Uploaded by User53980

PENGANTAR MANAJEMEN TRANSPORTASI LOGISTIK

advertisement
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
P-1 (DEFINISI, HUBUNGAN MANAJEMEN TRASPORTASI DAN
LOGISTIK, SEJARAH TRANSPORTASI)
ANGGI WIDYA PURNAMA, S.T.,M.T
2017
PENDAHULUAN
Manajemen
Transportasi
Logistik
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. (Ricky W. Griffin)
Dimana fungsinya : Plan – Do – Check - Act
perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan menggunakan sebuah sarana dan prasarana.
Permintaan Transportasi merupakan derived demand
Logistik adalah bagian dari dari proses manajemen rantai pasok (Supply
Chain Management) yang merencanakan, mengimplementasikan dan
mengontrol efisiensi dan efektifitas aliran dan penyimpanan barang, jasa
dan informasi terkait, antara titik asal dan titik konsumsi untuk memenuhi
permintaan pelanggan
DEFINISI
FUNGSI MANAJEMEN
UNSUR-UNSUR TRANSPORTASI
PENDEKATAN SISTEM MANAJEMEN
Keberhasilan pengelolaan dalam organisasi didukung salah satunya oleh
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya atau disebut unsur-unsur
manajemen, dikelompokan menjadi 5 M yaitu :
TRANSPORTASI & LOGISTIK
Dalam sistem logistik, transportasi merupakan salah satu aktifitas yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan dan biaya. Pada banyak perusahaan, transportasi menghasilkan biaya
tertinggi dalam sistem logistik, yaitu sepertiga sampai dua-per-tiga dari total biaya logistik. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu perencanaan logistik. Perencanaan logistik menangani empat
bidang masalah utama, yaitu : tingkat layanan pelanggan, lokasi fasilitas, keputusan
persediaan, dan keputusan transportasi.
Transport Strategy
- Modes of transport
- Carrier routing/scheduling
- Shipment size/consolidation
Inventory Strategy
- Inventory Levels
- Deployment of Inventory
- Control methods
Customer
Service Goal
Location Strategy
- Number, Size, and Location of Facilities
- Assignment of stocking points to sourcing points
- Assigment of demand to stocking points or sourcing points
- Private/public warehousing
Gambar : The Triangle of Logistics Decision Making
(Sumber : Ronald H. Ballou, Business Logistics Management 1999)
Keputusan dalam strategi
transportasi dapat melibatkan
pemilihan sarana, ukuran
pengiriman, penentuan rute
dan penjadwalan
TRANSPORTASI & LOGISTIK
SEJARAH
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
Transportasi yang terekam dalam
Relief yang ditemukan di Ibukota
Assyrian Dur Sharrukin, 8 abad SM
SEJARAH
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
•
•
Transportasi diawali dengan penemuan roda pada sekitar 3500 tahun sebelum masehi
yang digunakan untuk mempermudah memindahkan suatu barang. Pada tabel berikut
ditunjukkan perkembangan didalam transportasi dari jaman ke jaman.
Tetapi sebelumnya tentu ada pergerakan manusia ke Benua Australia yang diperkirakan
terjadi 40.000 sampai 45.000 tahun yang lalu menggunakan suatu bentuk transportasi
maritim.
Tahun
Temuan
3500 SM
3500 SM
Penemuan roda, sebagai cikal bakal transportasi modern
Kapal pertama sekali dikembangkan
2000 SM
Kuda digunakan oleh manusia untuk transportasi
770
1492
Sepatu kuda digunakan untuk pertama sekali
Leonardo Da Vinci membuat lebih dari 100 gambar rancangan pesawat terbang
1620
Cornelis Drebbel membuat kapal selam pertama
Blaise Pascal menciptakan bus angkutan umum pertama yang ditarik kuda melayanai trayek tetap, berjadwal
dan penerapan sistem tarif
1662
1769
Mobil pertama yang digerakkan dengan mesin uap
1783
Kapal uap praktis pertama dikembangkan oleh Marquis Claude Francois de Jouffroy d'Abbans - yang
menggunakan roda kayuh
1790
Sepeda pertama sekali ditemukan dan digunakan
SEJARAH
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
Tahun
Temuan
1801
Lokomotif uap pertama yang ditemukan oleh Richard Trevithick yang kemudian disempurnakan oleh George
Stephensen
1858
Jean Lenoir mengembangkan mobil pertama yang digerakkan dengan mesin dengan pembakaran dalam
1867
Sepedamotor pertama yang digerakkan dengan bahan bakar
1879
Werner von Siemens merancang dan mengembangkan kereta api listrik yang pertama
1885
Bens membuat kendaraan produksi pertama
1899
Ferdinan von Zeppelin menerbangkan pesawat balon udara pertama
1903
Orville and Wilbur Wright. pada tanggal 17 Desember 1903, Wright bersaudara membuat penerbangan
pertama
1908
Henry Ford menerapkan sistem produksi ban berjalan untuk pembuatan mobil secara massal
1926
Roket berbahan bakar cair pertama diluncurkan
1932
Pemerintah Jerman membangun Autobahn/Jalan Bebas Hambatan pertama
1939
1942
1947
1953
Pesawat terbang jet pertama Jerman diterbangkan atas dasar desain turbin yang dibuat Hans von Ohain
ditahun 1936
Helicopter yang didisain dan di produksi oleh Igor Sikorsky
Pesawat supersonik pertama dterbangkan
Kapal yang digerakkan dengan nuklir pertama diluncurkan
SEJARAH
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
Kemajuan Transportasi/Pengangkutan
Sebagai akibat kebutuhan manusia untuk berpergian ke lokasi atau
tempat lain guna mencari barang yang dibutuhkan atau melakukan
aktifitas mengirim barang ke tempat lain yang membutuhkan suatu
barang (Derived Demand).
PERKEMBANGAN
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
PERKEMBANGAN
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
P-2 (DEFINISI, HUBUNGAN MANAJEMEN TRASPORTASI DAN
LOGISTIK, SEJARAH TRANSPORTASI)
ANGGI WIDYA PURNAMA, S.T.,M.T
2017
FUNGSI DAN MANFAAT
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
FUNGSI DAN MANFAAT
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
Menurut Utamo, transportasi memiliki fungsi memiliki manfaat
PERANAN
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
PERANAN
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
PERANAN
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
FUNGSI
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
JENIS-JENIS
TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
P-3 DAN 4 (TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI)
(LOKASI INDUSTRI)
ANGGI WIDYA PURNAMA, S.T.,M.T
2017
INDUSTRI DAN TRANSPORTASI
INDUSTRI DAN TRANSPORTASI
Dalam kaidah manufaktur atau industri terdapat 3 variabel biaya yang sering digunakan untuk
memaksimalkan manfaat atau keuntungan perusahaan atau industri yaitu:
INDUSTRI DAN TRANSPORTASI
Industri juga dapat digolongkan berdasarkan pemilihan lokasi industri yaitu sebagai berikut:
FAKTOR- FAKTOR PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
Suatu kegiatan yang produktif akan memilih lokasi yang dapat memperoleh input secara efisien. Input
tersebut tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga berbentuk jasa, seperti jasa prasarana dan sarana,
institusi pendukung, maupun kualitas sumberdaya manusia (Maryunani, 2003).
faktor-faktor yang diperhatikan dalam memilih lokasi industri menurut Weber dalam
Tarigan (2005) adalah:
FAKTOR- FAKTOR PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
Menurut Djojodipuro (1992), faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri,
adalah:
FAKTOR- FAKTOR PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
Menurut Sigit (1987), faktor-faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan
penentuan lokasi industri, antara lain:
FAKTOR- FAKTOR PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
Sedangkan menurut Greenhut, faktor-faktor penentu lokasi industri, antara lain:
FAKTOR- FAKTOR PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
Pertimbangan utama dalam menentukan alternatif lokasi industri yaitu ditekankan pada
biaya transportasi yang rendah. Pada prinsipnya beberapa teori lokasi tersebut untuk
memberikan masukan bagi penentuan lokasi optimum, yaitu lokasi yang terbaik dan
menguntungkan secara ekonomi. Berikut ini merupakan teori-teori yang
digunakanpenjelasan mengenai beberapa teori lokasi :
THEORY OF INDUSTRIAL LOCATION (TEORI LOKASI
INDUSTRI) DARI ALFRED WEBER
Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri dengan mempertimbangkan
risiko biaya atau ongkos yang paling minimum, dengan asumsi sebagai berikut:
Persyaratan tersebut jika dipenuhi maka teori lokasi industri dari Alfred Weber dapat digunakan. Weber
menggunakan tiga faktor (variabel penentu) dalam analisis teorinya, yaitu titik material, titik konsumsi,
dan titik tenaga kerja. Ketiga titik (faktor) ini diukur dengan ekuivalensi ongkos transport.
THEORY OF INDUSTRIAL LOCATION (TEORI LOKASI
INDUSTRI) DARI ALFRED WEBER
(a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.
(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.
(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.
CONTOH KASUS
TEORI PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
(THEORY OF INDUSTRIAL LOCATION (TEORI LOKASI INDUSTRI) DARI ALFRED WEBER )
•
Lemon Water adalah suatu produk minuman ringan yang saat ini sangat
digemari masyarakat. Untuk membuat 1 botol (1Liter) lemon water
dibutuhkan 1 Liter Air & 0,25 Kg Buah Lemon
•
Diketahui ada seorang investor yang akan membangun sebuah pabrik produk
minuman ringan (Lemon Water), dan terdapat beberapa pilihan alternatif
lokasi antara lain : di pusat kota Thirsty Town, Lemon Field, Mountain Spring,
ataupun di pinggiran kota (titik x dan y). Rencana kapasitas produksi
sebanyak 1.000 botol/hari, dengan kebutuhan tenaga kerja 50 orang.
•
Thirsty Town yaitu lokasi dimana market penjualan produk minuman (Lemon
Water) berada. Adapun permintaan konsumen di Thirsty Town sebesar 1.000
botol per-hari. Selain menjadi market penjualan produk minuman (Orange
Water), Thirsty Town merupakan tempat pemukiman tenaga kerja.
•
Lemon Field yaitu lokasi dimana tersedia buah lemon, yaitu bahan baku
produk minuman (Lemon Water), disana tersedia persediaan bahan baku
(buah lemon) yang melimpah karena merupakan ladang tanaman buah lemon.
•
Mountain Spring yaitu lokasi dimana tersedia dengan sangat melimpah bahan
baku air yang digunakan untuk membuat minuman (Lemon Water).
CONTOH KASUS
TEORI PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
(THEORY OF INDUSTRIAL LOCATION (TEORI LOKASI INDUSTRI) DARI ALFRED WEBER )
CONTOH KASUS
TEORI PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
(THEORY OF INDUSTRIAL LOCATION (TEORI LOKASI INDUSTRI) DARI ALFRED WEBER )
Kereta Api (Rel KA/Y)
Truk (Jalan Raya/X)
Buah Lemon
Rp. 300 per Kg/Km
Rp. 400 per Kg/Km
Air
Rp. 100 per L/Km
Rp. 200 per L/km
Produk (Orange Water)
Rp. 350 per Botol/Km
Rp. 450 per Botol/Km
Tenaga Kerja
Rp. 350 per Orang/ Km
Rp. 450 per Orang/ Km
CONTOH KASUS
TEORI PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
(THEORY OF INDUSTRIAL LOCATION (TEORI LOKASI INDUSTRI) DARI ALFRED WEBER )
•
Moda transportasi yang dapat digunakan adalah Kereta api atau
Truk ( dipilih salah satu ). Dengan biaya transportasi sebagai
berikut :
Kereta Api (Rel KA/Y)
Truk (Jalan Raya/X)
Buah Lemon
Rp. 300 per Kg/Km
Rp. 400 per Kg/Km
Air
Rp. 100 per L/Km
Rp. 200 per L/km
Produk (Orange Water)
Rp. 350 per Botol/Km
Rp. 450 per Botol/Km
Tenaga Kerja
Rp. 350 per Orang/ Km
Rp. 450 per Orang/ Km
*Biaya Transportasi tersebut sudah termasuk biaya bongkar muat
•
Dimanakah sebaiknya lokasi pabrik harus dibangun dan berapa biaya
transportasi yang harus dikeluarkan setiap hari, dengan
mempertimbangan biaya transportasi terendah menggunakan teori
weber “Least Cost Theory” ?
CONTOH KASUS
TEORI PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
(THEORY OF INDUSTRIAL LOCATION (TEORI LOKASI INDUSTRI) DARI ALFRED WEBER )
Perhitungan :
•Dalam 1 hari (Produksi 1000 Botol ), bahan baku yang dibutuhkan untuk
produksi adalah :
Air = 1000 x 1 L = 1000 L
Lemon = 1000 x 0,25 Kg = 250 Kg
•Biaya Transportasi yang dikeluarkan perusahaan per hari bila Lokasi Pabrik
di Kota Z :
Biaya Transportasi ( Z ) = (Kebutuhan Air/hari x Biaya transportasi air x
Jarak dari kota Sumber Air ke kota Z ) + (Kebutuhan Lemon/hari x Biaya
transportasi lemon x Jarak dari kota Sumber Lemon ke kota Z ) +
(Kebutuhan Tenaga Kerja/hari x Biaya transportasi tenaga kerja x Jarak dari
kota Sumber tenaga kerja ke kota Z ) + (Total Produk didistribusikan/hari x
Biaya transportasi produk x Jarak dari kota Z ke kota tujuan distribusi)
CONTOH KASUS
TEORI PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
(THEORY OF INDUSTRIAL LOCATION (TEORI LOKASI INDUSTRI) DARI ALFRED WEBER )
Dengan menggunakan transportasi darat (truck)
•Biaya Transportasi yang dikeluarkan perusahaan per hari bila Lokasi
Pabrik di Kota Thirsty Town :
Biaya Transportasi (Thirsty Town ) = (1000 x Rp.200 x 5) + (250 x Rp.400 x
5) + (50 x Rp.450 x 0) + (1000 x Rp.450 x 0)
= Rp.1.000.000 + Rp.500.000 + Rp.0 + Rp.0
= Rp. 1.500.000
Dengan menggunakan transportasi Kereta Api
•Biaya Transportasi yang dikeluarkan perusahaan per hari bila Lokasi
Pabrik di Kota Thirsty Town :
Biaya Transportasi (Thirsty Town ) = (1000 x Rp.100 x 6) + (250 x Rp.300 x
7) + (50 x Rp.350 x 0) + (1000 x Rp.350 x 0)
= Rp.600.000 + Rp.525.000 + Rp.0 + Rp.0
= Rp. 1.125.000
CONTOH KASUS
TEORI PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
(THEORY OF INDUSTRIAL LOCATION (TEORI LOKASI INDUSTRI) DARI ALFRED WEBER )
Dengan menggunakan transportasi
Kereta Api
Lokasi
Thirsty Town
Lemon Field
Mountai Spring
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Total Biaya
Rp1.125.000
Rp3.272.500
Rp2.730.000
Rp1.317.500
Rp1.510.000
Rp1.702.500
Rp2.095.000
Rp2.487.500
Rp2.880.000
Rp2.045.000
Rp2.387.500
Dengan menggunakan transportasi
Darat (Truck)
Lokasi
Thirsty Town
Lemon Field
Mountai Spring
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
Total Biaya
Rp1.500.000
Rp3.362.500
Rp2.862.500
Rp2.072.500
Rp2.645.000
Rp3.017.500
Rp3.190.000
Rp3.735.000
Rp4.107.500
Rp4.007.500
Rp3.435.000
Rp1.872.500
Rp2.245.000
Rp2.517.500
Rp2.690.000
Sebaiknya lokasi pabrik dibangun di Thirsty Town, dengan menggunakan
moda Kereta api sebagai sarana transportasi bahan baku, tenaga kerja dan
produk. Dengan Biaya Transportasi per hari sebesar Rp1.125.000
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
P-5,6,7
(TRANSPORTASI MAKRO)
2017
CONTOH PETA DESA
CONTOH PETA PABRIK
TRANSPORTASI/PERANGKUTAN
Tidak
B ergerak
Bergerak
“Terciptanya suatu
sistem
transportasi/pergeraka
n yang aman, efisien,
efektif, nyaman,
murah, dan sesuai
lingkungan (termasuk
SISTEM TRANSPORTASI MAKRO
SISTEM KEGIATAN
SISTEM JARINGAN
SISTEM
PERGERAKAN
SISTEM
KELEMBAGAAN
SISTEM TRANSPORTASI MAKRO
 Sistem Kegiatan:
 Mengatur tata ruang/tata guna lahan disuatu wilayah (Nasional,
Propinsi, Kabupaten/Kota).
 Sistem Pergerakan:
 Pergerakan akan timbul dengan adanya penataan ruang untuk
kegiatan-kegiatan tertentu.
 Sistem Jaringan:
 Digunakan sebagai prasarana penghubung atau fasilitas
pergerakan.
 Sistem Lembaga:
 Digunakan untuk mengelola semua keterkaitan antar sistem
kegiatan, sistem pergerakan, dan sistem jaringan.
SISTEM KELEMBAGAAN
LEVEL
NASIONAL
PROPINSI
KAB/KOTA
To p D o w n
Sebelum Otonomi
SISTEM KEGIAT AN
SISTEM KEGIAT AN
R T R W N
SISTRANAS
(BAPENAS)
(DepHub)
R T R W D
SISTR AW IL
(BAPEDA-PROP)
(DinHub-Prop)
R T R W K
SISTR AW IL
(BAPED A- K AB/KOT A)
(DinHub-Kab/kota)
Guiden-Aspirasi
Setelah Otonomi
CONTOH RTRW KOTA BANDUNG
PERENCANAAN TRANSPORTASI
Suatu proses yang tujuannya mengembangkan sistem
transportasi yang memungkinkan manusia dan barang
bergerak atau berpindah tempat dengan aman dan murah
(Pignataro,1973 dan Tamin, 2000).
WILAYAH PERENCANAAN
s/d 1 Th
s/d 5 Th
s/d 25 Th
MIDDLE
SHORT
LONG
WILAYAH PERENCANAAN
PAST
NOW
FUTURE
AKSESIBILITAS
• Kemudahan suatu tempat untuk dicapai
(Semakin tinggi aksesibilitas maka semakin mudah daerah itu
dicapai)
C
B
Diketahui:
Ke-1 = 60 km
Ke-2 = 50'
Ke-3 = Rp.8.000
Diketahui:
Ke-1 = 100 km
Ke-2 = 40'
Ke-3 = Rp.40.000
A
Diketahui:
Ke-1 = 20 km
Ke-2 = 60'
Ke-3 = Rp.10.000
D
Diketahui:
Ke-1 (l) = Jarak
Ke-2 (t) = Waktu Tempuh
Ke-3 (c) = Biaya Perjalanan
EKONOMI & TRANSPORTASI
• Negara
berkembang:
produk akan
terbebani biaya
untuk
transportasi
sebesar 30–
4 0 % , dari harga
barang.
• Negara maju:
biaya
transportasi
berkisar antara
10%.
Biaya
Biaya
Bahan Baku
Bahan Baku
Keuntungan
Keuntungan
dan Pajak
dan Pajak
Biaya Produksi:
Biaya Produksi:
Upah, Alat,
Upah, Alat,
Energi, dsb
Energi, dsb
3300--4400%%
Biaya Transportasi:
Biaya Transportasi:
Bahan baku, Pemasaran
Bahan baku, Pemasaran
MOBILITAS
• Kemudahan seseorang untuk bergerak.
“Tidak ada gunanya Aksesibilitas yang terlalu tinggi apabila
Mobilitas Rendah”
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(PERMINTAAN ATAS JASA TRANSPORTASI)
KARAKTERISTIK DASAR DARI DEMAND TRANSPORT
A.
BAHWA DEMAND TRANSPORTASI ADALAH DERIVED DEMAND ARTINYA:
PERMINTAAN TERHADAP TRANSPORTASI ADALAH PERMINTAAN
TURUNAN (TIDAK LANGSUNG); SEBELUM MUNCUL PERMINTAAN
TERHADAP TRANSPORTASI HARUS ADA PERMINTAAN TERHADAP
SESUATU YANG MENDAHULUINYA
B.
BAHWA JASA TRANSPORTASI TIDAK DAPAT DISIMPAN, ARTINYA ORANG
MEMBELI JASA TRANSPORTASI PADA SAAT IA MEMBUTUHKANNYA, JIKA
KEGIATAN PRODUKSI HARUS DILAKUKAN BERSAMAAN DENGAN
AKTIVITAS KONSUMSINYA.
C.
DEMAND TRANSPORTASI KETIDAKPASTIAN SANGAT TINGGI.
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL PERMINTAAN)
Tidak hanya tergantung pada ongkos dan jenis alat angkutnya, tetapi
sudah mempertimbangkan preferensi konsumen
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL PERJALANAN)
Ada 2:
1. Untuk perjalanan luar kota
2. Untuk perjalanan perkotaan
JENIS PERGERAKAN
Eksternal ke/dari Internal
Eksternal ke/dari Internal
Eksternal ke Eksternal
Eksternal ke Eksternal
Intra Zona
Intra Zona
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
Oleh Gerald Kraft (Sistem Analisis Research Corp)
Yi: untuk memperkirakan jumlah pejalan per tahun untuk setiap moda
perjalanan.
Model ini harus mencerminkan pertumbuhan penduduk, pekerjaan dan
penghasilan. Variabel sosio ekonomi harus masuk.
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
Model kebutuhan berurutan
RAMALAN
TATA GUNA LAHAN
PEMBANGKIT
PERJALANAN
DISTRIBUSI PERJALANAN
PEMILIHAN MODA
PENENTUAN L.L.
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
RAMALAN TATA GUNA LAHAN
SECARA IDEAL PARA PERENCANA DAN INSINYUR TRANSPORTASI
INGIN MEMBERIKAN PERKIRAAN TERHADAP POLA KEGIATAN MANUSIA
DI DALAM DAERAH PERKOTAAN UNTUK MASA-MASA MENDATANG,
TERUTAMA PADA TAHUN TERTENTU YANG HENDAK DIRAMALKAN
a)INTENSITAS PENGEMBANGAN LAHAN AKAN BERKURANG APABILA
MAKIN JAUH DARI PUSAT KOTA.
b)KERAPATAN LAHAN YANG SUDAH TERPAKAI AKAN BERKURANG
APABILA MAKIN JAUH DARI PUSAT KOTA.
c)PROPORSI LAHAN YANG DISEDIAKAN UNTUK BERBAGAI
PENGGUNAAN LAHAN AKAN SELALU STABIL.
METODA INI MENGISYARATKAN BAHWA DATA POPULASI DI MASA
MENDATANG DAN UKURAN-UKURAN LAIN MENGENAI KEGIATAN
MENYELURUH DI DAERAH HARUS DIRAMALKAN.
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
MODEL PEMBANGKIT PERJALANAN
(TRIPS GENERATION)
MODEL INI DIGUNAKAN UNTUK MEMPERKIRAKAN JUMLAH
PERJALANAN DARI SETIAP ZONA DALAM JUMLAH PERJALANAN YANG
AKAN BERAKHIR DI SETIAP ZONA UNTUK SETIAP MAKSUD
PERJALANAN.
MODEL INI BERDASARKAN:
1.KARAKTERISTIK TATA GUNA LAHAN
2.KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
MODEL PEMBANGKIT PERJALANAN
(TRIPS GENERATION)
TERDAPAT 2 MAKSUD PERJALANAN :
1.PERJALANAN BERDASARKAN RUMAH (HOME BASE TRIP) DIMANA
TEMPAT ASAL DAN TUJUAN PERJALANAN ADALAH DARI ATAU MENUJU
RUMAH
2. ZONA TARIKAN (ATTRACTION ZONA)
ZONA PRODUCTION (PRODUCTION ZONA)
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
MODEL PEMBANGKIT PERJALANAN
(TRIPS GENERATION)
TERDAPAT 2 MAKSUD PERJALANAN :
1.PERJALANAN BERDASARKAN RUMAH (HOME BASE TRIP) DIMANA
TEMPAT ASAL DAN TUJUAN PERJALANAN ADALAH DARI ATAU MENUJU
RUMAH
2. ZONA TARIKAN (ATTRACTION ZONA)
ZONA PRODUCTION (PRODUCTION ZONA)
DARI
KE
TRIP PRODUCTION
TRIP ATTRACTION
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
METODE UTK MEMPERKIRAKAN PEMBANGKIT
PERJALANAN
1. ANALISIS KLASIFIKASI SILANG/ANALISIS KATEGORI
2. ANALISIS REGRESI
AD 1:
ANALISIS KLASIFIKASI SILANG
ADALAH UNTUK MEMPREDIKSI 2 TRIP RATE DENGAN MELIHAT
KATEGORI. DASAR PENGKATEGORIAN ADALAH : KARAKTERISTIK
POKOK YANG MEMPUNYAI RELEVANSI DENGAN JUMLAH TRIP YANG
TERGENERATE.
AD 2: ADALAH MENGKORELASIKAN VARIABEL DEPENDENT DAN
INDEPENDENT
Y = axi + bx2 + cx3 + dx4
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
MISAL:
Y
= 10,2+1,68HI + 2,09CI + 1,98DI
DIMANA
Y = JUMLAH PERJALANAN UNTUK MAKSUD TERTENTU YANG
DIBANGKITKAN PADA ZONA I
HI = JUMLAH RT DI ZONA I
CI = JUMLAH MOBIL YANG DIPUNYAI SELURUH RT DI ZONA
WI = JUMLAH PEKERJA YANG TINGGAL DI ZONA I
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
DISTRIBUSI PERJALANAN (TRAFFIC DISTRIBUTION)
•TUJUAN UTAMA DISTRIBUSI PERJALANAN ADALAH
MENDISTRIBUSIKAN ATAU MENGALOKASIKAN JUMLAH PERJALANAN
YANG BERASAL DARI SETIAP ZONA DAN DI ANTARA SELURUH ZONA
TUJUAN YANG MEMUNGKINKAN.
•TAHAPAN PERAMALAN LL INI DIBENTUK LANGSUNG DARI HASIL
PEMBANGKIT PERJALANAN
•MODEL YANG DIPAKAI UNTUK MERAMALKAN DISTRIBUSI
PERJALANAN
dj
Oi
Berapa banyak
(tergantung dari interaksi dari i ke j)
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
PEMILIHAN MODA (MODA CHOICE)
•APABILA JUMLAH PERJALANAN TOTAL DARI MASING-MASING
TEMPAT ASAL KE SETIAP TEMPAT TUJUAN TELAH DIPERKIRAKAN
UNTUK SETIAP MAKSUD PERJALANAN, LANGKAH SELANJUTNYA
ADALAH MEMPERKIRAKAN JUMLAH PENUMPANG YANG AKAN
MENGGUNAKAN SETIAP MODA YANG TERSEDIA
•PEMILIHAN MODA DIHIPOTESISKAN AKAN TERGANTUNG DARI
KARAKTERISTIK MODA YANG MENCERMINKAN BIAYA YANG
DISAMARATAKAN DALAM MENGGUNAKAN MODA TERSEBUT.
Moda 1 = ... %
dj
Oi
Moda 2 = ... %
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
DIAGRAM KEPUTUSAN
PEMILIHAN MODA (MODA CHOICE)
TR
VEHICLE
VEHICLE
PRIVATE
TR.
PUBLIC
TR.
M1 M2 M3 M4 M5
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
PENENTUAN LALU LINTAS (TRAFFIC ASSIGNMENT)
•TAHAP TERAKHIR DARI ESTIMASI PERMINTAAN JUMLAH PERJALANAN ADALAH
PENENTUAN PERJALANAN YANG AKAN DIBUAT DI ANTARA SETIAP PASANG
ZONA, DENGAN MODA TERTENTU, PADA RUTE TERTENTU DI DALAM JARINGAN
LALU LINTAS YANG ADA.
•INI TERUTAMA MERUPAKAN SUATU PERSOALAN PADA MODA UNTUK JALAN
RAYA DI MANA BIASANYA TERDAPAT BANYAK RUTE YANG DAPAT DITEMPUH
OLEH SESEORANG YANG MENGADAKAN PERJALANAN.
•PJ JARINGAN ANGKUTAN BIASANYA JUMLAH RUTE ALTERNATIF LEBIH
SEDIKIT, BAHKAN PADA BANYAK KASUS HANYA TERDAPAT SATU JALUR GERAK
SAJA YANG MENGHUBUNGKAN DUA ZONA
KOPO
DAGO
KEBUTUHAN TRANSPORTASI
(MODEL KRAFT : SARC)
CIREBON
BANDUNG
ASUMSI YANG BIASA DIAMBIL DALAM PENENTUAN PERJALANAN ADALAH BAHWA
PERJALANAN AKAN MEMILIH JALUR GERAK DENGAN WAKTU TEMPUH YANG MINIMUM (T)
PUNCAK KESIBUKAN LALU LINTAS PERKOTAAN
SALAH SATU HAL PENTING PADA LALU LINTAS PERKOTAAN ADALAH
TERDAPATNYA VARIASI VOLUME YANG BESAR, ENTAH KITA MELIHATNYA
SEPANJANG SATU HARI ATAU HARI-HARI DALAM SATU MINGGU.
Vol
Vol
Jam
06 - 08
12 - 13
16 - 18
Hari
S
S
R
K
J
S
M
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
UTS
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
(KRITERIA KINERJA TRANSPORTASI)
2017
KRITERIA KINERJA TRANSPORTASI
Untuk mengukur tingkat keberhasilan operasi transportasi ada beberapa
parameter/indikator yang bisa di ukur secara kualitatif maupun
kuantitatif.
KRITERIA KINERJA TRANSPORTASI
KRITERIA KINERJA TRANSPORTASI
KRITERIA KINERJA TRANSPORTASI
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
(TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI)
(METODE TRANSPORTASI)
ANGGI WIDYA PURNAMA, S.T.,M.T
2017
PENGERTIAN
TUJUAN
CIRI-CIRI PENGGUNAAN METODE
TRANSPORTASI
METODE PEMECAHAN
METODE PEMECAHAN
Matriks:
Keterangan:
Ai = Daerah asal sejumlah i
Si = Supply, Ketersediaan barang yang diangkut di i daerah asal
Tj = Tempat tujuan sejumlah j
dj = Permintaan (demand) barang di sejumlah j tujuan
xij = Jumlah barang yang akan diangkut dari Ai ke Tj
cij = Besarnya biaya transport untuk 1 unit barang dari Ai ke Tj
Biaya transport = cij . xi
Jumlah permintaan = Jumlah ketersediaan
METODE NWC (NORTH WEST CORNER)
 Merupakan metode untuk menyusun tabel awal dengan cara
mengalokasikan distribusi barang mulai dari sel yang terletak pada
sudut paling kiri atas.
Aturannya:
1) Pengisian sel/kotak dimulai dari ujung kiri atas.
2) Alokasi jumlah maksimum (terbesar) sesuai syarat sehingga layak
untuk memenuhi permintaan.
3) Bergerak ke kotak sebelah kanan bila masih terdapat suplai yang
cukup. Kalau tidak, bergerak ke kotak di bawahnya sesuai demand.
Bergerak terus hingga suplai habis dan demand terpenuhi.
METODE NWC (NORTH WEST CORNER)
Contoh Soal:
•Suatu perusahaan mempunyai 3 pabrik produksi dan 5 gudang
penyimpanan hasil produksi. Jumlah barang yang diangkut tentunya
tidak melebihi produksi yang ada sedangkan jumlah barang yang
disimpan di gudang harus ditentukan jumlah minimumnya agar gudang
tidak kosong.
•Tabel matriks berikut menunjukkan jumlah produksi paling banyak
bisa diangkut, jumlah minimum yang harus disimpan di gudang dan
biaya angkut per unit barang. Dalam smu (satuan mata uang):
METODE NWC (NORTH WEST CORNER)
Prosedur Penyelesaian:
-Isikan kolom mulai kolom di kiri atas (north west) dengan
mempertimbangkan batasan persediaan dan permintaannya.
-Selanjutnya isikan pada kolom di sebelah kanannya hingga semua
permintaan terpenuhi.
METODE NWC (NORTH WEST CORNER)
400
400
500
100
300
800
Biaya total:
Z=
(50) 400 + (80) 400 + (70) 500 + (60) 100 + (60) 300 + (40) 800 = 1.430.000
METODE INSPEKSI (ONGKOS
TERKECIL)
• Merupakan metode untuk menyusun tabel awal
dengan cara pengalokasian distribusi barang dari
sumber ke tujuan mulai dari sel yang memiliki biaya
distribusi terkecil
• Aturannya
1. Pilih sel yang biayanya terkecil
2. Sesuaikan dengan permintaan dan kapasitas
3. Pilih sel yang biayanya satu tingkat lebih besar dari
sel pertama yang dipilih
4. Sesuaikan kembali, cari total biaya
METODE INSPEKSI (ONGKOS
TERKECIL)
800
400
200
400
500
200
Biaya Total = (800 x 30) + (400 x 40) + (400 x 40) + (60 x 200) + (60 x 500) + (60 x 200)
= 1.100.000
METODE VAM
(VOGEL APPROKXIMATION METHOD )
• Metode VAM lebih sederhana penggunaanya, karena
tidak memerlukan closed path (jalur tertutup).
Metode VAM dilakukan dengan cara mencari selisih
biaya terkecil dengan biaya terkecil berikutnya untuk
setiap kolom maupun baris. Kemudian pilih selisih
biaya terbesar dan alokasikan produk sebanyak
mungkin ke sel yang memiliki biaya terkecil. Cara ini
dilakukan secara berulang hingga semua produk
sudah dialokasikan .
METODE VAM
(VOGEL APPROKXIMATION METHOD )
Prosedur Pemecahan:
(1)Hitung perbedaan antara dua biaya terkecil dari setiap baris dan
kolom.
(2)Pilih baris atau kolom dengan nilai selisih terbesar, lalu beri
tanda kurung. Jika nilai pada baris atau kolom adalah sama, pilih
yang dapat memindahkan barang paling banyak.
(3)Dari baris/kolom yang dipilih pada (2), tentukan jumlah barang
yang bisa terangkut dengan memperhatikan pembatasan yang
berlakubagi baris atau kolomnya serta sel dengan biaya terkecil.
(4)Hapus baris atau kolom yang sudah memenuhi syarat
sebelumnya (artinya suplai telah dapat terpenuhi).
(5)
Ulangi langkah (1) sampai (4) hingga semua alokasi terpenuhi.
METODE VAM
(VOGEL APPROKXIMATION METHOD )
METODE VAM
(VOGEL APPROKXIMATION METHOD )
50 – 30 = 20
50 – 40 = 10
40 – 40 = 0
METODE VAM
(VOGEL APPROKXIMATION METHOD )
50 – 30 = 20
50 – 40 = 10
40 – 40 = 0
400
METODE VAM
(VOGEL APPROKXIMATION METHOD )
50 – 30 = 20
800
50 – 40 = 10
60 – 40 = 20
400
( 0)
( 700 )
METODE VAM
(VOGEL APPROKXIMATION METHOD )
800
( 0)
60 – 40 = 20
400
60 – 60 = 0
( 700 )
400
( 0)
( 0)
METODE VAM
(VOGEL APPROKXIMATION METHOD )
800
( 0)
70 – 60 = 10
200
400
( 200 )
60 – 60 = 0
400
( 0)
( 0)
500
200
( 700 )
( 0)
METODE VAM
(VOGEL APPROKXIMATION METHOD )
Biaya Total = (400.40) + (800.30) + (400.40) + (500.60) + (200.60) +
(200.60) = 1.100.000
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
(PERMINTAAN, PENAWARAN DAN PERAMALAN
TRANSPORTASI)
(PERMINTAAN TRANSPORTASI)
2017
PERMINTAAN JASA TRANSPORTASI
SIFAT-SIFAT PERMINTAAN JASA
TRANSPORTASI
PEMILIHAN PEMAKAI JASA
TRANSPORTASI
SATUAN UKURAN PERMINTAAN JASA
TRANSPORTASI
Permintaan jasa transportasi diukur dalam berat muatan atau
jumlah penumpang yang dipindahkan melalui jarak.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN JASA TRANSPORTASI
Pada dasarnya permintaan akan jasa angkutan dipengaruhi oleh
harga jasa angkutan itu sendiri ( Po ) dan jasa angkutan lain
(P1,P2,....Pn) serta tingkat pendapatan ( Y ), maka secara umum
fungsi permintaan jasa angkutan dirumuskan;
Maka secara umum fungsi permintaan jasa angkutan dirumuskan;
Fungsi Permintaan jasa angkutan sebagai :
Dt = f ( P1,P2,P3,.......Pn, Y..... )
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN JASA TRANSPORTASI
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN
PENDAPATAN
Perjalanan santai ( Leisure travel ) sangat peka terhadap
perubahan pendapatan pribadi, akibat dr kenaikan pedapatan akan
menyebabkan 2 hal yaitu;
Elastisitas Pendapatan =
% Perubahan Permintaan
% Perubahan Pendapatan
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN
PENDAPATAN
Contoh :
•Apabila pendapatan naik 3%, menyebabkan terjadi kenaikan permintaan
6 %, maka elastisitas pendapatan = +2.
•Ini berarti bahwa setiap kenaikan pendapatan 1% menyebabkan
kenaikan permintaan jasa transportasi sebesar 2%.
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN
PENDAPATAN
Tingkat kepekaan permintaan terhadap perubahan harga, atau yang
disebut Elastisitas Permintaan dapat dihitung :
% Perubahan Permintaan
Elastisitas Harga (Permintaan) = % Perubahan Perubahan harga/tarif
Koefesien elastisitas (harga) permintaan selalu negatif karena antara
harga dan permintaan selalu berjalan berlawanan arah.
Contoh :
Apabila tarif naik 3 %, akan menyebabkan permintaan turun 6%,
maka elastisitas permintaan sama dengan (-6%) : (3%) = -2. ini
berarti apabila harga atau tarif naik 1 %, maka permintaan akan
turun 2%
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN
PENDAPATAN
Tingkat elastisitas permintaan jasa transportasi
dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
(PERMINTAAN, PENAWARAN DAN PERAMALAN
TRANSPORTASI)
(PENAWARAN TRANSPORTASI)
2017
PENAWARAN JASA TRANSPORTASI/
ANGKUTAN
Jasa Transportasi adalah hasil dari suatu proses
produksi yang tidak dapat di rasa atau di pegang
(Intangible). Hal ini berbeda dengan hasil produksi
barang dimana hasil dari suatu produksi bisa dilihat
dan dipegang.
SIFAT-SIFAT PENAWARAN JASA
TRANSPORTASI
SIFAT-SIFAT PENAWARAN JASA
TRANSPORTASI
PENAWARAN DAN KAITANNYA DENGAN
BIAYA PRODUKSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENAWARAN
MEMBANDINGKAN / MENILAI FUNGSI
PENAWARAN ANTARMODA
BEBERAPA KOMPONEN DARI FUNGSI
PENAWARAN TRANSPORTASI
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
(PERMINTAAN, PENAWARAN DAN PERAMALAN
TRANSPORTASI)
(PERAMALAN TRANSPORTASI)
2017
PENGERTIAN TRAFIK DAN PERAMALAN
TRAFIK
PENGERTIAN TRAFIK DAN PERAMALAN
TRAFIK
KONSEP PERENCANAAN TRANSPORTASI
KONSEP PERENCANAAN TRANSPORTASI
(FOUR STEP MODEL)
TRIP GENERATION
(BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN)
Bangkitan pergerakan merupakan tahapan pemodelan yang
memperkirakan jumah pergerakan yang berasal dari suatu
zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang
tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona..
Bangkitan lalulintas mencakup :
- Lalulintas yang meninggalkan suatu lokasi
- Lalulintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi
Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan
lalulintas berupa jumlah kendaraan, orang atau angkutan
barang persatuan waktu. Misal kendaraan/jam.
TRIP DISTRIBUTION
(SEBARAN PERGERAKAN)
Pola sebaran arus lalulintas antara zona asal i ke zona
tujuan d adalah hasil dari dua hal yang terjadi secara
bersamaan .
Lokasi dan intensitas tata guna lahan akan menghasilkan
arus lalulintas, interaksi antara dua buah tata guna lahan
akan menghasilkan pergerakan manusia dan/atau barang.
Contohnya :
pergerakan dari rumah (pemukiman) ke tempat bekerja
(kantor, industri, pertokoan) yang terjadi setiap hari.
Pergerakan bahan baku ke industri dan industri ke pasar
PEMILIHAN RUTE
Untuk angkutan umum, rute ditentukan berdasarkan moda
transportasi (bus dan kereta api mempunyai rute yang tetap
Untuk kendaraan pribadi diasumsikan bahwa orang akan
memilih moda transportasinya dulu, baru rutenya.
Pemilihan rute tergantung pada alternatif terpendek,
tercepat, dan termurah. Juga diasumsikan bahwa pemakai
jalan mempunyai informasi yang cukup sehingga mereka
dapat menentukan rute yang terbaik.
ARUS LALU LINTAS
Arus lalulintas berinteraksi dengan sistem jaringan
transportasi.
Jika arus lalulintas meningkat pada ruas jalan tertentu,
waktu tempuh pasti bertambah (karena kecepatan
menurun).
Arus maksimum yang dapat melewati suatu ruas jalan
disebut kapasitas ruas jalan.
Kapasitas ruas jalan perkotaan biasanya dinyatakan
dengan kendaraan (Satuan Mobil Penumpang).
Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu
besarnya sehingga kendaraan berdekatan satu sama lain.
HUBUNGAN TIMBAL-BALIK ANTAR SUB SISTEM DALAM
SISTEM TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
HUBUNGAN TIMBAL-BALIK ANTAR SUB SISTEM DALAM
SISTEM TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
HUBUNGAN TIMBAL-BALIK ANTAR SUB SISTEM DALAM
SISTEM TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
HUBUNGAN TIMBAL-BALIK ANTAR SUB SISTEM DALAM
SISTEM TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI
Beberapa syarat dalam menentukan sistem zona dapat
dipenuhi, yaitu :
METODE PERKIRAAN BANGKITAN PERJALANAN
CONTOH :
PENDEKATAN KLASIFIKASI SILANG UNTUK PENGEMBANGAN MODEL BANGKITAN
PERJALANAN BERDASARKAN RUMAH DENGAN ATRIBUT PEMILIKAN KENDARAAN,
TINGKAT PENDAPATAN DAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA.
Analisis kategori
bangkitan
pergerakan
untuk 18
kategori
Pemilikan
kendaraan
0
1
2 atau lebih
Keterangan :
Tingkat pendapatan
Data jumlah
keluarga dengan
tiga faktor
penentu jumlah
perjalanan
Jumlah rumah
tangga
50
20
10
50
50
100
40
100
150
Tingkat pendapatan
Jml.anggota
keluarga
Rendah
1-3
3,4
4,9
5,2
6,9
5,8
7,2
4 atau lebih
1-3
4 atau lebih
1-3
4 atau lebih
Rendah
Menengah
Tinggi
Menengah
Tinggi
3,7
5,0
7,3
8,3
8,1
11,8
3,8
5,1
8,0
10,2
10,0
12,9
= Rp. (0 – 300.000) per bulan
= Rp. (300.000 – 1.000.000) per bulan
= Rp. 1.000.000 atau lebih per bulan
Pemilikan kendaraan
Pendapatan
Ukuran rumah tangga
0
rendah
menengah
Rendah
Rendah
Rendah
Menengah
Tinggi
menengah
tinggi
1-3
0
0
1
1
1
2 atau lebih
2 atau lebih
2 atau lebih
1-3
4 atau lebih
1-3
4 atau lebih
4 atau lebih
1-3
4 atau lebih
4 atau lebih
maka dapat dihitung jumlah bangkitan perjalanan dari zona tersebut adalah :
(50x3,4)+(20x3,7)+(10x4,9)+(50x5,2)+(50x6,9)+(100x8,3) +(40x10)+(100x11,8)+(150x12,9)=
5.243 pergerakan.
PERAMALAN PERMINTAAN TRANSPORTASI
A. Model Permintaan Bertahap (Sequential Demand Model)
PERAMALAN PERMINTAAN TRANSPORTASI
B. Model Permintaan Regresi
ANALISIS REGRESI
Y abX
Yb0b1xib2x2.bnx
Dimana :
Y
= variabel tidak bebas
X
= variabel bebas
A
= intersep atau konstanta
B
= koefisien regresi
Parameter A dan B dapat diperkirakan dengan menggunakan metode
kuadrat terkecil yang meminimalkan total kuadratis residual (least
square). Nilai parameter A dan B dihitung dengan menggunakan
persamaan :
( X
 X Y
n
n
Y
A
i
B
i1
n
X
i1
n
i
n
B
n
iYi
)
i 1
n
n

i 1
X
2
i
n
(
i
i 1
n

i 1
i 1
X
i
)2
i
ANALISIS REGRESI
CONTOH : PERHITUNGAN BANGKITAN DENGAN METODE REGRESI
Dalam suatu kajian bangkitan pergerakan telah didapatkan data bangkitan perjalanan
dan data kepemilikan kendaraan dari 8 zona seperti pada tabel dibawa....Buatlah model
bangkitan perjalanan dengan analisis regresi linier !
Nomor zona
Bangkitan
perjalanan
1
2
3
4
5
6
7
8
Nomor
zona
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah
Kepemilikan
kendaraan
500
300
1.300
200
400
1.200
900
1.000
y
500
300
1.300
200
400
1.200
900
1.000
5.800
x
n
200
50
500
100
100
400
300
400
xy
x2
200
100000
40000
50
15000
2500
500
650000 250000
100
20000
10000
100
40000
10000
400
480000 160000
300
270000
90000
400
400000 160000
2.050 1.975.000 722.500
Y
i
X
B
A  i 1
n
i 1
n
(
 X Y
n
n
B 
n
X i Y i )
i 1
n
n
i
X
i 1
2
i
(
n
i
i 1
n
X
i 1
i 1
i
)2
i
ANALISIS REGRESI
CONTOH : PERHITUNGAN BANGKITAN DENGAN METODE REGRESI
maka akan didapatkan nilai B = 2,48 dan A = 89,86 sehingga
persamaannya menjadi
Y 89,86 2,48 X
PENGANTAR MANAJEMEN
TRANSPORTASI LOGISTIK
(BIAYA, TARIF ANGKUTAN, DAN PEMBENTUKAN HARGA)
2017
KONSEP BIAYA
Biaya merupakan faktor yang menentukan dalam
transportasi untuk penetapan tarif, alat kontrol agar dalam
pengoperasian mencapai tingkat efektivitas dan efisien
Biaya Sebagai Dasar Penentuan Tarif Jasa Transportasi
Tingkat tarif transportasi didasarkan pada biaya pelayanan
yang terdiri dari:
•Biaya langsung.
•Biaya tidak langsung.
oleh karena itu, biaya pelayanan (cost of service) basis/dasar
dan fundamental untuk struktur pentarifan.
KONSEP BIAYA
Biaya Modal dan Biaya Operasional
BIAYA OPERASIONAL
KATEGORI TARIF ANGKUTAN
HARGA JASA ANGKUTAN
HARGA JASA ANGKUTAN
(PER TON-KM PER JAM)
Untuk membandingkan secara kuantitatif harga-harga jasa angkutan
digunakan istilah perton-kilometer per jam rata-rata. Bertujuan untuk
menentukan beberapa harga jasa angkutan guna mengangkut satu ton
sejauh satu kilometer dalam waktu sekian jam dengan diperhitungkan nilai
rata-rata.
Contoh pengangkutan dengan truk :
Kapasitas angkutan truk sebesar 5 ton sekali jalan yang mengangkut muatan
sejauh 500 km dalam waktu 10 jam seharga Rp 25.000,00 kita akan
memperoleh perincian
sebagai berikut:
Harga jasa angkutan per ton kilometer per jam adalah:
HARGA JASA ANGKUTAN
(PER TON-KM PER JAM)
Harga jasa
Angkutan
dalam Rp
M
Jumlah
Muatan
dalam ton
J
Jumlah yg
Ditempuh
dalam Km
K
Waktu yg
Dibutuhkan
dalam jam
H
Harga per
ton km
per jam
Rp 26.000
4
500
10
1,3
Rp 26.000
4
400
8
2,03
Rp 25.000
5
250
10
?
Rp 25.000
5
500
8
?
Rp 25.000
5
625
10
?
Rp 26.000
4
500
8
?
HARGA JASA ANGKUTAN
(PER TON-KM PER JAM)
Harga jasa
Angkutan
dalam Rp
M
Jumlah
Muatan
dalam ton
J
Jumlah yg
Ditempuh
dalam Km
K
Waktu yg
Dibutuhkan
dalam jam
H
Harga per
ton km
per jam
Rp 26.000
5
500
10
?
Rp 26.000
4
500
10
?
Rp 25.000
5
250
10
?
Rp 25.000
5
400
8
?
Rp 25.000
4
625
10
?
Rp 26.000
4
400
8
?
HARGA JASA ANGKUTAN
(PER TON-KM PER JAM)
BICA
YtA
on
o h JkA
a lS
k uA
la A
si N
bG
i a yK
aU
pT
e rAtN
on
k ilome te r p e r ja m ja s a
a n g k u t a n truk s a t u t a h u n :
•B i aya overhead per t a h u n
Rp 2.500.000,00
•Bia y a op e ra s ion a l a la t a n g k u ta n p e rta h u n
Rp 5.000.000,00
•B i aya total per t a h u n
Rp 7.500.000,00
•K a p a s i t a s a n g k u t a n terjual
•Jarak y a n g d i t e m p u h pe r t a h u n
1 2 6 . 0 0 0 km
•Tonnage m u a t a n pe r t a h u n
3 . 0 0 0 ton
•Waktu p e r j a l a n a n pe r t a h u n
3 . 0 0 0 jam
•Jumlah hari kerja pe r t a h u n
3 0 0 hari
Download