tertentu
4.
Saham yang akan diterbitkan saat terpenuhinya kondisi- kondisi tertentu yang dimuat
dalam suatu perjanjian
Perhitungan laba per saham dilusian pada dasarnya sama dengan perhitungan LPS dasar.
Perbedaannya terletak pada hal –hal berikut :
1.
Laba bersih yang diperhitungkan adalah laba bersih residual ditambah dividend bunga (
dhitung setelah pajak) dan disesuaikan dengan perubahan penghasilan dan beban yang
disebabkan konversi efek berpotensi saham biasa
2.
Jumlah rata- rata saham biasa yang beredar ditambah rata – rata tertimbang saham biasa
yang akan beredar dengan asumsi semua efek berpotensi saham biasa yang dilutive
dikonversikan menjadi saham biasa.
Download