MAKALAH ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN JEMBATAN ARUS BOLAK – BALIK Kelompok 3 Anggota 1810631230001 Anggun Bunga Pusvitasari 1810631230008 Kamilah Pathun Ni’mah 1810631230016 Fira Rahmawati 1810631230021 Fitriah 1810631230022 Ismi Ari Fitria PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2020 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Elektronika dan Instrumentasi dengan judul “Jembatan Arus Searah dan Jembatan Arus Bolak-Balik”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait dalam menulis makalah ini. Penulis i DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 1 1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Jembatan Arus Searah .............................................................................................. 2 2.1.1 Jembatan Wheatstone ...................................................................................... 2 2.1.2 Jembatan Kelvin .............................................................................................. 8 2.2 Jembatan Arus Bolak-Balik...................................................................................... 9 2.2.1 Jembatan-Jembatan Pengganti ....................................................................... 11 2.2.2 Jembatan Maxwell ......................................................................................... 12 2.2.3 Jembatan Hay ................................................................................................. 13 2.2.4 Jembatan Schering ......................................................................................... 14 2.3 Perbedaan Jembatan Arus Searah dan Bolak-balik ................................................. 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rangkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran nilai-nilai komponen seperti: tahanan, induktansi atau kapasitansi, dan parameter rangkaian lainya yang diturunkan secara langsung dari nilai-nilai komponen, seperti frekuensi, sudut fasa dan temperatur. Karena rangkaian jembatan hanya membandingkan nilai komponen yang tidak diketahui dengan komponen yang besarnya diketahui secara tepat ( sebuah standar ) ketelitian pengukurannya bisa tinggi sekali. Ini adalah pembacaan pengukuran dengan cara perbandingan, yang didasarkan pada penunjukkan nol dari kesetimbangan rangkaian jembatan , pada dasarnya tidak bergantung pada karakteristik deteksi nol. Jadi ketelitian pengukuran adalah langsung sesuai dengan ketelitian komponenkomponen jembatan, bukan dengan indikator nol nya. Rangkaian jembatan arus searah yang akan dibahas yaitu jembatan Wheatstone dan jembatan Kelvin. Untuk jembatan arus bolak balik yang akan dibahas yaitu jembatan-jembatan pembanding, jembatan Maxwell, jembatan Hay dan jembatan Schering. 1.2. Rumusan Masalah 1) Bagaimana karakteristik dari jembatan arus searah dan jembatan arus bolak balik. 2) Apa saja jenis dan perbedaan dari jembatan arus searah dan jembatan arus bolak balik. 3) Bagaimana prinsip kerja, pengendalian, hambatan, dan aplikasi penggunaan dari jembatan arus searah dan jembatan arus bolak balik. 1.3. Tujuan Untuk mengetahui karakteristik, jenis, perbedaan, prinsip kerja, pengendalian, hambatan, dan aplikasi penggunaan dari jembatan arus searah dan jembatan arus bolakbalik. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Jembatan Arus Searah Jembatan arus aearah memiliki prinsip dasar yaitu, Membandingkan nilai tahanan yang tidak diketahui dengan tahanan yang diketahui. Prinsip kesetimbangan rangkaian dipakai sebagai dasar pengukurannya. Keadaan setimbang ditunjukkan pada penunjuk nol (detektor nol) yang berupa galvanometer, Jembatan arus searah bekerja berdasarkan arus searah (DC) dan jenis jembatan arus searah meliputi jembatan Wheatstone dan jembatan Kelvin. 2.1.1. Jembatan Wheatstone Jembatan Wheatstone merupakan sebuah susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui besarannya. Jembatan Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari 1 Ω sampai mega ohm ( M Ω ) rendah. Rangkaian jembatan Wheatstone memiliki tiga bentuk walaupun pada dasarnya ketiga bentuk tersebut adalah sama. Bentuk 1 Bentuk 2 Bentuk 3 Hambatan Pengganti pada Jembatan Wheatstone Ada 2 kondisi yang perlu diperhatikan sebelum menentukan besarnya hambatan pengganti pada jembatan Wheatstone. 2 Kondisi I: Hasil perkalian silang sama Apabila perkalian silang antara R1 dan R3 sama dengan R2 dan R4 maka R5 dapat dihilangkan. Sehingga rangkaian pada hambatan pengganti kondisi I menjadi seperti berikut. Rangkaian seri R1 dan R4 : R1,4 = R1 + R4 Rangkaian seri R2 dan R3 : R2,3 = R2 + R3 Hambatan pengganti total (Rangkaian Paralel R 1,4 dan R2,3) Kondisi II : Hasil perkalian silang tidak sama Jika perkalian silang antara antara R1 dan R3 tidak sama dengan R2 dan R4, maka hambatan itu harus diganti dengan hambatan baru sehingga susunan hambatannya menjadi seperti tampak pada gambar dibawah ini. 3 Ganti hambatan R1, R2 dan R5 dengan Ra, Rb dan Rc. Besar nilai hambatan Ra, Rb dan Rc dapat dicari menggunakan rumus berikut. Rangkaian jembatan Wheatstone yang baru adalah sebagai berikut Rangkaian seri Rb dan R4: Rangkaian seri Rc dan R3: Rangkaian Paralel: Besar hambatan total/pengganti (Rangkaian seri Rp dan Ra) 4 Hambatan listrik suatu penghantar merupakan karakteristik dari suatu bahan penghantar tersebut yang mana adalah kemampuan dari penghantar itu untuk mengalirkan arus listrik, yang secara matematis dapat di tuliskan: ( ) Keterangan: R : Hambatan listrik suatu penghantar (Ω) : Resistivitas (Ω) L : Panjang Penghantar (m) A : Luas Penghantar (m2) Kondisi Setimbang Jembatan dikatakan setimbang, jika beda potensial pada galvanometer sama dengan nol, artinya tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer. Keadaan setimbang terjadi, jika Vca = Vda atau Vcb = Vdb. Rangkaian dalam keadaan setimbang sebagai berikut: Jadi jembatan dikatakan setimbang, jika: .............. (1) .............. (2) .............. (3) Subtitusi persamaan (2) dan (3) ke dalam persamaan (1) 5 Sederhanakan persamaan yang diperoleh sehingga menjadi .............. (4) Persamaan (4) adalah Persamaan Kesetimbangan Jembatan Wheatstone. Jika R1, R2 dan R3 diketahui maka R4 atau Rx dapat dihitung sebagai berikut: Kondisi Tidak Setimbang 1) Dalam keadaan tidak seimbang, maka ada arus yang mengalir lewat galvanometer. 2) Arus pada Galvanometer dapat dihitung dengan metode Thevenin. 3) Metode Thevenin adalah suatu penyelesaian rangkaian menjadi rangkaian yang lebih sederhana yang terdiri dari sebuah sumber tegangan (Vth) dan sebuah hambatan ekivalen (Rth). 4) Kemudian hitung arus pada galvanometer dengan menggunakan rangkaian Thevenin. Rangkaian Thenvenin Tegangan thenvenin atau tegangan rangkaian terbuka diperoleh dengan menuliskan: ( ) Hambatan thenvenin Arus Galvanometer 6 Prinsip Kerja Prinsip kerja jembatan Wheatstone yaitu: 1) Hubungan antara resistivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki hambatan tertentu. dan juga menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu. 2) Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan dan aurs listrik. Yang mana besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya suatu hambatan 3) Hukum Kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini menjelaskan dalam keadaan seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan. Kesalahan pengukuran 1) Sensivitas detector nol yang tidak cukup 2) Perubahan hambatan lengan lengan jembatan karena efek pemanasan arus melalui hambatan hambatan tersebut 3) GGL termal dalam rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer dapat juga mengakibatkan masalah sewaktu mengukur hambatan-hambatan rendah 4) Kesalahan-kesalahan karena hambatan kawat sambung dan kontak-kontak luar memegang peranan dalam pengukuran nilai-nilai hambatan yang sangat rendah. Aplikasi Jembatan Wheatstone Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat-sifat elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge. 7 2.1.2. Jembatan Kelvin Jembatan kelvin merupakan modifikasi dari jembatan Wheatstone dan menghasilkan ketelitian yang jauh lebih besar untuk pengukuran tahanan-tahanan yang sangat rendah, yaitu sekitar 1 Ω sampai 0,00001 Ω. Cara kerjanya sama dengan jembatan Wheatstone, hanya hambatan yang dipakai bukan 4 tetapi 7. Ry menyatakan hambatan kawat penghubung dari R 3 ke Rx. Jika galvanometer dihubungkan ke sebuah titik p di antara titik m dan n sedemikian rupa sehingga perbandingan tahanan dari n ke p dan dari m ke p sama dengan perbandingan tahanan-tahanan Rx dan R2 dapat dituliskan. Persamaan setimbang untuk jembatan memberikan: ( Setelah disederhanakan menjadi 8 ) Jembatan ganda Kelvin Istilah jembatan ganda digunakan sebab rangkaian memiliki pembanding lengan kedua. Galvanometer akan menunjukan angka nol, jika potensial pada titik k sama dengan potensial pada titik p atau Vkl = Vlmp, sehingga diperoleh ( Dengan syarat bahwa ) ( ) , maka diperoleh 2.2. Jembatan Arus Bolak – Balik Jembatan arus bolak-balik (AC) bentuk dasarnya terdiri dari empat lengan yaitu Z 1, Z2, Z3 dan Z4 merupakan impedansi yang nilainya tidak ditetapkan. Sebuah detektor nol yang berfungsi sebagai respons terhadap ketidaksetimbangan arus bolak-balik. 9 Syarat kesetimbangan jembatan arus bolak balik (sama seperti jembatan arus searah), diperoleh jika 1) Respon detektor adalah nol 2) Mengubah salah satu atau lebih dari lengan (impedansi) jembatan hingga mendapatkan respon detektor menjadi nol Persamaan umum untuk kesetimbangan jembatan, maka beda potensial dari titik A ke titik C sama dengan nol (VAC = 0) dan kondisi ini akan di capai bilai drop tegangan dari B ke A sama dengan drop tegangan ke C (VBA = VBC) dalam kebesaran sudut fasa. Dalam notasi kompleks dapat dituliskan: atau Agar arus detektor nol (kondisi setimbang), arus arusnya adalah Dengan mensubtitusikan persamaan diatas maka didapat: Jika menggunakan admintasi sebagai pengganti impedansi, maka: | | Jika impedansi dituliskan dalam bentuk ( Dimana Z = magnitudo dan ) maka persamaannya menjadi ( ) = sudut fasa Persyaratan yang harus dipenuhi untuk membuat jembatan arus bolak balik setimbang, yaitu : 1) Kesetimbangan magnitudo impedansi memenuhi 2) Sudut-sudut fasa impedansi memenuhi hubungan 10 2.2.1 Jembatan-jembatan Pembanding Jembatan pembanding kapasitansi Jembatan pembanding kapasitansi digunakan untuk pengukuran kapasitansi yang tidak diketahui, dengan cara membandingkannya terhadap sebuah kapasitansi yang diketahui. Kedua lengan pembanding adalah resistif yaitu hambatan variable R1 dan hambatan R2. Lengan standar terdiri dari kapasitor Cs seri dengan hambatan Rs, di mana Cs adalah kapasitor standar kualitas tinggi dan Rs adalah hambatan variabel. Cx adalah kapasitansi yang tidak diketahui dan Rx adalah hambatan bocor kapasitor. Dua bilangan kompleks adalah sama bila bagian-bagian nyata dan bagianbagian khayalnya adalah sama. Dengan menyamakan bagian-bagian nyata sehingga diperoleh atau . Dengan menyamakan bagian-bagian nyata sehingga diperoleh atau Agar memenuhi kedua syarat setimbang dalam konfigurasinya, jembatan harus mengandung dua elemen variabel R1 dan Rs. Jembatan pembanding induktansi Jembatan pembanding induktansi mirip dengan jembatan pembanding kapasitansi. Induktansi yang tidak diketahui ditentukan dengan membandingkan terhadap sebuah induktor standar yang diketahui seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini. 11 Persamaan setimbang induktansi Persamaan setimbang resistif Dalam jembatan ini, R2 dipilih sebagai pengontrol kesetimbangan induktif, dan Rs adalah pengontrol keseimbangan resistif. 2.2.2 Jembatan Maxwell Jembatan Maxwell, digunakan untuk mengukur sebuah induktansi yang tidak diketahui, yang dinyatakan dalam kapasitansi yang diketahui. Pada gambar dibawah ini, ditunjukkan rangkaian jembatan Maxwell, dimana salah satu lengan pembanding mempunyai sebuah hambatan yang dihubung paralel dengan sebuah kapasitansi. Persamaan umum kesetimbangan jembatan Dimana Y1 adalah admitansi lengan 1 Subtitusi kedua persamaan sehingga diperoleh ( 12 ) Dengan menyamakan bagian-bagian nyata: Dengan menyamakan bagian-bagian khayal: Karena jumlah sudut fasa dari elemen resistif pada lengan 2 dan 3 sama dengan nol, maka jumlah sudut fasa pada lengan 1 dan 4 harus sama dengan nol (syarat kedua kesetimbangan). Jembatan Maxwell terbatas pada pengukuran kumparan dengan menengah (1 < Q < 10). Untuk menyetimbangkan jembatan Maxwell, pertama-tama yang dilakukan adalah mengatur tahanan R3 untuk kesetimbangan induktif dan kemudian mengatur R1 untuk kesetimbangan resistif. 2.2.3 Jembatan Hay Jembatan Hay, digunakan untuk mengukur sebuah induktansi yang tidak diketahui, yang dinyatakan dalam kapasitansi yang diketahui. Pada gambar dibawah ini, ditunjukkan rangkaian jembatan Hay yang berbeda dari jembatan Maxwell, dimana tahanan R1 dihubungkan seri dengan kapasitor C1. Persamaan-persamaan setimbang juga diturunkan dengan memasukkan nilai impedansi lengan-lengan jembatan ke dalam persamaan umum kesetimbangan jembatan, sehingga diperoleh: Dengan pemisahan bagian nyata Dengan Pemisahan bagian khayal 13 Pada persamaan (Rx) dan (Lx), dapat dilihat bahwa harga tahanan dan induktansi yang tidak diketahui (Rx dan Lx) mengandung kecepatan sudut ω, yang berarti bahwa frekuensi harus diketahui secara tepat. Syarat kedua kesetimbangan, menyatakan bahwa jumlah sudut fasa dari lengan-lengan berhadapan harus sama, jadi jumlah sudut fasa induktif harus sama dengan jumlah sudut fasa kapasitif, karena sudut-sudut fasa resistif adalah nol. Tangen sudut fasa induktif adalah Tangen sudut fasa kapasitif adalah ⁄ Jika kedua sudut fasa tersebut sama, maka besar tangennya juga sama, maka: atau Subtitusikan persamaan diatas ke dalam persamaan LX ( ⁄ ) Untuk nilai Q lebih besar dari 10 ( Q > 10 ), maka suku (1/Q)² menjadi lebih kecil dar 1/100, sehingga dapat diabaikan, oleh karena itu persamaan berubah menjadi bentuk yang sama (diturunkan) pada jembatan Maxwell, yaitu : 2.2.4 Jembatan Schering Jembatan arus bolak balik yang paling penting dan digunakan secara luas untuk pengukuran kapasitor, dan mengukur sifat-sifat isolasi, yaitu pada sudut-sudut fasa yang mendekati 90˚. Jembatan ini memberikan beberapa keuntungan nyata dibandingkan dengan jembatan pembanding kapasitansi. 14 Pada lengan 1 terdiri dari tahanan R1 diparalel dengan sebuah kapasitor variabel dan lengan standar hanya terdiri dari sebuah kapasitor (umumnya kapasitor standar merupakan kapasitor mikro yang bermutu tinggi untuk pengukuran yang umum dan kapasitor udara untuk pengukuran isolasi). Sebuah kapasitor mikro bermutu tinggi mempunyai kerugian yang sangat rendah (tidak mempunyai tahanan bocor), oleh karena itu mempunyai sudut fasa mendekati 90˚. Persyaratan setimbang menginginkan bahwa jumlah sudut fasa lengan 1 dan lengan 4 sama dengan jumlah sudut fasa lengan 2 dan lengan 3 akan menjadi 0˚ + 90˚ = 90˚ ( Dengan pemisahan bagian nyata )( ) Dengan pemisahan bagian khayal Faktor daya (power factor, PF) dari sebuah kombinasi seri RC didefinisikan sebagai cosinus sudut fasa rangkaian. Dengan demikian factor daya yang tidak diketahui sama dengan . Untuk sudut sudut fasa yang sangat mendekati 90˚, reaktansi hampir sama dengan impedansi dan dapat mendekati factor daya menjadi Faktor disipasi (dissipation factor) dari sebuah rangkaian RC didefinisikan sebagai contangen sudut fasa dan karena itu, menurut definisi, faktor disipasi adalah 15 2.3 Perbedaan Jembatan Arus Searah dan Bolak-balik Perbedaannya yaitu kesetimbangan jembatan arus searah bias dicapai dengan pengaturan satu cabang, sedangkan kesetimbangan jembatan arus bolak-balik bias dicapai dengan pengaturan dua komponen dari jembatan itu. 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Jembatan arus aearah memiliki prinsip dasar yaitu, Membandingkan nilai tahanan yang tidak diketahui dengan tahanan yang diketahui. Jembatan arus searah bekerja berdasarkan arus searah (DC) dan jenis jembatan arus searah meliputi jembatan Wheatstone dan jembatan Kelvin. Jembatan arus bolak-balik (AC) bentuk dasarnya terdiri dari empat lengan yaitu Z1, Z2, Z3 dan Z4 merupakan impedansi yang nilainya tidak ditetapkan. Jembatan arus bolak balik meliputi jembatan-jembatan pembanding, jembatan Maxwell, jembatan Hay dan jembatan Schering. Perbedaannya yaitu kesetimbangan jembatan arus searah bias dicapai dengan pengaturan satu cabang, sedangkan kesetimbangan jembatan arus bolak-balik bias dicapai dengan pengaturan dua komponen dari jembatan itu. 17 DAFTAR PUSTAKA https://www.scribd.com/doc/181320335/BAB-7-JEMBATAN-ARUS-BOLAK-doc https://id.scribd.com/document/350745350/Jembatan-Arus-Searah http://asridiantini.blogspot.com/2017/10/materi-lengkap-jembatan-dc.html?m=1 http://jembatanwheatstone.blogspot.com/2016/04/makalah-jembatan-wheatstone.html https://www.slideshare.net/simonpatabang/13-jembatan-arus-bolak-balik https://pdfslide.net/documents/bab-7-jembatan-arus-bolakdoc.html https://www.academia.edu/11284968/BAB_6_Jembatan_AC 18