E-COMMERCE DALAM MENGEMBANGKAN BISNIS PAKAIAN LOKAL DI KOTA MALANG KARYA TULIS ILMIAH Untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibina oleh Drs. Kusmandiyono, M.Pd Disusun Oleh Wafiyuddin Musyaffak Universitas Brawijaya Fakultas Pendidikan Vokasi Bisnis Digital dan E-Commerce Mei 2020 E-COMMERCE DALAM MENGEMBANGKAN BISNIS PAKAIAN LOKAL DI KOTA MALANG Wafiyuddin Musyaffak Fakultas Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya Email: [email protected] BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-Commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll. (Kusumo, 2017:1) E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini. Untuk itu dengan adanya kemudahan ini membuat para masyarakat luas dapat mengembangkan bisnisnya ataupun usahanya dalam bidang yang digelutinya. Banyak sekali yang bisa kita ambil manfaat dengan adanya E-Coomerce ini, oleh sebab itu kita sebagai generasi millenial harus memanfaatkan peluang ini sebagai bekal dalam berbisnis serta memajukan bisnis digital lokal yang ada di kota Malang. Malang merupakan salah satu kota di jawa timur yang ramai sekali dikunjungi wisatawan, karena disana banyak sekali tempat wisata dan universitas yang elit dan terkenal disana. Jadi, tak heran banyak masyarakat dari luar Malang yang hidup disana. Oleh sebab itu mereka juga butuh pakaian dalam kehidupan sehari-hari disana oleh sebab itu di bisnis digital dengan memanfaatkan E-Commerce, pelaku bisnis bisa meraup untung di malang. Bisnis ini bisa dibilang cukup menjanjikan karena adanya kebutuhan dan kemudahan dalam mengakses B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana bentuk-bentuk transaski e-Commerce ? 2. Bagaimana Perkembangan E-Commerce bisnis pakaian di Kota Malang? 3. Apa Tantangan-tantangan yang perlu dihadapi pelaku bisnis pakaian khususnya di Kota Malang ? 4. Bagaimana solusi menghadapi tantangan-tantangan tersebut agar bisnis pakaian itu terus berkembang di Kota Malang? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah dari tema yang diangkat, maka penulis mempunyai tujuan dari rumusan masalah sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan bentuk-bentuk transaksi 2. Menjelaskan secara mendalam bagaimana perkembangan ECommerce bisnis pakaian yang ada di Kota Malang 3. Memberikan penjelasan mengenai apa saja dari tantangantantangan yang perlu dihadapi untuk pelaku bisnis pakaian yang berada di Kota Malang 4. Memberikan penjelasan mengenai solusi bagaimana menghadapi tantangan tersebut agar bisnis yang dilakoni tetap berjalan dan tentunya makin berkembang terutama khususnya di Kota Malang 2. Manfaat Manfaat dari dituliskanya karya tulisan ini adalah untuk memberi informasi tentang seluk beluk E-Commerce yang berada di Kota Malang terutama produk pakaian, sehingga diharapkan dapat membantu para pelaku bisnis di Malang terutama yang berjalan lewat online. Agar para pelaku ini dapat memahami bentuk-bentuk transaksi serta tantangan-tantangan apa saja yang sekiranya nanti akan di hadapi dalam berbisnis serta dapat mengetahui bagaimana solusi dari tantangan-tantangan tersebut. BAB II KAJIAN TEORITIS DAN METODELOGI PENULISAN A. Metodelogi Penulisan 1. Tempat dan Waktu : Tempat untuk melakukan observasi adalah melalui sumber-sumber yang terpercaya dari E-Book,Internet dan Jurnal yang dapat di buktikan kebenarannya. Waktu untuk observasi dimulai hari ini tepat tanggal 7 Mei 2020 sampai selesai. 2. Metode : Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif “Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain”. Sugiyono (2009:35) Dengan pengumpulan data melalui observasi sumber yang credibel atau terpercaya dari buku, e-book, jurnal dan sumber dari internet yang terpercaya, dengan fokus penelitian berada di Kota Malang. Untuk analisis datanya sendiri menggunakan pendekatan secara deskriptif, dengan mendeskriptifkan data-data yang sudah dikumpulkan tanpa membuat generalisasi dari hasil penelitian tersebut. BAB III PEMBAHASAN E-COMMERCE DALAM MENGEMBANGKAN BISNIS PAKAIAN LOKAL DI KOTA MALANG A. Deskripsi Perdagangan elektronik atau e-commerce mencakup semua pasar online yang menghubungkan pembeli dan penjual. Internet digunakan untuk memproses semua transaksi elektronik. Hal pertama yang perlu dipikirkan adalah jenis transaksi bisnis yang akan Anda lakukan. Ketika Anda ingin menjalani bisnis ecommerce, siapa target pasar Anda? Apakah Jenis Model Transaksi Bisnis eCommerce (B2B, B2C, C2C, C2B, B2G)?Apakah Anda sudah memiliki ide untuk jenis bisnis e-commerce yang Anda inginkan? Apakah Anda familiar dengan sebutan-sebutan tersebut ? Mari cari tahu modelmodel paling umum yang terjadi di perdagangan online atau e-commerce. 1. B2B e-Commerce Model B2B fokus pada penyediaan produk dari satu bisnis ke bisnis lainnya. Meskipun banyak bisnis ecommerce di area ini adalah penyedia jasa/layanan, Anda juga akan menemukan perusahaan software, perusahaan supplier dan pemasok perabot kantor, perusahaan hosting, dan berbagai model bisnis ecommerce lainnya dari sektor ini. Contoh e-commerce B2B (business to business) Indonesia yang mungkin Anda kenal adalah Ralali.com, IndoTrading.com, Kawan Lama, Electronic City, Indonetwork, dan Mbiz. Bisnis tersebut memiliki platform ecommerce yang khusus menyasar perusahaan dan bekerja dalam lingkungan tertutup. Di Indonesia, model bisnis ecommerce B2B belum tergarap maksimal oleh para pelaku bisnis. Salah satu startup tanah air yang sukses membidik peluang pasar ini adalah MBiz, anak usaha Grup Lippo. MBiz didirikan Juli 2015 fokus pada e-procurement khusus B2B dan B2G. “Kami menyediakan solusi pengadaan barang dan jasa yang terintegrasi berbasis web bagi kalangan perusahaan dan institusi pemerintahan mulai dari produk teknologi, peralatan kantor, perlengkapan industri, hingga barang-barang ritel,” kata Ryn Hermawan, COO dan Co Founder MBiz.co.id. Hermawan menjelaskan, dengan layanan total solusi yang ditawarkan MBiz, klien korporasi bisa langsung mengakses ke vendor-vendor yang terdaftar di MBiz dan melakukan proses bidding. Konsep e-commerce multi vendor berbasis web ini memungkinkan klien melakukan e-procurement kapan saja dan dimana saja sesuai dengan SOP masing-masing. "Customer di Indonesia sudah lebih dulu terbiasa dengan layanan e-commerce B2C, mereka memahami kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan. Ketika kami hadir dengan platform e-commerce B2B maka mereka tidak perlu waktu lama untuk memahaminya," imbuh Ryn. 2. B2C e-Commerce Sektor ecommerce B2C (business to consumer) adalah model bisnis yang lazim dilakukan di pasar ecommerce. Bahkan sektor B2C adalah model bisnis yang selalu ada dipikiran orang saat mendengar kata ‘ecommerce’. Transaksi ecommerce B2C menyerupai model ritel tradisional, di mana bisnis menjual jasa/produk kepada individu, namun bisnis dijalankan dengan platform online alih-alih dengan toko fisik. Contoh pemain ecommerce B2C di Indonesia adalah Blibli, Jd.id, dan Lazada. Namun, dari laporan DailySocial mengindikasikan adanya peleburan batas antara ecommerce B2C dan C2C yang dilihat dari penilaian reputasi. Penilaian terhadap reputasi umumnya didasarkan pada kepercayaan konsumen yang terbentuk dari beberapa faktor, diantaranya jaminan produk, kualitas layanan, hingga efektivitas sistem yang disajikan. Keuntungan yang dapat dioptimalkan oleh para pemain B2C ialah seputar pengalaman pelanggan. Beberapa aspek yang mulai dieksplorasi misalnya menekankan pada kualitas produk, peningkatan layanan logistik –misalnya Lazada mengakomodasi layanan eLogistics secara mandiri atau bekerja sama dengan layanan on-demand untuk one-day-delivery, opsi pembayaran yang lebih beragam –memungkinkan adanya mekanisme seperti cash-on-delivery. 3. C2C e-Commerce Model bisnis ecommerce ketiga adalah C2C (consumer to consumer), yang kemudian terbagi lagi menjadi dua model yaitu marketplace dan classifieds/P2P. Dalam kategori C2C e-commerce ini, konsumen individu dapat menjual maupun membeli produk dari konsumen lainnya. Bukalapak, Shopee, dan Tokopedia merupakan beberapa contoh marketplace yang paling dikenal di Indonesia. Selain melalui marketplace, kegiatan jual beli juga juga dapat dilakukan secara langsung antar individu, tanpa adanya termasuk dari pihak ketiga. Beberapa contoh platform dengan model bisnis ini adalah OLX, Kaskus, hingga melalui Instagram. 4. C2B e-Commerce Customer to business (C2B) adalah model bisnis dimana konsumen atau end-use menyediakan produk atau layanan ke perusahaan. Ini adalah model kebalikan dari B2C, di mana bisnis menghasilkan produk dan layanan untuk konsumsi konsumen. Contoh platform C2B, yakni istockphoto.com yang menjadi media bagi para fotografer individu untuk mendapatkan royalti apabila ada yang menggunakan fotonya. Dalam model bisnis ini, individu menawarkan untuk menjual produk atau layanan kepada perusahaan yang siap membelinya. Misalnya, jika Anda adalah software developer, maka Anda dapat menunjukkan demo software atau keterampilan yang Anda miliki di situs-situs seperti freelancer, upwork, dll. Jika perusahaan menyukai software atau keterampilan Anda, maka perusahaan akan langsung membeli software langsung dari Anda, atau mempekerjakan Anda. Dari beberapa jenis transaksi diatas kita tahu bahwa banyak berbagai cangkupan lini untuk memasarkan produk dan jasa apa itu antara bisnis ataupun bisnis ke individu atau pemakai produk tersebut. Selanjutnya adalah membahas lebih spesifik lagi yaitu e-Commerce yang berada di Kota Malang khususnya produk pakaian. Bisnis jual beli lewat internet (ecommerce) di Malang sedang marak-maraknya. Ini terlihat dari banyaknya pebisnis Malang yang mulai membuka toko maya di Internet. Mereka menjajakan beraneka barangnya di sana. Potensialnya pasar e-Commerce di Malang ini juga diakui oleh situs jual beli asal Indonesia, Tokopedia.com. Public Relation Tokopedia.com, Siti Fauziah memaparkan, jumlah user di website yang berasal dari Malang masuk ke dalam urutan sepuluh besar kota paling aktif beraktivitas di website tersebut. Sebagian besar dari produsen yang memanfaatkan e-Commerce sebagai media untuk menjual produknya, ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan adanya kegiatan eCommerce. Berbagai macam pakaian sehari-hari dan fashion dijual di Kota Malang Hal ini merupakan barang kebutuhan konsumen yang diklasifikasikan dengan shopping goods, dimana konsumen pakaian yang berada di Kota Malang, calon konsumennya ialah masyarakat lebih mengutamakan pemilihan produk yang disesuaikan dengan kualifikasi dan kualitas serta dengan harga yang pada pengalaman berbelanja seperti pada saat melakukan pembelian sebagai konsumen utama produk yang dijual di Kota Malang lebih mengutamakan kualitas pakaian yang akan dibeli dengan mempertimbangkan berbagai macam hal seperti motif, warna dan juga dari segi gambar yang ditawarkan oleh penjual. Di Kota Malang sendiri banyak sekali UKM- UKM yang berbisnis melalui internet online atau bermedia di e-Commerce ataupun media online lainnya seperti di Facebook, Instagram ataupun lainnya. Terutama di product pakaian, kenapa banyak sekali memilih pakaian? Dikarena kan daerah Malang terutama kota banyak sekali orang yang bekerja ataupun menempuh pendidikan tinggi yang dari luar kota. Sebab itu antusias masyarakat luas untuk berminat dalam membeli pakaian sebagai kebutuhan sehari-hari sangat bertambah terus bahkan dengan pesat. Apalagi adanya kemudahan e-Commerce sehingga kita sebagai masyarakat tidak perlu repot-repot atau susah-susah datang ke tempat atau tokonya secara langsung, kita tinggal pesan lewat Handphone atau laptop kita sesuai pesanan, dan barang yang kita inginkan akan sampai di tempat tinggal kita. Hal ini digunakan para pelaku bisnis khusunya di Kota Malang sebagai peluang yang sangat bagus teruntuk lagi bisnis pakaian yang merupakan kebutuhan primer sehingga sangat dibutuhkan maysrakat setiap waktu. Dari perkembangan bisnis pakaian di Kota Malang dengan e-Commerce tersebut pasti memiliki tantangan dan hambatan-hambatan diantaranya : 1. Persaingan Ketat Antara Penjual Perkembangan bisnis online memang sangat pesat saat ini. Internet yang sudah dapat diakses hampir seluruh orang di dunia hingga ke pelosok ini. Hal ini membuat persaingan dalam berbisnis semakin ketat apalagi di daerah Kota seperti Malang 2. Konsumen masih menyukai belanja lewat cara “konvensional” Kondisi ini memberikan suatu kesimpulan singkat akan tingkat kepercayaan konsumen masih dipertaruhkan, walau penipuan belanja online sudah tak semarak dulu, namun hal ini tetap menjadi tantangan bagi banyak pelaku industri e-commerce untuk bisa melakukan langkah strategis demi mengedukasi pasar. 3. Masyarakat Belum Mengenal e-Commerce Meskipun di Kota Malang sendiri masih banyak orang yang bisa di bilang belum teredukasi tentang adanya kemudahan internet ini dalam hal ini eCommerce. Sehingga memjadikan tantangan bagi pebisnis online. Setelah mengetahui beberapa tantangan-tantangan yang sering terjadi di Kota terutama di Kota Malang di bidang pakaian, oleh sebab itu bagaimana cara menghadapi tantangan tersebut atau solusi yang tepat dalam berbisnis supaya tetap berjalan menghadapi hambatan itu. Berikut solusi yang bisa dicapai untuk menghadapi tantangan tersebut : 1. Kebiasaan pelanggan Umumnya, masalah terjadi ketika masyarakat yang menjadi audiens atau target Anda sudah nyaman dengan cara konvensional. Hal ini sering dialami pada sekelompok masyarakat atau individu yang tidak mampu dengan cepat mempelajari sebuah teknologi. Langkah antisipasi yang harus dilakukan adalah melalui peningkatan komunikasi. Tentu saja, sebelum bertansformasi, terlebih dulu Anda harus menginformasikan hal tersebut secara terbuka, termasuk memberi wawasan demi peningkatan kemampuan SDM audiens Anda. Dengan begitu, transformasi digital yang dilakukan dapat diikuti dengan baik oleh target bisnis Anda. 2. Menjangkau Pelanggan Baru Selain mempelajari pelanggan lama, Anda tentu harus merancang strategi baru yang memungkinkan bisnis E-Commerce Anda menjangkau pelanggan baru dengan ukuran pasar yang lebih luas lagi. Bisnis E-Commerce yang berbasis online sudah bisa dipastikan mampu menjangkau siapa pun yang tertarik dengan penawaran yang dijual. 3. Kepuasan Konsumen Di era digital, tentu segala hal menjadi semakin transparan di mana konsumen bisa dengan bebas menuliskan komentar mereka terhadap pelayanan dan kualitas produk yang didapatkan. Hal ini berarti Anda harus terus berupaya agar konsumen dapat dilayani dengan baik serta mendapatkan kualitas produk terbaik selama melakukan pembelian di situs E-commerce Anda. Itulah tadi beberapa tantangan yang harus Anda hadapi demi mempertahankan bisnis E-commerce di tengah transformasi digital. B. Analisis Kasus Pola perilaku yang berubah dan kebutuhan para konsumen yang dikarenakan perkembangan dari teknologi dan juga arus informasi menjadikan lebih menginginkan hal yang praktis dimana hal itu berarti para konsumen membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam hal memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Beberapa hal ini menyebabkan terus berkembangnya model-model e-Commerce didaerah perkotaan khusunya Kota Malang, yang berubah dengan pengemasan teknologi dan informasi menjadi lebih modern dan praktis. Kebanyakan masyarakat secara umum menyebabkan e-Commerce ini merupakan jalan pintas atau jawaban atas kecepatan dan juga ketepatan pemenuhan kebutuhan dimana eCommerce pada era sekarang menawarkan salah satu keunggulan kompetitifnya dengan menghapus konsep-konsep ruang dan waktu. Sehingga banyak sekali kompetitor bisnis mengambil peluang ini sebagai modal usaha dalam memperoleh keuntungan. Tetapi tak luput dengan adanya hambatan atau kendala yang harus di selesaikan dalam berbisnis e-Commerce. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan berkembangnya kemajuan teknologi, dewasa ini hampir semua aspek kehidupanmanusia dipengaruhi dan berkembang dengan bantuan teknologi. Pembangunan yang dilakukannegara juga tidak lepas dari bantuan teknologi, seperti berkembang pesatnya teknologi internet yang ikut berpengaruh besar terhadap perkembangan bidang lain seperti bidang ekonomi, sosial,dan budaya. Dalam bidang ekonomi, kemajuan ini ditandai dengan semakin maraknya bisnis dantransaksi yang berbasis internet (online/electronic commerce). Karena semakin mudahnyainternet diakses oleh seluruh masyarakat baik muda, tua, masyarakat biasa sampai pejabatsekalipun, bisnis dan transaksi via online semakin marak. Oleh sebab itu sebagai pengguna internet ataupun sebagai pelaku bisnis kita harus selalu update dalam perkembangan bisnis. Apalagi didaerah Kota Malang dimana banyak sekali target pasar yang bisa dituju terlebih lagi dalam produk kebutuhan terutama pakaian. Sehingga membuat kompetitor disana banyak oleh sebab itu kalau sebagai pelaku bisnis kita harus cermat-cermat dalam menghadapi resiko seperti itu dengan solusi yang telah dipikirkan matang-matang. B. Saran 1. Sebelum melakukan bisnis online pakaian dianjurkan sudah mengetahui resikonya terlebih dahulu dan bisa memberi solusi jika resiko atau hambatan itu terjadi 2. Untuk menjalankan sebuah bisnis pakaian berbasis internet sebelumnya harus mengetahui seluk beluk penggunaan media seperti dalam hal promosi dan hal lainnya. 3. Ketika memulai bisnis pikirkan Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan agar target pasar dan sesuai dengan rencana.