Uploaded by User66573

rangkuman retinopati diabetik

advertisement
Nur Rezki
PO714201161061 / 4B
Rangkuman Materi Retinopati Diabetik
Setelah mempelajari tentang Retinopati Diabetik dan membaca beberapa referensi, saya
menyimpulkan beberapa hal yang penting dan mendasar untuk dipahami tentang retinopati
diabetik:
A. Definisi
Retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan yang paling sering ditemukan pada usia
dewasa antara 20 sampai 74 tahun. Pasien diabetes memiliki resiko 25 kali lebih mudah
mengalami kebutaan dibandingkan dengan nondiabetes. Retinopati diabetik merupakan
kelainan retina akibat dari komplikasi diabetes yang menyebabkan kebutaan.
B. Etiologi
Retinopati diabetika terjadi karena diabetes mellitus yang tak terkontrol dan diderita
lama. Pada makula terjadi hipoksia yang menyebabkan timbulnya angiopati dan degenerasi
retina. Angiopati dapat menyebabkan mikroaneurisma dan eksudat lunak. Sedangkan
mikroaneurisma dapat menimbulkan perdarahan. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya
retinopati adalah :
1. Terjadi karena adanya perubahan dinding arteri
2. Adanya komposisi darah abnormal
3. Meningkatnya agregasi platelet dari plasma menyebabkan terbentuknya mikrothrombin
4. Gangguan endothelium kapiler menyebabkan terjadinya kebocoran kapiler,
selanjutnyaterjadi insudasi dinding kapiler dan penebalan membran dasar dan diikuti
dengan eksudasidinding haemorhagic dengan udem perikapiler
5. Perdarahan kapiler dapat terjadi di retina dalam sybhyaloid dimana letaknya di
depan jaringan retina. Hemoraghi tidak terjadi intravitreal tetapi terdapat dalam
ruangvitreo retinal yang tersisa karena vitreus mengalami retraksi
6. Aliran darah yang kurang lancar dalam kapiler -kapiler, sehingga terjadi
hipoksiarelatif di retina yang merangsang pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah
yang baru.
7. Perubahan arteriosklerotik dan insufisiensi koroidal
8. Hipertensi yang kadang-kadang mengiringi diabetes
C. Klasifikasi
Secara umum klasifikasi retinopati diabetik dibagi menjadi :
1. Retinopati diabetik non proliferatif. Merupakan stadium awal dari proses penyakit ini.
Selama menderita diabetes, keadaan ini menyebabkan dinding pembuluh darah kecil
pada mata melemah. Timbul tonjolan kecil pada pembuluh darah tersebut
(mikroaneurisma) yang dapat pecah sehingga membocorkan cairan dan protein ke
dalam retina. Menurunnya aliran darah ke retina menyebabkan pembentukan bercak
berbentuk “cotton wool” berwarna abu-abu atau putih. Endapan lemak protein yang
berwarna putih kuning (eksudat yang keras) juga terbentuk pada retina. Perubahan
ini mungkin tidak mempengaruhi penglihatan kecuali cairan dan protein dari
pembuluh darah yang rusak menyebabkan pembengkakan pada pusat retina
(makula). Keadaan ini yang disebut makula edema, yang dapat memperparah pusat
penglihatan seseorang. (Lihat gambar).
Gambar Retinopati diabetik non proliferatif . 7,11
2. Retinopati diabetik proliferative. Retinopati nonproliferatif dapat berkembang
menjadi retinopati proliferatif yaitu stadium yang lebih berat pada penyakit
retinopati diabetik. Bentuk utama dari retinopati proliferatif adalah pertumbuhan
(proliferasi) dari pembuluh darah yang rapuh pada permukaan retina. Pembuluh
darah yang abnormal ini mudah pecah, terjadi perdarahan pada pertengahan bola
mata sehingga menghalangi penglihatan. Juga akan terbentuk jaringan parut yang
dapat menarik retina sehingga retina terlepas dari tempatnya. Jika tidak diobati,
retinopati proliferatif dapat merusak retina secara permanen serta bahagian-bahagian
lain dari mata sehingga mengakibatkan kehilangan penglihatan yang berat atau
kebutaan. (Lihat gambar).
D. Tanda Dan Gejala
Gejala subjektif dari retinopati diabetes non proliferatif adalah: 8
1. Penglihatan kabur
2. Kesulitan membaca
3. Penglihatan tiba-tiba kabur pada satu mata
4. Melihat lingkaran-lingkaran cahaya
5. Melihat bintik gelap dan cahaya kelap-kelip
Sedangkan gejala objektif dari retinopati diabetes non proliferative diantaranya
adalah:
1. Mikroaneurisma
Mikroaneurisma merupakan penonjolan dinding kapiler terutama daerah vena,
dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak di dekat
terutama polus posterior. Kadang pembuluh darah ini
pembuluh
demikian
darah
kecilnya
sehingga tidak terlihat. Mikroaneurisma merupakan kelainan diabetes mellitus dini
pada mata
2. Dilatasi pembuluh darah balik
Dilatasi pembuluh darah balik dengan lumennya yang ireguler dan berkelokkelok. Hal ini terjadi akibat kelainan sirkulasi, dan kadang- kadang disertai kelainan
endotel dan eksudasi plasma.
3. Hard eksudat
Hard eksudat merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina. Gambarannya khusus
yaitu ireguler dan berwarna kekuning-kuningan. Pada permulaan
pungtata, kemudian membesar dan bergabung
4. Edema retina
eksudat
berupa
Edema retina ditandai dengan hilangnya gambaran retina terutama di daerah
makula. Edema dapat bersifat fokal atau difus dan secara klinis
retina yang menebal dan keruh disertai mikroaneurisma
tampak
sebagai
dan eksudat intra retina.
Dapat berbentuk zona-zona eksudat kuning kaya lemak, berbentuk bundar disekitar
kumpulan mikroaneurisma dan
eksudat intra retina
E. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya RD masih belum jelas, namun beberapa studi menyatakan
bahwa hiperglikemi kronis merupakan penyebab utama kerusakan multipel organ.
Komplikasi hiperglikemia kronis pada retina akan menyebabkan perfusi yang kurang
adekuat akibat kerusakan jaringan pembuluh darah organ, termasuk kerusakan pada retina
itu sendiri. Terdapat 4 proses biokimiawi yang terjadi pada hiperglikemia kronis yang
diduga berhubungan dengan timbulnya retinopati diabetik, antara lain:
1)
Akumulasi Sorbitol
2)
Pembentukan protein kinase C (PKC)
3)
Pembentukan Advanced Glycation End Product (AGE)
4)
Pembentukan Reactive Oxygen Speciesi (ROS)
Kerusakan sel yang terjadi sebagai hasil proses biokimiawi akibat hiperglikemia
kronis terjadi pada jaringan saraf (saraf optik dan retina), vaskular retina dan lensa.
Gangguan konduksi saraf di retina dan saraf optik akan menyebabkan hambatan fungsi
retina dalam menangkap rangsang cahaya dan menghambat penyampaian impuls listrik ke
otak. Proses ini akan dikeluhkan penderita retinopati diabetik dengan gangguan penglihatan
berupa pandangan kabur. Pandangan kabur juga dapat disebabkan oleh edema makula
sebagai akibat ekstravasasi plasma di retina, yang ditandai dengan hilangnya refleks fovea
pada pemeriksaan funduskopi.
Neovaskularisasi yang tampak pada pemeriksaan funduskopi terjadi karena
angiogenesis sebagai
akibat peningkatan sintesis growth factor, lebih tepatnya
disebut Vascular Endothelial Growt Factor (VEGF). Sedangkan kelemahan dinding
vaksular terjadi karena kerusakan perisit intramural yang berfungsi sebagai jaringan
penyokong dinding vaskular. Sebagai akibatnya, terbentuklah penonjolan pada dinding
vaskular karena bagian lemah dinding tersebut terus terdesak sehingga tampak sebagai
mikroaneurisma pada pemeriksaan funduskopi.
F. Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan:
1. Lakukan kegiatan aerobik, seperti jalan kaki setidaknya selama dua setengah jam
setiap minggu.
2. Memulai diet makan yang sehat dan berimbang yang sesuai dengan kondisi fisik
3. Kurangi juga asupan gula, garam, dan lemak.
4. Mengurangi berat badan, bagi pemilik kondisi obesitas.
5. Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
6. Berhenti merokok atau menghisap tembakau.
7. Minum obat diabetes atau insulin sesuai anjuran dokter
8. Pantau kadar kolesterol.
9. Pantau kadar gula darah melalui tes gula darah sesuai dengan instruksi dokter.
10. Diskusikan bersama dokter mengenai tes hemoglobin A1C yang mungkin bisa
dilakukan selain tes gula darah.
11. Selalu waspada jika merasakan perubahan pada penglihatann.
12. Pemeriksaan mata dan tekanan darah yang rutin juga merupakan langkah pencegahan
awal agar penyakit tidak berkembang menjadi lebih buruk. (Istiqomah, Indriana N.
2010)
Pencegahan dan pengobatan retinopati diabetic merupakan upaya yang harus dilakukan
bersama untuk mencegah atau menunda timbulnya retinopati dan juga untuk memperlambat
perburukan retinopati. Tujuan utama pengobatan retinopati diabetic ialah untuk mencegah
terjadinya kebutaan permanen. Metode pencegahan dan pengobatan retinopati diabetic saat ini
meliputi
:
1.Kontrol glukosa darah
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengontrolan kadar glukosa darah yang baik
secara signifikan menurunkan resiko perkembangan retinopati diabetic dan juga
progresivitasnya
2.Kontrol tekanan darah
3.Ablasi kelenjar hipofisis melalui pembedahan atau radiasi (jarang dilakukan)
4.Laser koagulasi
Perkembangan laser fotokoagulasi retina secara dramatis telah mengubah penanganan
retinopati diabetic. Penggunaan cahaya yang terfokus untuk mengkauter retina telah
dipraktiskan sejak beberapa tahun dan hasilnya telah dikonfirmasi melalui percobaan klinikal
yang ekstensif untuk kedua penyakit NPDR dan PDR dan jjuga untuk beberapa tipe
makulopati.
Mekanisme kerja yang jelas tidak diketahui tapi telah dicadangkan bahwa fotokoagulasi
lokasi sistemik mencegah pembebasan sesuatu yang belum diidentifikasi, factor
vasoformatif pada penyakit proliferative. Penanganan ini harus dilakukan pada stadium
awal. Foto koagulasi untuk NPDR dengan macula udem yang signifikan secara klinis
disebut fotokoagulasi macula, manakala fotokoagulasi luas untuk PDR disebut fotokoagulas
panp-retinal.
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah:

Perdarahan vitreus body

Ablasio retina
H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Gangguan persepsi sensori
3. Manajemen kesehatan Tidak Efektif
4. Risiko cedera
Download