Uploaded by User69489

soft starting fuzzy-PID

advertisement
PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS DAN PERANCANGAN PROTOTYPE SOFT STARTING PADA
MOTOR INDUKSI 3 FASA DENGAN METODE PID-FUZZY
Disusun Oleh:
Nama
NPM:
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari
baik di industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah
motor induksi tiga fasa dan motor induksi satu fasa. Motor induksi tiga fasa
dioperasikan pada sistem tenaga tiga fasa dan banyak digunakan di dalam berbagai
bidang industri dengan kapasitas daya yang besar. motor induksi satu fasa
dioperasikan pada sistem tenaga satu fasa dan banyak digunakan terutama untuk
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan
sebagainya karena motor induksi satu fasa mempunyai daya keluaran yang rendah.
Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki berbagai keunggulan dibanding
dengan motor listrik yang lain, yaitu diantaranya karena harganya yang relatif
murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta karakteristik kerja yang baik.
Karena begitu luasnya penggunaan motor induksi maka banyak dilakukan berbagai
penelitian untuk meningkatkan unjuk kerja dari motor induksi. Diantara banyaknya
penelitian itu diantaranya adalah tentang metode starting motor.
Terdapat beberapa penelitian serupa tetapi dengan berbeda metode seperti
pada jurnal yang berjudul Soft Starting pada motor induksi 3 phasa menggunakan
DOL (Direct On Line) yang ternyata dalam pelaksanaannya masih menarik arus
start yang besar, terlebih pada starting DOL. Pada starting Wye-Delta, perpindahan
dari wye ke delta ternyata jugamenyebabkan hentakan yang cukup keras pada
motor. Jika ini terus dilakukan, dikhawatirkan motor akan cepat mengalami
kerusakan. Primary resistor adalah dengan menserikan tahanan dengan sumber
tegangan dengan maksud untuk menahan atau mengurangi arus start yang masuk
kedalam motor, tetapi jika ternyata terjadi lonjakan tegangan yang berlebih tahanan
tidak cukup untuk membendung arus lebih yang lewat karena tahanan (R) tidak
otomatis bertambah nilainya seiring dengan naiknya tegangan [1].
Maka dari itu penulis menggunakan metode yang berbeda yaitu PIDFUZZY dimana metode ini dapat mempengaruhi nilai Kp, Ki dan Kd secara
1
otomatis. Metode tersebut adalah metode yang memiliki akurasi tinggi menurut
beberapa jurnal. Dengan metode soft starting, diharapkan tegangan dan arus dari
sumber tenaga dapat mengalir masuk kedalam motor secara bertahap, sehingga
Motor tidak menarik arus starting yang terlalu besar. Sehingga diharapkan motor
akan aman dan berumur lebih lama.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas maka rumusan masalah
dalam tugas akhir ini yaitu:
a.
Bagaimana menganalisa soft starting pada motor induksi 3 fasa dengan
Metode PID-FUZZY?
b.
Bagaimana karakteristik dari Metode PID-FUZZY dalam pengaplikasian
pada Soft Starting motor induksi 3 fasa?
c.
Bagaimana hasil Soft Starting motor induksi 3 fasa dengan memberi berbagai
varian beban?
1.3
Tujuan dan Manfaat
1.3.1
Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari tugas akhir ini adalah:
a
Dapat menganalisa soft starting pada motor induksi 3 fasa dengan metode
PID-FUZZY
b
Dapat
mengetahui
karakteristik
dari
Metode
PID-FUZZY
dalam
pengaplikasian pada Soft Starting motor induksi 3 fasa.
c
Dapat mengetahui hasil dari soft starting motor induksi 3 fasa dengan
parameter varian beban.
1.3.2
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:
a.
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama
di bangku kuliah.
b.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan tegangan dan arus dari sumber
tenaga dapat mengalir masuk kedalam motor secara bertahap, sehingga Motor
2
tidak menarik arus starting yang terlalu besar. Sehingga diharapkan motor
akan aman dan berumur lebih lama.
c.
Dengan adanya penelitian ini diharap mempermudah untuk dapat membantu
menjaga kualitas motor induksi 3 fasa.
1.4
Batasan masalah
Hal-hal yang menjadi batasan dan pendekatan yang diambil dalam
penulisan dan penyusunan proposal tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a.
Menggunakan aplikasi Matlab Simulink untuk analisa.
b.
Hanya menggunakan 1 motor induksi
c.
Menggunakan motor induksi 3 fasa
d.
Menggunakan metode PID-FUZZY
1.5
Metodologi Pengerjaan Tugas Akhir
Metodologi pengerjaan tugas akhir yang akan dikerjakan memiliki lima (5)
tahap utama. Kelima tahap tersebut antara lain: tahap persiapan, tahap perencanaan,
tahap pengumpulan data, tahap perancangan dan pembuatan sistem prototype, tahap
analisa, dan pengolahan data, dan pemecahan masalah.
a.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai
pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting
yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan
pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
menentukan judul tugas akhir, pembuatan proposal penyusunan tugas akhir, dan
menentukan kebutuhan data. Perencanaan jadwal pembuatan desain persiapan
diatas harus dilakukan secara cermat untuk menghindari pekerjaan yang berulang,
sehingga tahap pengumpulan data menjadi lebih optimal.
b.
Tahap Perencanaan
Tahap ini memberikan gambaran mengenai langkah awal sampai dengan
akhir penyusunan laporan Tugas Akhir. Pengembangan penjelasannya dituangkan
dalam bentuk diagram alir yang tersusun secara berurutan sesuai dengan proses
kerjanya.
3
c.
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu sebagai berikut: Metode
Literatur, yaitu mengumpulkan, mengidentifikasi dan mengolah data tertulis serta
metode kerja yang digunakan, Metode Observasi yang dilakukan dengan tujuan
untuk dapat mengetahui kondisi real di lapangan sehingga dapat diperoleh
gambaran-gambaran sebagai pertimbangan dalam perencanaan desain struktur.
d.
Analisa dan Pengolahan Data
Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang dibutuhkan,
selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan permasalahan, sehingga
diperoleh analisa pemecahan yang efektif dan terarah.
e.
Pemecahan Masalah
Apabila hasil-hasil dari analisa dan pengolahan data sudah didapat, maka tahap
pemecahan masalah bisa dilaksanakan, dengan tujuan mengetahui sejauh mana
konstruksi yang sebenarnya di lapangan dan diproyeksikan terhadap kondisi real
berdasarkan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.6
Sistematik Penulisan
Untuk mengetahui gambaran ringkas mengenai isi laporan skripsi serta
untuk mempermudah pemahaman penelitian yang dilakukan, maka laporan skripsi
ini dibagi menjadi beberapa bab antara lain
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang permasalahan,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II
: STUDI PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian yang dilakukan. Teori
tersebut merupakan teori yang sudah ada dari penelitian sebelumnya. Pengambilan
teori tersebut dapat berasal dari buku, jurnal, maupun materi dari internet.
BAB III
: PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi perancangan sistem tentang penelitian yang akan dibuat. Yaitu
pembuatan sistem deteksi kesegaran daging.
4
BAB IV
: IMPLEMENTASI DAN UJI COBA SISTEM
Bab ini berisi tentang analisa sistem baik dari segi kebutuhan hardware dan
software. Serta implementasi prototype dan pengujian prototype.
BAB V
: PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan hasil uji coba yang diperoleh setelah
menyelesaikan penelitian dan saran yang dapat digunakan sebagai masukan dalam
pengembangan penelitian selanjutnya.
5
BAB II
TEORI PENUNJANG
2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pertama adalah dengan judul Soft Starting pada
motor induksi 3 fasa. Beberapa metode starting tradisional motor induksi
diantaranya adalah DOL (Direct On Line), Y- , auto-trafo, dan primary resistor,
yang ternyata dalam pelaksanaannya masih menarik arus start yang besar, terlebih
pada starting DOL. Pada starting Wye-Delta, perpindahan dari wye ke delta
ternyata jugamenyebabkan hentakan yang cukup keras pada motor. Jika ini terus
dilakukan, dikhawatirkan motor akan cepat mengalami kerusakan. Primary resistor
adalah dengan menserikan tahanan dengan sumber tegangan dengan maksud untuk
menahan atau mengurangi arus start yang masuk kedalam motor, tetapi jika ternyata
terjadi lonjakan tegangan yang berlebih tahanan tidak cukup untuk membendung
arus lebih yang lewat karena tahanan (R) tidak otomatis bertambah nilainya seiring
dengan naiknya tegangan. Metode soft starting, yang tersusun atas komponen SCR
(Silicon Control Rectifier) dengan konfigurasinya konverter AC-AC anti paralel,
diharapkan mampu mengendalikan tegangan dan arus yang masuk kedalam motor
secara bertahap sesuai dengan pengaturan yang diinginkan. Dengan demikian
masalah starting motor induksi tiga fasa dapat segera diatasi [1].
Penelitian terdahulu yang kedua adalah dengan judul Perancangan Modul
Soft Starting Motor Induksi 3 Fasa dengan Atmega 8535. Metode pengasutan yang
digunakan pada penelitian ini yaitu metode soft starting, diharapkan tegangan dan
arus dari sumber tenaga dapat mengalir masuk kedalam motor AC secara bertahap,
sehingga tidak memerlukan arus pengasutan yang besar. Soft starting dilakukan
dengan menggunakan komponen elektronika daya yaitu triac, sedangkan tegangan
masukan motor induksi diatur dengan memberikan sinyal tunda dan sulut pada triac
dengan waktu tertentu. Sinyal tunda dan sulut untuk triac diatur oleh mikrokontroler
ATmega 8535.Pada perangkat keras soft starting dapat digunakan juga sebagai
pengereman soft stoping dengan mengurangi secara perlahan tegangan yang masuk
ke beban. Modul soft starting yang dirancang mempunyai waktu soft start selama
6
24 detik dan waktu soft stop 9 detik. Pada beban motor induksi 3 fasa besar arus
starting relatif terkendali dan lebih kecil jika dibandingkan dengan metode DOL
dan wye delta walaupun masih terjadi sedikit lonjakan arus saat starting. Sedangkan
untuk soft stoping dapat menghentikan motor secara perlahan walaupun tidak bias
berhenti secara langsung [2].
Penelitian terdahulu yang ketiga adalah berjudul Perancangan Soft Starting
Pada Motor Induksi 3 Fasa Menggunakan Mikrokontroller ATMEGA328. Metode
Soft Starting dilakukan dengan menggunakan komponen elektronika daya yaitu
triac. Tegangan masukan motor induksi diatur dengan memberikan sinyal tunda
pada triac dengan waktu tertentu yang diatur oleh platform Arduino. Pada beban
motor induksi 3 fasa, besar arus starting relatif terkendali dan lebih kecil jika
dibandingkan dengan metode DOL dan Wye-Delta. Hasil dari perancangan Modul
Starting Motor Induksi 3 Fasa dengan metode Soft Starting mempunyai pemilihan
waktu soft start antara 4 detik hingga 25 detik, sehingga dalam rentang waktu
tersebut tegangan input yang masuk bertahap mulai 1% hingga 100% dari tegangan
380v Delta [3].
Penelitian terdahulu yang ke empat adalah berjudul Perancangan Rangkaian
Pengasutan Soft Starting pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano. Motor
induksi dewasa ini semakin banyak digunakan mulai dari aplikasi di rumah tangga
ataupun di dunia industri. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki
berbagai keunggulan, diantaranya dari segi harga yang ekonomis serta
konstruksinya yang sederhana. Motor induksi memiliki arus awal (Start) yang besar
sekitar 5 hingga 7 kali dari arus nominal beban penuh ketika dihidupkan secara
langsung [1]. Untuk mengatasi permasalahan arus awal yang besar tersebut pada
penelitian ini akan dibuat rangkaian pengasutan soft starting motor induksi 3
fasa. Rangkaian soft starting ini merupakan suatu metode pengasutan dengan cara
mengatur nilai tegangan yang masuk pada motor induksi dengan memanfaatkan
komponen elektronika daya yaitu thyristor, dengan peyalaannya dikontrol oleh
mikrokontroller Arduino Nano. Hasil dari perancangan rangkaian soft starting ini
sudah mampu menurunkan arus starting dari metode DOL yaitu sebesar 1.45 A saat
7
motor tanpa beban dan 2.64 A saat motor berbeban menjadi 0,77 A saat tanpa beban
dan 1.75 saat berbeban [4].
Penelitian terdahulu yang kelima adalah berjudul Perancangan Soft Starter
Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan
Mikrokontroller Arduino. Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah
menggunakan soft starter. Dewasa ini teknologi elektronika daya TRIAC
digunakan sebagai komponen utama dalam soft starter. Pengaturannya juga diatur
dengan mikrokontroler untuk memudahkan melakukan pengasutan. Mikrokontroler
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arduino. Soft starter yang dirancang
mampu menurunkan arus pengasutan hingga 2 kali untuk pengasutan tanpa beban
dan 3 kali untuk pengasutan dengan beban generator sinkron. Torsi pengasutan
yang dihasilkan oleh soft starter sebesar 0,023 Nm untuk pengasutan tak berbeban
dan 0,43 Nm untuk pengasutan dengan beban generator sinkron. Waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan pengasutan menggunakan soft starter tak berbeban
selama 0,77 detik sedangkan untuk kondisi berbeban generator sinkron sebesar 7,92
detik [5].
Penelitian terdahulu yang ke enam adalah Pengembangan Soft Starting
Dengan Kontrol PID pada Motor Induksi Berbasis Mikrokontroller. Metode
penelitian yang akan dilakukan yaitu sistem yang dibangun terdiri dari
mikrokontroller sebagai processing digital, zero crossing sebagai deteksi tegangan
nol sinyal listrik, dan driver untuk mengendalikan pemicuan triac yang mengatur
arus pompa. Output berupa alat, telah diuji coba dengan beban berupa lampu pijar
100W dan juga pengujian langsung pada motor induksi 120W. Hasil pengujian
putaran Pompa, terlihat mulai berputar dengan pelan, dan makin lama makin cepat
sampai diperoleh putaran maksimum. Dengan pengujian mesin pompa air 120 Watt
di peroleh arus start tanpa soft starting 1,2 - 2 Ampere dan dengan soft starting di
peroleh Arus start 0.8-1 Ampere.Kemudian Hasil Pengujian nilai Kp, Ki, Kd di
peroleh nilai dari 0.09-0.12 A [6].
8
2.2
Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi tiga fasa merupakan motor listrik arus bolak-balik (AC) yang
paling luas digunakan. Penamaanya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor bukan
berasal dari sumber tertentu, akan tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating
magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. dalam prakteknya, motor ini juga
dapat dirubah menjadi sebuah transformator, dengan cara yang cukup mudah yaitu
dengan membalik instalasinya, diman kumparan stator sebagai kumparan primer
sedangakan rotor sebagai kumparan sekunder. Pada dasarnya motor induksi
berputar dengan kecepatan yang konstan, dimulai mulai dari tanpa beban sampai
pada beban penuh. Pengaturan kecepatan 8 putar motor induksi tidak dapat
dilakukan dengan mudah karena kecapatannya dipengaruhi oleh frekuensi.
Gambar 2.1 Motor Induksi 3 Fasa
Adapun konstruksi dari motor induksi tiga fasa dapat dilihat pada gambar
dibawah ini, motor induksi tiga fasa memiliki dua bagian penting yaitu stator
dengan rotor, stator merupakan bagian yang tidak berputar dari motor sementara
rotor merupakan bagian yang mengalami perputaran dari motor.
Gambar 2.2 Stator dan Rotor
9
1. Stator
Stator adalah merupakan bagian terluar dari motor yang tidak
berputar dan merupakan tempat mengalirnya arus beban, stator ini terbuat
dari besi yang berlaminasi dan memiliki alur – alur yang berfungsi sebagai
tempat meletakan belitan, elemen laminasi ini terbuat dari lembaran besi
yang setiap lembaranya memiliki beberapa alur berupa lubang pengikat
untuk menyatukan inti ( gambar 2.3 (a)), setiap kumparan tersebar dalam
alur yang disebut belitan phasa untuk motor induksi tiga fasa, belitan
tersebut akan terpisah secara listrik 120. Alur pada tumpukan laminasi ini
akan diisolasi dengan keras(gambar 2.3 (b)) yang kemudian diletakan dalam
cangkang silindris (gambar 2.3 (c)) bersamaan dengan belitanya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar dibawah ini contoh laminasi inti,
lempengan inti yang sudah distukan, dan melitan stator yang terletak pada
cangkang luar untuk motor induski tiga fasa.
A Lempengan inti dari stator.
B Tumpukan lempengan inti yang sudah distukan.
C Tumpukan lempengan inti dan belitan yang terpasang dalam
cangkang stator.
Gambar 2.3 Komponen motor Induksi tiga fasa
2. Rotor
Rotor adalah bagian dari motor yang akan berputan yang terletak dalam
cangkang rotor, rotor ini berputar akibat adanya medan magnet yang
dihasilkan dari belitan kawat yang daliri arus tiga fasa pada inti stator,
sementara untuk besar atau kecilnya torsi dari motor ditentukan oleh
banyaknya lilitan kawat dan juga diameternya. Pada bagian rotor terdapat
kutub – kutub magnet dengan lilitan – lilitan kawatnya yang dialiri oleh arus
searah, adapun jenis dari rotor terbagi menjadi dua jenis yaitu rotor belit dan
rotor sangkar.
10
1. Rotor Belitan
Motor induksi jenis rotor belitan merupakan motor yang memiliki
belitan pada stator maupun pada rotor, kumparan dari stator dan
rotornya memiliki jumlah kutub yang sama, kemudian rotor juga
memiliki jumlah belitan yang sama dengan stator yaitu tiga belitan. Dari
tiga belitan tersebut umumya terhubung bintang, ujung dari belitan rotor
tersebut akan dihubungkan dengan slipring pada poros rotor, kemudian
Belitan – belitan tersebut dihubung singkat melalui sikat yang
menempel pada slipring.
Gambar 2.4 Rotor belitan
2. Rotor Sangkar Tupai
Motor induksi tipe rotor sangkar tupai ini lebih banyak digunakan
dalam dunia industri dibandingkan dengan motor induksi jenis rotor lilit,
kelebihan dari motor jenis ini salah satunya memiliki konstruki yang
sederhana, terdiri dari batang – batang penghantar yang terbuat dari
alumenium kemudin ditempatkan dalam celah rotor, kemudian ujung
dari penghantar tersebut akan dihubung singkat menggunakan cincin
penghubung sehinga berbentuknya seperti sangkar burung. Karena
ujung dari penghantar tesebut telah terhubung singkat 12 maka tidak lagi
membutuhkan tahanan luar yang dihubungkan secara seri dengan rotor
pada saat star.
Gambar 2.5 Rotor Sangkar Tupai
11
2.3
PID (Proportional Integral Derivative)
Penggabungan dari kontroller proportional(P) dengan kontroller intergral
(I) dan kontroller diferensial (D) maka akan menjadi kontroller PID. Setiap
kekurangan dan kelebihan dari masing masing kotroller P,I, dan D dapat saling
menutupi dengan saling menggabungkan ketiganya secara parallel. Elemen-elemen
kotroller P,I, dan Dmasing masing secara keseluruhan bertujuan untuk
mempercepat reaksi sebuah sistem, menghilangkan offset dan menghasilkan
perubahan awal yang besar.
Gambar 2.6 Kendali PID
Karakteristik kotroller PIDsangat dipengaruhi oleh kontribusi besar dari
ketiga parameter P,I, dan D. parameter kotroller PID selalu didasari atas tinjauan
terhadap karakteristik yang diatur. Kontroler PID merupakan kontroler yang
banyak digunakan di industri. Hal ini dikarenakan kemudahan penggunaannya
terutama pada segi perhitungan. Kontroler PID melakukan mekanisme kontrol
melalui selisih antara masukan dengan nilai keluaran yang diumpan balik.
Kontroler PID berfungsi untuk menerima masukan dari sinyal kesalahan yang
berasal dari selisih antara kecepatan referensi dan hasil kecepatan aktual motor
saat ini
Persamaan output dengan kontroler adalah:
Dengan:
Kp = konstanta penguatan proportional
12
Ki = konstanta penguatan intergral
Kd = konstanta penguatan deriactive
Kontroler PID merupakan kontroler yang banyak digunakan di industri. Hal
ini dikarenakan kemudahan penggunaannya terutama pada segi perhitungan.
Kontroler PID melakukan mekanisme kontrol melalui selisih antara masukan
dengan nilai keluaran yang diumpan balik. Desain kontroler digunakan untuk
mengembalikan respon setpoint kecepatan yang diinginkan, bahkan jika
variabel setpoint diubah. Tahapan desain dimulai dengan membentuk kontroler
PID untuk mendapatkan parameter tuning PID. Selanjutnya, mengganti
persamaan PID dengan kontroler linier fuzzy yaitu FPID. Diagram IFOC
terdapat blok Speed controller (blok warna kuning). Blok ini menjadi fokus dari
penelitian yang dibuat. Desain kontroler digunakan untuk mengembalikan
respon setpoint kecepatan yang diinginkan, bahkan jika variabel setpoint diubah.
Tahapan desain dimulai dengan membentuk kontroler PID untuk mendapatkan
parameter tuning PID. Selanjutnya, mengganti persamaan PID dengan kontroler
linier fuzzy yaitu FPID. Berdasarkan gambar 2, pada blok diagram IFOC
terdapat blok Speed controller (blok warna kuning). Blok ini menjadi fokus dari
penelitian yang dibuat
Desain kontroler digunakan untuk mengembalikan respon setpoint
kecepatan yang diinginkan, bahkan jika variabel setpoint diubah. Tahapan desain
dimulai dengan membentuk kontroler PID untuk mendapatkan parameter tuning
PID. Selanjutnya, mengganti persamaan PID dengan kontroler linier fuzzy yaitu
FPID. Berdasarkan gambar 2, pada blok diagram IFOC terdapat blok Speed
controller (blok warna kuning). Blok ini menjadi fokus dari penelitian yang dibuat
Kontroler PID terdiri dari beberapa macam aksi kontrol, diantaranya yaitu
aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi kontrol derivative.
Masingmasing aksi kontrol ini mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu, dimana
aksi kontrol proporsional mempunyai kelebihan dapat membuat risetime menjadi
lebih cepat [8]. Aksi kontrol integral mempunyai kelebihan untuk memperkecil
error yang terjadi dan kelebihan aksi kontrol derivative adalah untuk memperkecil
error atau meredam Kontrol proporsional bertanggung jawab ketika output
kontroler harus proporsional dengan perbedaan antara variabel setpoint dengan nilai
13
variabel saat ini. Kontrol integral bertanggung jawab untuk mengurangi error steady
state. Sedangkan kontrol derivative memprediksi tindakan kontrol dengan
menggunakan laju perubahan sinyal kesalahan sebagai input. Kontroler PID
memiliki parameter kontrol yang harus disesuaikan dengan respon yang diinginkan
pada suatu model plant. Pada sistem nonlinear, kontroler PID kurang handal. Oleh
karena itu, diperlukan mekanisme penalaran parameter kontroler PID yang dapat
menyesuaikan dengan keadaan system
2.4
Fuzzy Kontroller
Algoritma fuzzy berisi potongan program yang terdiri dari fungsi-fungsi
yang berguna untuk perolehan nilai parameter PID. Proses ini akan dipengaruhi
langsung oleh error dan delta error secara real time. Alur program dapat dilihat
seperti yang terlampir pada flowchart. Banyak alasan mengapa penggunaan logika
fuzzy ini sering dipergunakan antara lain, konsep logika fuzzy yang mirip dengan
konsep berpikir manusia. Sistem fuzzy dapat merepresentasikan pengetahuan
manusia ke dalam bentuk matematis dengan lebih menyerupai cara berpikir
manusia. Pengontrol dengan logika fuzzy mempunyai kelebihan yaitu dapat
mengontrol sistem yang kompleks, non-linier, atau sistem yang sulit
direpresentasikan kedalam bentuk matematis. Selain itu, informasi berupa
pengetahuan dan pengalaman mempunyai peranan penting dalam mengenali
perilaku sistem di dunia nyata.
Logika fuzzy juga memiliki himpunan fuzzy yang mana pada dasarnya,
teori himpunan fuzzy merupakan perluasan dari teori himpunan klasik. Dimana
dengan logika fuzzy, hasil yang keluar tidak akan selalu konstan dengan input yang
ada. Cara kerja logika fuzzy secara garis besar terdiri dari input, proses dan output.
Logika fuzzy merupakan suatu teori himpunan logika yang dikembangkan untuk
mengatasi konsep nilai yang terdapat diantara kebenaran (true) dan kesalahan
(false). Dengan menggunakan fuzzy logic nilai yang dihasilkan bukan hanya “ya”
(1) atau “tidak” (0) tetapi seluruh kemungkinan diantara 0 dan 1.
2.5
Matlab
Semua bahasa pemrograman akan semakin memberikan kemudahan
pemakainya (programmer) dengan penambahan fungsi-fungsi baru yang sangat
14
mudah digunakan bahkan oleh pemakai tingkat pemula. MATLAB muncul di dunia
bahasa pemrograman yang cenderung dikuasai oleh bahasa yang telah mapan.
Tentu saja sebagai bahasa pemrograman yang baru MATLAB akan sukar mendapat
hati dari pemakai. Namun MATLAB hadir tidak dengan fungsi dan karakteristik
yang umumnya ditawarkan bahasa pemrograman lain yang biasanya hampir
seragam. MATLAB dikembangkan sebagai bahasa pemrograman sekaligus alat
visualisasi, yang menawarkan banyak kemampuan untuk menyelesaikan berbagai
kasus yang berhubungan langsung dengan disiplin keilmuan matematika.
MATLAB memiliki kemampuan mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan
pemrograman dalam sebuah lingkungan yang tunggal dan mudah digunakan.
MATLAB menyediakan beberapa pilihan untuk dipelajari, mempelajari metode
visualisasi saja, pemrograman saja, atau kedua-duanya
MATLAB adalah bahasa pemrograman level tinggi yang dikhususkan
untuk komputasi teknis. Bahasa ini mengintegrasikan kemampuan komputasi,
visualisasi, dan pemrograman dalam sebuah lingkungan yang tunggal dan mudah
digunakan. MATLAB memberikan sistem interaktif yang menggunakan konsep
array sebagai standar variabel elemennya tanpa membutuhkan pendeklarasian array
seperti pada bahasa pemrograman lain.
Tidak seperti bahasa pemrograman lainnya, GUIDE MATLAB memiliki
banyak keunggulan tersendiri, antara lain:
1. GUIDE MATLAB cocok untuk aplikasi-aplikasi berorientasi sains.
2. MATLAB memiliki banyak fungsi built-in yang siap digunakan dan pemakai
tidak perlu repot membuatnya sendiri.
3. Ukuran file, baik Fig-file maupun M-file yang dihasilkan relatif kecil.
4. Kemampuan grafisnya cukup handal dan tidak kalah dengan bahasa
pemrograman lainnya.
MATLAB adalah singkatan dari MATRIX LABORATORY, yang biasanya di
gunakan dalam :

Pengembangan Algoritma matematika dan komputasi

Pemodelan, simulasi, dan pembuatan prototype dari penerimaan data
15

Analisa, eksplorasi, dan visualisasi data

Scientific dan engineering

Pengembangan aplikasi berbasis grafik dan pembuatan Graphical User
Interface (GUI)
Software MATLAB memilki pengaplikasian yang berbeda – beda khususnya
dalam pengaplikasian yang membutuhkan perhitungan secara matematis.
Penting untuk mengetahui bahwa matlab melakukan seluruh perhitungan
matematis dalam bentuk matriks. Semua operasi matematika dalam MATLAB
adalah operasi matriks. MATLAB dapat menunjukkan hasil perhitungan dalam
bentuk grafik dan dapat dirancang sesuai keinginan kita menggunakan GUI
yang kita buat sendiri. Secara default, MATLAB terdiri dari :
1. Command window yang merupakan tempat di mana kita menuliskan
fungsi yang kita inginkan.
2. Command history untuk melihat dan menggunakan kembali fungsi–
fungsi sebelumnya.
3. Workspace yang berisi variabel yang kita gunakan dan untuk
membuat variabel baru dalam MATLAB.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum
benar-benar menciptakan sistem. Berikut adalah flowchart metodologi penelitian
yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Mulai
Persiapan
(Survey Lapangan Dan Pengumpulan
Studi Literatur)
Perancangan Sistem
(Kebutuhan Software dan Hardware)
Pembuatan Sistem
(Pembuatan Prototipe)
Uji Sistem
Keseluruhan
Pengolahan
Data dan Analisa
Selesai
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian
Dari Gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa pengerjaan penelitian ini diawali
dengan tahapan persiapan yaitu tahapan pencarian data lapangan dengan melakukan
survey secara langsung dan pengumpulan data melalui studi literatur. Tahapan
kedua setelah semua data persiapan didapatkan adalah tahap perancangan sistem
17
yaitu tahap yang berisikan perancangan kebutuhan software dan hardware.
Tahapan berikutnya adalah tahapan pembuatan sistem yaitu tahapan inti dimana
penulis mulai membuat prototipe dan melakukan pemrograman software. Setelah
prototipe dan software tercipta langkah selanjutnya adalah pengujian sistem secara
keseluruhan mulai dari percobaan skala kecil hingga skala besar. Terakhir adalah
pengolahan data hasil dari pegujian dan ditutup dengan analisa untuk mendapatkan
kesimpulan.
3.2 Spesifikasi Motor Induksi 3 Fasa
Penulis menggunakan motor induksi 3 fasa sebagai beban pada alat. Berikut
adalah spesifikasi motor induksi 3 fasa yang dapat dilihat pada keterangan berikut
ini.
Tabel 3.1 Spesifikasi Motor Induksi 3 Phasa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Spesifikasi
Tegangan(Volt)
Frekuensi (Hz)
Daya (HP)
Kecepatan (Rpm)
Jumlah Pasang Kutub
Tahanan Stator (Ohm)
Tahanan Rotor (Ohm)
Indukstansi Stator dan Rotor
(H)
Indukstansi Magnetik (H)
Momen Inersia (kg m)
Koefisien Redaman (N.m.s)
3 HP
380 V
50 Hz
3 Hp
1430 rpm
2
0.435
0.816
0.002
0.069
0.089
0.02
Motor induksi yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah motor induksi jenis
rotor sangkar (squirrel-cage) hubungan bintang (Y), dimana dari motor induksi ini
dapat diketahui besar tegangan atau arus tiap phasanya. Keluaran yang dihasilkan
dari motor induksi tiga phasa ini terdiri dari sistem elektrik yaitu nilai fluks stator,
torsi elektromagnetis dan sistem mekanis yaitu kecepatan putaran rotor.
18
3.3 Blog Diagram sistem Soft Starting
Blog diagram perangkat keras (hardware) pada soft starting meliputi
rangkaian catu daya, deteksi fasa (zero cross detector), microcontroller, rangkaian
pemisah Thyristor (Solid State Relay), rangkaian soft starting dan rangkaian
interface. Dengan adanya perancangan ini diharapkan hasil dari pembuatan alat
akan sesuai dengan yang diharapkan. Proses pembuatan alat yaitu rancang bangun
soft starter untuk motor induksi 3 fasa 0.25kW berbasis mikrokontroler ATmega
328 yang dibuat dari mulai penentuan spesifikasi komponen, langkah-langkah
perancangan dan langkah-langkah mengoperasikan alat. Tujuan dari perancangan
alat ini menghasilkan alat yang berfungsi untuk memperhalus arus start motor
induksi 3 fasa rotor sangkar dengan kapasitas daya output 0.25kW. Dan
menghasilkan alat untuk sistem pengasutan dengan metode soft starter yang
digunakan untuk motor induksi 3 fasa rotor sangkar dengan kapasitas daya output
0.25kW yang dioperasikan secara otomatis. Gambar blok diagram dari seluruh
sistem perancangan Soft Starting dapat dilihat pada gambar 3.2.
PID-FUZZY
KONTROLLER
Gambar 3.2 Blog Diagram
Rangkaian Soft Starting dihubungkan secara seri dengan saluran tegangan yang
masuk ke stator motor, soft starting bertujuan untuk mendapatkan proses
pengasutan yang terkendali. Pengertian pada masing-masing diagram dapat dilihat
pada Keterangan berikut ini.
1. Daya
Daya digunkan untuk supply tegangan pada motor induksi 3 phasa. Daya
yang dibutuhkan untuk motor induksi 3 phasa tersebut adalah antara 220
VAC – 380 VAC
19
2. Rangkaian Zero Cross
Rangkaian zero cross detector digunakan utuk pendeteksi nol pada
gelombang sinus soida yang dimanfaatkan sebagai input firing angle pada
mikrokontroller ATMega328.
3. Rangkaian Input Timer
Rangkaian input timer digunakan untuk memasukkan input berupa lama
waktu yang harus dijalankan oleh motor induksi 3 phasa.
4. PID-FUZZY
PID-FUZZY adalah metode yang digunakan untuk membantu proses soft
starting dimana dicari hasil yang dinamis.
5. Rangkaian Driver
Rangkaian Driver digunakan untuk menyuplai arus yang dibutuhkan oleh
motor induksi 3 phasa.
6. Motor Induksi 3 Phasa
Motor induksi digunakan untuk salah satu beban yang memiliki kriteria
bermacam-macam.
Fungsi rangkaian soft starting tersebut adalah digunakan untuk pengasutan
dengan pengurangan tegangan pada motor induksi yang bertujuan untuk
mengurangi arus pengasutan awal dan pengasutan dilakukan dengan cepat. Dengan
adanya PID-FUZZY diharapkan tegangan dan arus dari sumber tenaga dapat
mengalir masuk ke dalam motor AC secara bertahap, sehingga tidak memerlukan
arus pengasutan yang besar kemudian kontroller PID berfungsi untuk mempercepat
waktu soft starting bekerja sehingga arus starting lebih cepat turun. Dengan adanya
metode FUZZY, controller PID dapat berubah secara otomatis sehingga hasil dari
PID menjadi lebih maksimal.
3.4 Blog Diagram PID-FUZZY
Pada blog diagram selanjutnya adalah blog diagram PID-Fuzzy dimana terdapat
blog diagram untuk plan dan mengacu pada pemrograman di Simulasi Matlab
Simulink. Blog diagram PID-Fuzzy dapat dilihat pada Gambar berikut
20
Gambar 3.3 Blok diagram PID-Fuzzy
Tahap awal adalah menentukan membership function untuk masing-masing
masukan error dan delta error. Masukan kontroller fuzzy yang berupa error(e)
didapat dari hasil selisih antara set point dan kecepatan keluaran system, sedangkan
nilai delta error (de) didapat dari selisih antara error saat ini dengan error
sebelumnya. Nilai error dipetakan dalam semesta pembicaraan yang ditetapkan
yaitu -1700 sampai dengan 1700 yang dibagi dalam lima tingkat keanggotaan yaitu:
Negative Big (NB_E), Negative Small (NS_E), Zero Error (Z_E), Positive Small
(PS_E) dan Positive Big (PS_E).
3.5 Desain PID Pada Matlab Simulink
Pada desain PID mencakup desain dengan menggunakan kontrol PID. Desain
dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Gambar 3.4 PID Kontroller
21
3.6 Desain Fuzzy Kontroller pada Matlab Simulink
Pada desain Fuzzy mencakup desain dengan menggunakan kontrol Fuzzy. Desain
dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Gambar 3.4 Fuzzy Kontroller Matlab
3.7 Desain PID-Fuzzy Kontroller Matlab Simulink
Pada desain PID-fuzzy kontroller Matlab simulink terdapa desain kontrol PIDfuzzy dimana desain tersebut dapat disimulasikan pada software Matlab Simulink.
Hasil desain pada aplikasi Matlab Simulink dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
Gambar 3.4 Desain
22
3.8 Pengujian Sistem
Pada pengujian sistem dilakukan untu menentukan kekurangan dan kelebihan
sistem yang telah disimulasikan. Pengujian dilakukan untuk melihat apakah
software dan hardware dapat berkerja secara baik. Untuk pengujian dilakukan
dalam tiga tahap yaitu:
1. Pengujian simulasi dengan matlab
2. Pengujian Prototype
3. Pengujian Metode PID-Fuzzy
4. Pengujian Keseluruhan sistem
3.9 Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian in antara lain:
1. Pengambilan data Motor induksi 3 phasa
2. Pengambilan data output sistem tanpa PID
3. Pengambilan data output sistem dengan PID
4. Pengambilan data output sistem dengan PID-Fuzzy
5. Perbandingan tingkat error.
23
[1]
Syahwil, Muhammad. 2013. “Panduan Mudah Simulasi & Praktek
Mikrokontroler Arduino”. Yogyakarta: ANDI
[2]
Wikipedia, 2017, “Motor Listrik” https://en.wikipedia.org/wiki/motor_listrik
(diakses tanggal 28 Mei 2017)
[3]
Datasheet MOC3021, 1995, “6-Pin DIP Random Phase Optoisolator Triac
Driver Output”, Motorola http://www.alldatasheet.com/ (23 Juni 2017)
[4]
Datasheet
PC817,
2000,
“PC817
Series”,
Sharp,
http://www.alldatasheet.com/ (20 Juni 2017)
[5]
Datasheet
BT138,
2001,
“BT138
Series”,
NXP,
http://www.alldatasheet.com/ (15 Juni 2017)
[6]
Basuki Sugiharto , Agung , Soft Starting dan Dynamic Braking Pada Motor
Induksi Tiga Fasa Menggunakan Mikrokontroler AT89S51, Skripsi S-1,
Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Semarang, 2005 .
[7]
Dwi Riyadi, Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa, Teknik Elektro,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2001.
[8]
Lister, Rangkaian dan Mesin Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.
[9]
Agus Sutriyono, Rancang Bangun Pengendali Motor 1 Fasa Dengan Metode
Zero Crossing Detector Berbasis Arduino, Skripsi S-1, Teknik Elektro,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2017
24
Download