PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI MASA PANDEMI COVID-19 Diajukan untuk Memenuhi Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Disusun oleh : Reni Zahra Pratiwi (BMR0190036) Triawati Octavia (BMR0190042) PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN KUNINGAN 2020 A. Latar Belakang COVID-19 atau Coronavirus Disease 2019 adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. COVID-19 ini muncul pertama kali pada Desember 2019 di Kota Wuhan, China. World Health Organization (WHO) pada Januari 2020 menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (Public Health Emergency of Internatioal Concern) dan pada Maret 2020 WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi dunia (Kemenkes RI, 2020). Penambahan jumlah kasus COVID19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara sehingga perlu penanganan yang serius. Dari awal kemunculan COVID-19 pada akhir Desember 2019 hingga 02 Agustus 2020 sudah 17.660.523 masyarakat dunia yang terkonfirmasi COVID-19 dan Indonesia menyumbangkan angka 324.658 orang yang terkonfirmasi COVID-19 pada tanggal 09 Oktober 2020 (www.covid19.go.id). Tingginya kasus positif COVID-19 tersebut menyebabkan dampak yang cukup banyak terhadap berbagai aspek kehidupan baik aspek ekonomi, sosial, budaya, pariwisata maupun kesehatan masyarakat. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga mempengaruhi semua negara di dunia. Oleh karena berbagai masalah yang muncul di tengah masyarakat, perlu adanya praktik pemberdayaan masyarakat (Saleh, 2020). Pemberdayaan masyarakat merupakan proses suatu kegiatan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan COVID-19 adalah segala upaya yang dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat dengan menggali potensi yang dimiliki masyarakat agar berdaya dan mampu berperan serta mencegah penularan COVID-19 (Kemenkes, 2020). Upaya pemberdayaan masyarakat di tengan pandemi COVID-19 sudah banyak dilakukan dikalangan masyarakat, baik di bidang kesehatan, ekonomi maupun sosial. Upaya pemberdayaan di bidang kesehatan sangat berhubungan dengan peran sektor pemerintah dan masyarakat yang bergabung dalam tim relawan covid-19 di desa, meningkatknya UMKM di masyarakat baik pangan, sandang maupun papan, juga upaya pemberdayaan masyarakat yang bersifat sosial seperti : pemenuhan kebutuhan logistik bagi masyarakat yang terkena dampak COVID-19. Keberhasilan upaya penanganan Covid-19 sangat tergantung peran masyarakat, kerjasama setiap sektor juga kepatuhan dalam penerapan protokol kesehatan. B. Kajian Dokumen 1. Berdasarkan jurnal Ginting, dkk (2020) yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat Desa Jungsemi di Masa Pandemi COVID-19 melalui Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer dan Pelindung Wajah, bahwa Pelatihan Pembuatan Handsanitizer dan Pelindung wajah merupakan upaya pemberdayaan masyarakat di Desa Jungsemi yang memberikan dampak bagi ekonomi maupun kesehatan masyarakat. Aspek ekonomi dilihat dari hasil pelatihan ini pemasaran produk baik untuk masyarakat lokal maupun luar daerah sehingga berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. Sedangkan, aspek kesehatan masyarakarnya adalah sebagai upaya edukasi kepada masyarakat pentingnya penggunaan handsanitizer dan pelindung wajah yang merupakan pola adaptasi kebiasaan baru dalam mencegah penularan COVID-19. 2. Menurut Kurniawati, dkk (2020) tentang Sosialisasi Hidup Sehat di Tengah Wabah Virus Corona, bahwa penelitian ini bertujuan untuk kegiatan pengabdian masyarakat dalam memberikan pengetahuan dan kemampuan dalam mengantisipasi penyebaran COVID-19 di BTN Grand Muslim Cluster Istanbul Desa Terngtawah, Lombok Barat. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan cara menyebarluaskan media baik cetak seperti pamflet, media elektronik seperti video dan media sosial whatsapp. Selain itu, masyarakat Lombok Barat juga berupaya memberikan fasilitas cuci tangan dan melakukan kegiatan penyemprotan desinfektan. Sesuai dengan teori pemberdayaan masyarakat, bahwa upaya yang dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat akan sangat berdampak bagi masyarakat tersebut. Output dari penelitian yang dilakukan adalah warga BTN Grand Muslim Cluster Istanbul Desa Terongtawah, Lombok Barat memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. 3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Zukmadini, dkk (2020) tentang Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan COVID-19 kepada anak-anak di Panti Asuhan, bahwa edukasi dilakukan dengan memberikan media poster tentang definisi COVID-19, gejala, dan cara pencegahan bagi anak-anak panti. Hasil kegiatan menujukkan bahwa edukasi yang diberikan oleh fasilitator dapat meningkatkan pengetahuan anakanak panti asuhan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam pencegahan COVID-19. Pengabdian masyarakat dengan edukasi pencegahan COVID-19 merupakan hal yang tepat dilakukan, karena akses informasi panti asuhan tidak lebih mudah dibandingkan kepada masyarakat umum. 4. C. Situasi Terkini 1. Data COVID-19 Berdasarkan grafik di atas, data COVID-19 sejak Desember 2019 sampai dengan Oktober 2020 terus mengalami peningkatan kasus, per tanggal 8 Oktober 2020 sebanyak 324.658 orang terkonfirmasi COVID-19. 2. Upaya Pemberdayaan Masyarakat pada masa pandemi COVID-19 Pemberdayaan masyarakat yang sudah dan masih dilakukan pada masa pandemi COVID-19 adalah a) Pembentukan relawan COVID-19 di masing-masing desa; b) Komunikasi resiko dan edukasi pencegahan dan penanganan COVID-19; c) Melakukan tracing dan tracking kontak kepada masyarakat d) Bekerjasama dengan Tokoh Masyarakat/ Tokoh Agama setempat; e) Musyawarah Masyarakat Desa; f) Peningkatan ekonomi lokal dengan membentuk UMKM. D. Pemikiran Berdasarkan kajian dokumen dan perkembangan situasi terkini mengenai upaya pemberdayaan masyarakat di masa pandemi COVID-19, bahwa tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran yang sangat bagus dalam upaya pemberdayaan untuk pencegahan dan penanganan COVID-19, dalam hal ini memiliki kemampuan untuk memahami pola promotif dan preventif. Pemberdayaan masyarakat yang sudah dan masih dilakukan tentunya tidak sama antar satu wilayah dengan wilayah lain, hal ini yang menjadi fokus perhatian pada saat musyawarah masyarakat desa. Masyarakat melalui fasilitator pemberdayaan mampu untuk mengidentifikasi masalah kesehatan di wilayahnya, menggali penyebab serta berupaya untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Pemberdyaan masyarakat pada masa pandemi COVID-19 ini tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan, namun ekonomi dan pangan pun menjadi hal yang penting. E. Rekomendasi a. Pemerintah perlu membuat pedoman pemberdayaan masyarakat di masa pandemi COVID-19 untuk semua sektor, bukan hanya sektor kesehatan; b. Edukasi pencegahan COVID-19 melalui program 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun) perlu ditingkatkan; c. Kerjasama lintas sektor dalam kegiatan edukasi perlu dioptmalkan; d. Dukungan terhadap UMKM lokal perlu di sosialisasikan kembali kepada masyarakat dalam mempertahankan stabilitas ekonomi maupun pangan masyarakat. Jurnal yang menjadi rujukan : 1. Saleh, dkk (2020) Challenge and Opportunities for Community Empowerment Practices in Indonesia during teh COVID-19 Pandemic throught Strengthening the Role of Higher Education; 2. Ferrannini, et all (2020) Industrial policy for sustainable human development in the post-COVID-19 era; 3. Junior, et all (2020) Community participation in the fight against COVID-19; between utilirarianism and sosial justice; 4. Ginting, dkk (2020) Pemberdayaan Masyarakat Desa Jungsemi di Masa Pandemi COVID-19 melalui Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer dan Pelindung Wajah 5. Kurniawati, dkk (2020) Sosialisasi Hidup Sehat di Tengah Wabah Virus Corona 6. Zukmadini, dkk (2020) Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan COVID-19 kepada anak-anak di Panti Asuhan Website yang menjadi rujukan 1. covid19.go.ig 2. kemkes.kesmas.go.id