KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 2019-2023 KABUPATEN TANGERANG Oleh : TIM PENYUSUN KLHS MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK, UNIVERSITAS GADJAH MADA Disampaikan Dalam Konsultasi Publik dan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan KLHS RPJMD Kabupaten Tanggerang 2019-2023 Diselenggarakan oleh POKJA KLHS RPJMD Kabupaten Tanggerang Tanggerang, 04 September 2018 DASAR HUKUM KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) UU • Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan 32/2009 Pengelolaan Lingkungan Hidup • Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis • PermenLHK No 69 tahun 2017 tentang Pelaksanaan PP No 46/2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Secara khusus, KLHS yang mengatur tentang KLHS untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) didasari oleh : UU 23/2014 • UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah • Perpres 56 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) • Permendagri 86/2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah • Permendagri 7/2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DASAR OPERASIONAL PENYUSUNAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) PERENCANAAN DAERAH (RPJP/RPJM) PERMENDAGRI 7/2018 • Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup • Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)* ANALISIS LINGKUNGAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP UU NO 32/2009 TENTANG PPLH PP 46/2017 TENTANG KLHS PERENCANAAN SPASIAL (RTRW) PERMENLHK 69/2017 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sebelum ATR membuat permen KLHS Tata Ruang Kapasitas Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Perkiraan Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup; Kinerja Layanan Atau Jasa Ekosistem; Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam; Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi Perubahan Iklim; Tingkat Ketahanan Dan Potensi Keanekaragaman Hayati ANALISIS LINGKUNGAN *) KLHS RPJMD juga menjadi referensi RAD TPB UU 23 TAHUN 2014 Pasal 262 (1) Rencana pembangunan Daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Perencanaan Lingkungan Hidup (RPPLH) 2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) 3. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup 4. Keanekaragaman Hayati (Kehati) 5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) 6. Pembinaan dan pengawasan terhadap izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) 7. Pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat (MHA), kearifan lokal dan hak MHA yang terkait dengan PPLH 8. Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat 9. Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat 10. Pengaduan Lingkungan Hidup 11. Persampahan Idealnya setiap daerah menyusun RPPLH (PERDA), yang dilampiri dengan PETA DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DDDT sebagai komponen utama RPPLH dan KLHS INTEGRASI HULU-HILIR, PENGELOLAAN LINGKUNGAN HULU RPJP/RPJM KLHS HILIR INSTRUMEN PENCEGAHAN PENCEMARAN DATA ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DAMPAK LINGKUNGAN DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP Ter-abaikan PREVENTIF REAKTIF Ter-sibukkan “KRP pembangunan berimplikasi besar dan luas terhadap LH. Dari berbagai pengamatan/penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kontribusi kerusakan LH dan SDA karena adanya KRP yang kurang mengantisipasi lebih jauh implikasi terhadap LH “ KRP pembangunan berimplikasi besar dan luas terhadap LH. Dari berbagai pengamatan/penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kontribusi kerusakan LH dan SDA karena adanya KRP yang kurang mengantisipasi lebih jauh implikasi terhadap LH. KLHS menjadi hal yang mendesak untuk mencegah implikasi yang terjadi dan menjaga keberlanjutan pembangunan (KLHK, 2016) RPJMD KABUPATEN TANGERANG MEMILIKI PENGARUH BESAR TERHADAP KONDISI KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP BUPATI KAB TANGGERANG KLHS ? (Kurang Lebih ada 106 Definisi KLHS (Silva, Selig, LerípiodanViegas, 2014) “Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan proses kajian lingkungan untuk kebijakan, rencana, dan program yang disetujui sebelum otorisasi proyek secara individu (Lee dan Walsh,1992,h.126). “Istilah “Kajian Lingkungan Hidup Strategis” (…) merujuk pada proses yang mengintegrasikan pertimbangan keberlanjutan dalam perumusan, kajian dan implementasi Kebijakan, Rencana, dan Program(KRP)”(DEAT, 2007,h.1). “Kajian dampak lingkungan untuk kebijakan, rencana, dan program dikenal jugasebagaikajianlingkunganhidupstrategis(KLHS)–(...)”(Therivel,1998,h.39). KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) (UU 32/2009) Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif, untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau KRP JENIS KRP YANG WAJIB KLHS: KLHS RPJMD menjadi pertimbangan dalam perumusan kebijakan rencana pembangunan daerah dalam RPJMD Pemerintah Daerah membuat dan melaksanakan KLHS RPJMD untuk mewujudkan RPJMD yang sesuai dengan prinsip Berkelanjutan SUMBER : Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Kajian Lingkungan Hidup Strategis Permendagri 7/2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROSEDUR KLHS (PERMENDAGRI 7/2018) 1. Pembentukan tim pembuat KLHS RPJMD, 2. Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan, 3. Perumusan skenario Pembangunan Berkelanjutan, 4. penjaminan kualitas, pendokumentasian dan validasi KLHS RPJMD 1. Pengintegrasian KLHS RPJMD dalam penyusunan dokumen RPJMD. 2. Pengintegrasian KLHS RPJMD dalam penyusunan RAD TAHAPAN PEMBUATAN DAN PELAKSANAAN KLHS RPJMD PEMBUATAN PERSIAPAN PELAKSANAAN RPJM/PD • Tim Pemb uat Pembua tan KLHS RPJMD Penjami nan Kualitas Pendok umenta sian Validasi KLHS RPJMD Pelaksa naan KLHS RPJMD: RAD TPB Pengkajian Perumusan Skenario Rekomendasi BEDAKAH DENGAN : PP 46/2016 atau Permen LH 69/2017? ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERMENDAGRI 7/2018 • Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan, dilakukan melalui identifikasi, pengumpulan dan analisis data yang mencakup: a. kondisi umum daerah, yang paling sedikit memuat kondisi daya dukung dan daya tampung, geografis, demografis, dan keuangan daerah • Perumusan skenario Pembangunan Berkelanjutan BERUPA alternatif proyeksi kondisi pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan disusun dengan memperhatikan (salah satunya) daya dukung dan daya tampung daerah • Laporan KLHS RPJMD, diantarnya memuat gambaran umum kondisi daerah, yang meliputi salah satunya adalah : aspek geografis dan demografis, mencakup analisis yang didasarkan pada daya dukung dan daya tampung untuk Pembangunan daerah DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (BERBASIS SPASIAL) SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN KEBIJAKAN RENCANA DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TANGERANG “ Kalau Presiden/Gubernur menanyakan sesuatu “Di wilayah Tangerang masih boleh nggak di bangun “kawasan industri” atau “kawasan permukiman” atau Kawasan Pertambangan atau Jalur Infrastruktur Transportasi. BAGAIMANA DAMPAKNYA?. Kita harus bisa memberikan pendapat / pertimbangan/ keputusan berdasarkan pertimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup ?” SUPPLY KLHS RTRW KLHS RPJM DRIVING FACTORS (DEMAND) INVESTASI / INFRASTRUKTUR KEBIJAKAN/PROGRAM/PROYEK SEKTORAL (misal Masterplan) PRIORITAS PEMBANGUNAN (Pangan, Energi, Kemiskinan) LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) Peta Daya Dukung Lingkungan Hidup Berbasis Jasa Ekosistem sebagai media KOORDINASI, INTEGRASI, SINKRONISASI, SINERGI PENDOKUMENTASIAN KLHS (PASAL 23) Hasil pembuatan dan pelaksanaan KLHS dan penjaminan kualitas KLHS didokumentasikan ke dalam memuat informasi tentang: a. dasar pertimbangan KRP sehingga perlu dilengkapi KLHS; b. metoda, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil pengkajian pengaruh KRP terhadap kondisi LH; c. metoda, teknik, rangkaian langkah-langkah dan hasil perumusan alternatif muatan KRP; d. pertimbangan, muatan, dan konsekuensi rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan KRP yang mengintegrasikan prinsip Pembangunan Berkelanjutan; gambaran pengintegrasian hasil KLHS dalam KRP; e. pelaksanaan partisipasi masyarakat dan keterbukaan informasi KLHS; dan f. hasil penjaminan g. kualitas KLHS. Laporan KLHS merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen KRP. Laporan KLHS menjadi informasi pendukung sistem pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan serta sistem akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. PETA ADMINISTRATIF KABUPATEN TANGERANG Kabupaten Tanggerang merupakan salahsatu daerah yang secara administratif merupakan bagian dari wilayah Provinsi Banten. Kabupaten Tangerang terletak di bagian Timur Provinsi Banten pada koordinat 106°20’-106°44’ Bujur Timur dan 5°58’-6°21’ Lintang Selatan. Letak geografis: Sebelah utara, berbatasan dengan Laut Jawa Sebelah timur, berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan DKI Jakarta. Sebelah selatan, berbatasan dengan Kabupaten Bogor (ProvinsiJawa Barat) dan Lebak. Sebelah barat, berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak. Luas wilayah Kabupaten Tangerang sebesar 95.961 Ha atau 959.61 Km2 yang terbagi ke dalam 29 kecamatan, 28 Kelurahan dan 246 desa dengan pusat pemerintahan berada di Kecamatan Tigaraksa. KONDISI TOPOGRAFI KABUPATEN TANGERANG Peta Topografi Kabupaten Tangerang Kondisi Topografi Kabupaten Tangerang relaitif datar yang terdiri dari dua bagian yaitu Dataran Rendah yang terletak dibagian utara dengan ketinggian 0-25 m diatas permukaan laut meliputi Kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pakuhaji dan Sepatan. Sedangkan dataran tinggi terletak dibagian tengah kearah selatan dengan ketinggian lebih dari 25 m diatas permukaan laut. JENIS TANAH KABUPATEN TANGERANG Peta Jenis Tanah Kab. Tangerang Jenis tanah Kabupaten Tangerang secara keseluruhan terdiri dari aluvial kelabu, aluvial kelabu tua, asosiasi aluvial kelabu tua dan glei humus rendah, asosiasi glei humus, dan planosol, regosol coklat, asosiasi latosol merah dan latosol merah kecoklatan, padsolic kuning, asosiasi padsolic kuning, asosiasi padsolic kuning dan hidromorf kelabu. Dengan jenis tanah demikian dapat dikembangkan kegiatan pertanian dan budidaya. Proses terjadinya tanah aluvial berlangsung karena adanya endapan sungai dan danau di daerah pedataran dan daerah cekungan. Di wilayah dataran rendah dijumpai pula jenis tanah gleiregosol dan sedikit padsolic yaitu asosiasinya. HIDROGEOLOGI KABUPATEN TANGERANG Air tanah secara umum memiliki potensi yang cukup tinggi, meskipun di beberapa Kecamatan (Kecamatan Mauk, Sukadiri, Kemiri, Kronjo, Pakuhaji, Teluk Naga dan Kecamatan Kosambi) terindikasi intrusi air laut dan terjadinya eksploitasi air tanah yang cukup tinggi untuk kebutuhan industri karena terbatasnya sumber air permukaan. Peta Jenis Hidrogeologi Kab. Tangerang KLIMATOLOGI KABUPATEN TANGERANG Kabupaten Tangerang merupakan wilayah dengan suhu dan kelembaban yang tinggi. Temperatur udara di Stasiun Meteorologi Kabupaten Tangerang rata-rata berkisar antara 24,7-32,50C, suhu maksimum tertinggi pada bulan Oktober yaitu 33,50C dan suhu minimum terendah pada bulan Juli dan Agustus yaitu 24,20C. Curah hujan tertingi terjadi pada bulan Februari sedangkan curah hujan rata-rata dalam setahun adalah 170,5 mm. Peta Curah Hujan Kab. Tangerang PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN TANGERANG Peta Pola Ruang Kab. Tangerang Penggunaan lahan di Kabupaten Tangerang pada umumnya digunakan untuk keperluan areal perkampungan dan pemukiman penduduk, areal perkebunan, sawah, ladang tegalan, areal budi daya perikanan darat, semak belukar dan hutan. Alokasi digunakan sesuai dengan rencana tata ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dan kebutuhan penggunaaan lahan oleh masyarakat setempat. DEMOGRAFI KABUPATEN TANGERANG Peta Kepadatan Penduduk Kab. Tangerang Jumlah penduduk Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 tercatat 3.584.770 jiwa dengan laju pertumbuhan 2,58 % per tahun atau meningkat sebesar 106.905 jiwa dari tahun 2016. Berdasarkan data yang diperoleh, Kecamatan Pasar Kemis mempunyai jumlah penduduk terbesar sebanyak 330.433 jiwa disusul Kecamatan Cikupa 279.864 Jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Mekar Baru dengan jumlah penduduk 37.097 jiwa. Apabila dilihat dari laju perkembangannya tahun 2008 - 2011 terbesar adalah di Kecamatan Panongan dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 5,78 % per tahun, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Mekar Baru dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,35 % pertahun. Jumlah Penduduk Kab. Tengerang 2012 - 2107 3,600,000 3,500,000 3,400,000 3,300,000 3,200,000 3,100,000 3,000,000 2,900,000 2,800,000 2,700,000 3,584,770 3,477,495 3,370,594 3,264,776 3,157,780 3,050,929 2012 2013 2014 2015 2016 2017 PEREKONOMIAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Regional PDRB* PDRB per Kapita* Pertumbuhan Ekonomi* (% per tahun) Kab. Tangerang 109, 29 Triliun 31,39 Juta 5,32 Prov. Banten 516,33 Triliun 41,32 Juta 5,26 *Tahun 2016 11,74 Triliun* Perdagangan (10,76%) Distibusi PDRB Pada lima sektor terbesar 7,51 Triliun* Pertanian (6,88%) 40,66 Triliun* Industri Pengolahan (37,25%) 14,32 Triliun* Konstruksi (13,12%) 7,53 Triliun* Real Estate (6,9%) TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN/SDGS TPB/SDGs di Indonesia: 17 Goals 94 Target/Sasaran Global 319 Indikator Sasaran Nasional Perpres 59/2017 Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia adalah pembangunan yang menjaga: • keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat • peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat • kualitas lingkungan hidup • pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KABUPATEN TANGERANG 1. Tanpa Kemiskinan 2. Tanpa Kelaparan Pilar Sosial 3. Kehidupan Sehat & Sejahtera 4. Pendidikan Berkualitas 5. Kesetaraan Gender Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 6. Air Bersih & Sanitasi Layak LINGKUNGAN 11. Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan 12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab Pilar Lingkungan 13. Penanganan Perubahan Iklim 14. Ekosistem Lautan 15. Ekosistem Daratan SOSIAL 7. Energi Bersih & Terjangkau EKONOMI 8. Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi Pilar Ekonomi 9. Industri, Inovasi, & Infrastruktur 10. Berkurangnya Kesenjangan 17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan Pilar Hukum & Tata Kelola 16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh Tabel Perbandingan Isu Strategis KABUPATEN TANGERANG No. RPJMD (2019 – 2023) RTRW (2010 – 2030) 1. Penanganan Kemiskinan - 2. Peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan pendidikan, kesehatan dan sosial - 3. Pemerataan infrastruktur dan Pembangunan Berkelanjutan 1. Adanya kebutuhan penyediaan fasilitas dan utilitas sebagai akibat tingginya penduduk commuter (60 %). 2. Pembangunan perumahan baru oleh pengembangan belum sinkron dengan permukiman lainnya dimana saat ini cenderung berdiri sendiri; 3. Kurangnya ruang terbuka hijau, taman kota, taman bermain, ruang olahraga, dll 4. Prasarana dan sarana wilayah belum terdistribusi secara merata menyebabkan perkembangan wilayah hanya terkonsentrasi di bagian tengah dan selatan. IKPLHD (2017) Tabel Perbandingan Isu Strategis KABUPATEN TANGERANG No RPJMD (2019 – 2023) RTRW (2010 – 2030) 4 Penataan perumahan permukiman berbasis kawasan 1. Alih fungsi lahan yang belum terkendali, terjadi mixuse dalam pemanfaatan ruang wilayah; 2. Belum adanya kejelasan dari beberapa fungsi ruang kota seperti antara fungsi Kawasan lindung dan Kawasan budidaya. 3. Perumahan yang membentuk cluster-cluster terkadang membuat jarak antar bangunan menjadi tidak ideal, sehingga membahayakan jika terjadi keecelakaan seperti kebakaran; 4. Adanya pergeseran beberapa peruntukan ruang seperti dari lahan permukiman menjadi perdagangan (komersial), dll; 5. Pemanfaatan ruang bagi permukiman dan pelayanan umum saat ini terdistribusi secara acak sehingga berdampak dan terkesan bahwa pengembangan tersebut tidak direncanakan dengan baik; 5. Pengangguran dan Ketenagakerjaan Adanya kebutuhan penyediaan lapangan kerja sebagai konsekuensi dari besarnya jumlah penduduk usia produktif IKPLHD (2017) Tabel Perbandingan Isu Strategis KABUPATEN TANGERANG No. RPJMD (2019 – 2023) RTRW (2010 – 2030) IKPLHD (2017) 1. Optimalisasi Pengelolaan Kawasan Yang Terintegrasi Dengan Pembangunan Berkelanjutan 2. Pelestarian Air Untuk Keberlanjutan Ekologi 3. Optimalisasi Pengawasan dan Pengendalian Terhadap Sumber Pencemar Guna Menjaga Kualitas Udara 4. Optimalisasi Sistem Penanggulangan Bencana 5. Optimalisasi Sistem Pengelolaan Persampahan Secara Terpadu Berbasis Peran Serta Masyarakat 6. Pengembangan koperasi dan UKM - 7. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak - 8. Pengelolaan persampahan dan lingkungan 1. Sebaran permukiman penduduk yang tidak teratur sehingga menyulitkan dalam pendistribusian sarana dan prasarana lingkungan; 2. Kesadaran masyarakat pada keindahan dan kebersihan masih relatif kurang. 3. Polusi udara dari kendaraan bermotor, karena volume kendaraan yang sangat besar melintasi Kabupaten Tangerang ditambah dengan kurangnya jalur hijau dan taman yang ada kurang terawat dengan baik; 9. Tata Kelola Pemerintahan (Governance) - TPB DAN ISU STRATEGIS KAB. TANGERANG GOALS TARGET GLOBAL 7 8 13 TARGET RPJMN 4 ISU STRATEGIS KAB. TANGERANG 1. Beban biaya bagi Rumah Tangga Sangat Miskin, seperti misalnya : biaya pendidikan, biaya kesehatan, infrastruktur seperti air bersih, jalan desa dan sebagainya 2. Program peningkatan pendapatan Rumah Tangga Miskin dan Hampir Miskin 5 Terus berkembangnya permukiman mengakibatkan semakin menurunnya luas lahan untuk sektor lainnya khususnya pertanian; 8 1. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBa), 2. Pencegahan danpenanggulangan penyakit menular (TB Paru dan HIV/AIDS) 3. Peningkatan mutu dan standar pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan yang dapat dijangkau masyarakat tidak mampu; 4. pengoptimalan pelayanan RSUD dengan model BLUD; 5. kecukupan tenaga medis dan non medis sesuai standar kebutuhan teknis.; 6. penguatan partisipasi masyarakat dalam membangun budaya perilaku hidup bersih dan sehat; TPB DAN ISU STRATEGIS KAB. TANGERANG GOALS TARGET GLOBAL 10 9 8 TARGET RPJMN ISU STRATEGIS KAB. TANGERANG 5 1. Akses warga miskin untuk dapat melanjutkan sekolah menengah dan pendidikan tinggi. 2. Pendidikan PAUD masih perlu diperluas cakupannya untuk membantu kualitas pendidikan usia dini. 3. Kualitas tenaga pendidik dengan kualifikasi yang tersertifikasi perlu dioptimalkan untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan anak didik, termasuk didalamnya adalah pemerataan distribusi tenaga pendidik. 4. Penguatan masyarakat gemar membaca dan belajar menjadi isu strategis menuju masyarakat cerdas dan melek informasi. 6 1. implementasi penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun baik bagi laki-laki dan perempuan secara adil. 2. diskriminasi terhadap perempuan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan public, 6 1. Implementasi Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM) 2. Implementasi Peraturan Daerah Bangunan Gedung, Strategi Sanitasi Kota (SSK), TPB DAN ISU STRATEGIS KAB. TANGERANG GOALS TARGET GLOBAL 5 12 8 TARGET RPJMN 3 9 3 ISU STRATEGIS KAB. TANGERANG Pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle) 1. penciptaan lapangan kerja 2. memaksimalkan fungsi BLK dalam menciptakan tenaga kerja yang trampil, 3. peningkatan kualitas pendidikan vokasi dan pendidikan non formal dalam rangka membekali angkatan kerja dengan keahlian di bidangnya guna menekan angka pengangguran terbuka di masa mendatang pengelolaan transportasi massal yang tepat sasaran, terjangkau dan interkoneksi antarmoda, seperti interkoneksi antara transportasi udara dengan transportasi darat. TPB DAN ISU STRATEGIS KAB. TANGERANG GOALS TARGET GLOBAL 10 10 11 TARGET RPJMN 6 7 7 ISU STRATEGIS KAB. TANGERANG 1. upaya penyebaran kegiatan ekonomi, sosial budaya, penduduk dan pusat-pusat kegiatan. 2. Pemerataan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi pada wilayah-wilayah strategis, dan kawasan pengembangan, perlu diarahkan melalui perencanaan tata ruang, pemanfaatan, dan pengendaliannya pada kawasan strategis. 1. Penurunan jumlah rumah tangga kumuh yang memiliki RTLH 2. Peningkatan cakupan rumah tangga yang dapat mengakses sanitasi dasar dan 3. Pengelolaan limbah komunal pada kawasan permukiman padat perkotaan. 1. cakupan kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan, 2. cakupan rumah tangga yang dapat mengakses air bersih, TPB DAN ISU STRATEGIS KAB. TANGERANG GOALS TARGET GLOBAL 5 10 12 12 19 TARGET RPJMN 2 7 7 10 13 ISU STRATEGIS KAB. TANGERANG Peningkatan aktifitas perindustrian yang tidak terkendali Pengelolaan Kawasan Pesisir dengan mempehatikan ekosistem bahari 1. Belum adanya kejelasan dari beberapa fungsi ruang kota seperti antara fungsi Kawasan lindung dan Kawasan budidaya; 2. Alih fungsi lahan yang belum terkendali, terjadi mixuse dalam pemanfaatan ruang wilayah; 3. Sebaran permukiman penduduk yang tidak teratur sehingga menyulitkan dalam pendistribusian sarana dan prasarana lingkungan; 4. Terus berkembangnya permukiman mengakibatkan semakin menurunnya luas lahan untuk sektor lainnya khususnya pertanian; 1. 2. Sistem pembangunan yang berorientasi pada visi Penguatan layanan multi media dalam rangka pemenuhan hak-hak informasi publik 1. 2. Kerjasama antar regional (vertikal dan horizontal) Kerjasama dengan Dunia Usaha VISI RELEVANSI MISI DAN PROGRAM DENGAN TPB MISI dan Program Tujuan Pembangunan Berkelangjutan (TPB) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program 1: Peningkatan Pengamalan Nilai- nilai Keagamaan + + + ++ ++ + + + + + + ++ + + + ++ ++ Program 2: SANIMESRA (Sanitasi Untuk Mesjid, Madrasah, Dan Pondok Pesantren) + + ++ + + ++ ++ + + + ++ ++ ++ ++ ++ + + ++ + ++ ++ + + ++ ++ ++ + ++ + + + + ++ ++ MISI 1: Meningkatkan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat menuju masyarakat yang religius MISI 2: Meningkatkan akses, mutu dan pemerataan pelayanan pendidikan dan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas dan sehat. Program 3: Pemerataan dan Pelayanan Pendidikan Berkualitas RELEVANSI MISI DAN PROGRAM DENGAN TPB MISI dan Program Tujuan Pembangunan Berkelangjutan (TPB) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program 4: Pelayanan Kesehatan Berkualitas + + ++ + + ++ ++ + + + ++ ++ ++ ++ ++ + + Program 5: GEBRAK PAKUMIS PLUS (Gerakan Bersama Rakyat Atasi Kawasan Padat Kumuh dan Miskin) + + ++ + + ++ ++ + + + ++ ++ ++ ++ ++ + + Program 6: Optimalisasi Lahan dan Peningkatan Produktivitas Pertanian ++ ++ + + + ++ + ++ + + ++ ++ ++ ++ ++ + + Program 7: Revitalisasi dan Pembangunan Pasar Hygienis ++ ++ ++ + + ++ + ++ + + ++ ++ ++ ++ ++ + + MISI 3: Mengembangkan ekonomi daerah yang kompetitif, berbasis Usaha Mikro Kecil (UMK), Koperasi dan Industri Kecil Menengah (IKM). RELEVANSI MISI DAN PROGRAM DENGAN TPB MISI dan Program Tujuan Pembangunan Berkelangjutan (TPB) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program 8: GERBANG MAPAN (Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai) + + + + + ++ ++ ++ + ++ ++ + + ++ ++ + + Program 9: Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro Kecil (KUMK), dan Industri Kecil Menengah (IKM) ++ ++ + + + + + ++ + ++ + + + + + ++ ++ ++ ++ + + + + + ++ + ++ + + + + + ++ ++ MISI 4: Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan dan akuntabel (pengayaan) Program 10: (OPTIMA) Optimalisasi Manajemen Pemerintahan dan Pemanfaatan Aset Daerah RELEVANSI MISI DAN PROGRAM DENGAN TPB MISI dan Program Tujuan Pembangunan Berkelangjutan (TPB) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program 11: KIPPRAH (Kita Peduli Permasalahan Sampah) + + ++ + + ++ ++ + + + ++ ++ ++ ++ ++ + + Program 12: Pengelolaan Sumber-sumber Air Baku dan Penangulangan Banjir + + ++ + + ++ ++ + + + ++ ++ ++ ++ ++ + + Program 13: Optimalisasi Pemanfaatan Sarana-prasarana Olahraga + + ++ + + ++ ++ + + + ++ ++ ++ ++ ++ + + MISI 5: Meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan Rencana Tata Ruang wilayah (pengayaan) RELEVANSI MISI DAN PROGRAM DENGAN TPB MISI dan Program Tujuan Pembangunan Berkelangjutan (TPB) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Program 14: kabupaten Layak Anak + + + ++ + + + + + + + + + + + ++ ++ Program 15: SITRAM (Sistem Transportasi Antar Moda) + + + + + + + ++ + + ++ ++ + + + + + ++ ++ MISI 6: Mengembangkan inovasi daerah dalam rangka meningkatkan kualitas daya saing daerah, masyarakat dan pelaku pembangunan lainnya. PERAN STAKEHOLDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN MEMASTIKAN PENERAPAN PRINSIP INKLUSIFDAN “NO ONE LEFT BEHIND” “Saya memiliki keyakinan kuat bahwa tujuan SDGs akan tercapai dengan membangun kepercayaan semua pihak yang terlibat atau building mutual trust,” tegasnya. Selain itu komitmen pertama pemerintah adalah dengan melakukan pengarusutamaan Agenda 2030 (TPB/SDGs) ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2015-2019. Menteri Bambang menekankan pelaksanaan SDGs harus dapat memberi manfaat kepada semua orang, khususnya kelompok rentan dan disabilitas serta memastikan terlaksananya prinsip “No One Left Behind” (tidak ada seorang pun tertinggal) Indonesia telah menyiapkan beberapa langkah penting untuk melaksanakan TPB/SDGs dengan melibatkan 4 platform yang mengadopsi prinsip inklusif antara lain Platform Pemerintah dan Parlemen; Platform Akademisi dan Pakar; Platform Filantropi dan Pelaku Usaha; serta Platform Organisasi Masyarakat Sipil dan Media PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM IMPLEMENTASI TPB KABUPATEN TANGERANG PEMANGKU KEPENTINGAN TUGAS PIHAK TERLIBAT Pemerintah dan Parlemen 1. Penetapan Indikator dalam Setiap target/sasaran 2. Pengembangan Kebijakan, Regulasi, & Penyelarasan Program /Kegiatan 3.Penyiapan Data dan Informasi yang Digunakan 3. Sosialisasi/Diseminas, Komunikasi& Advokasi 4. Monev & Pelaporan 5. Pendanaan Bupati Kabupaten Tangerang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang, dan Perangkat Daerah terkait Platform Akademisi dan Pakar 1. Peningkatan Kapasitas 2. Pemantauan dan Evaluasi 3. Policy Research Perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Tangerang dan sekitarnya Platform Filantropi dan Pelaku Usaha 1. Advokasi kepada Pelaku Usaha 2. Fasilitasi Program/Kegiatan kepada Pelaku Usaha 3. PeningkatanKapasitas 4. Dukungan Pendanaan Lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa, Lazismu, dan Rumah Zakat, Forum CSR serta perusahaan yang ada di Tangerang dan sekitarnya. Platform Organisasi Masyarakat Sipil dan Media 1. Diseminasidan Advokasi kepada Masyarakat 2. FasilitasiProgram/Kegiatan di Lapangan 3. Membangun pemahaman public 4. Monitoring Pelaksanaan Ormas berbasis keagamaan, ormas advokasi, serikat buruh, dan organisasi non keagamaan TERIMA KASIH MOHON DAPAT MENGISI CEKLIST BERIKUT UNTUK IDENTIFIKASI MASALAH DAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KABUPATEN TANGGERANG