ISBN 978-979-99141-5-6 181 KAJIAN AWAL - Digilib

advertisement
KAJIAN AWAL PROSPEK BAHAN GALIAN MONASIT
DI KENDAWANGAN KALIMANTAN BARAT
Lilik Subiantoro, Bambang Soetopo, Dwi Haryanto
PPGN-BATAN, Jln. Lebak Bulus Raya No.9. Jakarta
Abstrak
Daerah Kendawangan termasuk dalam cakupan area geologi regional Ketapang
yang teridentifikasi mengandung endapan mineral radioaktif berupa monasit yang
mengandung uranium (U), Th dan unsur Tanah Jarang (RE) yang cukup berpotensi.
Hasil analisis granulometri beberapa contoh mineral berat menunjukkan kandungan
butiran mineral monasit mencapai 63 % dan zirkon mencapai 40 % (dari jumlah
butiran), hasil analisis butiran dari beberapa contoh batuan terdapat contoh yang
mengandung monasit 0,11 %. Studi ini dilakukan terhadap data sekuder yang
mencakup aspek geologi, batuan sumber, perangkap dan interpretasi sebaran plaser
mineral berat mengandung monasit dan zirkon. Tujuan yang ingin diperoleh adalah
Informasi tentang karakter geologi dan sebaran sumberdaya bahan galian monasit
mengandung Th dan zircon. Batuan sumber bahan galian monasit, berupa granit
berumur 77–15 juta ( Yura – Kapur Akhir), termasuk tipe S dari kelompok granit
alkali yang terbentuk pada fasa pegmatitik (pegmatitic stage) yang terdefrensiasi
tingkat lanjut pada suhu 550 – 6000 C. Granit mempunyai nilai radioaktivitas anomali
400 C/S - 9200 C/S dengan mineral penciri berupa K felspar, kuarsa dan plagioklas,
mineral penyerta berupa thorit, monasit, zirkon dan alanit. Kadar U batuan granit
berkisar dari 2,5 ppm- 64,8 ppm. Sebaran lateral endapan plaser aluvial mengandung
monasit menempati dataran lembah banjir antar perbukitan, mengkuti pola sebaran
batuan granit (Sumber monasit). Daerah propek monasit terletak pada dataran lembah
banjir seluas 225040 Ha terdistribusi di DAS S. Kendawangan (107800 Ha), DAS S.
Airtanahdingin (27610 Ha), DAS S. Tapah (42010 Ha) dan DAS S. Naning (45010
Ha).
Kata Kunci : Kajian, geologi, monasit, Kendawangan
Abstract
Kendawangan areas included in the regional geological coverage area of Ketapang
that are identified have monazite deposits with radioactive minerals contain is
uranium (U) and thorium (Th) quite potential. Results of granulometry analysis
example shows the content of heavy mineral grains of the mineral monazite and zircon
reached 63% to 40% (of total grains), the analysis of rock samples contained grains of
0.11% monazite. The study was conducted on secundary data covering aspects of
geology, source rock, traps and interpretation of heavy mineral distribution plaser
contain monazite and zircon. Objectives to be obtained is information about the
character of the geology and distribution of monazite mineral resources with Thcontain and zircon. Source rock of monazite minerals is a granite 77-150 million age
(Jurassic - Late Cretaceous), including the S type of the alkali granites, formed in
ISBN 978-979-99141-5-6
181
pegmatitik phase (pegmatitic stage) which advanced deferentiated at a temperature
550-6000 C. The anomalous radioactivity of Granite has a value of 400 c/s-9200 c/s
with the characterized minerals is K feldspar, quartz and plagioclase, minerals
accompanying the form thorit, monazite, zircon and alanit. U range of the granitic
rocks is 2.5 ppm-64.8 ppm. The lateral distribution of alluvial deposits containing
monazite plaser occupy at flood plains valley between of hilly land area 225040 Ha,
obeying the distribution pattern of granitic rocks (Source monazite). Monazite propek
area lies in the valley flood plain of the watershed at S. Kendawangan (107800 Ha), S.
Airtanahdingin (27610 Ha), S. Tapah (42010 Ha) dan S. Naning (45010 Ha).
Keywords: Assessment, geology, monazite, Kendawangan
plaser yang terdapat disepanjang pantai
I. PENDAHULUAN
dan
I.1. Latar Belakang
dataran
Ketapang
Daerah
Kendawangan,
Kalimantan
Barat adalah adalah salah satu daerah
target eksplorasi mineral radioaktif.
Obyek penyelidikan diutamakan pada
sebaran aluvium hasil perombakan
sungai,
bagian
barat
Kabupaten
merupakan
daerah berindikasi mengandung deposit
mineral
radioaktif
monasit
yang
berasosiasi dengan unsur tanah jarang
(rare earth elements) yang cukup
potensial.
batuan granit di daerah aliran sungai
Kendawangan dan sekitarnya. Geologi
daerah ini terletak dalam sebaran
batuan granit Semenanjung Malaya,
Sumatra dan Kalimantan
yang telah
dikenali sebagai area penambangan
kasiterit
(timah)
yang
berpotensi
mengandung thorium, RE serta zircon
(1)
Keberadaan elemen radioaktif telah
teridentifikasi
hasil
analisis
granulometri pada sampel mineral berat
(contoh sedimen aktif), kandungan
butiran mineral monasit mencapai 63 %
dan zirkon mencapai 40 % (dari jumlah
butiran), hasil analisis butiran dari
batuan terdapat contoh mengandung Th
.
0,11
Hasil pemetaan geologi dan identifikasi
bahan
dari
galian
monasit
yang
telah
dilakukan pada sejumlah sampel di
daerah Ketapang dan sekitarnya, secara
%.
Tugijo
dkk,
1991
(2)
.
Pengendapan mineral monasit di daerah
kajian
bersumber dari batuan granit
Sukadana yang dicirikan oleh kekar
intensif , telah mengalami lapuk lanjut
khusus menunjukkan bahwa endapan
182
ISBN 978-979-99141-5-6
dan
mempunyai radioaktivitas relatif
tinggi (500 – 1600 c/s).
1.2. Tujuan
Butiran
Tujuan yang ingin diperoleh adalah
mineral monasit hasil rombakan dengan
mengetahui informasi awal tentang
3
berat jenis 4,4 – 5,5 gr/cm ,
mengalami
dengan
transportasi
mineral
berat
akan
bersama
lain
yang
kemudian tersedimentasi di lingkungan
yang baru sebagai endapan tataan di
luasan daerah
prospek bahan galian
monasit dan asosiasinya di Daerah
Kendawangan, Ketapang Kalimantan
Barat.
I.3. Lokasi kerja
dalam aluvium sungai dan pantai.
Daerah kajian
Berdasarkan
pertimbangan
tersebut
maka perlu dilaskukan studi awal
endapan tataan mineral monasit yang
mengandung Th, U, dan asosiasinya
berupa
RE
di
daerah
Ketapang
khususnya Kendawangan dengan cara
secara administratif
termasuk dalam wilayah Kecamatan
Kendawangan dan Marau, Kabupaten
Ketapang. Daerah ini terletak di bagian
Selatan Propinsi Kalimantan Barat
berdekatan dengan Kalimantan Tengah
dan Kalimantan Selatan (gambar 12).
melakukan evaluasi data sekunder.
PETA SITUASI AREA KAJIAN
DAERAH KENDAWANGAN KETAPANG
KALIMANTAN BARAT
Gambar 1. Peta Situasi Kesampaian Lokasi Daerah Kajian
ISBN 978-979-99141-5-6
183
Gambar 2. Peta Situasi Cakupan Daerah Kajian
cerium. Cerium adalah salah satu
I.4. Teori Dasar
unsur Tanah Jarang
dengan
Umum
senyawa
Monasit adalah salah satu mineral
lanthanium,
radioaktif yang dikenali mengandung
praseodymium,
thorium.
promethgium dan europium.
Thorium
dapat
berperan
oksida
dari
samarium,
neodymium,
sebagai sumber energi baru yang secara
Dalam
geologi keberadaannya dikenali berupa
elemen tanah jarang
monasit mengandung
tahun
unsur tanah
logam
sektor
1958
industri
telah
keberadaan
tersebut sejak
berkembang
jarang, keberadaan monasit tersebut
penggunaannya sebagai bahan dasar
dikenali bersama-sama dengan zirkon
pembuatan illuminating gas mantle.
terdapat sebagai endapan plaser pantai
Setelah perang dunia I dikenalkan untuk
(3)
dan aluvial sungai .
penggunaan filament-tungsten lampu
Monasit, secara kimiawi adalah
elektrik. Sebagai inti elektroda karbon
salah satu mineral radioaktif dalam
digunakan dalam memproduksi cahaya
senyawa
gambar
184
thorium
phospat
dan
bergerak.
Lanthanium
ISBN 978-979-99141-5-6
digunakan untuk pembuatan kaca optik
selanjutnya
dengan
didominasi oleh aktivitas
index
refraksi
tinggi
dan
proses
yang
terjadi
mekanik,
dispersi rendah. Praseodymium dan
sebagai hasil dari proses mekanik
neodymium
tersebut adalah
sebagai
bahan
dasar
monasit
penyerap sinar ultra violet.
Siklus monasit dalam batuan sedimen
William C, 1967(3) menyatakan bahwa
keberadaan
detrital
terdistribusi sebagai mineral
ikutan atau terkonsentrasi secara lokal
dalam
batuan
sedimen.
Proses
terlepasnya butiran dari batuan induk
selama proses transportasi oleh aliran
disebabkan oleh terjadinya beberapa
air sungai, rombakan butiran monasit
kali
terdapat
butiran
meskipun tidak seefektif pelapukan
mineral lain seperti kuarsa, felspar dan
kimia. Selama proses pelapukan, fraksi
mineral berat lain
dan terkonsentrasi
yang terlepas dari
sebagai
tahan
pelapukan
mengalami pergerakan dan sebagian
bersama dengan mineral ilmenit, rutil,
fraksi terkumpul membentuk mantel
zirkon, dan silimanit.
(penutup). Butiran monasit yang telah
Monasit
bersama
dengan
mineral
dan
mineral
berat
lain
proses
penguraian
mekanik,
batuan induk
terlepas terkonsentrasi sebagai plaser
cenderung mengendap secara stabil di
aluvial berdekatan dengan
bagian dasar
induk.
bersama-sama dengan
batuan
fraksi kasar.
Proses pengkayaan butiran monasit sisa
Siklus geologi pembentukan monasit
pengendapan, terjadi oleh pengulangan
pada batuan sedimen diawali oleh
sekuen 2 atau 3 kali pengendapan untuk
penguraian butiran mineral dari batuan
periode waktu beberapa ratus tahun,
yang tersingkap di permukaan bumi
namun
yang
monasit terjadi dalam periode 10 – 20
kemudian
mengalami
secara
umum
pengkayaan
pengendapan dan pembentukan batuan
kali sekuen pengendapan.
sedimen
dan
Pada sutu area dengan pelapukan yang
terjadinya
intensif, keberadaan sisa pengendapan
mengandung
diakhiri
dengan
metamorfosa
sedimen
monasit
regional
kaya
metamorfosa
dari
pada
monasit
batuan
mengandung monasit).
ISBN 978-979-99141-5-6
batuan
monasit dari batuan metamorfik fasies
(regional
amphibolit dapat mengandung 0,2 – 5
sedimen
pon monasit per kubik yard sediment
Pada tahap
185
pasir dan jarang dapat mencapai 20
terdeposit menutupi kerikil ber-tenor
pon.
tinggi (high-tenor gravels).
Proses erosi-sedimentasi aliran sungai
Lembah-lembah sungai di Amerika
pada lingkungan sedimen plaser sungai
Serikat
cenderung akan menperkaya monasit
sungai berupa clay berisi sekitar 0,1-0,3
dan prosentase kedapatan monasit akan
pound monasit per yard kubik, lanau
menjadi lebih tinggi daripada mineral
(silt)
berat
endapan
pounds monasit per yard kubik, dan
aluvium yang terletak di bagian atas
kerikil mengandung 1,3-2,4 pounds per
dari batuan dasar segar (unweathered
yard kubik monasit, Theobald
lainnya.
Di
daerah
bedrock), monasit akan tersedimentasi
dengan kondisi rasio sebaliknya. Oleh
karena itu, konsentrat mineral berat
pada sungai-sungai di daerah lembab
mengandung jenis mineral berat yang
lebih kecil dan lebih banyak monasit
daripada konsentrat dari sungai-sungai
(streams) di daerah beriklim sedang.
Sebagian besar dari monazite placers
dunia berada di daerah tropis dan
subtropis(3).
bagian
Tenggara,
mengandung
sedimen
sekitar
0,7-1,3
dan
(3)
Whitlow, 1959
Konsentrasi lokal monasit pada sedimen
kerikil di hulu sungai kecil dapat
mencapai sebanyak 85 pounds monasit
per yard kubik (Mertie, 1953, hal 10) (3).
.Endapan plaser telah menjadi sumber
monasit
komersial
Malagasi,
Republik
Federasi
Republik
Republik
Republik
(Leopoldville),
Selatan,
di
Malaya,
Indonesia,
Idaho,
Kongo
Afrika
Korea,
North
Di daerah yang sangat lapuk, sebagian
Carolina, dan South Carolina. Hanya
besar sedimen
sungai (stream load)
pada deposit sungai tersebut kedapatan
adalah berupa pasir halus (fine sand),
monasit disertai dengan pengendapan
lumpur (silt), dan lempung (clay);
bijih
kehadiran monasit cenderung berada
cassiterite di Malaya atau emas di
pada lapisan tipis hasil pengendapan
Korea yang
butiran di antara sedimen berbutir halus
produksi jangka panjang.
kasar dengan tenor rendah. Lanau dan
Potensi kedapatan
lempung dengan tenor rendah tersebut
sebagian besar terjadi di lingkungan
berharga
lainnya,
seperti
menguntungkan bagi
mineral
monasit
endapan cekungan daratan, menempati
186
ISBN 978-979-99141-5-6
suatu ligkungan pengendapan berbentuk
dengan kandungan thorium (thorium-
jalur
yang terpisahkan dari laut oleh
rich monazite), diperkirakan monasit
adanya jalur batuan sedimen berumur
tersebut terdeposit oleh proses yang
Kapur-Tersier yang memisahkan antara
sama dengan sedimen
cekungan sedimen laut dan cekungan
sedimen yang berlansung pada saat ini.
sedimen daratan (a belt of coastal-plain
Di daerah tersebut dan daerah lain yang
sedimentary rocks).
berada pada kondisi kering dan daerah
Potensi
cadangan
monasit
sedimen. terdapat di
dalam
India, Amerika
Serikat bagian tenggara dan Brasil.
Jalur
batuan
memungkinkan
mengandung cadangan monasit yang
komersial William C, 1967(3).
yang
Kandungan
juga
placers di satu tempat dan tempat lain
terdapat di sepanjang pantai Afrika,
di dunia sangat bervariasi, perbedaan
tetapi belum seluas seperti yang telah
tersebut tergantung pada jenis batuan
dieksplorasi di Amerika dan India.
kristalin yang menjadi sumber butiran
mengandung
sedimen
pelapukan,
pada siklus
monasit
serupa,
thorium dalam monasit
monasit. Secara umum semakin banyak
Secara litologi keeberadaan monasit
bernilai
ekonomis
berasosiasi
konglomerat dan batupasir dan jarang
terdapat
sdalam
serpih
batuan sumber yang berupa batuan
plutonik, semakin banyak thorium yang
terkandung di dalamnya.
ataupun
batugamping.
II. METODOLOGI
Fosil endapan monasit pada batuan
Untuk mencapai tujuan, kegiatan yang
sedimen
dilakukan adalah studi data sekunder
yang
telah
terkonsolidasi
(taktermetamofosakan)
dilaporkan
mempunyai
umur
Kambrium
Tersier seperti terdapat
dan
di Amerika
Serikat bagian Barat
dan di tempat-
tempat lain yang
tersebar antara
analisa,
evaluasi dan interpretasi
terhadap
data
sebelumnya,
yang
meliputi kajian aspek geomorfologi,
litologi, lingkungan pengendapan dan
perangkap deposit monasit plaser .
Kanada dan Meksiko. Endapan placers
tersebut terdiri atas monasit yang kaya
ISBN 978-979-99141-5-6
187
Kapur
III. G E O L O G I
III.1. GEOLOGI REGIONAL
Akhir.
penyusun
Variasi
terdiri
dari
batuan
monzonit
kuarsa, monzogranit, syenogranit,
Litologi
dan granit alkali felspar, langka
Daerah kajian secara geologi termasuk
diorit dan gabro.
dalam Peta Geologi Ketapang Lembar
Granit Sukadana adalah
1414, Skala 1:250000, oleh Keyser F
sedang dengan karakteristik calc-
dan Rustandi E;”, yang diterbitkan oleh
alkali
Pusat Pengembangan dan Penelitian
terobosan tingkat tinggi sampai-
Geologi
sedang.
(PPPG)
Departemen
Pertambangan dan Energi
(4).
yang
berbutir
merupakan
Batuan
ini
batuan
menerobos
batuan samping yang mengakibatkan
Litologi daerah ini tersusun oleh
terbentuknya malihan thermal dan
sebaran batuan intrusi granit Sukadana
atau merubah secara hidrothermal
berumur
batuan
gunungapi
Kapur
(Kus),
batuan
Kerabai berumur (Kuv),
gunung
api
yang
berupa
serisitisasi dan dapat mengandung
andalusit, garnet, pirit, kalkopirit dan
dan endapan aluvium (Qa).
1. Batuan
samping
Kerabai;
impragnasi K-felspar
mempunyai sebaran luas membentuk
Batuan granitik di daerah kajian
dataran
rendah, pada umumnya
secara geologi regional termasuk
berupa andesit dan basalt; dolerit
dalam jalur sebaran sistem rangkaian
trakiandesit, keratofir kuarsa, dasit
batuan plutonik yang membentuk
riodasit,
jalur
dan
riolit.
Batuan
dari
”Malay
peninsula
–
piroklastik berupa abu, lapili, kristal,
kepulauan timah Indonesia (Sumatra
tuf kristal dan litik, breksi gunung
dan Kalimantan)” yang dikenal kaya
api dan aglomerat. Satuan batuan
timah (tin bearing granite). Granit
berumur Kapur Akhir- Paleosen
pada jalur berumur Trias – Jura
2. Granit
Sukadana;
tersebar
mengkuti rangkaian perbukitan yang
meliputi seluruh pulau. Batuan ini
menerobos dan menindih batuan
merupakan
batuan granit felsic
mengandung
timah
dan
mineral
industri ikutannya berupa monasit,
torit, zirkon ilmenit hasil dari proses
gunung api kerabai, umur batuan
188
ISBN 978-979-99141-5-6
hidrothermal
atau
pneumatolitic
jalur Batolit Schwaner. Kondisi struktur
quarts injection.
Diduga
bahwa
Kapur yang berkembang oleh terjadinya
terobosan
granit
Sukadana adalah kegiatan sistem
magma granit yang tercampur oleh
keberadaan granit Trias-Yura,yang
mempunyai sebaran luas.
geologi
daerah
sangat
dipengaruhi munculnya trobosan granit
Sukadana serta terjadinya
pengangkatan
sehingga
terangkat
3. Aluvium,
Ketapang
yang
menyertainya,
menyebabkan
dan
proses
terlipat
batuan
dengan
terdiri dari aluvium
kemiringan umum 300 - 700. Secara
resen, aluvium tua atau aluvium
statistik kelurusan yang berkembang
teras dan endapan rawa dataran
sebagai sesar besar adalah sesar dengan
pantai
arah
Struktur dan Tektonika
utara sampai utara-timurlaut,
timur-timurlaut dan timur laut-tenggara
Kondisi tektonik daerah Semelangan
terletak dalam suatu sabuk magma
Gambar 3. Peta Geologi Regional Daerah Kendawangan dan Sekitarnya,
Kalimantan Barat, Rustandi dkk ( 4)
ISBN 978-979-99141-5-6
189
mempunyai
III.2. GEOLOGI DAERAH
kerapatan
jarang.
Topografi satuan bentang alam ini
KAJIAN
tersusun oleh material lepas hasil
III.2.1. Geomorfologi
rombakan batuan granit dan batuan
Bentang alam daerah kajian sebagian
gunung api. Bentang alam dataran
besar merupakan dataran aluvium dan
dengan penyebaran luas di daerah ini
ke arah timur secara berangsur berubah
memberikan informasi giatnya proses
menjadi
denudasi-sedimentasi di daerah kajian.
bentang
alam
perbukitan
Dicirikan juga oleh kondisi aliran
bergelombang.
Bentang alam dataran,
mempunyai
relief relatif datar dengan elevasi tidak
lebih dari 50 m dml. Pola penyaluran
pada
satuan
morfologi
sungai
meandering
yang
telah
terpotong-potong membentuk bentang
alam danau atau rawa.
dataran
Gambar 4. Peta morfologi Citra Satelit Daerah Kendawangan
dan Sekitarnya, Kalimantan Barat
perbukitan
elevasi dari 50 m - 250 m dml. Sistem
topografi di area ini
penyaluran di daerah ini memberikan
berupa perbukitan kecil-kecil dengan
kenampakan pola tralis yang dikontrol
Bentang
alam
bergelombang;
190
ISBN 978-979-99141-5-6
oleh terdapatnya sistem kekar pada
kajian adalah adanya sebaran perbukitan
batuan vulkanik.
kecil bergelombang
Kondisi yang
menarik dari aspek
yang letaknya
mengapit dataran aluvial.
pembentukan bentang alam di daerah
Gambar 5. Peta Geomorfologi Daerah Kendawangan dan Sekitarnya, Kalimantan Barat
Deretan perbukitan tersebut tersusun
oleh batuan kompak dari Kelompok
batuan vulkanik dan batuan malihan
berfungsi
sebagai
penahan
material
III.2.2. Litologi
Keberadaan
batuan dari yang tertua
hingga yang termuda di daerah kajian
diuraikan seperti di bawah ini :
sedimen yang terbawa oleh aliran dari
topografi yang lebih tinggi di bagian
timur, kondisi bentang alam tersebut
merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya pengkayaan mineral berharga
hasil sedimentasi yang mempunyai berat
jenis tinggi.
ISBN 978-979-99141-5-6
Komplek Batuan Ketapang
a. Satuan batulempung
Satuan
batulempung
merupakan
satuan batuan yang tertua dijumpai
di lokasi penelitian yang terdiri dari
batupasir dan batulempung.
191
Batulempung
pada
umumnya
mafik.
Batuan
tersebut
tersingkap
berwarna abu-abu hingga putih, batu
sebagai dome-dome kecil yang terpisah
pasir warna putih abu-abu, ukuran
satu dengan lainnya yang mengintrusi
pasir
satuan
halus-kasar,
membulat-
batulempung.
membulat tanggung, terdiri dari
penelitian
terdahulu
kuarsa, feldspar, klorit,
termasuk
dalam
mineral
Menurut
hasil
batuan
tersebut
kelompok
batuan
mafik. Satuan ini terdapat pada
vulkanik Kerabai berumur Kapur Akhir
bagian barat daerah kajian mengapit
sampai Paleosen Awal [4].
S. Kendawangan, satuan tersebut
merupakan
Satuan
batuan
yang
batulempung
tertua.
tersebut
berumur Jura Akhir- Kapur Awal (4)..
andesit dikenali berwarna
abu-abu putih – kecoklatan, porpiritik,
komposisi mineral terdiri dari K felspar,
feldspar,
turmalin,
kuarsa,
warna
abu-abu
hitam,
afanitik,
komposisi terdiri dari feldspar, biotit,
klorit, turmalin. Batuan tersebut tersebar
di kiri dan kanan S.Kendawangan bagian
b. Satuan batuan vulkanik
Andesit;
Satuan Basalt; batuan basalt mempunyai
mineral
hilir
(Gambar 6). Menurut hasil
penelitian
terdahulu
batuan
tersebut
termasuk
dalam
kelompok
batuan
vulkanik Kerabai berumur Kapur Akhir
sampai Paleosen Awal (4).
Gambar 6: Peta Geologi Lokal daerah Kajian
192
ISBN 978-979-99141-5-6
jauh dari litologi asal batuan granit
c. Satuan Aluvium
Satuan
aluvium
yang
yang mengandung monasit, zirkon.
terdapat
Satuan aluvium menempati daerah
didaerah penelitian berupa aluvial
bagian tengah dan timur daerah
sungai dan pantai sebagai endapan
penelitian.
plaser, tersusun oleh butiran pasir
lempungan dan pasir. Berdasarkan
posisi
cekungan
sedimentasi,
sebaran
batuan Pra Tersier, pola
sungai
dan karakter topografi
III.3. PENDUGAAN POTENSI
KEBERADAAN MINERAL
MONASIT
dikenali bahwa karakter sedimen
aluvium di daerah Kendawangan
mempunyai
kemiripan
dengan
III.3. 1.
Batuan Sumber
Bahan
Galian Monasit
aluvium yang terdapat di daerah
Semelangan,
sehingga
diinterpretasikan
bahwa aluvium
1.
Radioaktivitas batuan
Hasil pengukuran yang telah dilakukan
Kendawangan merupakan produk
sebelumnya
sedimentasi dari proses dan sumber
anomali radioaktivitas terdapat pada
material yang sama.
granit yang merupakan sumber material
Komposisi sedimen pasir tersusun
oleh butiran berukuran pasir sedang
- halus, masif, lunak, dapat diremas,
tersusun
oleh
kuarsa,
feldspar,
mineral berat radioaktivitas berkisar
sedimen
nilai
Kendawangan
mempunyai radioaktivitas cukup tinggi
yaitu
500–1.000 c/s (9 contoh) dan
nilai
relatif
tinggi
terdapat
pada
batupasir (140 – 450 c/s), nilai anomali
dan
Pada lokasi tertentu di bagian utara
Semelangan)
daerah
bahwa
pada batuan granit terdapat secara spot
antara 180 – 210 cps.
(daerah
di
diketahui
nilai
radioaktivitas mineral berat berkisar
antara 150 – 700 c/s. Hal tersebut
pada
retas
kuarsa
felspatik
mempunyai sebaran mengikuti pola
fraktur U – S. Dari nilai radioaktivitas
batuan tersebut diketahui bahwa batuan
granit tersebut mengandung mineral
disebabkan jarak yang tidak terlalu
ISBN 978-979-99141-5-6
193
radioaktif yang tersebar merata dalam
batuan granit alkali yang terdapat di
batuan sehingga berpotensi menjadi
daerah kajian mempunyai umur 77 –
batuan
105 juta tahun (Yura – Kapur Akhir)
sumber
pembawa
mineral
”resisten radioaktif.”
Williams, PR, 1988 (3).
Analisis petrografi terhadap 7 contoh
Hasil prospeksi terinci di daerah S.
granit, 1 contoh batuan malihan dan 1
Pasaguan (sebelah tenggara daerah
contoh diorit yang berasal dari luar
kajian) menunjukkan bahwa indikasi
daerah kajian Tugiyo, dkk 1991
(2)
,
Dari hasil analisis tersebut dikenali
bahwa
hanya
teridentifikasi
batuan
granit
mengandung
yang
mineral
keberadaan mineral radioaktif terdapat
pada granit kuarsa (500 – 700 c/s) dan
granit biotit 9200 c/s , kisaran umum
nilai radioaktivitas 70 – 150 c/s.
radioakatif. Beberapa mineral ikutan
Dari hasil analisis petrokimia dengan
yang terkandung sebagai komposisi
metode
penyusun
berupa
menunjukkan bahwa sebagian besar
monasit, zirkon, apatit dan alanit.
granit yang dianalisis berasal dari
Kehadiran
magma
batuan
adalah
mineral
ini
diduga
“Wriskt
alkalin
Alkalinity
yang
Ratio”:
merupakan
merupakan penyebab terjadinya nilai
indikasi granit tipe “S” Soeprapto,
radioaktivitas pada granit.
1991(6).
Zainuddin
dan
Soeprapto,
1991(5)
menyatakan bahwa granit yang terdapat
di daerah ini merupakan plutonik granit
kelompok granit alkali yang terbentuk
pada fasa pegmatitik (pegmatitic stage)
pada suhu 550 – 600
0
C. Hasil
diterminasi K Argon terhadap biotit dan
hornblende diketahui bahwa kelompok
194
Keberadaan granit tipe S
tersebut merupakan hasil pembentukan
granit yang terdeferensiasi tingkat lanjut
“highly differentiated“ merupakan suatu
proses
yang
dapat
berfungsi
meningkatkan kadar silika dan elemen
litofil termasuk U dan Th daripada
magma
asal,
Basham,1982
dalam
Soeprapto, 1991(6).
ISBN 978-979-99141-5-6
Tabel 2. Kandungan Kadar U Teoritik Berbagai Mineral Penyerta dalam Granit
( Soeprapto , 1991 )
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jenis Mineral
Rutil
Aapatit
Sfen
Epidot
Alanit
Zirkon
Xenotim
Monasit
Thorit
RE dan Oksioda komplek
Uraninit
Kadar (ppm U)
100
10 – 250
10 – 1.400
200
30 – 3.000
1.000 – 3.000
300 – 4.000
500- 5.000
1 – 25 %dalam uranothorit
< 10 %, kadang-kadang mencapai 10 %
80 %, < kecil dengan substitusi Th
Keberadaan mineral ikutan monasit,
sebagai
apatit dan zirkon secara umum tersebar
mineral radioaktif , William C, 1967
merata dalam granit. Hasil analisis
menyatakan bahwa fraksinasi selama
menunjukkan
proses
sayatan
80 % dari 21 contoh
petrografi
mineral-mineral
1991
(6)
dan
mengandung
tersebut,
Soeprapto,
dari data autoradiografi
batuan
sumber
kristalisasi
magmatik
kedapatan
dalam
pembentukan
(3)
siklus
batuan
pegmatik akan menghasilkan monasit
kaya thorium.
Winkler dan Pluton,
(3)
terhadap 16 contoh yang dilakukan
1958 dalam William C
eksposur 21 X 24 jam menunjukkan
bahwa dari hasil analisis 152 contoh
bahwa 9 contoh batuan alkali granit
monasit
teridentifikasi
pegmatik mengandung kadar rata-rata 8
mengandung
mineral
thorit, monasit, zirkon dan alanit dengan
intensitas relatif tinggi.
keberadaan granit pegmatik tipe S di
daerah kajian dengan nilai radioaktivitas
thorit,
adanya kandungan mineral
monasit,
merupakan
zirkon
indikasi
berasal
dari
batuan
% thorium oksida.
2. Karakter Geokimia batuan
Berkaitan dengan pembentukan monasit
tinggi,
yang
menyatakan
dan
yang
ISBN 978-979-99141-5-6
alanit
sumber
Kadar Unsur U total batuan; analisis
batuan yang
diwakili oleh 8 contoh
batuan granit dengan nilai radioaktivitas
250 – 1.000 c/s (di luar daerah kajian),
menarik
195
menunjukkan kadar U antara 2,5 – 64,8
Dari hasil evaluasi dikenali bahwa
ppm.
nilai
kondisi radioaktivitas dan kadar U
radioaktivitas 900 – 1.600 c/s diperoleh
batuan menunjukkan hubungan yang
kadar 2,5 ppm (contoh 195) dan nilai
tidak
radioaktivitas 900 – 1.400 c/s diperoleh
penyebab radioaktivitas yang tinggi
kadar 34,9 ppm, sedangkan granit
bukan U melainkan mineral radioaktif
dengan nilai radioaktivitas 350 c/s
lain berupa monasit, zirkon, apatit, dan
(contoh 217) menunjukkan kadar 64,8
alanit. Secara teoritis kandungan unsur
ppm.
U dan mineral penyerta batuan granit
Pada
granit
dengan
proposional;
diduga
bahwa
adalah sebagai seperti pada Tabel 1,
berikut :
Tabel 1.
Hubungan Radioaktivitas dan Konsentrat Mineral Berat
Data prospeksi Detil Sektor Semelangan, Peta Geokimia Ketapang Kalbar 1991
No
196
No Contoh
Radioaktivitas
(c/s)
Kadar U
(ppm)
Keterangan
1
2
220 MB
125
13,792
Ano MB Granit
225 MB
60
13,12
Granit
3
295 MB
3.000
6,07
Granit
4
5
297 MB
1.500
4,7
Granit
298 MB
7.000
11,05
Granit
6
300 MB
750
8,9
Granit
7
284 MB
1.000
5,3
Metamorf
8
9
282 MB
1.000
5,63
Metamorf
287 MB
600
12,79
Ano MB granit
10
264 MB
600
14,86
Ano MB granit
11
245 MB
500
4,14
-
12
13
231 MB
250
11,7
Ano MB Diorit
137 MB
1.300
2,88
Batupasir
14
142 MB
1.600
5,62
Batupasir
15
139 MB
1.250
5,91
Batupasir
16
17
135 MB
650
1,78
Batupasir
299 MB
1.000
11,2
Granit
ISBN 978-979-99141-5-6
Gambar 7. Peta Geokimia dan Distribusi Pengukuran Radioaktivitas
Daerah Semelangan dan sekitarnya, Ketapang Kalimantan Barat.
III.3. 2.
Sedimen Perangkap Bahan
yang terdisintregasi , tertransportasi dan
tersedimentasi oleh adanya aliran air
Galian Monasit
1. Karakter Sedimen Aluvium di
Daerah Kajian
S. Kendawangan dan anak cabangnya.
Proses tersebut terjadi secara intensif
dan berulang selama proses glasiasi,
Sebaran sedimen aluvium di daerah
interglasiasi dan post glasiasi Zaman
kajian
Kwarter
terendapkan
aluvial, rawa
Material
asal
di
lingkungan
dan endapan pantai.
sedimen
adalah
sehingga
menyebabkan
fluktuasi permukaan air laut di Asia
Tenggara
mengalami beberapa kali
rombakan batuan yang berasal dari
perubahan antara – 100 m sampai
granit, vulkanik dan sedimen yang
mendekati + 30 m,Tjia Hd, 1989
terletak di bagian timur daerah kajian
Perubahan permukaan air laut tersebut
ISBN 978-979-99141-5-6
(7)
.
197
menyebabkan terjadinya plaser deposit
2. Karakter Radioaktivitas Sedimen
dari mineral berharga seperti terjadinya
Perangkap
sedimen kaya timah yang berasosiasi
Kajian
dengan keberadaan monasit.
Monasit
Daerah
Untuk mengenali karakter geokimia
Endapan aluvial, coluvial, beach placer
daerah
di daerah Kendawangan dicirikan oleh
membandingkan sedimen aluvium yang
butiran
halus – kasar. Variasi
mempunyai fenomena geologi plaser
butiran mineral berat pada umumnya
yang sama, terdapat di daerah ketapang
berupa zirkon, alanit, thorit, xenotim
(diluar daerah kajian). Hasil pengukuran
(dominan)
radioaktivitas
dan
ilmenit,
hematit,
kajian
dilakukan
dengan
mineral
berat
hornblende. Kehadiran mineral tersebut
menunjukkan nilai berkisar antara 75 –
menunjukkan
800 c/s, dengan nilai nilai radioaktivitas
kesamaan
dengan butiran
penggerusan
karakter
mineral dari hasil
batuan
granit
yang
rata-rata 78,64 c/s.
radioaktivitas
Kondisi nilai
tinggi
merupakan
dicirikan oleh mineral berupa monasit,
indikasi keberadaan sebaran
mineral
zirkon, hornblende, magnetit, hematit,
radioaktif dalam sedimen yang terdapat
pirit, rutil, dengan prosentase berkisar
di daerah kajian.
dari 0,0006 – 0,99868 % (selalu hadir).
3. Karakter
Geokimia
Keberadaan mineral radioaktif dalam
Perangkap
mineral berat dikenali dari data hasil
Kajian
Sedimen
Monasit
Daerah
Untuk mengenali karakter
geokimia
analisis butir daerah ketapang, secara
umum kehadiran mineral butir daerah
kajian
memperlihatkan
karakter
kesamaan yaitu berupa monasit, zirkon,
alanit, thorit, xenotim (dominan) dan
ilmenit,
hematit,
hornblende.
Prosentase kehadiran mineral radioaktif
secara
berurutan
(dominan), monasit
adalah
thorit
dan xenotim
(sedang) serta zirkon dan alanit.
sedimen di daerah kajian mengacu pada
keberadaan sedimen diluar daerah kerja
yang telah dikenali mengandung Th
dengan kadar
140 – 31.650,00 ppm
dan U dengan kadar 35 – 1.952,75
ppm (analisis 47 contoh mineral berat).
Dari
hasil
analisis
data
geokimia
mineral berat diketahui bahwa sebaran
anomali kadar Th mengikuti pola
topografi
198
cekungan
sungai
dan
ISBN 978-979-99141-5-6
cekungan
sedimentasi lembah purba.
mineral radioaktif.
Berkaitan dengan
Secara analogi daerah kajian yang
kondisi keberadaannya tersebut maka
merupakan pelamparan dari sedimen
untuk
plaser
merupakan
mengandung mineral radioaktif adalah
cekungan
dengan mempertimbangkan beberapa
pengendapan beach plaser dan aluvium
parameter, Tjia Hd, 1989(7) sebagai
plaser seperti yang terdapat
berikut:
diinterpretasikan
penerusan
dari
model
di utara
daerah kajian.
4.

mendeliniasi
area
potensial
Keberadaan batuan sumber yang
Area Potensial Sebaran Aluvium
tersusun oleh batuan granit felsic
Mengandung Mineral Radioaktif
atau
hidrothermal
atau
pneumatolitic quarst injection yang
Keberadaan endapan aluvium di daerah
kajian
dan
sekitarnya
dipengaruhi oleh
pelapukan,
sangat
material lepas hasil
proses
transportasi-
sedimentasi, lingkungan pengendapan,
keberadaan dan jarak dengan batuan
terdapat pada suatu tinggian lebih
dari 50 m, di daerah kajian terdapat
di sekitar aluvial. pengumpulan
(pengkayaan)
mineral
berat
industri, terjadi pada batuan granit
di daerah kajian.
sumber (granitik) yang mengandung
Gambar 7. Peta Distribusi Sebaran Sedimen Plaser Aluvial
Daerah Kendawangan dan Sekitarnya, Ketapang Kalimantan Barat
ISBN 978-979-99141-5-6
199
Gambar 8. Peta Distribusi Area Prospek pada Sedimen Plaser Aluvial
Daerah Kendawangan dan sekitarnya, Ketapang Kalimantan Barat
 Di daerah kajian terdapat indikasi
adanya konsentrasi mineral berat di
sekitar batas batuan
intrusi granit.
konsentrasi mineral berat di daratan
pantai.
 Mineral
berat
endapan
aluvial
Adanya indikasi proses pelapukan
terdapat pada bedrock dengan sebaran
kimia yang bekerja secara intensif
luas dan mempunyai bentuk
dan
menyudut, mineral berat plaser di
berkembang
lanjut
sangat
membantu dalam proses
 Secara ekonomis, penangkapan bijih
butir
Asia Tenggara berasosiasi dengan
sedimen kwarter.
mineral berat sekunder
 Di daerah kajian terdapat endapan
telah mengalami transportasi tidak
bolder dan gravel serta pulau kecil
lebih dari 3000 m dan biasanya lebih
sebagai
dari 1500 m dari sumber. Tranportasi
perangkap yang baik untuk terjadinya
yang terjadi pada jarak yang jauh
pengendapan mineral berat sekunder
lebih dari 8 km dapat menghasilkan
yang berpotensi ekonomis.
konsentrat
200
penghalang,
merupakan
ISBN 978-979-99141-5-6
tersebut
2. Litologi daerah kajian tersusun oleh
diinterpretasikan bahwa di daerah kajian
sebaran batuan granit, vulkanik dan
terdapat sebaran sedimen mengandung
dan Aluvial. Granit terbentuk pada
mineral radioaktif di lingkungan aluvial
fase pegmatitik bersifat alkali, variasi
sungai seluas:
keberadaan
Berdasarkan
hal
225040 Ha yang
granit dikenali berupa
granit biotit, granit, garnit biotit
terdistribusi di DAS S. Kendawangan
porpir, mikrogranit dan adamelit;
(107800 Ha), DAS S. Airtanah dingin
perubahan
(27610 Ha), DAS S. Tapah (42010 Ha)
komposisi
batuan
memperlihatkan kontak berangsur.
dan DAS S. Naning (45010 Ha).
3. Sebaran bahan galian monasit di
daerah kajian teridentifikasi pada
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
material endapan
1. Morfologi daerah kajian merupakan
dengan
plaser aluvial
radioaktivitas
linkungan
aluvial dan
sedimen 800 – 4.000 c/s, kandungan
secara berangsur berubah menjadi
mineral berat 30 – 45 % (“pan heavy
bentang alam bergelombang. Bentang
mineral concentrate”) berupa monasit
alam dataran,
dan xenotim, mineral yang hadir
bentang alam dataran
mempunyai elevasi
tidak lebih dari 50 m dml dengan pola
bersama-sama
penyaluran
alanit, ilmenit, hematit, magnetit,
jarang,
sebaran sangat luas.
bergelombang;
mempunyai
zirkon
dan
pirit, rutil.
Bentang alam
tercermin sebagai
adalah
4.
Batuan yang berpeluang menjadi
bentukan topografi dengan elevasi 50
sumber monasit, adalah kelompok
m-250 m dml, mempunyai pola
granit tipe S Yura–Kapur. Batuan
penyaluran tralis yang dikontrol oleh
dicirikan oleh nilai radioaktivitas
sistem kekar pada batuan granit.
tinggi (400 c/s – 9200 c/s ) pada
Sebaran
luas
granit biotit dengan kadar U batuan
memberikan informasi giatnya proses
relatip kecil berkisar dari 2,5 ppm-
denudasi-sedimentasi
64,8 ppm.
aluvium
yang
di
daerah
kajian, merupakan indikasi potensi
sumber
kedapatan
penyerta
mineral berharga
endapan plaser.
ISBN 978-979-99141-5-6
pada
Mineral penciri batuan
adalah
berupa
adanya
mineral
thorit,
monasit,
zirkon dan alanit.
201
5. Batuan perangkap monasit adalah
sedimen
plaser
aluvium
yang
penyebarannya dikontrol oleh dataran
lembah
banjir
pada
jalur
antar
perbukitan, mengkuti pola sebaran
batuan
granit
(sumber
monasit).
Terdapat di DAS S. Kendawangan,
DAS S. Tangar dan DAS S. Naning
dengan total luas 2.113.500 Ha .
6. Guna mengetahui kejelasan mengenai
potensi
dan
karakter
keberadaan
deposit bahan galian monasit perlu
dilakukan penelitian penelitian yang
menekankan
pada
aspek
model
Survey Profesional Paper,
Government
US
Printing
Office,
Washington, 1967
4. Keyser F dan Rustandi E;”Peta
Geologi
Lembar
Ketapang
Lembar1414, Skala 1:250000”, Pusat
Pengembangan
Geilogi
dan
Penelitian
(PPPG)
Departemen
Pertambangan dan Energi, Jalan
Diponegoro 57, Bandung 1957
5. Zainudin H, Soeprapto; ” Studi
Granit Tukul Sebagai Sumber U,
Sembelangan
Kalimantan
Barat,
PPBGN-BATAN, Jakarta, 1991
geometri dan sebaran vertikal pada
6. Soeprapto;” Pengaruh Granit Tukul
daerah DAS potensial.
Ketapang
Kalimantan
Sebagai
Sumber U”, PPBGN-BATAN, 1991
PUSTAKA
7. Tjia HD;” Workshop on Quartenery
1. Katili JA,” Tektonik FrameWork ,
Sea-Level
Changes
and
Related
Resources and Related Problem In
Geological Processes in Relation to
South East Asia” Departement of
Secondary
Mine and Energi , Jakarta Indonesia,
Penambangan
1977
Bangka, 1989.
2. Tugijo, ” Geologi Terinci Daerah
Semelangan
Kalimantan Barat”
8. Williams
Tin
PPBGN-BATAN, Jakarta, 1991
148(279-297),
Geologic
Occurrence of Monazite”, Geological
202
Bangka,
Early Tertary Structure of West
Kalimantan”
C;”The
Timah
Unit
Pr;”Late Cretaceous to
Laporan Akhir ,Tim prospeksi U
3. William
Deposits”,
Tectononophysics:
Elsevier
Sciences
Publisher B.V. Amsterdam, Printed
in the Netherlands, 1988.
ISBN 978-979-99141-5-6
ISBN 978-979-99141-5-6
203
Download