3 Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel Aldika Zihatul M Arialdi Almonda Dwi Ferbriyana Agil Wahyu Ramadhan 04211840000005 04211840000007 04211840000012 04211840000056 Departemen Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111 1. Pendahuluan Menurut Cochran (1957) mengartikan eksperimen sebagai sebuah atau sekumpulan percobaan yang dilakukan melalui perubahan-perubahan terencana terhadap variabel input suatu proses atau sistem sehingga dapat ditelusuri penyebab dan faktor-faktor sehingga membawa perubahan pada output sebagai respon dari eksperimen yang telah dilakukan. Menurut Zulnaidi (2007: 17) mengungkapkan bahwa metode eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini dilaksanakan dengan memberikan variabel bebas secara sengaja (bersifat induse) kepada objek penelitian untuk diketahui akibatnya di dalam variabel terikat. Dalam penelitian dengan metode eksperimen, terdapat tiga prinsip dasar yang terdapat dalam desain eksperimen, antara lain sebagai berikut: 1. replikasi, merupakan pengulangan dari eksperimen dasar; 2. randomization, prinsip ini digunakan pada uji signifikan valid. Uji signifikan akan valid bila pengamatan didistribusikan secara bebas yang dilakukan dengan pengambilan sampel secara random atau acak. 3. blocking, merpakan prinsip yang digunakan untuk mengisolasi treatment dari pengaruh faktor lain supaya hasil eksperimen menjadi lebih akurat. Adapun tujuan dari metode eksperimen menurut Dedi Sutedi (2009: 54) adalah untuk menguji efektifitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode,teknik, atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya bisa diterapkan jika memang baik atau tidak digunakan jika memang tidak baik dalam pengajaran sebenarnya. Sedangkan menurut Nazir (1988: 75) mengemukakan tujaun dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol perbandingan. 2 Kinerja Mesin Diesel Begitulah pengertian metode eksperimen dari beberapa sumber. Lalu metode experiment seperti apa yang diharapkan dalam tulisan ini. yaitu Metodologi eksperimental pada penelitian Kinerja Mesin Diesel ini menurut kepada ISO 3046 untuk Reciprocating Internal Combustion engines-performance. Apa itu ISO? ISO adalah Internasional untuk Standardisasi (International Organization for Standardization) dan disingkat ISO. ISO adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Sebelum menjadi nama ISO pada awalnya lembaga tersebut bernama IOS. Tetapi sekarang lebih sering menggunakan singkatan ISO, karena dalam bahasa Yunani isos berarti sama (equal). Lembaga ISO Didirikan pada 23 Februari 1947, Lembaga ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk bersama-sama membahas standarisasi dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG). Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya. Dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar. ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik. Lalu mengenai bagaimana isi ISO 3046 yaitu seperti berikut, Part 1, ISO 3046-1 is for declaration of power, fuel and lubricating oil consumptions. Part 2, ISO 3046-2 is for test methods Part 3, ISO 3046-3 is for test measurements. Part 4, ISO 3046-4 is for speed governing Part 5, ISO 3046-5 is for torsional vibration Part 6, ISO 3046-6 is for overspeed protection Ruang lingkup dari ISO 3046 spesifik kepada penerimaan dan tipe metode uji untuk mesin pembakaran internal resiprokal (menggunakan 1 atau lebih piston) dalam produksi komersial Penerapan dari ISO 3046 mencakup mesin pembakaran internal resiprokal, traksi rel, penggunaan pada marine, tidak termasuk mesin yang digunakan untuk mendorong tractor pertanian, kendaraan di jalanan dan pesawat terbang Bagian ini dari ISO 3046 mungkin bisa di aplikasikan untuk mesin yang digunakan untuk menjalankan mesin pembangun jalan dan mesin pengolah tanah, truk industri dan untuk penerapan lain dimana ada standar internasional yang tidak cocok Penyimpangan pengukuran menurut pada ISO 3046-3. Semua instrument pengukuran dan peralatan yang digunakan selama pengujian harus diuji dan dikalibrasikan secara berkala pada rentang pembacaan yang diharapkan pada interval waktu tertentu Dimana pengukuran total secara tidak pasti melibatkan pengukuran jumlah kuantitas masing-masing dengan ketidakpastian pengukuran itu sendiri atau di mana pengukuran individual tergantung pada beberapa Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 3 parameter, masing-masing dengan ketidakpastian pengukuran itu sendiri, ketidakpastian keseluruhan pengukuran itu diambil sebagai akar kuadrat dari jumlah jumlah kuadrat dari pengukuran terpisah ketidakpastian masing-masing dikalikan dengan faktor yang sesuai dengan eksponen parameternya dalam rumus. Pada metode eksperimen kinerja mesin diesel performa mesin juga harus diukur dengan menggunakan alat-alat tertentu, adapun juga parameter-parameter uji performa mesin seperti tabel di bawah berikut: Tabel 1. List of the measurements 2. Metode Uji Kinerja Mesin Diesel Performa dari mesin diesel berfokus kepada power dan efisiensi. Power dalam hal ini berupa torsi, power, RPM. Untuk efisiensi yang diukur contohnya seperti, volumetric efficiency, spesific fuel consumption, mechanichal efficiency, brake thermal efficiency. Penjelasan istilah-istilah diatas adalah sebagai berikut yang pertama esiensi volumetrik (VE) adalah sebuah variabel yang menyatakan perbandingan antara volume udara yang masuk 4 Kinerja Mesin Diesel silinder dan volume silinder yang seharusnya (sesuai teori). Semakin besar VE, semakin besar pula power maupun torsinya. (2) Specific fuel consumption adalah rasio perbandingan total konsumsi bahan bakar terhadap daya listrik yang dibangkitkan dalam sebuah industri pembangkitan listrik, biasanya digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui seberapa efisien sebuah pembangkit listrik dan untuk memprediksi nilai kalor bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran. (3) Efisiensi mekanik adalah angka tanpa dimensi yang mengukur efektivitas mesin dalam mentransformasikan input daya ke perangkat menjadi output daya. Sebuah mesin adalah hubungan mekanis di mana gaya diterapkan pada satu titik, dan gaya tersebut berfungsi memindahkan beban di titik lain. (4) Brake Thermal Efficienci adalah rasio antara Brake Power (Jumlah daya yang tersedia di poros engkol) dan Full Power (Tenaga bahan bakar diperoleh dengan mengalikan nilai kalor dengan massa bahan bakar yang dikonsumsi). Uji kinerja mesinnya bervariasi dengan parameter seperti kecepatan piston, air-fuel ratio, dan rasio kompresi tekanan udara masuk dan suhu. Pengoperasian IC engine (internal combustion) biasanya pada 2 kondisi yaitu : 1. Constant speed dengan variable load (ac generator drives) 2. Variable Speed dengan variable load (railway engines, tractors) . Gambar 1.IC ENGINE Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 5 Gambar 2. IC ENGINE 2.1 Indicated Power Indicated Power adalah Daya Output dari mesin yang didapatkan dari perhitungan. Indicated Power bukanlah daya mesin yang sebenarnya, karena daya ini tidak terpengaruh oleh adanya losses / rugi mekanik Indicated Power dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : (in kW) Di mana : P = Mean Effective Preasure L = Stroke 6 Kinerja Mesin Diesel A = Luas Cylinder n = banyaknya putaran (rpm) k = faktor, ½ untuk 4-Stroke Engine, 1 untuk 2-Stroke Engine 2.2 Brake Power Brake power adalah daya yang diberikan oleh poros engkol. Pengukuran brake power (daya rem) melibatkan penentuan torsi dan kecepatan sudut pada output shaft mesin. Alat untuk mengukur torsi disebut dynamometer. Apa itu dinamometer? Dalam melakukan pengujian performa engine dibutuhkan alat dynamometer. Dynamometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tenaga/kekuatan, gaya puntir (torsi), atau tenaga. Contohnya adalah, tenaga yang dihasilkan oleh mesin, yang dapat dihitung dengan mengukur secara simultan torsi dan kecepatan rotasi per menit (RPM - Revolutions Per Minute). Manfaat utama dari alat dynamometer (dyno), adalah untuk mendapatkan nilai Torsi (Torque) yang dihasilkan oleh mesin pada RPM (Revolutions Per Minute). Dengan pengetesan Dyno, dapat terlihat perbandingan air/fuel (A/F) ratio pada setiap RPM dan posisi pedal gas tertentu serta pada beban (Load) tertentu. Sehingga tuner dapat melakukan setting yang sesuai pada setiap kondisi tersebut. Dengan demikian, titik optimum mesin untuk menghasilkan nilai Torsi yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Dynotest adalah suatu metode pengujian performa mesin kendaraan (mobil maupun sepeda motor) dengan cara melihat power (tenaga) dan torque (torsi). Torsi adalah kemampuan mesin untuk menggerakkan atau memindahkan mobil maupun sepeda motor dari kondisi diam hingga berjalan. Selain itu, dengan Dynotest, kita akan mengetahui titik tertinggi nilai Torsi pada setiap gigi. Sehingga, user dapat menentukan titik perpindahan gigi pada RPM tertentu. Pengukuran brake power (daya pengereman) melibatkan penentuan torsi dan kecepatan sudut pada output shaft mesin. Alat untuk mengukur torsi disebut dynamometer. Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 7 Gambar 3. Dynamometer Dinamometer bisa dibagi menjadi 2 tipe utama, yaitu power absorption dynamometers dan transmission dynamometer. (1) Power Absorption dynamometers Dynamometer ini mengukur dan menyerap output daya mesin yang digabungkan. Daya yang diserap biasanya dihamburkan sebagai panas dengan beberapa cara. Contoh dinamometer tersebut adalah rem prony, rem tali, dinamometer hidrolik, dll. 8 Kinerja Mesin Diesel Prony Brake Dynamometers Gambar 4. Prony Brake Dynamometers Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel Hydraulic Dynamometers Gambar 5. Hydraulic Dynamometers 9 10 Kinerja Mesin Diesel Rope Brake Dynamometers Gambar 6. Rope Brake Dynamometers (2) Transmission dynamometer Pada dynamometer ini terdapat penyangga khusus yang disisipkan di antara bagian poros Torsi yang dihasilkan oleh beban yang berguna sebagai penggerak utama motor atau mesin yang sedang dijalankan.Selain itu transmission dynamometer juga menghasilkan torsi yang mereka ukur dengan menggunakan Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 11 pengekangan konstan pada putaran poros dengan friksi mekanis, gesekan cairan, atau induksi elektromagnetik. Gambar 7. Transmission Dynamometer Brake Power dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Dimana : N = RPM t = Torsi 12 Kinerja Mesin Diesel 2.3 Friction power (Daya Gesekan) Perbedaan diantara kekuatan yang dikeluarkan dan brake power output dari suatu mesin adalah friction power (kekuatan gesekan) daya gesekan terdiri dari daya yang di butuhkan untuk : A. Membuang gas yang terbakar dan mendorong ke dalam campuran segar B. Mengatasi hambatan gerakan relatif antara komponen yang berdekatan dalam mesin (rubbing power) C. Menggerakan aksesoris mesin Perbedaan antara mesin yang baik dan tidak adalah karena perbedaan antara fricitional losses antara keduanya. Frictional losses mengkhawatirkan bagi system pendingin dan pembuangan karena mereka muncul dalam bentuk gesekan panas dan ini mempengaruhi kapasitas pendinginan yang dibutuhkan. Kehilangan gesekan akhirnya hilang ke sistem pendingin (dan exhaus) karena mereka muncul dalam bentuk panas gesekan dan ini mempengaruhi kapasitas pendinginan yang diperlukan. Selain itu, gesekan yang lebih rendah berarti ketersediaan lebih banyak daya rem; maka konsumsi bahan bakar spesifik rem lebih rendah. Friction Power merupakan daya yang hilang akibat dari gesekan – gesekan pada mesin, seperti gesekan piston dengan silinder, crankshaft dengan camshaft, serta gesekan pada aksesoris mesin. Friction Power dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana : IP : Indicated Power Bp : Brake Power 2.4 Mechanical Efficiency Measurement Mechanical Efficiency merupakan rasio antara Brake Power dan Indicated Power dari suatu mesin diesel. Efisiensi ini bergantung pada adanya rugi – rugi yang bersifat mekanik pada suatu mesin, atau yang sudah kita kenal dengan Frictional Losses. Mechanical Efficiency pada suatu mesin biasanya berkisar antara 75% sampai 95%, tergantung dari kecepatan mesin tersebut. Mechanical Efficiency dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 13 Dimana : : Mechanical Efficiency IP : Indicated Power Bp : Brake Power 2.5 Thermal Efficiency Mesin otomotif diesel yang khas beroperasi sekitar 30% hingga 35% dari efisiensi termal. Sekitar 65-70% ditolak sebagai limbah panas tanpa dikonversi menjadi pekerjaan yang bermanfaat . Mesin diesel kecepatan rendah (seperti yang digunakan di kapal) dapat memiliki efisiensi termal yang melebihi 50%. Mesin diesel terbesar di dunia mencapai 51,7%. Efisiensi termal dapat diberikan dalam hal rem atau nilai yang diindikasi. Rumus : 2.6 Fuel Consumption Measurement Konsumsi bahan bakar diukur dengan 2 cara : 1. Konsumsi bahan bakar pada mesin diukur dengan menentukan aliran volume dalam interval waktu tertentu dan mengalikannya dengan berat jenisnya bahan bakar, dimana terkadang harus diukur untuk mendapatkan nilai yang akurat. 14 Kinerja Mesin Diesel Gambar 8. Fuel flow measurement using weighing bridge Cara lama, tetapi akurat dan sederhana, untuk mengukur aliran bahan bakar kumulatif ke mesin adalah dengan menempatkan suplai bahan bakar pada jembatan timbang pada saat periode yang diperlukan untuk mengonsumsi berat bahan bakar tertentu. Esensi dari sistem seperti itu ditunjukkan pada Gambar 5-4. Metode ini bekerja dengan baik untuk bahan bakar cair dan gas. Untuk bahan bakar cair, pipet dan stopwatch dapat digunakan, mClhod yang digunakan untuk c;, meter aliran bahan bakar libratc. 2. Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk konsumsi massa bahan bakar tertentu, biasanya metode itu yang sering banyak digunakan karena lebih simple Contoh Permasalahan : Sebuah mesin di isi bahan bakar sebanyak 1000 liter, waktu yg di perlukan untuk menghabiskan bahan bakar ialah 5 jam. Maka konsumsi bahan bakar mesin tersebut 1000 liter / 5 jam atau 200 liter/h. 2.7 Specific Fuel Consumption Untuk kendaraan transportasi, penghematan bahan bakar umumnya diberikan sebagai (mpg), atau liter / 100 km. Dalam pengujian mesin, konsumsi bahan bakar diukur berdasarkan laju aliran massa bahan bakar. Konsumsi bahan bakar spesifik adalah ukuran seberapa efisien bahan bakar yang dipasok ke mesin yang digunakan untuk menghasilkan tenaga. Nilai rendah untuk spesific fuel consumption (SFC) diinginkan karena pada tingkat daya tertentu akan lebih sedikit bahan bakar yang akan dikonsumsi oleh mesin. Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 15 2.8 Brake Specific Fuel Consumption Efisiensi termal rem didefinisikan sebagai daya putus mesin panas sebagai fungsi input termal dari bahan bakar. Ini digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik mesin mengubah panas dari bahan bakar menjadi energi mekanik. Setiap mesin akan memiliki nilai BSFC yang berbeda pada kecepatan dan beban yang berbeda. Sebagai contoh, mesin bolak-balik mencapai efisiensi maksimum ketika udara masuk tidak dicekik dan mesin berjalan di dekat torsi puncaknya. Nilai-nilai r,w.T di atas, dapat dengan mudah diukur dengan instrumentasi dengan mesin dipasang di tempat uji dan beban diterapkan ke mesin berjalan. Unit yang dihasilkan dari BSFC adalah gram per joule (g / J). 2.9 Air Fuel Ratio Agar pembakaran terjadi, perbandingan udara dan bahan bakar yang tepat harus ada dalam silinder. Air fuel ratio (AFR) adalah rasio massa udara terhadap bahan bakar yang ada dalam proses pembakaran AF yang ideal adalah sekitar 15: 1, dengan pembakaran homogen dimungkinkan pada kisaran 6 hingga 19. Untuk mesin SI, AF berada dalam kisaran 12 hingga 18 tergantung pada kondisi operasi. Air fuel ratio di definisikan sebagai : 16 Kinerja Mesin Diesel Untuk mesin CI, di mana campurannya sangat tidak homogen dan AF berada di kisaran 18 hingga 70. Pada experiment pengukuran fuel air ratio pada analisis gas buang menentukan /+ 2% untuk ketepatan yang baik (lynch,1997) dengan saran tidak ada konsentrasi lain yang di ukur dalam analisis tersebut. 3. Load / Beban pada Kinerja Mesin Diesel 3.1 Load on Diesel Engine Beban pada mesin pada dasarnya menentukan kapasitas mesin tersebut untuk menghasilkan daya. Beban adalah gaya yang menghambat suatu mesin untuk menghasilkan daya. Setiap mesin di desain memiliki nilai beban maksimal pada kecepatan tertentu. Jika beban semakin meningkat, maka kecepatan mesin akan berkurang. Untuk menghindari adanya losses tersebut, maka diperlukan bahan bakar lebih untuk menjalankan mesin. 3.2 Diesel Engine under Variable Load Dalam kasus Mesin Diesel ini, dengan menambah rasio fuel-air (bahan bakar), maka akan menambah beban pada mesin. Hal tersebut akan sedikit menurunkan thermal efisiensi, dan sedikit menaikkan frictional power yang ada pada mesin. Namun, mechanical efficiency justru meningkat, sehingga meningkatkan specific fuel consumption pada mesin.Ketika beban mulai berubah menjadi asap / berkurang (dalam hal ini beban adalah bahan bakar), maka brake specific fuel consumption akan meningkat karena bahan bakar dalam jumlah yang sangat banyak akan mulai teroksidasi hingga terbuang / dikeluarkan dari mesin. Grafik di bawah menunjukkan brake specific fuel consumption sebagai fungsi beban. Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 17 Gambar 9. Brake Specific Sementara untuk mesin diesel sendiri dibawah beban variable itu ada berbagai macam kondisi, seperti tabel di bawah ini : Tabel 2. Laod Levels 3.3 Engine Performance Maps 18 Kinerja Mesin Diesel Cara yang paling umum digunakan untuk melihat pengaruh engine speed dengan beban pada kinerja mesin diesel adalah dengan menggunakan Engine Performance Maps. Performance Maps dari Cross-scavenged 2-Stroke Engine Gambar 10. Performance Maps Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel Performance Maps untuk direct-injection engine, intercooler, dan turbocharger. Gambar 11. Performance Maps Performance Maps untuk naturally aspirated indirect injection diesel engine. Gambar 12. Performance Maps 19 20 Kinerja Mesin Diesel Performance Maps of variable geometry prechamber engine Gambar 13. Performance Maps Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 21 Berikut ini adalah flowchart hubungan dari kinerja mesin diesel jika beban dinaikkan dengan besar tertentu. Gambar 14. Flow Chart Load Increase 4. Experimental Investigation Investigasi eksperimen dari performa mesin diesel menggunakan eddy current dynamometer. Ini adalah langkah dasar dari penelitian dan dihubungkan untuk mengumpulkan data untuk performa mesin sebelum diubah ke mesin CNG. Flowchart Experimental Investigation : 22 Kinerja Mesin Diesel Gambar 15. Flowchart Experimental Investigation 1. Design and Development of Engine Test Rig Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 23 Pada engine test rig terdapat beberapa sensor, fitur pengambilan data, dan actuator untuk mengatur letak engine. Sensor tersebut digunakan untuk mengukur beberapa variable, seperti : Torsi dan RPM Crankshaft Fuel consumption rates. Air fuel ratio dan exhaust gas oksigen Temperature dan tekanan di tempat-tempat tertentu pada engine. Kondisi atmospheric yang mencakup tekanan, temperatur, dan kelembapan. Gambar 16. Designe and Development of Engine Test Rig 2. Design the Engine Dynamometer-Adaptor 24 Kinerja Mesin Diesel Gambar 17. Design the Engine Dynamometer-Adaptor 3. Installation the Design Engine on Test Rig Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 25 Gambar 18. Installation the Design Engine on Test Rig 4. Preparation and Set-Up Research Instrument Beberapa alat harus disiapkan sebelum memulai experiment, antara lain : Eddy-Current Dynamometer : Untuk mengukur power pada mesin Throttle Lever Position : Untuk mengatur RPM pada mesin Fuel Tank : Sebagai tempat penampungan bahan bakar yang digunakan pada mesin. Load Switch Panel : Untuk mengontrol beban. Cooling Water Tank : Sebagai tempat penampung cooling water yang digunakan oleh engine. Fuel Meter : Untuk mengukur rate dari bahan bakar. Thermometer : Untuk mengukur suhu. Tachometer : Untuk menghitung berapa kecepatan putaran mesin (RPM) Pedal : Untuk starting engine dengan cara menggerakkan dynamometer. Exhaust Gas Analyzer : Untuk mengukur konsentrasi gas buang dari engine. 26 Kinerja Mesin Diesel Gambar 19. Preparation and Set-Up Research Instrument Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel Gambar 20. Preparation and Set-Up Research Instrument Gambar 21. Preparation and Set-Up Research Instrument 27 28 Kinerja Mesin Diesel Gambar 22. Preparation and Set-Up Research Instrument 5. Calibrating Dynamometers and Instrument Gambar 23. Calibrating Dynamometers and Instrument 6. Preparing the Experiment Metode Eksperimen Kinerja Mesin Diesel 29 Sebelum memulai experiment, pastikan semua alat sudah tersedia dan terpasang sempurna. Gambar 24. Prepering the Experiment 7. Running Experiment • Mesin akan dijalankan pada kecepatan 1000 - 4000 rpm, dengan range sebesar 500 rpm. • Eksperimen akan dijalankan dengan beberapa variasi, yaitu : Variasi kecepatan mesin. Variasi beban. Variasi injeksi bahan bakar. Variasi torsi mesin. • Mengamati perubahan kinerja mesin pada setiap variasi yang digunakan. • Tiap indikator diukur menggunakan alat ukur masing – masing. • Mencatat data pengukuran tiap indicator untuk dianalisa. 8. Result Analysis and Discussion Data – data hasil pengukuran pada saat eksperimen dihimpun kemudian di analisa. Data – data yang didapat kemudian dihitung untuk mendapatkan nilai indicator kinerja mesin, mencakup power, efisiensi, dan fuel consumption. 9. Conclusion Setelah dilakukan analisa dan perhitungan data, maka bisa diketahui nilai tiap indicator performa dari mesin diesel tersebut. 30 Kinerja Mesin Diesel Dari data tersebut, dapat disimpilkun hubungan tiap indicator performa dan juga dapat dinilai kinerja mesin diesel yang dilakukan eksperimen tersebut. 5. Reference Ferguson, C.R. and Kirkpatrick, A.T., 2015. Internal combustion engines: applied thermosciences. John Wiley & Sons. Semin and Rosli A. Bakar. 2013. Simulation and Experimental Method for the Investigation of Compressed Natural Gas Engine Performance. Int. Review of Mechanical Engineering, Vol. 7, n.7.