Uploaded by dwifebna

REVISI Laporan Kelompok 4 Metode Ekperimen Kinerja Mesin Diesel

advertisement
3
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
Aldika Zihatul M
Arialdi Almonda
Dwi Ferbriyana
Agil Wahyu Ramadhan
04211840000005
04211840000007
04211840000012
04211840000056
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111
1. Pendahuluan
Menurut Cochran (1957) mengartikan eksperimen sebagai sebuah atau sekumpulan
percobaan yang dilakukan melalui perubahan-perubahan terencana terhadap variabel input
suatu proses atau sistem sehingga dapat ditelusuri penyebab dan faktor-faktor sehingga
membawa perubahan pada output sebagai respon dari eksperimen yang telah dilakukan.
Menurut Zulnaidi (2007: 17) mengungkapkan bahwa metode eksperimen adalah prosedur
penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau
lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini dilaksanakan dengan
memberikan variabel bebas secara sengaja (bersifat induse) kepada objek penelitian untuk
diketahui akibatnya di dalam variabel terikat.
Dalam penelitian dengan metode eksperimen, terdapat tiga prinsip dasar yang terdapat
dalam desain eksperimen, antara lain sebagai berikut:
1. replikasi, merupakan pengulangan dari eksperimen dasar;
2. randomization, prinsip ini digunakan pada uji signifikan valid. Uji signifikan akan
valid bila pengamatan didistribusikan secara bebas yang dilakukan dengan
pengambilan sampel secara random atau acak.
3. blocking, merpakan prinsip yang digunakan untuk mengisolasi treatment dari
pengaruh faktor lain supaya hasil eksperimen menjadi lebih akurat.
Adapun tujuan dari metode eksperimen menurut Dedi Sutedi (2009: 54) adalah untuk
menguji efektifitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode,teknik, atau media
pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya bisa diterapkan jika memang baik atau
tidak digunakan jika memang tidak baik dalam pengajaran sebenarnya. Sedangkan
menurut Nazir (1988: 75) mengemukakan tujaun dari penelitian eksperimental adalah
untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab
akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa
kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol perbandingan.
2
Kinerja Mesin Diesel
Begitulah pengertian metode eksperimen dari beberapa sumber. Lalu metode experiment
seperti apa yang diharapkan dalam tulisan ini. yaitu Metodologi eksperimental pada
penelitian Kinerja Mesin Diesel ini menurut kepada ISO 3046 untuk Reciprocating Internal
Combustion engines-performance. Apa itu ISO? ISO adalah Internasional untuk Standardisasi
(International Organization for Standardization) dan disingkat ISO. ISO adalah badan penetap
standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap
negara. Sebelum menjadi nama ISO pada awalnya lembaga tersebut bernama IOS. Tetapi
sekarang lebih sering menggunakan singkatan ISO, karena dalam bahasa Yunani isos
berarti sama (equal).
Lembaga ISO Didirikan pada 23 Februari 1947, Lembaga ISO menetapkan standar-standar
industrial dan komersial dunia. ISO awalnya dibentuk untuk membuat dan
memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal
antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan
ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka
mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk bersama-sama membahas
standarisasi dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).
Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar
yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih
berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya. Dalam
prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak
pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan
perusahaan-perusahaan besar. ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik
Internasional (IEC) yang bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik.
Lalu mengenai bagaimana isi ISO 3046 yaitu seperti berikut,
 Part 1, ISO 3046-1 is for declaration of power, fuel and lubricating oil consumptions.
 Part 2, ISO 3046-2 is for test methods
 Part 3, ISO 3046-3 is for test measurements.
 Part 4, ISO 3046-4 is for speed governing
 Part 5, ISO 3046-5 is for torsional vibration
 Part 6, ISO 3046-6 is for overspeed protection
Ruang lingkup dari ISO 3046 spesifik kepada penerimaan dan tipe metode uji untuk mesin
pembakaran internal resiprokal (menggunakan 1 atau lebih piston) dalam produksi
komersial Penerapan dari ISO 3046 mencakup mesin pembakaran internal resiprokal, traksi
rel, penggunaan pada marine, tidak termasuk mesin yang digunakan untuk mendorong
tractor pertanian, kendaraan di jalanan dan pesawat terbang Bagian ini dari ISO 3046
mungkin bisa di aplikasikan untuk mesin yang digunakan untuk menjalankan mesin
pembangun jalan dan mesin pengolah tanah, truk industri dan untuk penerapan lain
dimana ada standar internasional yang tidak cocok Penyimpangan pengukuran menurut
pada ISO 3046-3. Semua instrument pengukuran dan peralatan yang digunakan selama
pengujian harus diuji dan dikalibrasikan secara berkala pada rentang pembacaan yang
diharapkan pada interval waktu tertentu Dimana pengukuran total secara tidak pasti
melibatkan pengukuran jumlah kuantitas masing-masing dengan ketidakpastian
pengukuran itu sendiri atau di mana pengukuran individual tergantung pada beberapa
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
3
parameter, masing-masing dengan ketidakpastian pengukuran itu sendiri, ketidakpastian
keseluruhan pengukuran itu diambil sebagai akar kuadrat dari jumlah jumlah kuadrat dari
pengukuran terpisah ketidakpastian masing-masing dikalikan dengan faktor yang sesuai
dengan eksponen parameternya dalam rumus.
Pada metode eksperimen kinerja mesin diesel performa mesin juga harus diukur dengan
menggunakan alat-alat tertentu, adapun juga parameter-parameter uji performa mesin
seperti tabel di bawah berikut:
Tabel 1. List of the measurements
2. Metode Uji Kinerja Mesin Diesel
Performa dari mesin diesel berfokus kepada power dan efisiensi. Power dalam hal ini
berupa torsi, power, RPM. Untuk efisiensi yang diukur contohnya seperti, volumetric
efficiency, spesific fuel consumption, mechanichal efficiency, brake thermal efficiency.
Penjelasan istilah-istilah diatas adalah sebagai berikut yang pertama esiensi volumetrik (VE)
adalah sebuah variabel yang menyatakan perbandingan antara volume udara yang masuk
4
Kinerja Mesin Diesel
silinder dan volume silinder yang seharusnya (sesuai teori). Semakin besar VE, semakin
besar pula power maupun torsinya. (2) Specific fuel consumption adalah rasio perbandingan
total konsumsi bahan bakar terhadap daya listrik yang dibangkitkan dalam sebuah industri
pembangkitan listrik, biasanya digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui
seberapa efisien sebuah pembangkit listrik dan untuk memprediksi nilai kalor bahan bakar
yang digunakan untuk pembakaran. (3) Efisiensi mekanik adalah angka tanpa dimensi
yang mengukur efektivitas mesin dalam mentransformasikan input daya ke perangkat
menjadi output daya. Sebuah mesin adalah hubungan mekanis di mana gaya diterapkan
pada satu titik, dan gaya tersebut berfungsi memindahkan beban di titik lain. (4) Brake
Thermal Efficienci adalah rasio antara Brake Power (Jumlah daya yang tersedia di poros
engkol) dan Full Power (Tenaga bahan bakar diperoleh dengan mengalikan nilai kalor
dengan massa bahan bakar yang dikonsumsi). Uji kinerja mesinnya bervariasi dengan
parameter seperti kecepatan piston, air-fuel ratio, dan rasio kompresi tekanan udara masuk
dan suhu.
Pengoperasian IC engine (internal combustion) biasanya pada 2 kondisi yaitu :
1. Constant speed dengan variable load (ac generator drives)
2. Variable Speed dengan variable load (railway engines, tractors)
.
Gambar 1.IC ENGINE
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
5
Gambar 2. IC ENGINE
2.1 Indicated Power
Indicated Power adalah Daya Output dari mesin yang didapatkan dari perhitungan.
Indicated Power bukanlah daya mesin yang sebenarnya, karena daya ini tidak terpengaruh
oleh adanya losses / rugi mekanik
Indicated Power dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
(in kW)
Di mana :
P = Mean Effective Preasure
L = Stroke
6
Kinerja Mesin Diesel
A = Luas Cylinder
n = banyaknya putaran (rpm)
k = faktor, ½ untuk 4-Stroke Engine, 1 untuk 2-Stroke Engine
2.2 Brake Power
Brake power adalah daya yang diberikan oleh poros engkol. Pengukuran brake power
(daya rem) melibatkan penentuan torsi dan kecepatan sudut pada output shaft mesin. Alat
untuk mengukur torsi disebut dynamometer. Apa itu dinamometer? Dalam melakukan
pengujian performa engine dibutuhkan alat dynamometer. Dynamometer adalah alat yang
berfungsi untuk mengukur tenaga/kekuatan, gaya puntir (torsi), atau tenaga. Contohnya
adalah, tenaga yang dihasilkan oleh mesin, yang dapat dihitung dengan mengukur secara
simultan torsi dan kecepatan rotasi per menit (RPM - Revolutions Per Minute). Manfaat
utama dari alat dynamometer (dyno), adalah untuk mendapatkan nilai Torsi (Torque) yang
dihasilkan oleh mesin pada RPM (Revolutions Per Minute).
Dengan pengetesan Dyno, dapat terlihat perbandingan air/fuel (A/F) ratio pada setiap
RPM dan posisi pedal gas tertentu serta pada beban (Load) tertentu. Sehingga tuner dapat
melakukan setting yang sesuai pada setiap kondisi tersebut. Dengan demikian, titik
optimum mesin untuk menghasilkan nilai Torsi yang dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan.
Dynotest adalah suatu metode pengujian performa mesin kendaraan (mobil maupun
sepeda motor) dengan cara melihat power (tenaga) dan torque (torsi). Torsi adalah
kemampuan mesin untuk menggerakkan atau memindahkan mobil maupun sepeda motor
dari kondisi diam hingga berjalan. Selain itu, dengan Dynotest, kita akan mengetahui titik
tertinggi nilai Torsi pada setiap gigi. Sehingga, user dapat menentukan titik perpindahan
gigi pada RPM tertentu.
Pengukuran brake power (daya pengereman) melibatkan penentuan torsi dan kecepatan
sudut pada output shaft mesin. Alat untuk mengukur torsi disebut dynamometer.
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
7
Gambar 3. Dynamometer
Dinamometer bisa dibagi menjadi 2 tipe utama, yaitu power absorption
dynamometers dan transmission dynamometer.
(1) Power Absorption dynamometers
Dynamometer ini mengukur dan menyerap output daya mesin yang digabungkan.
Daya yang diserap biasanya dihamburkan sebagai panas dengan beberapa cara.
Contoh dinamometer tersebut adalah rem prony, rem tali, dinamometer hidrolik,
dll.
8
Kinerja Mesin Diesel

Prony Brake Dynamometers
Gambar 4. Prony Brake Dynamometers
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel

Hydraulic Dynamometers
Gambar 5. Hydraulic Dynamometers
9
10
Kinerja Mesin Diesel

Rope Brake Dynamometers
Gambar 6. Rope Brake Dynamometers
(2) Transmission dynamometer
Pada dynamometer ini terdapat penyangga khusus yang disisipkan di antara
bagian poros Torsi yang dihasilkan oleh beban yang berguna sebagai penggerak
utama motor atau mesin yang sedang dijalankan.Selain itu transmission
dynamometer juga menghasilkan torsi yang mereka ukur dengan menggunakan
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
11
pengekangan konstan pada putaran poros dengan friksi mekanis, gesekan cairan,
atau induksi elektromagnetik.
Gambar 7. Transmission Dynamometer
Brake Power dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
N = RPM
t = Torsi
12
Kinerja Mesin Diesel
2.3 Friction power (Daya Gesekan)
Perbedaan diantara kekuatan yang dikeluarkan dan brake power output dari suatu mesin
adalah friction power (kekuatan gesekan) daya gesekan terdiri dari daya yang di butuhkan
untuk :
A. Membuang gas yang terbakar dan mendorong ke dalam campuran segar
B. Mengatasi hambatan gerakan relatif antara komponen yang berdekatan dalam mesin
(rubbing power)
C. Menggerakan aksesoris mesin
Perbedaan antara mesin yang baik dan tidak adalah karena perbedaan antara fricitional
losses antara keduanya. Frictional losses mengkhawatirkan bagi system pendingin dan
pembuangan karena mereka muncul dalam bentuk gesekan panas dan ini mempengaruhi
kapasitas pendinginan yang dibutuhkan. Kehilangan gesekan akhirnya hilang ke sistem
pendingin (dan exhaus) karena mereka muncul dalam bentuk panas gesekan dan ini
mempengaruhi kapasitas pendinginan yang diperlukan. Selain itu, gesekan yang lebih
rendah berarti ketersediaan lebih banyak daya rem; maka konsumsi bahan bakar spesifik
rem lebih rendah.
Friction Power merupakan daya yang hilang akibat dari gesekan – gesekan pada mesin,
seperti gesekan piston dengan silinder, crankshaft dengan camshaft, serta gesekan pada
aksesoris mesin.
Friction Power dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
IP : Indicated Power
Bp : Brake Power
2.4 Mechanical Efficiency Measurement
Mechanical Efficiency merupakan rasio antara Brake Power dan Indicated Power dari suatu
mesin diesel. Efisiensi ini bergantung pada adanya rugi – rugi yang bersifat mekanik pada
suatu mesin, atau yang sudah kita kenal dengan Frictional Losses. Mechanical Efficiency
pada suatu mesin biasanya berkisar antara 75% sampai 95%, tergantung dari kecepatan
mesin tersebut.
Mechanical Efficiency dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
13
Dimana :
: Mechanical Efficiency
IP : Indicated Power
Bp : Brake Power
2.5 Thermal Efficiency
Mesin otomotif diesel yang khas beroperasi sekitar 30% hingga 35% dari efisiensi termal.
Sekitar 65-70% ditolak sebagai limbah panas tanpa dikonversi menjadi pekerjaan yang
bermanfaat . Mesin diesel kecepatan rendah (seperti yang digunakan di kapal) dapat
memiliki efisiensi termal yang melebihi 50%. Mesin diesel terbesar di dunia mencapai
51,7%. Efisiensi termal dapat diberikan dalam hal rem atau nilai yang diindikasi.
Rumus :
2.6 Fuel Consumption Measurement
Konsumsi bahan bakar diukur dengan 2 cara :
1. Konsumsi bahan bakar pada mesin diukur dengan menentukan aliran volume
dalam interval waktu tertentu dan mengalikannya dengan berat jenisnya bahan
bakar, dimana terkadang harus diukur untuk mendapatkan nilai yang akurat.
14
Kinerja Mesin Diesel
Gambar 8. Fuel flow measurement using weighing bridge
Cara lama, tetapi akurat dan sederhana, untuk mengukur aliran bahan bakar
kumulatif ke mesin adalah dengan menempatkan suplai bahan bakar pada
jembatan timbang pada saat periode yang diperlukan untuk mengonsumsi berat
bahan bakar tertentu. Esensi dari sistem seperti itu ditunjukkan pada Gambar 5-4.
Metode ini bekerja dengan baik untuk bahan bakar cair dan gas. Untuk bahan
bakar cair, pipet dan stopwatch dapat digunakan, mClhod yang digunakan untuk
c;, meter aliran bahan bakar libratc.
2.
Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk konsumsi massa bahan bakar tertentu,
biasanya metode itu yang sering banyak digunakan karena lebih simple
Contoh Permasalahan :
Sebuah mesin di isi bahan bakar sebanyak 1000 liter, waktu yg di perlukan untuk
menghabiskan bahan bakar ialah 5 jam.
Maka konsumsi bahan bakar mesin tersebut 1000 liter / 5 jam atau 200 liter/h.
2.7 Specific Fuel Consumption
Untuk kendaraan transportasi, penghematan bahan bakar umumnya diberikan sebagai
(mpg), atau liter / 100 km. Dalam pengujian mesin, konsumsi bahan bakar diukur
berdasarkan laju aliran massa bahan bakar. Konsumsi bahan bakar spesifik adalah ukuran
seberapa efisien bahan bakar yang dipasok ke mesin yang digunakan untuk menghasilkan
tenaga.
Nilai rendah untuk spesific fuel consumption (SFC) diinginkan karena pada tingkat daya
tertentu akan lebih sedikit bahan bakar yang akan dikonsumsi oleh mesin.
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
15
2.8 Brake Specific Fuel Consumption
Efisiensi termal rem didefinisikan sebagai daya putus mesin panas sebagai fungsi
input termal dari bahan bakar. Ini digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik
mesin mengubah panas dari bahan bakar menjadi energi mekanik.
Setiap mesin akan memiliki nilai BSFC yang berbeda pada kecepatan dan beban
yang berbeda. Sebagai contoh, mesin bolak-balik mencapai efisiensi maksimum
ketika udara masuk tidak dicekik dan mesin berjalan di dekat torsi puncaknya.
Nilai-nilai r,w.T di atas, dapat dengan mudah diukur dengan instrumentasi dengan mesin
dipasang di tempat uji dan beban diterapkan ke mesin berjalan. Unit yang dihasilkan dari
BSFC adalah gram per joule (g / J).
2.9 Air Fuel Ratio
Agar pembakaran terjadi, perbandingan udara dan bahan bakar yang tepat harus ada dalam
silinder. Air fuel ratio (AFR) adalah rasio massa udara terhadap bahan bakar yang ada
dalam proses pembakaran AF yang ideal adalah sekitar 15: 1, dengan pembakaran homogen
dimungkinkan pada kisaran 6 hingga 19. Untuk mesin SI, AF berada dalam kisaran 12
hingga 18 tergantung pada kondisi operasi.
Air fuel ratio di definisikan sebagai :
16
Kinerja Mesin Diesel
Untuk mesin CI, di mana campurannya sangat tidak homogen dan AF berada di kisaran 18
hingga 70. Pada experiment pengukuran fuel air ratio pada analisis gas buang menentukan /+ 2% untuk ketepatan yang baik (lynch,1997) dengan saran tidak ada konsentrasi lain yang
di ukur dalam analisis tersebut.
3. Load / Beban pada Kinerja Mesin Diesel
3.1 Load on Diesel Engine
Beban pada mesin pada dasarnya menentukan kapasitas mesin tersebut untuk
menghasilkan daya. Beban adalah gaya yang menghambat suatu mesin untuk
menghasilkan daya.
Setiap mesin di desain memiliki nilai beban maksimal pada kecepatan tertentu. Jika beban
semakin meningkat, maka kecepatan mesin akan berkurang. Untuk menghindari adanya
losses tersebut, maka diperlukan bahan bakar lebih untuk menjalankan mesin.
3.2 Diesel Engine under Variable Load
Dalam kasus Mesin Diesel ini, dengan menambah rasio fuel-air (bahan bakar), maka akan
menambah beban pada mesin. Hal tersebut akan sedikit menurunkan thermal efisiensi, dan
sedikit menaikkan frictional power yang ada pada mesin. Namun, mechanical efficiency
justru meningkat, sehingga meningkatkan specific fuel consumption pada mesin.Ketika
beban mulai berubah menjadi asap / berkurang (dalam hal ini beban adalah bahan bakar),
maka brake specific fuel consumption akan meningkat karena bahan bakar dalam jumlah
yang sangat banyak akan mulai teroksidasi hingga terbuang / dikeluarkan dari mesin.
Grafik di bawah menunjukkan brake specific fuel consumption sebagai fungsi beban.
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
17
Gambar 9. Brake Specific
Sementara untuk mesin diesel sendiri dibawah beban variable itu ada berbagai macam
kondisi, seperti tabel di bawah ini :
Tabel 2. Laod Levels
3.3 Engine Performance Maps
18
Kinerja Mesin Diesel
Cara yang paling umum digunakan untuk melihat pengaruh engine speed dengan beban
pada kinerja mesin diesel adalah dengan menggunakan Engine Performance Maps.
Performance Maps dari Cross-scavenged 2-Stroke Engine
Gambar 10. Performance Maps
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
Performance Maps untuk direct-injection engine, intercooler, dan turbocharger.
Gambar 11. Performance Maps
Performance Maps untuk naturally aspirated indirect injection diesel engine.
Gambar 12. Performance Maps
19
20
Kinerja Mesin Diesel
Performance Maps of variable geometry prechamber engine
Gambar 13. Performance Maps
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
21
Berikut ini adalah flowchart hubungan dari kinerja mesin diesel jika beban dinaikkan
dengan besar tertentu.
Gambar 14. Flow Chart Load Increase
4. Experimental Investigation
Investigasi eksperimen dari performa mesin diesel menggunakan eddy current
dynamometer. Ini adalah langkah dasar dari penelitian dan dihubungkan untuk
mengumpulkan data untuk performa mesin sebelum diubah ke mesin CNG.
Flowchart Experimental Investigation :
22
Kinerja Mesin Diesel
Gambar 15. Flowchart Experimental Investigation
1.
Design and Development of Engine Test Rig
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
23
Pada engine test rig terdapat beberapa sensor, fitur pengambilan data, dan actuator
untuk mengatur letak engine. Sensor tersebut digunakan untuk mengukur
beberapa variable, seperti :
 Torsi dan RPM Crankshaft
 Fuel consumption rates.
 Air fuel ratio dan exhaust gas oksigen
 Temperature dan tekanan di tempat-tempat tertentu pada engine.
 Kondisi atmospheric yang mencakup tekanan, temperatur, dan
kelembapan.
Gambar 16. Designe and Development of Engine Test Rig
2.
Design the Engine Dynamometer-Adaptor
24
Kinerja Mesin Diesel
Gambar 17. Design the Engine Dynamometer-Adaptor
3.
Installation the Design Engine on Test Rig
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
25
Gambar 18. Installation the Design Engine on Test Rig
4.
Preparation and Set-Up Research Instrument
Beberapa alat harus disiapkan sebelum memulai experiment, antara lain :
 Eddy-Current Dynamometer : Untuk mengukur power pada mesin
 Throttle Lever Position : Untuk mengatur RPM pada mesin
 Fuel Tank : Sebagai tempat penampungan bahan bakar yang digunakan
pada mesin.
 Load Switch Panel : Untuk mengontrol beban.
 Cooling Water Tank : Sebagai tempat penampung cooling water yang
digunakan oleh engine.
 Fuel Meter : Untuk mengukur rate dari bahan bakar.
 Thermometer : Untuk mengukur suhu.
 Tachometer : Untuk menghitung berapa kecepatan putaran mesin (RPM)
 Pedal : Untuk starting engine dengan cara menggerakkan dynamometer.
 Exhaust Gas Analyzer : Untuk mengukur konsentrasi gas buang dari
engine.
26
Kinerja Mesin Diesel
Gambar 19. Preparation and Set-Up Research Instrument
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
Gambar 20. Preparation and Set-Up Research Instrument
Gambar 21. Preparation and Set-Up Research Instrument
27
28
Kinerja Mesin Diesel
Gambar 22. Preparation and Set-Up Research Instrument
5.
Calibrating Dynamometers and Instrument
Gambar 23. Calibrating Dynamometers and Instrument
6.
Preparing the Experiment
Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel
29
Sebelum memulai experiment, pastikan semua alat sudah tersedia dan terpasang
sempurna.
Gambar 24. Prepering the Experiment
7.
Running Experiment
• Mesin akan dijalankan pada kecepatan 1000 - 4000 rpm, dengan range sebesar
500 rpm.
• Eksperimen akan dijalankan dengan beberapa variasi, yaitu :

Variasi kecepatan mesin.

Variasi beban.

Variasi injeksi bahan bakar.

Variasi torsi mesin.
• Mengamati perubahan kinerja mesin pada setiap variasi yang digunakan.
• Tiap indikator diukur menggunakan alat ukur masing – masing.
• Mencatat data pengukuran tiap indicator untuk dianalisa.
8.
Result Analysis and Discussion
Data – data hasil pengukuran pada saat eksperimen dihimpun kemudian di
analisa. Data – data yang didapat kemudian dihitung untuk mendapatkan nilai
indicator kinerja mesin, mencakup power, efisiensi, dan fuel consumption.
9.
Conclusion
Setelah dilakukan analisa dan perhitungan data, maka bisa diketahui nilai tiap
indicator performa dari
mesin diesel tersebut.
30
Kinerja Mesin Diesel
Dari data tersebut, dapat disimpilkun hubungan tiap indicator performa dan juga
dapat dinilai kinerja mesin diesel yang dilakukan eksperimen tersebut.
5. Reference
Ferguson, C.R. and Kirkpatrick, A.T., 2015. Internal combustion engines: applied
thermosciences. John Wiley &
Sons.
Semin and Rosli A. Bakar. 2013. Simulation and Experimental Method for the
Investigation of Compressed Natural
Gas Engine Performance. Int. Review of Mechanical Engineering, Vol. 7, n.7.
Download