KAJIAN AWAL PROSPEK BAHAN GALIAN MONASIT DI KENDAWANGAN KALIMANTAN BARAT Lilik Subiantoro, Bambang Soetopo, Dwi Haryanto PPGN-BATAN, Jln. Lebak Bulus Raya No.9. Jakarta Abstrak Daerah Kendawangan termasuk dalam cakupan area geologi regional Ketapang yang teridentifikasi mengandung endapan mineral radioaktif berupa monasit yang mengandung uranium (U), Th dan unsur Tanah Jarang (RE) yang cukup berpotensi. Hasil analisis granulometri beberapa contoh mineral berat menunjukkan kandungan butiran mineral monasit mencapai 63 % dan zirkon mencapai 40 % (dari jumlah butiran), hasil analisis butiran dari beberapa contoh batuan terdapat contoh yang mengandung monasit 0,11 %. Studi ini dilakukan terhadap data sekuder yang mencakup aspek geologi, batuan sumber, perangkap dan interpretasi sebaran plaser mineral berat mengandung monasit dan zirkon. Tujuan yang ingin diperoleh adalah Informasi tentang karakter geologi dan sebaran sumberdaya bahan galian monasit mengandung Th dan zircon. Batuan sumber bahan galian monasit, berupa granit berumur 77–15 juta ( Yura – Kapur Akhir), termasuk tipe S dari kelompok granit alkali yang terbentuk pada fasa pegmatitik (pegmatitic stage) yang terdefrensiasi tingkat lanjut pada suhu 550 – 6000 C. Granit mempunyai nilai radioaktivitas anomali 400 C/S - 9200 C/S dengan mineral penciri berupa K felspar, kuarsa dan plagioklas, mineral penyerta berupa thorit, monasit, zirkon dan alanit. Kadar U batuan granit berkisar dari 2,5 ppm- 64,8 ppm. Sebaran lateral endapan plaser aluvial mengandung monasit menempati dataran lembah banjir antar perbukitan, mengkuti pola sebaran batuan granit (Sumber monasit). Daerah propek monasit terletak pada dataran lembah banjir seluas 225040 Ha terdistribusi di DAS S. Kendawangan (107800 Ha), DAS S. Airtanahdingin (27610 Ha), DAS S. Tapah (42010 Ha) dan DAS S. Naning (45010 Ha). Kata Kunci : Kajian, geologi, monasit, Kendawangan Abstract Kendawangan areas included in the regional geological coverage area of Ketapang that are identified have monazite deposits with radioactive minerals contain is uranium (U) and thorium (Th) quite potential. Results of granulometry analysis example shows the content of heavy mineral grains of the mineral monazite and zircon reached 63% to 40% (of total grains), the analysis of rock samples contained grains of 0.11% monazite. The study was conducted on secundary data covering aspects of geology, source rock, traps and interpretation of heavy mineral distribution plaser contain monazite and zircon. Objectives to be obtained is information about the character of the geology and distribution of monazite mineral resources with Thcontain and zircon. Source rock of monazite minerals is a granite 77-150 million age (Jurassic - Late Cretaceous), including the S type of the alkali granites, formed in ISBN 978-979-99141-5-6 181 pegmatitik phase (pegmatitic stage) which advanced deferentiated at a temperature 550-6000 C. The anomalous radioactivity of Granite has a value of 400 c/s-9200 c/s with the characterized minerals is K feldspar, quartz and plagioclase, minerals accompanying the form thorit, monazite, zircon and alanit. U range of the granitic rocks is 2.5 ppm-64.8 ppm. The lateral distribution of alluvial deposits containing monazite plaser occupy at flood plains valley between of hilly land area 225040 Ha, obeying the distribution pattern of granitic rocks (Source monazite). Monazite propek area lies in the valley flood plain of the watershed at S. Kendawangan (107800 Ha), S. Airtanahdingin (27610 Ha), S. Tapah (42010 Ha) dan S. Naning (45010 Ha). Keywords: Assessment, geology, monazite, Kendawangan plaser yang terdapat disepanjang pantai I. PENDAHULUAN dan I.1. Latar Belakang dataran Ketapang Daerah Kendawangan, Kalimantan Barat adalah adalah salah satu daerah target eksplorasi mineral radioaktif. Obyek penyelidikan diutamakan pada sebaran aluvium hasil perombakan sungai, bagian barat Kabupaten merupakan daerah berindikasi mengandung deposit mineral radioaktif monasit yang berasosiasi dengan unsur tanah jarang (rare earth elements) yang cukup potensial. batuan granit di daerah aliran sungai Kendawangan dan sekitarnya. Geologi daerah ini terletak dalam sebaran batuan granit Semenanjung Malaya, Sumatra dan Kalimantan yang telah dikenali sebagai area penambangan kasiterit (timah) yang berpotensi mengandung thorium, RE serta zircon (1) Keberadaan elemen radioaktif telah teridentifikasi hasil analisis granulometri pada sampel mineral berat (contoh sedimen aktif), kandungan butiran mineral monasit mencapai 63 % dan zirkon mencapai 40 % (dari jumlah butiran), hasil analisis butiran dari batuan terdapat contoh mengandung Th . 0,11 Hasil pemetaan geologi dan identifikasi bahan dari galian monasit yang telah dilakukan pada sejumlah sampel di daerah Ketapang dan sekitarnya, secara %. Tugijo dkk, 1991 (2) . Pengendapan mineral monasit di daerah kajian bersumber dari batuan granit Sukadana yang dicirikan oleh kekar intensif , telah mengalami lapuk lanjut khusus menunjukkan bahwa endapan 182 ISBN 978-979-99141-5-6 dan mempunyai radioaktivitas relatif tinggi (500 – 1600 c/s). 1.2. Tujuan Butiran Tujuan yang ingin diperoleh adalah mineral monasit hasil rombakan dengan mengetahui informasi awal tentang 3 berat jenis 4,4 – 5,5 gr/cm , mengalami dengan transportasi mineral berat akan bersama lain yang kemudian tersedimentasi di lingkungan yang baru sebagai endapan tataan di luasan daerah prospek bahan galian monasit dan asosiasinya di Daerah Kendawangan, Ketapang Kalimantan Barat. I.3. Lokasi kerja dalam aluvium sungai dan pantai. Daerah kajian Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perlu dilaskukan studi awal endapan tataan mineral monasit yang mengandung Th, U, dan asosiasinya berupa RE di daerah Ketapang khususnya Kendawangan dengan cara secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Kendawangan dan Marau, Kabupaten Ketapang. Daerah ini terletak di bagian Selatan Propinsi Kalimantan Barat berdekatan dengan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan (gambar 12). melakukan evaluasi data sekunder. PETA SITUASI AREA KAJIAN DAERAH KENDAWANGAN KETAPANG KALIMANTAN BARAT Gambar 1. Peta Situasi Kesampaian Lokasi Daerah Kajian ISBN 978-979-99141-5-6 183 Gambar 2. Peta Situasi Cakupan Daerah Kajian cerium. Cerium adalah salah satu I.4. Teori Dasar unsur Tanah Jarang dengan Umum senyawa Monasit adalah salah satu mineral lanthanium, radioaktif yang dikenali mengandung praseodymium, thorium. promethgium dan europium. Thorium dapat berperan oksida dari samarium, neodymium, sebagai sumber energi baru yang secara Dalam geologi keberadaannya dikenali berupa elemen tanah jarang monasit mengandung tahun unsur tanah logam sektor 1958 industri telah keberadaan tersebut sejak berkembang jarang, keberadaan monasit tersebut penggunaannya sebagai bahan dasar dikenali bersama-sama dengan zirkon pembuatan illuminating gas mantle. terdapat sebagai endapan plaser pantai Setelah perang dunia I dikenalkan untuk (3) dan aluvial sungai . penggunaan filament-tungsten lampu Monasit, secara kimiawi adalah elektrik. Sebagai inti elektroda karbon salah satu mineral radioaktif dalam digunakan dalam memproduksi cahaya senyawa gambar 184 thorium phospat dan bergerak. Lanthanium ISBN 978-979-99141-5-6 digunakan untuk pembuatan kaca optik selanjutnya dengan didominasi oleh aktivitas index refraksi tinggi dan proses yang terjadi mekanik, dispersi rendah. Praseodymium dan sebagai hasil dari proses mekanik neodymium tersebut adalah sebagai bahan dasar monasit penyerap sinar ultra violet. Siklus monasit dalam batuan sedimen William C, 1967(3) menyatakan bahwa keberadaan detrital terdistribusi sebagai mineral ikutan atau terkonsentrasi secara lokal dalam batuan sedimen. Proses terlepasnya butiran dari batuan induk selama proses transportasi oleh aliran disebabkan oleh terjadinya beberapa air sungai, rombakan butiran monasit kali terdapat butiran meskipun tidak seefektif pelapukan mineral lain seperti kuarsa, felspar dan kimia. Selama proses pelapukan, fraksi mineral berat lain dan terkonsentrasi yang terlepas dari sebagai tahan pelapukan mengalami pergerakan dan sebagian bersama dengan mineral ilmenit, rutil, fraksi terkumpul membentuk mantel zirkon, dan silimanit. (penutup). Butiran monasit yang telah Monasit bersama dengan mineral dan mineral berat lain proses penguraian mekanik, batuan induk terlepas terkonsentrasi sebagai plaser cenderung mengendap secara stabil di aluvial berdekatan dengan bagian dasar induk. bersama-sama dengan batuan fraksi kasar. Proses pengkayaan butiran monasit sisa Siklus geologi pembentukan monasit pengendapan, terjadi oleh pengulangan pada batuan sedimen diawali oleh sekuen 2 atau 3 kali pengendapan untuk penguraian butiran mineral dari batuan periode waktu beberapa ratus tahun, yang tersingkap di permukaan bumi namun yang monasit terjadi dalam periode 10 – 20 kemudian mengalami secara umum pengkayaan pengendapan dan pembentukan batuan kali sekuen pengendapan. sedimen dan Pada sutu area dengan pelapukan yang terjadinya intensif, keberadaan sisa pengendapan mengandung diakhiri dengan metamorfosa sedimen monasit regional kaya metamorfosa dari pada monasit batuan mengandung monasit). ISBN 978-979-99141-5-6 batuan monasit dari batuan metamorfik fasies (regional amphibolit dapat mengandung 0,2 – 5 sedimen pon monasit per kubik yard sediment Pada tahap 185 pasir dan jarang dapat mencapai 20 terdeposit menutupi kerikil ber-tenor pon. tinggi (high-tenor gravels). Proses erosi-sedimentasi aliran sungai Lembah-lembah sungai di Amerika pada lingkungan sedimen plaser sungai Serikat cenderung akan menperkaya monasit sungai berupa clay berisi sekitar 0,1-0,3 dan prosentase kedapatan monasit akan pound monasit per yard kubik, lanau menjadi lebih tinggi daripada mineral (silt) berat endapan pounds monasit per yard kubik, dan aluvium yang terletak di bagian atas kerikil mengandung 1,3-2,4 pounds per dari batuan dasar segar (unweathered yard kubik monasit, Theobald lainnya. Di daerah bedrock), monasit akan tersedimentasi dengan kondisi rasio sebaliknya. Oleh karena itu, konsentrat mineral berat pada sungai-sungai di daerah lembab mengandung jenis mineral berat yang lebih kecil dan lebih banyak monasit daripada konsentrat dari sungai-sungai (streams) di daerah beriklim sedang. Sebagian besar dari monazite placers dunia berada di daerah tropis dan subtropis(3). bagian Tenggara, mengandung sedimen sekitar 0,7-1,3 dan (3) Whitlow, 1959 Konsentrasi lokal monasit pada sedimen kerikil di hulu sungai kecil dapat mencapai sebanyak 85 pounds monasit per yard kubik (Mertie, 1953, hal 10) (3). .Endapan plaser telah menjadi sumber monasit komersial Malagasi, Republik Federasi Republik Republik Republik (Leopoldville), Selatan, di Malaya, Indonesia, Idaho, Kongo Afrika Korea, North Di daerah yang sangat lapuk, sebagian Carolina, dan South Carolina. Hanya besar sedimen sungai (stream load) pada deposit sungai tersebut kedapatan adalah berupa pasir halus (fine sand), monasit disertai dengan pengendapan lumpur (silt), dan lempung (clay); bijih kehadiran monasit cenderung berada cassiterite di Malaya atau emas di pada lapisan tipis hasil pengendapan Korea yang butiran di antara sedimen berbutir halus produksi jangka panjang. kasar dengan tenor rendah. Lanau dan Potensi kedapatan lempung dengan tenor rendah tersebut sebagian besar terjadi di lingkungan berharga lainnya, seperti menguntungkan bagi mineral monasit endapan cekungan daratan, menempati 186 ISBN 978-979-99141-5-6 suatu ligkungan pengendapan berbentuk dengan kandungan thorium (thorium- jalur yang terpisahkan dari laut oleh rich monazite), diperkirakan monasit adanya jalur batuan sedimen berumur tersebut terdeposit oleh proses yang Kapur-Tersier yang memisahkan antara sama dengan sedimen cekungan sedimen laut dan cekungan sedimen yang berlansung pada saat ini. sedimen daratan (a belt of coastal-plain Di daerah tersebut dan daerah lain yang sedimentary rocks). berada pada kondisi kering dan daerah Potensi cadangan monasit sedimen. terdapat di dalam India, Amerika Serikat bagian tenggara dan Brasil. Jalur batuan memungkinkan mengandung cadangan monasit yang komersial William C, 1967(3). yang Kandungan juga placers di satu tempat dan tempat lain terdapat di sepanjang pantai Afrika, di dunia sangat bervariasi, perbedaan tetapi belum seluas seperti yang telah tersebut tergantung pada jenis batuan dieksplorasi di Amerika dan India. kristalin yang menjadi sumber butiran mengandung sedimen pelapukan, pada siklus monasit serupa, thorium dalam monasit monasit. Secara umum semakin banyak Secara litologi keeberadaan monasit bernilai ekonomis berasosiasi konglomerat dan batupasir dan jarang terdapat sdalam serpih batuan sumber yang berupa batuan plutonik, semakin banyak thorium yang terkandung di dalamnya. ataupun batugamping. II. METODOLOGI Fosil endapan monasit pada batuan Untuk mencapai tujuan, kegiatan yang sedimen dilakukan adalah studi data sekunder yang telah terkonsolidasi (taktermetamofosakan) dilaporkan mempunyai umur Kambrium Tersier seperti terdapat dan di Amerika Serikat bagian Barat dan di tempat- tempat lain yang tersebar antara analisa, evaluasi dan interpretasi terhadap data sebelumnya, yang meliputi kajian aspek geomorfologi, litologi, lingkungan pengendapan dan perangkap deposit monasit plaser . Kanada dan Meksiko. Endapan placers tersebut terdiri atas monasit yang kaya ISBN 978-979-99141-5-6 187 Kapur III. G E O L O G I III.1. GEOLOGI REGIONAL Akhir. penyusun Variasi terdiri dari batuan monzonit kuarsa, monzogranit, syenogranit, Litologi dan granit alkali felspar, langka Daerah kajian secara geologi termasuk diorit dan gabro. dalam Peta Geologi Ketapang Lembar Granit Sukadana adalah 1414, Skala 1:250000, oleh Keyser F sedang dengan karakteristik calc- dan Rustandi E;”, yang diterbitkan oleh alkali Pusat Pengembangan dan Penelitian terobosan tingkat tinggi sampai- Geologi sedang. (PPPG) Departemen Pertambangan dan Energi (4). yang berbutir merupakan Batuan ini batuan menerobos batuan samping yang mengakibatkan Litologi daerah ini tersusun oleh terbentuknya malihan thermal dan sebaran batuan intrusi granit Sukadana atau merubah secara hidrothermal berumur batuan gunungapi Kapur (Kus), batuan Kerabai berumur (Kuv), gunung api yang berupa serisitisasi dan dapat mengandung andalusit, garnet, pirit, kalkopirit dan dan endapan aluvium (Qa). 1. Batuan samping Kerabai; impragnasi K-felspar mempunyai sebaran luas membentuk Batuan granitik di daerah kajian dataran rendah, pada umumnya secara geologi regional termasuk berupa andesit dan basalt; dolerit dalam jalur sebaran sistem rangkaian trakiandesit, keratofir kuarsa, dasit batuan plutonik yang membentuk riodasit, jalur dan riolit. Batuan dari ”Malay peninsula – piroklastik berupa abu, lapili, kristal, kepulauan timah Indonesia (Sumatra tuf kristal dan litik, breksi gunung dan Kalimantan)” yang dikenal kaya api dan aglomerat. Satuan batuan timah (tin bearing granite). Granit berumur Kapur Akhir- Paleosen pada jalur berumur Trias – Jura 2. Granit Sukadana; tersebar mengkuti rangkaian perbukitan yang meliputi seluruh pulau. Batuan ini menerobos dan menindih batuan merupakan batuan granit felsic mengandung timah dan mineral industri ikutannya berupa monasit, torit, zirkon ilmenit hasil dari proses gunung api kerabai, umur batuan 188 ISBN 978-979-99141-5-6 hidrothermal atau pneumatolitic jalur Batolit Schwaner. Kondisi struktur quarts injection. Diduga bahwa Kapur yang berkembang oleh terjadinya terobosan granit Sukadana adalah kegiatan sistem magma granit yang tercampur oleh keberadaan granit Trias-Yura,yang mempunyai sebaran luas. geologi daerah sangat dipengaruhi munculnya trobosan granit Sukadana serta terjadinya pengangkatan sehingga terangkat 3. Aluvium, Ketapang yang menyertainya, menyebabkan dan proses terlipat batuan dengan terdiri dari aluvium kemiringan umum 300 - 700. Secara resen, aluvium tua atau aluvium statistik kelurusan yang berkembang teras dan endapan rawa dataran sebagai sesar besar adalah sesar dengan pantai arah Struktur dan Tektonika utara sampai utara-timurlaut, timur-timurlaut dan timur laut-tenggara Kondisi tektonik daerah Semelangan terletak dalam suatu sabuk magma Gambar 3. Peta Geologi Regional Daerah Kendawangan dan Sekitarnya, Kalimantan Barat, Rustandi dkk ( 4) ISBN 978-979-99141-5-6 189 mempunyai III.2. GEOLOGI DAERAH kerapatan jarang. Topografi satuan bentang alam ini KAJIAN tersusun oleh material lepas hasil III.2.1. Geomorfologi rombakan batuan granit dan batuan Bentang alam daerah kajian sebagian gunung api. Bentang alam dataran besar merupakan dataran aluvium dan dengan penyebaran luas di daerah ini ke arah timur secara berangsur berubah memberikan informasi giatnya proses menjadi denudasi-sedimentasi di daerah kajian. bentang alam perbukitan Dicirikan juga oleh kondisi aliran bergelombang. Bentang alam dataran, mempunyai relief relatif datar dengan elevasi tidak lebih dari 50 m dml. Pola penyaluran pada satuan morfologi sungai meandering yang telah terpotong-potong membentuk bentang alam danau atau rawa. dataran Gambar 4. Peta morfologi Citra Satelit Daerah Kendawangan dan Sekitarnya, Kalimantan Barat perbukitan elevasi dari 50 m - 250 m dml. Sistem topografi di area ini penyaluran di daerah ini memberikan berupa perbukitan kecil-kecil dengan kenampakan pola tralis yang dikontrol Bentang alam bergelombang; 190 ISBN 978-979-99141-5-6 oleh terdapatnya sistem kekar pada kajian adalah adanya sebaran perbukitan batuan vulkanik. kecil bergelombang Kondisi yang menarik dari aspek yang letaknya mengapit dataran aluvial. pembentukan bentang alam di daerah Gambar 5. Peta Geomorfologi Daerah Kendawangan dan Sekitarnya, Kalimantan Barat Deretan perbukitan tersebut tersusun oleh batuan kompak dari Kelompok batuan vulkanik dan batuan malihan berfungsi sebagai penahan material III.2.2. Litologi Keberadaan batuan dari yang tertua hingga yang termuda di daerah kajian diuraikan seperti di bawah ini : sedimen yang terbawa oleh aliran dari topografi yang lebih tinggi di bagian timur, kondisi bentang alam tersebut merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya pengkayaan mineral berharga hasil sedimentasi yang mempunyai berat jenis tinggi. ISBN 978-979-99141-5-6 Komplek Batuan Ketapang a. Satuan batulempung Satuan batulempung merupakan satuan batuan yang tertua dijumpai di lokasi penelitian yang terdiri dari batupasir dan batulempung. 191 Batulempung pada umumnya mafik. Batuan tersebut tersingkap berwarna abu-abu hingga putih, batu sebagai dome-dome kecil yang terpisah pasir warna putih abu-abu, ukuran satu dengan lainnya yang mengintrusi pasir satuan halus-kasar, membulat- batulempung. membulat tanggung, terdiri dari penelitian terdahulu kuarsa, feldspar, klorit, termasuk dalam mineral Menurut hasil batuan tersebut kelompok batuan mafik. Satuan ini terdapat pada vulkanik Kerabai berumur Kapur Akhir bagian barat daerah kajian mengapit sampai Paleosen Awal [4]. S. Kendawangan, satuan tersebut merupakan Satuan batuan yang batulempung tertua. tersebut berumur Jura Akhir- Kapur Awal (4).. andesit dikenali berwarna abu-abu putih – kecoklatan, porpiritik, komposisi mineral terdiri dari K felspar, feldspar, turmalin, kuarsa, warna abu-abu hitam, afanitik, komposisi terdiri dari feldspar, biotit, klorit, turmalin. Batuan tersebut tersebar di kiri dan kanan S.Kendawangan bagian b. Satuan batuan vulkanik Andesit; Satuan Basalt; batuan basalt mempunyai mineral hilir (Gambar 6). Menurut hasil penelitian terdahulu batuan tersebut termasuk dalam kelompok batuan vulkanik Kerabai berumur Kapur Akhir sampai Paleosen Awal (4). Gambar 6: Peta Geologi Lokal daerah Kajian 192 ISBN 978-979-99141-5-6 jauh dari litologi asal batuan granit c. Satuan Aluvium Satuan aluvium yang yang mengandung monasit, zirkon. terdapat Satuan aluvium menempati daerah didaerah penelitian berupa aluvial bagian tengah dan timur daerah sungai dan pantai sebagai endapan penelitian. plaser, tersusun oleh butiran pasir lempungan dan pasir. Berdasarkan posisi cekungan sedimentasi, sebaran batuan Pra Tersier, pola sungai dan karakter topografi III.3. PENDUGAAN POTENSI KEBERADAAN MINERAL MONASIT dikenali bahwa karakter sedimen aluvium di daerah Kendawangan mempunyai kemiripan dengan III.3. 1. Batuan Sumber Bahan Galian Monasit aluvium yang terdapat di daerah Semelangan, sehingga diinterpretasikan bahwa aluvium 1. Radioaktivitas batuan Hasil pengukuran yang telah dilakukan Kendawangan merupakan produk sebelumnya sedimentasi dari proses dan sumber anomali radioaktivitas terdapat pada material yang sama. granit yang merupakan sumber material Komposisi sedimen pasir tersusun oleh butiran berukuran pasir sedang - halus, masif, lunak, dapat diremas, tersusun oleh kuarsa, feldspar, mineral berat radioaktivitas berkisar sedimen nilai Kendawangan mempunyai radioaktivitas cukup tinggi yaitu 500–1.000 c/s (9 contoh) dan nilai relatif tinggi terdapat pada batupasir (140 – 450 c/s), nilai anomali dan Pada lokasi tertentu di bagian utara Semelangan) daerah bahwa pada batuan granit terdapat secara spot antara 180 – 210 cps. (daerah di diketahui nilai radioaktivitas mineral berat berkisar antara 150 – 700 c/s. Hal tersebut pada retas kuarsa felspatik mempunyai sebaran mengikuti pola fraktur U – S. Dari nilai radioaktivitas batuan tersebut diketahui bahwa batuan granit tersebut mengandung mineral disebabkan jarak yang tidak terlalu ISBN 978-979-99141-5-6 193 radioaktif yang tersebar merata dalam batuan granit alkali yang terdapat di batuan sehingga berpotensi menjadi daerah kajian mempunyai umur 77 – batuan 105 juta tahun (Yura – Kapur Akhir) sumber pembawa mineral ”resisten radioaktif.” Williams, PR, 1988 (3). Analisis petrografi terhadap 7 contoh Hasil prospeksi terinci di daerah S. granit, 1 contoh batuan malihan dan 1 Pasaguan (sebelah tenggara daerah contoh diorit yang berasal dari luar kajian) menunjukkan bahwa indikasi daerah kajian Tugiyo, dkk 1991 (2) , Dari hasil analisis tersebut dikenali bahwa hanya teridentifikasi batuan granit mengandung yang mineral keberadaan mineral radioaktif terdapat pada granit kuarsa (500 – 700 c/s) dan granit biotit 9200 c/s , kisaran umum nilai radioaktivitas 70 – 150 c/s. radioakatif. Beberapa mineral ikutan Dari hasil analisis petrokimia dengan yang terkandung sebagai komposisi metode penyusun berupa menunjukkan bahwa sebagian besar monasit, zirkon, apatit dan alanit. granit yang dianalisis berasal dari Kehadiran magma batuan adalah mineral ini diduga “Wriskt alkalin Alkalinity yang Ratio”: merupakan merupakan penyebab terjadinya nilai indikasi granit tipe “S” Soeprapto, radioaktivitas pada granit. 1991(6). Zainuddin dan Soeprapto, 1991(5) menyatakan bahwa granit yang terdapat di daerah ini merupakan plutonik granit kelompok granit alkali yang terbentuk pada fasa pegmatitik (pegmatitic stage) pada suhu 550 – 600 0 C. Hasil diterminasi K Argon terhadap biotit dan hornblende diketahui bahwa kelompok 194 Keberadaan granit tipe S tersebut merupakan hasil pembentukan granit yang terdeferensiasi tingkat lanjut “highly differentiated“ merupakan suatu proses yang dapat berfungsi meningkatkan kadar silika dan elemen litofil termasuk U dan Th daripada magma asal, Basham,1982 dalam Soeprapto, 1991(6). ISBN 978-979-99141-5-6 Tabel 2. Kandungan Kadar U Teoritik Berbagai Mineral Penyerta dalam Granit ( Soeprapto , 1991 ) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jenis Mineral Rutil Aapatit Sfen Epidot Alanit Zirkon Xenotim Monasit Thorit RE dan Oksioda komplek Uraninit Kadar (ppm U) 100 10 – 250 10 – 1.400 200 30 – 3.000 1.000 – 3.000 300 – 4.000 500- 5.000 1 – 25 %dalam uranothorit < 10 %, kadang-kadang mencapai 10 % 80 %, < kecil dengan substitusi Th Keberadaan mineral ikutan monasit, sebagai apatit dan zirkon secara umum tersebar mineral radioaktif , William C, 1967 merata dalam granit. Hasil analisis menyatakan bahwa fraksinasi selama menunjukkan proses sayatan 80 % dari 21 contoh petrografi mineral-mineral 1991 (6) dan mengandung tersebut, Soeprapto, dari data autoradiografi batuan sumber kristalisasi magmatik kedapatan dalam pembentukan (3) siklus batuan pegmatik akan menghasilkan monasit kaya thorium. Winkler dan Pluton, (3) terhadap 16 contoh yang dilakukan 1958 dalam William C eksposur 21 X 24 jam menunjukkan bahwa dari hasil analisis 152 contoh bahwa 9 contoh batuan alkali granit monasit teridentifikasi pegmatik mengandung kadar rata-rata 8 mengandung mineral thorit, monasit, zirkon dan alanit dengan intensitas relatif tinggi. keberadaan granit pegmatik tipe S di daerah kajian dengan nilai radioaktivitas thorit, adanya kandungan mineral monasit, merupakan zirkon indikasi berasal dari batuan % thorium oksida. 2. Karakter Geokimia batuan Berkaitan dengan pembentukan monasit tinggi, yang menyatakan dan yang ISBN 978-979-99141-5-6 alanit sumber Kadar Unsur U total batuan; analisis batuan yang diwakili oleh 8 contoh batuan granit dengan nilai radioaktivitas 250 – 1.000 c/s (di luar daerah kajian), menarik 195 menunjukkan kadar U antara 2,5 – 64,8 Dari hasil evaluasi dikenali bahwa ppm. nilai kondisi radioaktivitas dan kadar U radioaktivitas 900 – 1.600 c/s diperoleh batuan menunjukkan hubungan yang kadar 2,5 ppm (contoh 195) dan nilai tidak radioaktivitas 900 – 1.400 c/s diperoleh penyebab radioaktivitas yang tinggi kadar 34,9 ppm, sedangkan granit bukan U melainkan mineral radioaktif dengan nilai radioaktivitas 350 c/s lain berupa monasit, zirkon, apatit, dan (contoh 217) menunjukkan kadar 64,8 alanit. Secara teoritis kandungan unsur ppm. U dan mineral penyerta batuan granit Pada granit dengan proposional; diduga bahwa adalah sebagai seperti pada Tabel 1, berikut : Tabel 1. Hubungan Radioaktivitas dan Konsentrat Mineral Berat Data prospeksi Detil Sektor Semelangan, Peta Geokimia Ketapang Kalbar 1991 No 196 No Contoh Radioaktivitas (c/s) Kadar U (ppm) Keterangan 1 2 220 MB 125 13,792 Ano MB Granit 225 MB 60 13,12 Granit 3 295 MB 3.000 6,07 Granit 4 5 297 MB 1.500 4,7 Granit 298 MB 7.000 11,05 Granit 6 300 MB 750 8,9 Granit 7 284 MB 1.000 5,3 Metamorf 8 9 282 MB 1.000 5,63 Metamorf 287 MB 600 12,79 Ano MB granit 10 264 MB 600 14,86 Ano MB granit 11 245 MB 500 4,14 - 12 13 231 MB 250 11,7 Ano MB Diorit 137 MB 1.300 2,88 Batupasir 14 142 MB 1.600 5,62 Batupasir 15 139 MB 1.250 5,91 Batupasir 16 17 135 MB 650 1,78 Batupasir 299 MB 1.000 11,2 Granit ISBN 978-979-99141-5-6 Gambar 7. Peta Geokimia dan Distribusi Pengukuran Radioaktivitas Daerah Semelangan dan sekitarnya, Ketapang Kalimantan Barat. III.3. 2. Sedimen Perangkap Bahan yang terdisintregasi , tertransportasi dan tersedimentasi oleh adanya aliran air Galian Monasit 1. Karakter Sedimen Aluvium di Daerah Kajian S. Kendawangan dan anak cabangnya. Proses tersebut terjadi secara intensif dan berulang selama proses glasiasi, Sebaran sedimen aluvium di daerah interglasiasi dan post glasiasi Zaman kajian Kwarter terendapkan aluvial, rawa Material asal di lingkungan dan endapan pantai. sedimen adalah sehingga menyebabkan fluktuasi permukaan air laut di Asia Tenggara mengalami beberapa kali rombakan batuan yang berasal dari perubahan antara – 100 m sampai granit, vulkanik dan sedimen yang mendekati + 30 m,Tjia Hd, 1989 terletak di bagian timur daerah kajian Perubahan permukaan air laut tersebut ISBN 978-979-99141-5-6 (7) . 197 menyebabkan terjadinya plaser deposit 2. Karakter Radioaktivitas Sedimen dari mineral berharga seperti terjadinya Perangkap sedimen kaya timah yang berasosiasi Kajian dengan keberadaan monasit. Monasit Daerah Untuk mengenali karakter geokimia Endapan aluvial, coluvial, beach placer daerah di daerah Kendawangan dicirikan oleh membandingkan sedimen aluvium yang butiran halus – kasar. Variasi mempunyai fenomena geologi plaser butiran mineral berat pada umumnya yang sama, terdapat di daerah ketapang berupa zirkon, alanit, thorit, xenotim (diluar daerah kajian). Hasil pengukuran (dominan) radioaktivitas dan ilmenit, hematit, kajian dilakukan dengan mineral berat hornblende. Kehadiran mineral tersebut menunjukkan nilai berkisar antara 75 – menunjukkan 800 c/s, dengan nilai nilai radioaktivitas kesamaan dengan butiran penggerusan karakter mineral dari hasil batuan granit yang rata-rata 78,64 c/s. radioaktivitas Kondisi nilai tinggi merupakan dicirikan oleh mineral berupa monasit, indikasi keberadaan sebaran mineral zirkon, hornblende, magnetit, hematit, radioaktif dalam sedimen yang terdapat pirit, rutil, dengan prosentase berkisar di daerah kajian. dari 0,0006 – 0,99868 % (selalu hadir). 3. Karakter Geokimia Keberadaan mineral radioaktif dalam Perangkap mineral berat dikenali dari data hasil Kajian Sedimen Monasit Daerah Untuk mengenali karakter geokimia analisis butir daerah ketapang, secara umum kehadiran mineral butir daerah kajian memperlihatkan karakter kesamaan yaitu berupa monasit, zirkon, alanit, thorit, xenotim (dominan) dan ilmenit, hematit, hornblende. Prosentase kehadiran mineral radioaktif secara berurutan (dominan), monasit adalah thorit dan xenotim (sedang) serta zirkon dan alanit. sedimen di daerah kajian mengacu pada keberadaan sedimen diluar daerah kerja yang telah dikenali mengandung Th dengan kadar 140 – 31.650,00 ppm dan U dengan kadar 35 – 1.952,75 ppm (analisis 47 contoh mineral berat). Dari hasil analisis data geokimia mineral berat diketahui bahwa sebaran anomali kadar Th mengikuti pola topografi 198 cekungan sungai dan ISBN 978-979-99141-5-6 cekungan sedimentasi lembah purba. mineral radioaktif. Berkaitan dengan Secara analogi daerah kajian yang kondisi keberadaannya tersebut maka merupakan pelamparan dari sedimen untuk plaser merupakan mengandung mineral radioaktif adalah cekungan dengan mempertimbangkan beberapa pengendapan beach plaser dan aluvium parameter, Tjia Hd, 1989(7) sebagai plaser seperti yang terdapat berikut: diinterpretasikan penerusan dari model di utara daerah kajian. 4. mendeliniasi area potensial Keberadaan batuan sumber yang Area Potensial Sebaran Aluvium tersusun oleh batuan granit felsic Mengandung Mineral Radioaktif atau hidrothermal atau pneumatolitic quarst injection yang Keberadaan endapan aluvium di daerah kajian dan sekitarnya dipengaruhi oleh pelapukan, sangat material lepas hasil proses transportasi- sedimentasi, lingkungan pengendapan, keberadaan dan jarak dengan batuan terdapat pada suatu tinggian lebih dari 50 m, di daerah kajian terdapat di sekitar aluvial. pengumpulan (pengkayaan) mineral berat industri, terjadi pada batuan granit di daerah kajian. sumber (granitik) yang mengandung Gambar 7. Peta Distribusi Sebaran Sedimen Plaser Aluvial Daerah Kendawangan dan Sekitarnya, Ketapang Kalimantan Barat ISBN 978-979-99141-5-6 199 Gambar 8. Peta Distribusi Area Prospek pada Sedimen Plaser Aluvial Daerah Kendawangan dan sekitarnya, Ketapang Kalimantan Barat Di daerah kajian terdapat indikasi adanya konsentrasi mineral berat di sekitar batas batuan intrusi granit. konsentrasi mineral berat di daratan pantai. Mineral berat endapan aluvial Adanya indikasi proses pelapukan terdapat pada bedrock dengan sebaran kimia yang bekerja secara intensif luas dan mempunyai bentuk dan menyudut, mineral berat plaser di berkembang lanjut sangat membantu dalam proses Secara ekonomis, penangkapan bijih butir Asia Tenggara berasosiasi dengan sedimen kwarter. mineral berat sekunder Di daerah kajian terdapat endapan telah mengalami transportasi tidak bolder dan gravel serta pulau kecil lebih dari 3000 m dan biasanya lebih sebagai dari 1500 m dari sumber. Tranportasi perangkap yang baik untuk terjadinya yang terjadi pada jarak yang jauh pengendapan mineral berat sekunder lebih dari 8 km dapat menghasilkan yang berpotensi ekonomis. konsentrat 200 penghalang, merupakan ISBN 978-979-99141-5-6 tersebut 2. Litologi daerah kajian tersusun oleh diinterpretasikan bahwa di daerah kajian sebaran batuan granit, vulkanik dan terdapat sebaran sedimen mengandung dan Aluvial. Granit terbentuk pada mineral radioaktif di lingkungan aluvial fase pegmatitik bersifat alkali, variasi sungai seluas: keberadaan Berdasarkan hal 225040 Ha yang granit dikenali berupa granit biotit, granit, garnit biotit terdistribusi di DAS S. Kendawangan porpir, mikrogranit dan adamelit; (107800 Ha), DAS S. Airtanah dingin perubahan (27610 Ha), DAS S. Tapah (42010 Ha) komposisi batuan memperlihatkan kontak berangsur. dan DAS S. Naning (45010 Ha). 3. Sebaran bahan galian monasit di daerah kajian teridentifikasi pada IV. KESIMPULAN DAN SARAN material endapan 1. Morfologi daerah kajian merupakan dengan plaser aluvial radioaktivitas linkungan aluvial dan sedimen 800 – 4.000 c/s, kandungan secara berangsur berubah menjadi mineral berat 30 – 45 % (“pan heavy bentang alam bergelombang. Bentang mineral concentrate”) berupa monasit alam dataran, dan xenotim, mineral yang hadir bentang alam dataran mempunyai elevasi tidak lebih dari 50 m dml dengan pola bersama-sama penyaluran alanit, ilmenit, hematit, magnetit, jarang, sebaran sangat luas. bergelombang; mempunyai zirkon dan pirit, rutil. Bentang alam tercermin sebagai adalah 4. Batuan yang berpeluang menjadi bentukan topografi dengan elevasi 50 sumber monasit, adalah kelompok m-250 m dml, mempunyai pola granit tipe S Yura–Kapur. Batuan penyaluran tralis yang dikontrol oleh dicirikan oleh nilai radioaktivitas sistem kekar pada batuan granit. tinggi (400 c/s – 9200 c/s ) pada Sebaran luas granit biotit dengan kadar U batuan memberikan informasi giatnya proses relatip kecil berkisar dari 2,5 ppm- denudasi-sedimentasi 64,8 ppm. aluvium yang di daerah kajian, merupakan indikasi potensi sumber kedapatan penyerta mineral berharga endapan plaser. ISBN 978-979-99141-5-6 pada Mineral penciri batuan adalah berupa adanya mineral thorit, monasit, zirkon dan alanit. 201 5. Batuan perangkap monasit adalah sedimen plaser aluvium yang penyebarannya dikontrol oleh dataran lembah banjir pada jalur antar perbukitan, mengkuti pola sebaran batuan granit (sumber monasit). Terdapat di DAS S. Kendawangan, DAS S. Tangar dan DAS S. Naning dengan total luas 2.113.500 Ha . 6. Guna mengetahui kejelasan mengenai potensi dan karakter keberadaan deposit bahan galian monasit perlu dilakukan penelitian penelitian yang menekankan pada aspek model Survey Profesional Paper, Government US Printing Office, Washington, 1967 4. Keyser F dan Rustandi E;”Peta Geologi Lembar Ketapang Lembar1414, Skala 1:250000”, Pusat Pengembangan Geilogi dan Penelitian (PPPG) Departemen Pertambangan dan Energi, Jalan Diponegoro 57, Bandung 1957 5. Zainudin H, Soeprapto; ” Studi Granit Tukul Sebagai Sumber U, Sembelangan Kalimantan Barat, PPBGN-BATAN, Jakarta, 1991 geometri dan sebaran vertikal pada 6. Soeprapto;” Pengaruh Granit Tukul daerah DAS potensial. Ketapang Kalimantan Sebagai Sumber U”, PPBGN-BATAN, 1991 PUSTAKA 7. Tjia HD;” Workshop on Quartenery 1. Katili JA,” Tektonik FrameWork , Sea-Level Changes and Related Resources and Related Problem In Geological Processes in Relation to South East Asia” Departement of Secondary Mine and Energi , Jakarta Indonesia, Penambangan 1977 Bangka, 1989. 2. Tugijo, ” Geologi Terinci Daerah Semelangan Kalimantan Barat” 8. Williams Tin PPBGN-BATAN, Jakarta, 1991 148(279-297), Geologic Occurrence of Monazite”, Geological 202 Bangka, Early Tertary Structure of West Kalimantan” C;”The Timah Unit Pr;”Late Cretaceous to Laporan Akhir ,Tim prospeksi U 3. William Deposits”, Tectononophysics: Elsevier Sciences Publisher B.V. Amsterdam, Printed in the Netherlands, 1988. ISBN 978-979-99141-5-6 ISBN 978-979-99141-5-6 203