UJIAN TENGAH SEMESTER KRITIK TEKS INVEN TARISASI DAN DESKRIPSI NASKAH CENTHINI DALAM KATALOG NASKAH PERPUSTAKAAN PURA PAKUALAMAN DISUSUN OLEH : BIMA SETIAJI 16/399667/SA/18575 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2020 BAB I. PENGANTAR Serat Centhini atau Suluk Tambanglaras merupakan salah satu naskah terkenal dan terbesar dalam kesusastraan Jawa yang berisi tentang ajaran Islam dan adat-istiadat Jawa, ditulis pada abad ke-19. Serat Centhini seringkali disebut sebagai “Ensiklopedia Kebudayaan Jawa” karena berisi tentang tata cara, adat-istiadat, legenda, ilmu-ilmu lahir batin, dan lain-lain yang ada pada abad itu. Serat Centhini biasanya digambarkan melalui tembang macapat. Serat Centhini dalam makalah ini berada di katalog naskah-naskah perpustakaan Pura Pakualaman yang memuat tiga naskah Serat Centhini. Serat ini digubah atas keinginan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom sebagai Sunan Pakubuwana V. Sumber dari Serat Centhini adalah kitab Jatiswara yang bersangkala Jati tunggal swara raja. Makalah ini memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang ketiga naskah Centhini yang berisi deskripsi naskah dan sinopsis ceritanya. Manfaat makalah ini adalah memberikan informasi yang dapat menambah pengetahuan pembaca terhadap serat Centhini. Serat Centhini memiliki keistimewaan dengan jumlah halaman yang mencapai 4.200 halaman yang terbagi dalam beberapa jilid. Selain itu, Serat Centhini memuat cerita-cerita yang menarik dan mengandung ajaran moral yang dikemas dengan bahasa Jawa. Kandungan didaktis dalam Serat Centhini masih relevan untuk diterapkan pada zaman sekarang. Deskripsi naskah pada makalah ini memuat judul naskah, nomor naskah, jumlah halaman, jumlah baris, bahasa, huruf, ukuran, kertas, bentuk, dan sinopsis. BAB II. DESKRIPSI NASKAH 1. Centhini (St.22) a. Judul Naskah : Centhini b. Katalogus : Katalog naskah-naskah perpustakaan Pura Pakualaman c. Nomor Naskah : 0019/PP/73 d. Jumlah Halaman : 272 halaman e. Jumlah Baris : 22 baris/halaman f. Panjang dan Lebar Baris: a. Halaman ganjil: 15,5 cm × 11,7 cm, margin atas 3,3 cm, margin bawah 1,8 cm, margin kanan 2,5 cm, margin kiri 1,9 cm. b. Halaman genap : 15,7 cm × 11,5 cm, margin atas 3,3 cm, margin bawah 1,7 cm, margin kanan 1,6 cm, margin kiri 2,9 cm. g. Bahasa : Bahasa Jawa h. Huruf : Aksara Jawa i. Ukuran : 22 x 34 j. Kertas : Kertas Eropa k. Bentuk : Macapat, Sekar Ageng, Sekar Tengahan l. Keadaan naskah : Kondisi baik m. Sinopsis : Diawali dengan cerita tentang guru Jamil-jamal yang mengajarkan ilmu karang atau ilmu sihir kepada para santri pesantren di Padukuhan Kanigara dan membuat semua orang di padukuhan tersebut terheran-heran. Cerita berlanjut dengan perjalanan Seh Amongraga, Jamill-jamal, dan para santri untuk melacak tempat yang biasanya untuk ‘tirakat’ Panembahan Senapati. Dikisahkan pula kesedihan keluarga Ki Bayi Panurta di desa Wanamarta karena ditinggalkan oleh Seh Amongraga. Niken Tambangraras yaitu anak Ki Bayi Panurta sampai lupa makan dan tidur, yang dikerjakkannya hanya shalat, membaca Al-Quran, dan melakukan kenduri guna mendoakan keselamatan Seh Amongraga. Sementara itu diceritakan perjalanan Jayengresmi, Jayengraga, dan Kulawirya dalam usaha mencari Seh Amongraga, ketika sampai di dusun Kempleng memadu cinta dengan dua gadis dusun tersebut. Perjalanan dilanjutkan kembali melewati dusun Palemahan, dusun Mamenang, dusun Pakuncen, serta Pakareman. Sesampainya di Pakareman mereka bertemu dengan Seh Ragayuni, dan diberi nasihat-nasihat. Pada akhirnya Jayengresmi sampai di dusun Pulung dan menginap di rumah penghulu Jabaldin sedangkan Jayengraga, dan Kulawirya menginap di rumah Nyai Randha dan bercinta dengan beberapa wanita. Teks diakhiri dengan acara tayuban yang berlangsung di dusun Pulung di rumah Nyai Randha. 2. Centhini (St.23) a. Judul Naskah : Centhini b. Katalogus : Katalog naskah-naskah perpustakaan Pura Pakualaman c. Nomor Naskah : 0144/PP/73 d. Jumlah Halaman : 248 halaman e. Jumlah Baris : 21 baris/halaman f. Panjang dan Lebar Baris : a. Halaman ganjil: 15,5 cm × 11,7 cm, margin atas 3,3 cm, margin bawah 1,8 cm, margin kanan 2,5 cm, margin kiri 1,9 cm. b. Halaman genap: 15,7 cm × 11,5 cm, margin atas 3,3 cm, margin bawah 1,7 cm, margin kanan 1,6 cm, margin kiri 2,9 cm. g. Bahasa : Bahasa Jawa h. Huruf : Aksara Jawa i. Ukuran : 21 x 34 j. Kertas : Kertas Eropa k. Bentuk : Macapat l. Keadaan naskah : Kondisi baik m. Sinopsis : teks diawali dengan cerita Seh Amongraga pura Sunan Giri bersama istrinya yakni Niken Tambangraras putra Ki Bayi Panurta di Wanamarta, dilanjutkan dengan kisah perjalanan Seh Amangraga ke Mataram, dan keluarga Ki Bayi Panurta. Disertakan dalam naskah ini teks Wedhatama karya Mangkunegara IV di Surakarta. 3. Centhini (St.24) a. Judul Naskah : Centhini b. Katalogus : Katalog naskah-naskah perpustakaan Pura Pakualaman c. Nomor Naskah : 0160/PP/73 d. Jumlah Halaman : 196 halaman e. Jumlah Baris : 22 baris/halaman f. Panjang dan Lebar Baris: a. Halaman ganjil: 15,5 cm × 11,7 cm, margin atas 3,3 cm, margin bawah 1,8 cm, margin kanan 2,5 cm, margin kiri 1,9 cm. b. Halaman genap : 15,7 cm × 11,5 cm, margin atas 3,3 cm, margin bawah 1,7 cm, margin kanan 1,6 cm, margin kiri 2,9 cm. g. Bahasa : Bahasa Jawa h. Huruf : Aksara Jawa i. Ukuran : 21,75 x 34,5 j. Kertas : Kertas Eropa k. Bentuk : Macapat, Sekar Tengahan l. Keadaan naskah : Kondisi baik m. Sinopsis : Teks berisi cerita pengembaraan Seh Amangraga dan Mas Cebolang. Teks diawali denga cerita tentang suasana peta yang diramaikan dengan pementasan Tayub. Di dalam pesta pengembaraan Seh Amangraga, pertemuannya dengan sejumlah tokoh agama, dan pembicaraannya dengan Ki Bayi Panurta. Teks diakhiri dengan lukisan sajian makanan oleh keluarga Ki Bayi Panurta kepada Seh Amongraga yang dijodohkan dengan Niken Tambangraras putri Ki Bayi Panurta. Teks digubah pada hari Senin, tanggal 1 Dulkijah, Wuku Juluwangi, tahun Jimakir, dengan candra sengkala “Buja Ilang Dipanggane Srinarendra”. Dalam katalog naskah-naskah perpustakaan Pura Pakualaman juga dilampirkan tarikh naskah. Centhini dituliskan pada hari Senin Wage, 1 Dulkijah 1802, wuku Julung Wangi, tahun Jimakir, candra sengkala Buja Ilang Dipanggane Sri Narendra, 19 Januari 1874. BAB III. NASKAH TERBAIK Naskah terbaik dalam makalah ini adalah naskah Centhini yang ke-tiga dalam katalog naskah-naskah perpustakaan Pura Pakualaman. Pada naskah ke-tiga berisi kisah pengembaraan Seh Amangraga dana Mas Cebolang yang bertemu tokoh-tokoh agama dalam perjalanan spiritualnya. Dapat dilihat dalam naskah tersebut cerita perjalanan spiritual yang panjang untuk mendapat ilmu baru. Menurut saya, naskah ini mengandung banyak cerita petualangan dan nasehat-nasehat serta ajaran moral yang masih relevan dipakai pada zaman sekarang. BAB IV. TINJAUAN PUSTAKA Serat Centhini sangat terkenal dan lengkap dengan pengetahuan-pengetahuan kebudayaan Jawa, sehingga dijuluki sebagai “Ensiklopedia Kebudayaan Jawa”, karena kemasyurannya Serat Centhini menjadi objek penelitian yang menarik. Banyak peneliti yang menjadikan Serat Centhini sebagai sumber penelitiaan hingga tinjauan pustaka. Serat Centhini sudah banyak dibahas dalam jurnal-jurnal hampir seluruh universitas di Indonesia. Hal-hal yang dapat diteliti dalam Serat Centhini mulai dari kebahasaannya yang detail, kandungan ajaran moral, adatistiadat Jawa, cerita-cerita legenda, mitos, hingga dari segi kesehatan. Serat Centhini juga dapat dikaji melalui kacamata sastra, linguistik maupun filologi. DAFTAR PUSTAKA Ratna Saktimulya, Sri. 2005. Katalog Naskah-Naskah Perpustakaan Pura Pakualaman. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.