Uploaded by User67065

Struktur komposisi tumbuhan bawah tegakan jati

advertisement
Jurnal Biologi, Volume 5 No 1, Januari 2016
Hal. 30-38
STRUKTUR KOMPOSISI TUMBUHAN BAWAH TEGAKAN JATI DI
KEBUN BENIH KLON (KBK) PADANGAN BOJONEGORO
Nazilatun Nikmah, Jumari, Erry Wiryani
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H.
Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275.
ABSTRAK
Tumbuhan bawah merupakan vegetasi yang menempati lapisan bawah suatu komunitas pohon.
Komunitas tumbuhan bawah selalu identik dengan gulma yang sejak dulu dianggap penganggu
dan merugikan. Apabila dilihat dari perspektif lain tumbuhan bawah merupakan komponen
keanekaragaman hayati yang sangat penting. Penelitian ini bertujuan menganalisa struktur
komposisi dan mengkaji pemanfaatan tumbuhan bawah dari tiga petak tanam Tectona grandis
yang berbeda di KBK Padangan. Pengambilan data dilakukan pada 3 stasiun penelitian yaitu
pada petak tanam tahun 1983, 1988 dan 1993 menggunakan plot kuadrat sebanyak 36, dengan
ukuran 1m x 1m. Tumbuhan bawah yang diperoleh dari tiga stasiun penelitian yaitu berjumlah
19 jenis dari 12 famili. Famili Fabaceae atau polong-polongan adalah yang paling banyak
dijumpai. Tumbuhan bawah yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) paling tinggi pada petak
tanam Jati tahun 1983 dan 1993 adalah Sentrosema (Centrosema pubescens) dan pada petak
tanam Jati tahun 1988 adalah Rumput (Brachiaria decumbens). Nilai indeks keanekaragaman
jenis (H') pada ketiga stasiun penelitian menunjukkan keanekaragaman jenis yang sedang pada
wilayah tersebut. Nilai indeks kesamaan (IS) tumbuhan bawah menunjukkan komunitas yang
dibandingkan pada ketiga stasiun penelitian adalah berbeda.
Kata kunci: Vegetasi Tumbuhan bawah, keanekaragaman jenis, KBK Padangan, Analisis vegetasi
ABSTRACT
Undergrowth vegetation are bottom layer of the tree community. Community of undergrowth
vegetation are always identical as the weeds that had been considered as a disturber and harm.
When viewed from another perspective undergrowth is a component of diversity. This study
aimed to analyze the structure of the composition and reviewing the use of plants from three
different plots under cropping Tectona grandis in seeds clones garden (KBK) Padangan. Data
were collected at three research stations are in plots 1983, 1988 and 1993 using the plot as much
as 36 squared, each size of 1 m x 1 m. Undergrowth plants were obtained from three research
stations is 19 species from 12 families. Family Fabaceae or legumes are most often found. The
highest undergrowth had Importance Value Index (IVI) from plots 1983 and 1993 was
Sentrosema (Centrosema pubescens) and on plots 1988 is grass (Brachiaria decumbens). Index
of species diversity (H') in the three different research stations showed the diversity of species
are moderate at the region. Values of similarity index (IS) undergrowth vegetation showed the
plant community from three research stations are different.
Jurnal Biologi, Volume 5 No 1, Januari 2016
Hal. 30-38
Keywords: Undergrowth vegetation, species diversity, KBK Padangan, vegetation Analysis
ekologis. Tumbuhan bawah juga mempunyai
PENDAHULUAN
Tumbuhan
bawah
merupakan
arti
ekologis
karena
pada
vegetasi yang menempati lapisan bawah
tumbuhan
bawah
suatu komunitas pohon. Komunitas pohon
penyusun
ekosistem
tersebut dapat berupa hutan alam ataupun
tumbuhan bawah pada hutan tanaman selain
hutan tanaman. Komunitas tumbuhan bawah
sebagai sumber keragaman hayati juga
selalu identik dengan gulma yang sejak
berperan
dahulu
tanaman
organisme tanah, membantu menciptakan
pengganggu dan merugikan. Apabila dilihat
iklim mikro di lantai hutan, menjaga tanah
dari
keberadaan
dari bahaya erosi, serta dapat memelihara
komunitas tumbuhan bawah pada hutan
kesuburan tanah. Erosi permukaan yang
tanaman
berlangsung
dipandang
perspektif
sebagai
yang
lain,
merupakan
komponen
untuk
adalah
hakekatnya
sebagian
hutan.
Kehadiran
melindungi
terus
dari
tanah
menerus
dan
akan
keanekaragaman hayati yang sangat penting
menghanyutkan unsur hara pada lapisan
untuk
tanah
dilestarikan,
karena
mempunyai
atas,
sehingga
beberapa nilai yaitu: nilai eksistensi, etika,
hilangnya
estetika, nilai jasa lingkungan, nilai warisan,
tegakan hutan tanaman (Soerianegara dan
nilai pilihan, nilai konsumtif dan nilai
Indrawan,
produktif (Djarwaningsih dkk, 2003). Nilai
mengungkapkan bahwa hilangnya tumbuhan
pilihan
merupakan
bawah dan seresah dalam pengelolaan hutan
potensi
dalam
keterkaitan
memberikan
dengan
keuntungan
tanaman
kesuburan
mengakibatkan
tanah
1998).
dan
pada
Asdak
kebun
suatu
(2002)
campuran
dapat
dimasa datang, kepunahannya merupakan
meningkatkan besarnya erosi dan aliran.
nilai kerugian bagi kesejahteraan manusia,
Menurut
seperti misalnya potensi tumbuhan liar yang
tumbuhan bawah pada areal bekas tambang
berpotensi sebagai sumber obat-obatan dan
batubara
koleksi
tanah, kesuburan tanah dan meningkatkan
plasma
nutfah
sebagai
sumber
pemuliaan tanaman.
Secara umum ada dua fungsi utama
hutan yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
Akbar
dapat
(2005),
meningkatkan
keberadaan
kestabilan
produktivitas lahan kritis menuju aslinya.
Jurnal Biologi, Volume 5 No 1, Januari 2016
Hal. 30-38
Penelitian mengenai keanekaragaman
meter, hygrometer, thermometer tanah, soil
jenis tumbuhan bawah pada Kebun Benih
meter pH tester dan GPS. Obyek penelitian
Klon (KBK) Jati Padangan Bojonegoro
adalah komunitas tumbuhan bawah naungan
khususnya data kuantitatif
belum pernah
Tectona grandis di tiga petak yang berbeda yaitu
dilakukan. Informasi tantang pemanfaatan
petak tanam tahun 1983, 1988 dan 1993 pada
tumbuhan bawah tegakan Jati di KBK
Kebun Benih Klon (KBK) Padangan Bojonegoro.
Padangan sampai saat ini juga belum pernah
Cara Kerja
dikaji. Oleh karena itu perlu dilakukan
Pra Survey
penelitian untuk mengetahui struktur dan
Pra survey lapangan dilakukan sebagai
komposisi tumbuhan bawah Jati di KBK
pengamatan pendahuluan di KBK Padangan
Padangan Bojonegoro.
sehingga dapat dilihat kondisi lapangan dan
penentuan letak stasiun pengambilan sampel.
METODE PENELITIAN
Penentuan
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan pada bulan JuniSeptember
2015.
Pengambilan
sampel
tumbuhan bawah naungan Tectona grandis
dari tiga petak yang berbeda yaitu petak
tanam tahun 1983, 1988 dan 1993 pada
Kebun
Benih
Klon
(KBK)
Padangan
Bojonegoro yang dikelola oleh Puslitbang
Perhutani
Cepu.
Identifikasi
dilakukan
bersama masyarakat lokal sekitar hutan.
Bahan dan Alat
stasiun
pengambilan
sampel
tumbuhan bawah naungan Tectona grandis
dilakukan di tiga petak yang berbeda yaitu
untuk stasiun pertama pada petak tanam
tahun 1983, stasiun kedua pada petak tanam
tahun 1988 dan stasiun ketiga pada petak
tanam tahun 1993 di Kebun Benih Klon
(KBK) Padangan Bojonegoro.
Sampling Vegetasi
Tahap sampling tumbuhan bawah
tegakan jati di KBK (Kebun Benih Klon)
Alat yang digunakan dalam penelitian
Padangan yaitu pada tiap stasiun pengamatan
ini adalah tali, patok, meteran rol, alat tulis,
dibuat garis transek sepanjang 200 meter.
gunting, kertas koran, kertas karton, selotip,
Garis transek dibagi menjadi 4 (jarak 50
sabit, label, kantong sampel, camera, peta
meter) sebagai titik sampling. Pada setiap
lokasi penelitian, buku identifikasi, lux
titik sampling dibuat 3 plot kuadrat dengan
Jurnal Biologi, Volume 5 No 1, Januari 2016
Hal. 30-38
ukuran 1m x 1m digunakan untuk herba.
transek vegetasi :
Berikut ini adalah desain titik sampling
Garis transek 200 m
1
2
2
1
1
2
3
2
3
3
4
4
4
50 m (titik sampling)
Pada masing-masing plot dilakukan
pencatatan
untuk
tumbuhan
bawah
Data Vegetasi
Indeks Nilai Penting (INP)
mengenai nama jenis dan jumlah individu.
Data
vegetasi
dilakukan
untuk
Sampel yang telah diperoleh pada lokasi
mengkaji nilai penting tumbuhan bawah
penelitian diidentifikasi bersama masyarakat
yang
lokal
Menurut Suin (1999), keperluan analisis
dan
menggunakan
buku
kunci
identifikasi.
didapatkan
di
lokasi
penelitian.
vegetasi digunakan rumus sebagai berikut:
a) Kerapatan
Jumlah individu suatu jenis
Kerapatan Mutlak (KM)=
Luas plot pengamatan
Kerapatan mutlak suatu jenis
Kerapatan Relatif (KR)=
x 100%
∑ Kerapatan mutlak total seluruh jenis
b) Frekuensi
Jumlah plot yang ditempati suatu jenis
Frekuensi Mutlak (FM)=
Jumlah seluruh plot pengamatan
Frekuensi mutlak suatu jenis
Frekuensi Relatif (FR)=
x 100%
Frekuensi mutlak total seluruh jenis
Jurnal Biologi, Volume 5 No 1, Januari 2016
Hal. 30-38
c) Indeks Nilai Penting
frekuensi relatif. Indeks nilai penting
Indeks nilai penting merupakan
indeks yang dapat dihitung berdasarkan
tumbuhan bawah dihitung dengan rumus
sebagai berikut INP = FR + KR.
jumlah seluruh nilai kerapatan relatif dan
Indeks Keanekaragaman Jenis
W = Jumlah Jenis Yang Sama Antara
Rumus indeks keanekaragaman jenis
Komunitas a dan b
yang digunakan dalam suatu komunitas
a = Jumlah Jenis Yang Terdapat Pada
adalah sebagai berikut:
Komunitas a
b = Jumlah Jenis Yang Terdapat Pada
ni
H' = -∑ {(
N
Keterangan :
ni
) ln (
Komunitas b
)}
N
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tumbuhan bawah tegakan jati KBK
H' = Indeks Keanekaragaman Shannon
Padangan kebanyakan merupakan tumbuhan
ni = nilai penting dari tiap jenis
liar yang mampu tumbuh di lingkungan
N = total nilai penting
Kebun
Bojonegoro.
Indeks Kesamaan (IS)
Rumus indeks kesamaan komunitas
Klon
Faktor
mempengaruhi
(KBK)
Padangan
lingkungan
sangat
pertumbuhan
suatu
tumbuhan di lingkungannya. Faktor abiotik
(IS) adalah:
antara
lain faktor tanah, iklim dan sinar
2w
matahari. Berikut adalah data lingkungan
2W
IS =
Benih
x 100%
a+b
Keterangan:
pada
setiap
stasiun
penelitian:
IS = Indeks Kesamaan komunitas
Tabel 1. Data Faktor Lingkungan Stasiun Penelitian
Stasiun
I
II
III
Rata-rata
Suhu udara
(0C)
35
35
35
35
Intensitas
cahaya (lux)
627
768
793
729,3
Kelembaban
(%)
31
31
31
31
Suhu tanah
(0C)
38
30
32
33,3
pH Tanah
6
6,2
6,1
6,1
Jurnal Biologi, Volume 5 No 1, Januari 2016
Hal. 30-38
Berdasarkan hasil pengamatan faktor
6.5 sering dikatakan cukup netral meskipun
abiotik pada lokasi penelitian diperoleh rata-
sebenarnya
rata suhu tanah 33,3 0C yaitu 3 0C lebih
(Hardjowigeno 2007). Nilai pH tanah yang
tinggi dari kisaran suhu optimum tanah.
rendah
Menurut Madjid (2009), suhu optimum
sukar untuk dapat menyerap unsur hara,
tanah berkisar 18-30
0
masih
menyebabkan
agak
tanaman
masam
menjadi
C. Kondisi iklim
sebab pada umumnya tanaman mudah
lainnya seperti kelembaban yaitu 31% dan
menyerap unsur hara pada pH yang netral
suhu udara sekitar 35 0C, membuat kondisi
(pH 6 sampai 7).
lingkungan di Kebun Benih Klon (KBK)
Padangan Bojonegoro menjadi kering dan
gersang. Tumbuhan pada umumnya tumbuh
pada
suhu
udara
kisaran
1-40
0
C,
kebanyakan jenis tumbuhan tumbuh sangat
baik pada suhu 15-30 0C. Suhu yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Rata-rata
pH tanah dari ketiga stasiun penelitian di
KBK Padangan adalah 6.1. pH 6.0 sampai
Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
Bawah
Penelitian
struktur
komposisi
tumbuhan bawah tegakan jati dilakukan di 3
stasiun penelitian yaitu stasiun: (1) Petak
tanam tahun 1983; (2) Petak tanam tahun
1988; dan (3) Petak tanam tahun 1993 di
Kebun
Benih
Klon
(KBK)
Padangan
Bojonegoro dan dijumpai sebanyak 19 jenis
tumbuhan bawah yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Jumlah dan Jenis Tumbuhan Bawah di KBK Padangan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Famili
Nama Ilmiah
Nama Lokal
Menispermaceae
Fabaceae
Tinospora crispa
Centrosema pubescens
Leucaena leucocephala
Pueraria phaseoloides
Calopogonium mucunoides
Acacia leucophloea
Cassia siamea
Ficus Montana
Urena lobata
Sida rhombifolia
Imperata cylindrical
Brachiaria decumbens
Brotowali
Sentrosema
Mlanding
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan
Pilang
Johar
Uyah-uyahan
Pulutan
Otok
Alang-alang
Suket
Moraceae
Malvaceae
Poaceae
St.I
3
14
3
12
3
-
Jumlah
St.II St.III
2
43
41
45
1
1
17
16
1
6
1
14
14
98
44
Jurnal Biologi, Volume 5 No 1, Januari 2016
Hal. 30-38
13 Passifloraceae
Passiflora foetida
14 Aizoaceae
Trianthema portulacastrum
15 Laminaceae
Hyptis capitata
16 Amaranthaceae
Achyranthes aspera
17 Rhamnaceae
Ziziphus mauritiana
18 Asteraceae
Chromolaena odorata
19 Myrataceae
Psidium guajava
Jumlah Jenis
Jumlah Individu
Indeks Keanekaragaman
Rawatan
Boborongan
Jarong/ marokan
Cuwut
Krenyo
Jambu kluthuk
5
35
1.45
10
37
10
237
1.87
1
3
7
3
1
11
1
14
194
2.14
Stasiun I memiliki jumlah jenis paling
maka akan berkecambahan. Biji-bijian yang
rendah yaitu 5, kemudian stasiun II memiliki
jatuh di permukaan tanah akan mudah
jumlah jenis 10 dan stasiun III memiliki
tumbuh,
jumlah
14.
matahari. Hal tersebut yang menjadikan
Berdasarkan hal tersebut semakin tua umur
Famili Fabaceae dijumpai pada ketiga
tegakan jati maka semakin sedikit tumbuhan
stasiun penelitian.
jenis
paling
tinggi
yaitu
terlebih
jika
terkena
cahaya
bawahnya dan sebaliknya semakin muda
Indeks keanekaragaman dari ketiga
umur tegakan maka semakin beragam jenis
stasiun penelitian pada KBK Padangan
tumbuhan bawah yang dijumpai. Famili
didapatkan pada stasiun I sebesar 1,45,
Fabaceae atau polong-polongan adalah yang
stasiun II sebesar 1,87 dan pada stasiun III
paling banyak dijumpai. Polong-polongan
sebesar 2,14. Berdasarkan nilai indeks
atau legume memiliki biji yang mudah
keanekaragaman tersebut dapat dikatakan
tersebar terbawa ke wilayah lain oleh hewan
bahwa indeks keanekaragaman pada ketiga
seperti burung ataupun terbawa karena
stasiun penelitian adalah sedang karena H'
kegiatan manusia. Biji yang terbawa ke
lebih dari angka 1 dan kurang dari 3.
suatu wilayah yang kondisinya mendukung
Data Vegetasi
Tabel 3. Indeks Nilai Penting Tumbuhan Bawah di KBK Padangan
No
1
2
3
4
Nama Ilmiah
Nama Lokal
Tinospora crispa
Centrosema pubescens
Leucaena leucocephala
Ficus Montana
Brotowali
Senrtosema
Mlanding
Uyah-uyahan
Indeks Nilai Penting (%)
St.I
St.II
St.III
17.35
3.27
40.48
76.33
39.91
41.53
36.03
2.82
2.68
52.93
-
Jurnal Biologi, Volume 5 No 1, Januari 2016
Hal. 30-38
5
Urena lobata
6
Chromolaena odorata
7
Pueraria phaseoloides
8
Calopogonium mucunoides
9
Imperata cylindrical
10 Brachiaria decumbens
11 Sida rhombifolia
12 Achyranthes aspera
13 Passiflora foetida
14 Trianthema portulacastrum
15 Hyptic capitata
16 Cassia siamea
17 Ziziphus mauritiana
18 Acacia leucophloea
19 Psidium guajava
Jumlah total
Pulutan
Krenyo
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan
Alang-alang
Suket
Otok
Marokan/Jarong
Rawatan
Boborongan
Johar
Cuwut
Pilang
Jambu kluthuk
Nilai Indeks Penting (INP) adalah
parameter kuantitatif yang dapat dipakai
untuk
menyatakan
spesies-spesies
dalam
tingkat
dominansi
suatu
komunitas
tumbuhan. Spesies-spesies yang dominan
dalam suatu komunitas tumbuhan tentu saja
yang memiliki nilai INP paling tinggi. Jenis
yang mempunyai INP paling besar berarti
mempunyai peranan yang paling penting di
dalam
kawasan
pubescens
atau
tersebut.
Sentrosema
Centrosema
termasuk
tanaman yang memiliki indeks nilai penting
tinggi pada stasiun penelitian I dan II.
Stasiun I tanaman Centrosema pubescens
memiliki indeks nilai penting paling tinggi
yaitu 76.33 % . Stasiun II sentrosema
memiliki INP 39.91 %, yaitu tertinggi kedua
setelah rumput Brachiaria decumbens yaitu
17.36
200
33.06
14.72
16.67
11.04
63.96
2.82
11.73
200
14.71
25.55
34.2
0.00
12.88
2.68
3.74
5.78
7.73
2.68
2.68
2.68
200
63.96 %. Stasiun III tanaman sentrosema
memiliki INP paling tingi yaitu 41.43 %.
Tabel 4. Nilai Indeks Kesamaan (IS)
Tumbuhan Bawah
St.I
St.II
St.III
St.I
40 %
31,58 %
St.II
40 %
58,33 %
St.III
31,58 %
58,33 %
-
Hasil analisis data pada Tabel 4. diketahui
nilai indeks kesamaan (IS) paling tinggi
adalah pada perbandingan stasiun II dan III
yaitu 58,33 %. Nilai indeks kesamaan (IS)
dari ketiga perbandingan didapatkan nilai
lebih kecil dari 75 % , dengan demikian
komunitas tumbuhan bawah pada ketiga
stasiun penelitian adalah berbeda. Menurut
Istomo dan Kusmana (1995), jika nilai IS
lebih kecil dari 75% maka komunitas yang
dibandingkan dianggap berbeda, dan jika
nilai IS lebih besar dari 75% maka
Jurnal Biologi, Volume 5 No 1, Januari 2016
Hal. 30-38
komunitas yang dibandingkan dianggap
sama.
Daftar Pustaka
Akbar, A., E. Priyanto, H. A. Basiang. 2005.
Potensi Tanaman Revegetasi Lahan
Reklamasi Bekas Tambang Batubara
Dalam Mendukung Suksesi Alam.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman:
Volume 2 No.3; Halaman 131-140,
2005. Pusat Litbang Hutan Tanaman.
Badan Litbang Kehutanan. Bogor
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Djarwaningsih, T., Yusuf, R., Keim, A.
P., Erniwati, Fanani, Z., Wardi dan
Supritana. 2003. Eksplorasi Flora,
Serangga dan Studi Pendahuluan
Ekologi Jenis Vegetasi di Taman
Nasional
Karimunjawa,
Jawa
Tengah.
Laporan
Perjalanan
“Herbarium Bogoriense” Bidang
Botani, Puslit Biologi – LIPI. Bogor
Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta:
Akademika Pressindo
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Bahan Ajar Online. Jurusan Tanah
Fakultas
Pertanian.
Universitas
Sriwijaya
Soerianegara, I. dan Indrawan, A. 1998.
Ekologi
Hutan
Indonesia.
Laboratorium
Ekologi
Hutan
Fakultas
Kehutanan
Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Suin,
N. M. 1999. Metode Ekologi.
Direktorat
Jendral
Pendidikan
Tinggi. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta
Download