Gerakan Kamera Berikut ini beberapa gerakan kamera dalam jurnalistik televisi : a. Panning, yaitu gerakan kamera ke kiri atau ke kanan (horizontal) sesuai dengan objek yang akan di sorot. Gerakan kamera ini bertujuan untuk menunjukkan bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain, atau ingin menunjukan pemandangan secara keseluruhan. Dalam gerakan panning ada yang dikenal dengan following panning, yakni kamera mengikuti gerakan subjek. Dalam keadaan longshot akan memperlihatkan hubungan subyek dengan lingkungan nya dan dapat menimbulkan dampak dinamis. Ada pula survening pan, yakni kamera perlahan-lahan bergerak menelusuri pemandangan. Gerakan ini membuat pemirsa melakukan observasi terhadap apa yang terjadi dan gerakan ini bersifat dramatik. Lain hal nya dengan interrupted pan, gerakan ini merupakan gerakan pan yang halus mengikuti subyek namun tiba-tiba berhenti untuk menghubungkan subyek lain nya yang sebenarnya terpisah. Contoh : sekelompok orang jalan di tepi jalan melewati pengemis. Kamera berhenti pada pengemis tadi, sementara sekelompok orang tadi terus berjalan. Sesaat kemudian terlihat seorang anak perempuan berkerudung berjalan dan berhenti tepat di depan pengemis tersebut dan memberikan uang. b. Tilting, yaitu gerakan kamera vertical keatas (tilt up) dan vertical kebawah (tilt down). Gerakan tilt up dimaksudkan untuk menunjukan ketinggian, efek yang ditimbulkan dapat merangsang emosi, perhatian dan keinginan untuk mengetahui perasaan yang akan dating. Contoh : gerakan ekspresi seorang yang berdiri di panggung dan diberi tahu bahwa ia sebagai pemenang lomba. Gerakan kamera tilt up akan terllihat betapa ekspresifnya dan kedalaman emosinya. Sementara tilt down (gerakan kebawah) dapat menimbulkan kesedihan dan kekecewaan. c. Tracking, yaitu kamera yang digerakan kedepan maupun kebelakang mengikuti laju nya objek , sementara kamera yang digerakan kekiri dan kekanan sejajar dengan gerakan objek nya itu disebut dolly. Tracking digunakan untuk menunjukan objek secara rinci dan untuk menghindari objek lain yang tidak diperlukan dalam gambar sekaligus sebagai trik agar objek terlihat sebagai pusat perhatian. Sekuens dan Kontinuitas Sekuen (sequence) adalah kumpulan gambar (shot) yang saling berkaitan dari suatu aksi sehingga menjadi sebuah cerita. Pengertian ini sebenarnya kurang lengkap karena ada sekumpulan shot yang kemudian menjadi scene, dan kumpulan scene ini lah yang jika disambung-sambung menjadi sebuah sequence. Jika di buat menjadi kata-kata maka shot sama dengan kata, scene sama dengan kalimat, sequence sama dengan alinea. Contoh : a. Shot b. Scene : long shot tanah longsor : pencarian korban, gambar terdiri dari : long shot kawasan longsor, orang mencangkul, close up cangkul, dan medium long shot kerumunan. c. Sequence : Tim SAR menemukan korban longsor, gambar terdiri dari : 1. Shot : Long shot tanah longsor 2. Scene-1 : Tim SAR mencari korban (menggali, close up cangkul, medium shot pengalian, close up kaki korban) 3. Scene-2 : Korban diangkat tim SAR ke ambulan (medium shot korban, close up wajah korban), korban diangkat dan dibawa ke ambulan. 4. Scene-3 : Korban dibawa ambulan, gambar terdiri dari : medium shot ambulan, close up tuliasan RS Sumber Sehat di badan ambulan, korban yang dibawa tim SAR diturunkan dan masuk kedalam ambulan, pintu ditutup, ambulan jalan Jika gambar tersebut dirangkai maka akan menghasilkan sebuah cerita, tanpa narasi pun orang sudah tahu bahwa ada bencana tanah longsor dan tim SAR berhasil menemukan korban nya. Dalam hal ini maka seorang reporter tinggal menjelaskan hal-hal yang tidak dimuat dalam gambar, seperti lokasi kejadian, waktu kejadian, berapa jumlah korban, menjelaskan mengapa pencarian hanya menggunakan cangkul dll. Agar rangkaian gambar tersebut dapat bercerita tanpa ada gambar yang meloncat atau jumping (jump cut) maka diperlukan sisipan gambar yang berfungsi sebagai perantara antara gambar satu dengan gambar lain nya. Gambar sisipan ini lah yang sering disebut cutaway. Dengan adanya cutaway maka seorang editor gambar yang merangkai cerita akan dapat membuat cerita yang berkesinambungan (action continuity) yang bersambung tanpa putus, ini lah yang disebut kontinuitas. 2. Kaidah Naskah (Commentary) a. Prinsip 5W + 1H Naskah berita televisi sama dengan naskah berita di media cetak dan radio, dalam arti harus tetap mengandung unsur 5-W dan 1-H, yaitu : -What -> Apa yang terjadi? -Why -> Mengapa peristiwa itu terjadi? -Who -> Siapa pelaku nya? Siapa korban nya? Siapa pelaku nya? Dll -When -> Kapan peristiwa itu terjadi? -Where -> Dimana peristiwa itu terjadi? -How -> Bagaimana peristiwa itu terjadi? Bagaimana keadaan nya? Dalam naskah berita terbagi menjadi 2, pertama lead berita atau intro yang berfungsi mengantarkan berita kedalam tubuh berita. Sedangkan bagian kedua adalah tubuh berita yang berisi semua informasi yang hendak disampaikan kepada publik. Tidak semua unsur berita masuk dalam lead atau intro , prinsip nya dalam satu naskah harus tuntas menjawab keenam unsur tersebut (5-W dan 1H). b. Format Naskah Berita Dalam berita televisi dikenal format naskah untuk “reading” dan voice over. Ada juga format paket, diluar itu adalah gabungan dari model atau format dasar berita. - Reading / Reader, yaitu naskah yang seluruh isi berita nya baik lead maupun tubuh berita nya dibaca oleh presenter. Dalam format ini, lead berita sudah menyatu dengan tubuh berita. Berita model ini biasanya dibuat karena berita di anggap penting sementara gambar belum ada hingga deadline berakhir. Ada kala nya gambar diwakili dengan grafik saja, sehingga disebut sebagai reader grafik, atau bahkan hanya naskah saja yang dibaca oleh presenter. Karena tidak ada gambar maka naskah tidak boleh terlalu Panjang dan biasanya hanya 30 detik saja. Format ini sering disebut dengan format reader only. - Voice Over, yaitu narasi atau suara reporter yang direkan dalam video laporan akhir (ABC, Paket Berita TV-PJTV). Istilah lain adalah narasi berita yang telah di dubbing. Biasa nya kalau ada berita bagus, gambar kuat, akan tetapi tidak ada wawancara, sering tidak dapat dibuat format paket oleh reporter, sehingga berita hanya disampaikan secara voice over. Kalau ini terjadi, maka seluruh narasi nya dari lead hingga tubuh berita nya dibaca presenter. Dalam format voice over , lead atau intro dan tubuh berita nya adalah satu kesatuan pemikiran, bukan dua hal yang terpisah. Ketika presenter selesai membaca lead, gambar keluar di layar menyertai naskah berikutnya yang dibaca presenter. - Paket (Package), yaitu format berita lengkap yang terdiri dari lead, tubuh berita dan sound bites atau sound up, bahkan terkadang ada on screen atau on cam reporternya. Tubuh berita bersifat independen sehingga tanpa mendengar lead nya pun kita bias tahu isi nya secara utuh. Sedangkan berita non-paket tidak demikian. Lead adalah bagian yang tak terpisahkan dari tubuh berita. - SOT (Sound On Tape), yaitu format berita yang berisi hanya potongan pernyataan seseorang narasumber yang dianggap sangat penting untuk ditonjolkan. Dengan demikian, format ini hanya berisi lead in berita yang dibaca presenter, kemudisn disusul pernyataan dari narasumber tersebut. - Voice Over – Sound On Tape (VO-SOT), yaitu model berita yang terdiri dari lead berita dan tubuh berita, semuanya dibacakan oleh presenter, disambung dengan sound-up narasumber sebagai akhir atau penutup berita. Biasanya VO-SOT dipakai karena gambar terbatas, namun keterangan narasumber penting ditonjolkan. - Live On Tape, yaitu format berita seperti live atau siaran langsung tetapi direkam. Liputan nya langsung di rekam dari lokasi kejadian dan disiarkan tunda atau delay. Format seperti ini sering digunakan jika peristiwa nya besar sepeti bencana, namun tidak bias disiarkan langsung dan untuk menunjukkan reporter berada di lapangan, maka dilakukan live on tape. Dalam format ini, reporter on screen atau stand up untuk melaporkan peristiwa yang terjadi dan kamerawan merekam nya. Rekaman ini dikirim ke stasiun televise untuk disiarkan. 3. Kaidah Suara (Audio) a. Suara Atmosfer Atmosfer adalah suara dari suasana sebuah peristiwa yang di rekam dan bersifat natural. Suara ini sangat penting untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya dari fakta fakta yang disampaikan. Dalam kasus demonstrasi mahasiswa misalnya, maka suara orang berorasi harus diangkat levelnya agar terdengar apa tuntutan mereka sebenarnya. Demikian juga suara petasan yang meledak dalam peristiwa pesta adat orang Betawi misalnya, harus diperdengarkan. b. Suara / Narasi Suara narasi adalah suara dari naskah yang dibaca presenter maupun reporter yang on screen / stand up. Sebuah berita gambar tanpa suara narasi akan tidak bermakna. Lihatlah sebuah berita aksi demo meski gambarnya kuat, tetapi tidak ada narasi nya maka akan tidak bermakna. Artinya pemirsa tidak mendapat kejelasan dari gambar yang ditayangkan. Yang harus diperhatikan dalam narasi dari reporter atau presenter adalah bahwa si pembaca berita haruslah fasih dalam berbahasa. Disamping itu juga tidak memperlihatkan dialek kedaerahan.