Uploaded by User65369

ITS-Undergraduate-16329-3107100064-Presentation 2

advertisement
Oleh :
DAMAR KURNIA
3107100064
Dosen Konsultasi :
Tavio, ST., M.T., Ph.D
Ir. Iman Wimbadi, M.S
PENDAHULUAN




Indonesia merupakan negara kepulauan dengan intensitas gempa yang tinggi
hal ini disebabkan karena indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng
tektonik yang bergerak satu sama lainnya. Secara sepintas lokasi-lokasi gempa
aktif sudah dapat dipastikan berada di perbatasan lempeng tektonik tersebut.
Daerah aktif gempa bumi di Indonesia salah satunya adalah Kepulauan
Mentawai yang memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya gempa bumi.
Gempa bumi bisa terjadi kapanpun, dan dampaknya dapat terjadi pada daerah
sekitar terutama bangunan-bangunan gedung.
Peta percepatan gravitasi gempa maksimum telah mengalami penyempurnaan
sejak pertama muncul dalam PPTI-UG (Peraturan Perencanaan Tahan Gempa
Indonesia untuk Gedung) – 1983 kemudian diperbaharui pada tahun 2002
dengan keluarnya Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung SNI 03-1726-2002 yang mengacu pada UBC 1997, dan kemudian
pada tahun 2010 tim Revisi Gempa Indonesia menerbitkan peta percepatan
gravitasi gempa maksimum Indonesia yang terbaru.
PENDAHULUAN


Dalam studi ini akan membahas serta menampilkan proses pencarian
percepatan gempa maksimum untuk wilayah Kepulauan Mentawai dengan
mempertimbangkan data-data yang diperoleh serta teori dan perumusan
statistika.
Diharapkan proses evaluasi percepatan gempa ini nantinya dapat membantu
pembelajaran dalam proses pengolahan data gempa serta menjelaskan
mengenai peta percepatan gempa maksimum di suatu tempat/titik.
PENDAHULUAN







Permasalahan Utama :
Bagaimana cara melakukan evaluasi percepatan gempa di
suatu lokasi yang ditinjau.
Permasalahan Detail :
Bagaimana cara memperoleh data gempa?
Bagaimana cara mengolah serta melakukan analisa terhadap
data yang diperoleh?
Bagaimana cara memperoleh regresi dari pengolahan data
gempa?
Bagaimana cara memperoleh percepatan gravitasi maksimum
disuatu daerah?
PENDAHULUAN
Dari rumusan masalah diatas diharapkan mencapai tujuan
sebagai berikut
:




Dapat memperoleh data gempa.
Dapat mengolah data gempa.
Mendapatkan regresi dari data gempa.
Dapat memperoleh percepatan gravitasi maksimum pada suatu
daerah/titik yang ditinjau.
PENDAHULUAN
Diberikan suatu batasan masalah sebagai berikut :
 Data gempa yang diambil adalah data di Kepulauan Mentawai
dalam radius 500 km dan kedalaman 200 km.
 Perhitungan percepatan gempa dilakukan dengan
menggunakan perumusan Atenuasi Donovan, Matuscha,
Joyner dan Boore, Champbell, Fukushima dan Tanaka.
 Regresi dilakukan untuk data gempa M > 5
 Perhitungan hanya memperoleh nilai percepatan gempa
maksimum untuk titik yang ditinjau dengan menggunakan
Gumble I dan PSHA.
Manfaat dari tugas akhir ini adalah kita dapat memperoleh
percepatan gempa maksimum yang mewakili Kepulauan
Mentawai. Kemudian dengan adanya proses evaluasi
percepatan gempa di Kepulauan Mentawai dapat memberikan
gambaran serta pembelajaran bagaimana cara perolehan
percepatan gempa maksimum si suatu tempat.
TINJAUAN PUSTAKA
Umum
 Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi.
Gempa bumi dapat ditimbulkan oleh pengaruh kegiatan tektonik
atau biasa disebut dengan gempa tektonik, dan karena pengaruh
aktivitas magma didalam bumi atau biasa disebut dengan gempa
vulkanik. Gempa bumi telah menimbulkan banyak kerugian mulai
dari kerusakan bangunan, memakan korban jiwa, serta
membutuhkan biaya yang sangat mahal dalam proses rehabilitasinya
(Irsyam 2010). Kejadian gempa bumi berlangsung sangat singkat,
dengan kekuatan gempa tertentu, waktu tertentu, dan tidak didugaduga datangnya. Dengan sifat gempa bumi yang demikian maka
setiap daerah yang ditinjau akan diperoleh data yang berbeda-beda,
baik ditinjau dari segi waktu dan tempatnya. Kekuatan gempa yang
dirasakan berupa percepatan gempa di permukaan (Peak Ground
Acceleration/PGA).
Gempa
Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di
permukaan bumi. Gempa yang banyak dikenal terdiri atas 2
tipe, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik. Beberapa
gempa bumi juga dapat terjadi karena pergerakan magma
didalam gunung berapi yang disebut juga sebagai gempa
vulkanik. Gempa bumi seringkali diakibatkan oleh pergeseran
kerak bumi (lempeng bumi) yang biasa disebut sebagai gempa
tektonik. Kejadian gempa tektonik adalah suatu peristiwa
pelepasan energi pada suatu tempat di perbatasan lempenglempeng tektonik.
Sejarah Kegempaan Indonesia
Tingginya aktivitas kegempaan ini terlihat dari hasil
pencatatan dimana dalam rentang waktu 1897-2009 terdapat
lebih dari 14.000 kejadian gempa dengan magnituda M > 5.0.
Kejadian gempa-gempa utama (main shocks) dalam rentang
waktu tersebut dapat dilihat dalam Gambar berikut.
Data episenter di Indonesia untuk magnituda, M > 5.0 1879-2010. (Peta Hazard
Gempa Indonesia 2010 Sebagai Acuan Dasar Perencanaaan dan Perancangan
Infrastruktur Tahan Gempa)
Sejarah Kegempaan di Sekitar Kepulauan Mentawai





26 Desember 2004 gempa tercatat dengan kekuatan 8,8 Skala
Richter dan menimbulkan Tsunami.
28 Maret 2005 terjadi gempa dengan kekuata 8,2 Skala Ricter
12 dan 13 September 2007 gempa besar dengan kekuatan 7,9
Skala Richter terjadi di sekitar Kepulauan Mentawai.
30 September, dan 1 Oktober 2009 terjadi gempa dengan
kekuatan 7,7 dan 6,8 Skala Richter dengan sumber di patahan
Mentawai, dan gempa kedua terjadi di patahan Semangko.
25 Oktober 2010 terjadi gempa di area Sumatera Barat dengan
kekuatan 7,7 Skala Richter
START
Studi Literatur
Buku serta peraturan-peraturan yang berkaitan
Pengumpulan Data
1Data gempa dari USGS
2Data gempa dari ISC
Pengolahan Data Gempa
Perhitungan Percepatan Gempa Dengan Persamaan
Atenuasi untuk setiap kejadian gempa
pengolahan data kejadian gempa untuk mendapatkan perkiraan
percepatan gempa maksimum untuk periode ulang tertentu
Not OK
Kontrol Perhitungan
OK
Kesimpulan dan Saran
FINISH
Katalog Gempa


Data kejadian gempa historik yang pernah terjadi di wilayah
Indonesia dan sekitarnya dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu
International Seimological Center (ISC) dan dari Nasional
Earthquake Information Center U.S. Geological Survey (NEICUSGS), dimana data ini merupakan gabungan dari katalog gempa
yang dikeluarkan oleh The Bureau Central International de
Seismologie (BCIS), International Seimological Summeries (ISS),
International
Seimological
Center
(ISC),
Preliminary
Determination of Epicenter (PDE), beberapa katalog perorangan,
seperti Abe, Abe dan Noguchi, serta Gutenberg & Richter, Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
catalog diambil dari tahun 1909-2010 di kepulauan mentawai
dengan koordinat 2o 12`00`` Lintang Selatan dan 99o 38`12`` Bujur
Timur.
METODOLOGI
Mengumpulkan Data-data Gempa
Input data – data gempa
Titik yang ditinjau
:
Latitude : 2,2 LS ;
Bujur : 99,638 BT
(Kepulauan Mentawai)
Radius gempa ditinjau :
500 KM (Metode pengambilan data circural area)
Rentang waktu : 01/01/1900 s/d 21/10/2010
Kekuatan gempa : 1 – 9,9 SR
Kedalam gempa : 1 – 200 KM
Pengambilan data diatas diperoleh dari (united State
Geological Survey (USGS), dan The International
Seismological Center (ISC).
Gambar Distribusi gempa di Kepulauan Mentawai tahun 1909-2010 (sumber : ISC
map maker)
Gambar Distribusi gempa di Kepulauan Mentawai tahun 1909-2010 (sumber :
USGS)
Jarak Episenter Gempa
Jarak episenter gempa adalah jarak episenter dengan
lokasi dimana titik gempa yang ditinjau (D), sedangkan
episenter atau yang juga dikenal dengan kata episentrum
adalah titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas
kejadian lokal yang mempengaruhi permukaan bumi.
Perhitungan jarak episenter
Dimana :
R = Jarak hiposenter
D= Jarak dari episenter ke titik lokasi yang
ditinjau
H= kedalaman
Titik tinjau
D
episenter
H
R
Sumber gempa (hiposenter)






Konversi Data Gempa
untuk kejadian gempa yang terjadi di
Indonesia, Irsyam dkk. (2010) memberikan korelasi
konversi antara bebera-pa sekala magnitudo untuk
wilayah Indonesia
:
Korelasi Konversi
Mw = 0.143Ms2 – 1.051Ms + 7.285
Mw = 0.114mb2 – 0.556mb + 5.560
Mw = 0.787ME – 1.537
mb = 0.125ML2 – 0.389ML – 3.513
ML = 0.717MD + 1.003
Fungsi Atenuasi




Fungsi atenuasi merupakan suatu fungsi yang
menggambarkan korelasi antara intensitas gerakan tanah, dan
magnitude, serta jarak dari suatu titik dalam daerah radius
sumber gempa. Secara umum fungsi atenuasi tergantung pada
faktor-faktor berikut:
tipe mekanisme sumber gempa daerah yang ditinjau,
jarak episenter,
kondisi lapisan kulit bumi yang dilintasi oleh gelombang
gempa, dan
kondisi tanah lokal di sekitar lokasi
Persamaan Donovan (1973)
:
a = 1080.e0.5.M .(H+25)-1.32
 Persamaan Matuscha (1980)
:
a = 119.e0.81.M .(H+25)-1.15
 Persamaan Joyner & Boore (1981)
:
a = 10(0.249.M-log D-0.00255.D-1.02).980
; (D=E2+7.32)0.5
 Persamaan Campbell (198)
:
a = 0.0185.e(1.28.M).D(-1.75).(H+25)-1.15.980
; (D=E+0.147.e(0.732.M))
 Persamaan Fukushima & Tanaka (1990):
a = (10(0.41.M-log(R+0.032.10^(0.41.M)) - 0.0034.R+1.30))
Keterangan :
a = percepatan gempa (cm/dt2)
e = bilangan natural
M = besar gempa menurut skala Ritcher
H = jarak hyposenter (km)

Pada studi ini gempa dipisahkan antara
gempa utama dan gempa susulan dengan
menggunakan metode berdasarkan kriteria
waktu dan jarak yaitu metode Uhrhammer
(1986).
Gambar kriteria waktu Uhrhammer
Gambar Kriteria jarak Uhrhammer
Data gempa dipisahkan dengan memplotkan data gempa
yang ada pada grafik diatas. Dalam memisahan gempa utama
(main events) dengan gempa awalan (foreshocks) dan gempa
susulan (aftershocks) akan dibantu ndengan program zmap
yaitu melalui proses declustering.
Perhitungan percepatan gempa maksimum (Gumble)
Ln Y = Ln A + B Ln N
Keterangan
:
Y = percepatan gravitasi
N = Annual Exceedance Rate dengan magnitude > m (m = 5 SR)
A & B = Konstanta yang diperoleh dari data statistic (regressi linear)
Koeffisien regressi dihitung sebagai berikut
:
A=
B=
Hubungan antara periode ulang (T) dengan percepatan (a)
α=
dimana :
α=eA dan β= - B
Keterangan
:
xj = perjcepatan gempa ke j
j = nomor urut kejadian gempa yang disusun dari a terkecil. Harga untuk a terbesar = N
N = selang waktu pengamatan
yj =
Dari regresidiperoleh
nilai
:
A = 0,711 α = 2,035
B = -0.034β = 0.034
Dimana :
Rn= Probabilitas terjadinya gempa
T = Return periode of struktur
N = Usia bangunan
(t) usia
bangunan
(tahun)
RN (%)
50
63.6
50
(T) Periode
ulang
a/980
a
(cm/dt2)
(g)
50
135.867
0.139
39.5
100
156.239
0.159
50
10
475
202.034
0.206
50
2
2475
250.549
0.256
Dari regresi diperoleh
nilai
:
A = 0,773 α = 2,166
B = -0,022β = 0,022
Dimana :
Rn= Probabilitas terjadinya gempa
T = Return periode of struktur
N = Usia bangunan
(t) usia
bangunan
(tahun)
RN (%)
50
63.6
50
(T) Periode
ulang
a/980
a
(cm/dt2)
(g)
50
216.112
0.221
39.5
100
248.087
0.253
50
10
475
319.966
0.326
50
2
2475
396.113
0.404
Dari regresi diperoleh
nilai
:
A = 0,217 α = 1,242
B = -0.041β = 0.041
Dimana :
Rn= Probabilitas terjadinya gempa
T = Return periode of struktur
N = Usia bangunan
(t) usia
bangunan
(tahun)
RN (%)
50
63.6
50
(T) Periode
ulang
a/980
a
(cm/dt2)
(g)
50
216.112
0.221
39.5
100
248.087
0.253
50
10
475
319.966
0.326
50
2
2475
396.113
0.404
Dari regresi diperoleh
nilai
:
A = 0,262 α = 1,299
B = -0,037β = 0,037
Dimana :
Rn= Probabilitas terjadinya gempa
T = Return periode of struktur
N = Usia bangunan
(t) usia
bangunan
(tahun)
RN (%)
50
63.6
50
(T) Periode
ulang
a/980
a
(cm/dt2)
(g)
50
99.737
0.102
39.5
100
116.482
0.119
50
10
475
154.124
0.157
50
2
2475
194.001
0.198
Dalam Studi ini diambil hasil dari persamaan Atenuasi
Matuscha karena dianggap
memiliki hasil yang dapat
mewakili untuk Kepulauan Mentawai, yaitu dengan hasil
0.326 g dengan periode ulang 475 tahun dan 0.404 g untuk
periode ulang 2475 tahun.
Teori ini mengasumsikan magnitude gempa M dan jarak R
sebagai variable acak independent yang menerus. Dalam
bentuk umum teori probabilitas total ini dapat dinyatakan
dalam bentuk sebagai berikut
:
P( PGA  acc | EQ)   P( PGA  acc | EQ : M , R). f (M ).M . f ( R).R
R
M
dimana v adalah annual exeedence rate (dengan nilai lebih
tinggi dari nilai batas Mo) pada sumber gempa I, f (M) dan
f(R) berturut-turut adalah fungsi kepadatan probabilitas
magnitude dan jarak.
Disamping
adalah
data
gempa dengan M>5 yang
telah dilakukan declustering.
Gutenburg-Richter β-line Data
Magnitude
N
N pertahun
Ln N pertahun
M≥5
372
3.647
1.29
M ≥ 5.5
143
1.402
0.34
M≥6
32
0.314
-1.16
M ≥ 6.5
12
0.118
-2.14
M≥7
8
0.078
-2.55
M ≥ 7.5
5
0.049
-3.02
M≥8
3
0.029
-3.53
Pengelompokan
data
dan perhitungan untuk
pembuatan β-line
Dari data diatas diperoleh nilai β=
1.611
Dari
nilai
tersebut
kemudian
dilakukan
perhitungan
menggunakan rumus fungsi dari
magnitude
:
f m (M )  ce  ( M m0 )
1
c
1  e  ( M max m0 )
Nilai v merupakan exceedence rate
N (5)  e
1.611*58.9351
N (8)  e
1.611*88.9351
 2.41114
 0.01919
  N (5)  N (8)  2.39194
Mmid
5.25
5.75
6.25
6.75
7.25
7.75
8.25
)f(Mmid
F(Mmid)* ∆M
1.081
0.540
0.483
0.241
0.216
0.108
0.096
0.048
0.043
0.022
0.019
0.010
0.009
0.004
Data dengan berbagai probabilitas jarak untuk
probabilitas jarak 0.25
PGA
Mmid
5.25
5.75
6.25
6.75
7.25
7.75
8.25
R
73.53
189.78
320.84
446.27
0.0435
0.0177
0.0103
0.0072
0.0652
0.0266
0.0154
0.0108
0.0977
0.0399
0.0231
0.0162
0.1465
0.0598
0.0346
0.0242
0.2196
0.0896
0.0518
0.0363
0.3293
0.1344
0.0777
0.0544
0.4937
0.2015
0.1165
0.0816
 log( acc )  log( PGA) 

P( PGA  acc | EQ : R, M )  1   



log(PGA )


Dimana nilai dari standart deviasi untuk
kejadian beruntun menurut (Nishenko dan Buland 1987) adalan
= 0.205
PGA
P(PGA>acc|EQ)
aprox. P(PGA>ACC)
P(PGA>ACC)
0.05
0.184207679
0.440614059
0.356358934
0.1
0.055632914
0.133070696
0.124596797
0.15
0.023748064
0.056803989
0.055220762
0.2
0.012505927
0.029913451
0.029470472
0.25
0.007444082
0.017805811
0.017648225
0.3
0.004785109
0.011445703
0.01138045
0.35
0.003237945
0.007744975
0.00771506
0.4
0.002271043
0.005432202
0.005417474
0.45
0.001634769
0.003910272
0.003902637
0.5
0.001199794
0.002869838
0.002865724
0.55
0.000893788
0.002137889
0.002135606
0.6
0.000673742
0.001611552
0.001610254
0.65
0.000512785
0.001226551
0.001225799
0.7
0.000393439
0.000941084
0.000940642
0.75
0.000303966
0.00072707
0.000726805
0.8
0.00023627
0.000565144
0.000564984
0.85
0.000184649
0.000441669
0.000441572
0.9
0.000145019
0.000346876
0.000346816
0.95
0.000114412
0.000273666
0.000273628
1
9.06455E-05
0.000216819
0.000216795
1.05
7.21007E-05
0.000172461
0.000172446
1.1
5.75647E-05
0.000137691
0.000137682
1.15
4.61226E-05
0.000110322
0.000110316
1.2
3.70802E-05
8.86936E-05
8.86897E-05
1.25
2.99074E-05
7.15368E-05
7.15343E-05
1.3
2.41974E-05
5.78789E-05
5.78772E-05
1.35
1.96364E-05
4.69692E-05
4.69681E-05
1.4
1.59813E-05
3.82264E-05
3.82257E-05
P(10%
in 50 Years )
P(2%
in 50 Years )
Kesimpulan
Dari hasil analisa pada data gempa di Kepulauan Mentawai yang telah dilakukan dalam
pengerjaan Tugas Akhir ini, maka dapat diperoleh sejumlah kesimpulan sebagai berikut
:
•Data gempa yang digunakan adalah data gempa yang dikombinasi dari sejumlah
catalog gempa. semakin lengkap data gempa, maka akan semakin akurat hasil PGA
yang diperoleh nantinya.
•Data gempa yang sudah diperoleh haruslah dikonversikan dalam satu satuan (Mw)
momen magnitude, dan juga dilakukan pengecekan terhadap jarak dari point source.
•Data gempa harus dipisahkan terhadap gempa awalan dan gempa susulan.
•Hasil perhitungan percepatan gempa untuk setiap atenuasi memiliki perbedaan,
tergantung pada site (tempat) penelitian.
•Hasil perhitungan untuk percepatan gempa maksimum dengan menggunakan
metode Gumble I dipilih hasil dari persamaan Matuscha dengan hasil 0,326 g untuk
periode ulang 475 tahun, dan 0,404 g untuk periode ulang 2475 tahun.
•Hasil perhitungan untuk percepatan gempa maksimum menggunakan PSHA dengan
data percepatan menggunakan atenuasi Matuscha diperoleh hasil 0,58 g untuk
periode ulang 475 tahun, dan 0,86 g untuk periode ulang 2475 tahun.
•Dari hasil perhitungan probabilitas dari metode Gumble I dan PSHA didapati
bahwasanya percepatan gempa maksimum yang dihasilkan dalam perhitungan
Gumble lebih kecil ± 50% dari perhitungan PSHA.
•Percepatan gempa maksimum yang dihasilkan oleh metode PSHA lebih akurat
karena hasil yang diperoleh dari perhitungan PSHA sudah memperhatikan jumlah
kejadian gempa, kekuatan magnituda serta jarak kejadian gempa.
Download