Uploaded by User65056

Studi Kasus Banjir- Muhammad Aziz 1704860

advertisement
Makalah
Studi Kasus Pengendalian Banjir di Kota Makassar
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengelolaan Sumber
Daya Air yang diampu oleh
Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd. & Dedi Purwanto, MPSDA.
disusun oleh:
Muhammad Aziz (1704860)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan, shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan
sahabatnya.
Penulis sangat berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini,
karena telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan kami
mengenai banjir. Makalah ini disusun dari beberapa sumber, namun penulis
sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Bandung, Maret 2020
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 4
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN ........................................Ошибка! Закладка не определена.
1.1 Latar Belakang ...............................................Ошибка! Закладка не определена.
1.2 Identifikasi Masalah .......................................Ошибка! Закладка не определена.
1.3 Pembatasan Masalah ......................................Ошибка! Закладка не определена.
1.4 Rumusan Masalah ..........................................Ошибка! Закладка не определена.
1.5 Tujuan ............................................................Ошибка! Закладка не определена.
1.6 Sistematika Penulisan ....................................Ошибка! Закладка не определена.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................Ошибка! Закладка не определена.
2.1 Karakteristik Pemahaman Banjir di Kota Makassar .......... Ошибка! Закладка не
определена.
BAB III METODOLOGI .........................................Ошибка! Закладка не определена.
3.1 Lokasi.............................................................Ошибка! Закладка не определена.
3.2 Waktu ............................................................Ошибка! Закладка не определена.
3.3 Metode ..........................................................Ошибка! Закладка не определена.
3.4 Populasi, Sampel dan Sampling Technique ..Ошибка! Закладка не определена.
3.5 Data Primer dan Sekunder ............................Ошибка! Закладка не определена.
3.6 Instrumen ......................................................Ошибка! Закладка не определена.
3.7 Teknik Analisis .............................................Ошибка! Закладка не определена.
4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................Ошибка! Закладка не определена.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... Ошибка! Закладка не
определена.
5.1 Kesimpulan ....................................................Ошибка! Закладка не определена.
DAFTAR PUSTAKA ..............................................Ошибка! Закладка не определена.
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 4.1. Drum yang Dilubangi
Gambar 2.
Gambar 4.2 Pembuatan Lubang
Gambar 3.
Gambar 4.3. Drum di dalam Lubang Bangunan
Gambar 4.
Gambar 4.4. Tutup Bak Penampung
Gambar 5.
Gambar 4.5. Pengelolaan Air Limbah Saluran Pembuangan
Gambar 6.
Gambar 4.6. Pengelolaan limbah air buangan kamar mandi dan
limbah bekas air cucian.
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang merupakan salah satu DAS kritis
yang menjadi prioritas untuk segera ditangani dengan masalah utama banjir, erosi
dan sedimentasi. Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang merupakan
DAS
lintas
Kabupaten
kabupaten
Gowa
dan
yang
wilayahnya
Sinjai
di
bagian
antara
hulu,
lain
serta
meliputi
Kabupaten
Takalar dan Kotamadya Makassar di bagian hilirnya. Sebagai bagian dari hilir DAS
Jeneberang, Kota Makassar juga tidak lepas dari permasalahan di DAS
Jeneberang.Secara fisiografis,letak Kota Makassar adalah pada daerah dataran
banjir dan dataran aluvial Sungai Jeneberang, serta sebagian lagi merupakan
dataran aluvial pantai dan menjadi outlet dari DAS Jeneberang. Adanya Sungai
Jeneberang yang membelah Kota Makassar menjadikan Kota Makassar salah
satu
kota
yang
sering
mengalami
banjir
setiap
musim
hujan
tiba. Data yang diperoleh menyebutkan bahwa genangan setinggi 30-70 cm
hampir
selalu
terjadi
pada
lebih
dari
40
titik
di lebih dari 10 kecamatan (Kompas, 10 Nopember 2006).
Hasil kajian ini diharapkan menjadi masukan dan pembelajaran untuk
penulis dan pembaca sebagai khazanah wawasan ilmu.
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan makalah yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasikan
permasalahannya sebagai berikut :
1. Analisis Masalah terhadap Studi Kasus yang disajikan
2. Penyebab Studi Kasus dalam kajian
3. Pemahaman akan pentingnya pengetahuan tentang akibat dan penanggulangan banjir
7
1.3 Pembatasan Masalah
Agar makalah ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam
maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi
variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan
“analisis, penyebab, akibat & dampak, serta penanggulangannya” dan pengelolaan
yang baik akan mempengaruhi keadaan lingkungan saat ini.
1.4 Rumusan Masalah
1 .Bagaimana cara analisi studi kasus banjir dan kekeringan dengan benar?
2. Apakah penyebab dari banjir ?
3. Apakah akibat dan dampak yang terjadi pada banjir ?
4. Apakah langkah penanggulangan nya pada banjir ?
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi mengenai lokasi dan waktu observasi, metode, populasi dan sampling
technique, data primer dan sekunder, instrument, teknik analisis, kerangka berpikir, dan
diagram alir.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan isi laporan dan rekomendasi untuk
pengembangan aplikasi lebih jelas juga implikasi.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. KARAKTERISTIK BANJIR DI KOTA MAKASSAR
Berdasarkan hasil pemetaan kerawanan genangan (Nandini, 2007), Kota
Makassar terdiri dari dua macam kelas kerawanan terhadap genangan, yaitu kelas
rawan seluas14.161,1 ha dan kelas sangat rawan seluas 3.275,9 ha. Daerah
dengan kelas rawan tersebar pada seluruh kecamatan yang ada di Kota Makassar.
Daerahtersebutsecarafisik mempunyai geomorfologi terdiri dari bentuk lahan
dataran, dataran aluvial, pantai, rawa, dan sabuk meander; jenis tanah Entisol dan
Inceptisol; serta penggunaan lahan pemukiman, pertanian lahan kering, sawah,
padangrumput,tubuh air, dan tambak. Daerah yang termasuk dalam kelas sangat
rawan
hanya
berada
pada
satu
kecamatan
yaitu
Kecamatan
Biringkanaya.Daerah ini secara fisik mempunyai geomorfologi terdiri dari bentuk
lahandatarandandataran
alluvial,jenis
tanah
Ultisol
dan
Inceptisol,
serta
penggunaan lahanrawa, sawah, tubuh air, dan tambak. Berdasarkan hasil
inventarisasi,
cm
ketinggian
dengan
lama
genangan
genangan
bervariasi
2-10
jam,
antara
tergantung
15-150
besar
dan
intensitas hujan yang terjadi. Kota Makasar hampir selalu mengalami banjir pada
saat
musim
hujan
tiba.
Menurut
informasi
Kepala
Bidang
Data
100
mm
dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
Wilayah
atau
IV
Makassar,
lebih
dapat
curah
dipastikan
hujan
akan
dengan
tebal
menimbulkan
genangan
di
berbagai tempat di Kota Makassar, di samping akibat pengaruh aliran balik (back
water) pada saat terjadinya pasang surut air laut. Kejadian banjir tidak lepas dari
adanya konsentrasi aliran permukaan yang tidak dapat meresap ke dalam
tanah
akibat
perubahan
penutup
Kota
Makassar
permukaan
di
permukaan
yang
terbesar
sebagian
terjadi
besar
adalah
lahan.
Hasil
menunjukkan
0-53
terkonsentrasi
mm.
pada
analisis
aliran
bahwa
aliran
Aliran
permukaan
daerah
pusat
kota di mana secara umum daerah-daerah tersebut merupakan lahan terbangun
dengan kepadatan tinggi, baik pemukiman, pertokoan maupun perkantoran.
9
Banjir
yang
terjadi
di
Kota
Makassar
juga
dipengaruhi
oleh letak Kota Makassar yang hanya berada pada ketinggian sekitar 0-6 m dpl
sehingga
mudah
tergenang
oleh
aktivitas pasang air laut, terutama pada saat pasang mencapai titik tertinggi.
Menurut
Lembaga
Penelitian
Universitas
Hasanuddin (2006), tipe pasang surut di Kota Makassar adalah campuran yang
condong
ke
prevailing
tinggi
dan
perbedaan
diurnal),
satu
air
harian
yaitu
dalam
kali
tinggi
tunggal
air
dan
satu
rendah
air
hari
yang
rendah
(mixed
terdapat
tidak
rata-rata
satu
beraturan
saat
tide
kali
air
dengan
purnama
adalah 140 cm. Faktor kemiringan lereng yang kecil menyebabkan naiknya air
pasang dengan cepat menggenangi sebagian wilayah Kota Makassar yang berakibat
pada banjir di Kota Makassar.
10
BAB III
METODOLOGI
3.1
Lokasi
Kajian Implementasi Pengendalia Banjir di Sub DAS Jeneberang Hilir.
3.2
Waktu
Waktu pengerjaan studi kasus ini dilakukan pada tanggal 19 Maret 2020
dalam jam mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air.
3.3
Metode
Metode yang digunakan pada penulisan laporan ini adalah metode
deskriftif kulitatif, yang mana penulis menjabarkan materi secara langsung
berdasarkan hasil kajian pustaka.
3.4
Populasi Dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi dari objek/subjek yang
memiliki kuantitas dan karakteristk tertentu yang dipilih oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi yang
digunakan dalam makalah ini adalah Jurnal Penelitian Balai Kehutanan Kota
Makassar.
Sampling Technique adalah teknik pengambilan sampel untuk
menentuan sampel yang dipakai dalam penelitian. Sampling Technique yang
digunakan dalam makalah ini adalah sample random sampling.
3.5
Data Primer Dan Sekunder
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber aslinya yang berupa jurnal. Sedangkan data sekunder
adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui perantara atau secara
tidak langsung yang berupa buku, catatan, makalah, artikel, baik yang
dipublikasaikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.
Data penelitian yang digunakan pada makalah ini adalah sekunder
karena mengambil beberapa referensi atau sumber dari buku, makalah, atau
artikel jurnal. Data yang digunakan pada laporan ini hanya berupa data
sekunder yang dirujuk daribuku teknik penyehatan, pada BAB sumber
perencanaan rumah sehat. data tersebut diantaranya:
11
1. Tata ruang
2. Kelengkapan bangunan, dan
3. Rumah dan lingkungan permukiman sehat
3.6
Instrumen
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam metode
mengumpulkan data oleh peneliti untuk menganalisis hasil penelitian yang
dilakukan pada langkah penelitian selanjutnya. Instrument yang digunakan
dalam makalah ini adalah sumber dokumen sekunder, yaitu berupa dokumen
yang diperoleh selain dari sumber asli namun juga bisa dari orang lain atau
berbagai media seperti surat kabar, penelitian, makalah, dan publikasi
lainnya.
3.7
Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam makalah ini adalah teknik
analisis kualitatif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh
selanjutnya dikembangkan pada hubungan tertentu atau menjadi hipotesis
sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima
atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Hasil dan Pembahasan
Strategi pengendalian banjir di Kota Makassar telah disusun dan dituangkan
dalam dokumen RPJMD Kota Makassar Tahun 2005-2010.Berdasarkan hasil
analisis pada dokumen tersebut diperoleh bahwa terdapat lima strategi
pengendalian banjir yang akan dilakukan, yaitu pengendalian tata ruang,
pengaturan debit banjir, pengaturan daerah rawan banjir, peningkatan peran
masyarakat, serta pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA). Pelaksanaan
strategi pengendalian banjir tersebut dilakukan secara teknis dan non teknis.
Secara teknis, strategi pengendalian banjir yang dilakukan adalah pengaturan
debit banjir, dalam hal ini dilakukan dengan pembuatan dan pemeliharaan saluran
drainase, normalisasi saluran drainase, waduk tunggu, dan pemompaan kanal.
Secara non teknis strategi pengendalian banjir yang dilakukan adalah
pengendalian tata ruang, pengaturan daerah rawan banjir, peningkatan peran
masyarakat, serta pengelolaan DTA. Pada umumnya pelaksanaan strategi
pengendalian
banjir
di
Kota
Makassar
tersebut
dilakukan
pada daerah-daerah yang merupakan titik-titik rawan genangan dan telah
melibatkan kecamatan-kecamatan dalam berbagai kegiatan pengendalian banjir.
Adapun rincian pelaksanaan strategi pengendalian banjir tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1
Tabel 1. Pelaksanaan strategi pengendalian banjir di Kota Makassar
Strategi
Kegiatan
No
pengendalian
pengendalian banjir
banjir
Pembuatan dan pe
Pengaturan
1
meliharaan saluran
debit banjir
drainase
Normalisasi
Saluran drainase utama
saluran
Panampu, Jongaya, Sin
drainase
rijala
Waduk tunggu
Pampang
Kanal Panampu dan Jo
Pemompaan kanal
ngaya
2
3
4
Pengendalian
tata ruang
Pengaturan
daerah rawan
banjir
Pengelolaan
Daerah Tang
kapan Air
13
Lokasi
Makassar bagian barat
dan timur
Pengaturan tata
guna lahan
Kawasan lindung di
Kota
Makassar
Manajemen sam
pah
14 kecamatan di Kota
Makassar
Pengelolaan DAS
Bagian hulu DAS Jene
berang (Kab. Gowa), ja
lan-jalan protokol pada
14 kecamatan di Kota
Makassar, desa-desa
ne
layan di sepanjang
pantai
Makassar
5
Peningkatan
peran masya
rakat
Informasi publik
dan
penyuluhan
14 kecamatan di Kota
Makassar
Peringatan bahaya
banjir
14 kecamatan di Kota
Makassar
Sumber: Analisis data (2007)
Hasil kajian yang dilakukan terhadap pelaksanaan strategi pengendalian banjir di
atas diketahui adanya sejumlah kendala. Beberapa kendala tersebut antara lain
karakteristik aliran permukaan yang besar, saluran drainase yang belum
memadai, pemanfaatan lahan-lahan yang rawan banjir, perubahan fungsi
kawasan, dan kelembagaan. Adapun hasil kajian selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel2.
Tabel 2. Evaluasi pengendalian banjir di Kota Makassar
Kegiatan
N
Implementasi
pengendalian
Hasil evaluasi
o
kegiatan
banjir
- Pemeliharaan sa
luran drainase se
kunder dan tersier
- Terkendala SDM,
oleh Dinas PU dan
dana, dan pemba
Dinas PLH & K Ko
gian kewenangan
Pembuatan dan
ta Makassar, drai
- Saluran drainase
pemeliharaan
nase primer oleh
yang ada tidak
1
saluran draina
Dinas PSDA Pro
mampu menam
se
vinsi Sulsel
pung aliran permu
- Pemeliharaan tidak
kaan yang terjadi
rutin dan menyelu
- Kurangnya kesa
ruh
daran masyarakat
- Partisipasi masya
rakat kurang
- Normalisasi dilaku
kan dengan penge
Terkendala SDM, da
Normalisasi sa
2
rukan sedimentasi
na, dan pembagian
luran drainase
- Pengerukan tidak
kewenangan
rutin
Berhasil mengurangi
Pembangunan waduk
3
Waduk tunggu
banjir di Kota Makas
tunggu Pampang
sar bagian timur
Pemasangan pompa
Berhasil mengurangi
Pemompaan
4
di Kanal Jongaya dan intensitas banjir di se
kanal
Panampu
panjang kanal
- Mempertahankan
- Pemanfaatan rawa
areal perlindungan
sebagai resapan
dan kawasan re
air cukup berhasil
sapan air di Daerah
sebagai pengen
Pengaturan tata
5
Antang
dali banjir
guna tanah
- Terdapat beberapa
- Penggunaan rawa
pergeseran peman
sebagai areal tam
faatan ruang dari
bak telah mem
arahan yang terda
bantu meningkat
14
pat dalam RTRWK
- Pemanfaatan
kan pendapatan
masyarakat
Kajian Implementasi Strategi...(R. Nandini)
No
Kegiatan
pengendalian
banjir
lahan-lahan yang
rawan banjir yang
tidak sesuai de
ngan fungsinya
- Kurangnya kontrol
dalam pelaksana
an RTRW
Manajemen
sampah
6
7
Pengelolaan
DAS
8
Peringatan
bahaya banjir
9
Informasi dan
penyuluhan
Implementasi
kegiatan
- Dilakukan oleh Di
nas PLH & K dan
Prusda Kebersihan
sesuai Perda No.
14 Tahun 1999
- Partisipasi masya
rakat dalam keber
sihan cukup baik
- Penanaman jalur
hijau dan rehabilita
si mangrove oleh
instansi vertikal
maupun horisontal
- Banyak tanaman
yang mati
Dilakukan pada tiap
kecamatan dengan
koordinasi dinas
terkait
Dilakukan pada tiap
kecamatan dengan
koordinasi dinas ter
kait
Hasil evaluasi
Keefektifan pelaksa
naan Perda baru
20%, pelayanan ke
bersihan mencapai
87,76%,
- Tanaman kurang
pemeliharaan
- Partisipasi masya
rakat dalam peme
liharaan tanaman
kurang
Kesadaran untuk sia
ga banjir, baik
Partisipasi masyara
kat untuk mengikuti
kegiatan cukup baik
Sumber: Analisis data (2007)
Dilihat dari aspek sarana sanitasi
maka beberapa sarana lingkungan yang berkaitan dengan perumahan sehat
adalah sebagai berikut:

Sarana Air Bersih. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak.Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam
Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009).Dikatakan air
bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain:
15
o
Syarat fisik. Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di
bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman.
o
Syarat kimia. Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat
kimia, terutama yang berbahaya bagi kesehatan,
o
Syarat
bakteriologis. Air
tidak
boleh
mengandung
suatu
mikroorganisme.Misal sebagai petunjuk bahwa air telah dicemari
oleh feses manusia adalah adanya E. coli karena bakteri ini selalu
terdapat dalam feses manusia baik yang sakit, maupun orang sehat
serta relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.[i]

Jamban (sarana pembuangan kotoran). Pembuangan kotoran yaitu suatu
pembuangan yang digunakan oleh keluarga atau sejumlah keluarga untuk
buang air besar. Cara pembuangan tinja, prinsipnya yaitu:
o
Kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah.
o
Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah.
o
Kotoran manusia tidak dijamah lalat.
o
Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
o
Konstruksi jamban tidak menimbulkan kecelakaan.
o
Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan
tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan atau zat yang
membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan
(Chandra, 2007).Menurut Azwar (1996), air limbah dipengaruhi oleh tingkat
kehidupan masyarakat, dapat dikatakan makin tinggi tingkat kehidupan
masyarakat, makin kompleks pula sumber serta macam air limbah yang ditemui.
Air limbah adalah air tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan manusia ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil
perbuatan manusia.Dalam kehidupan sehari-hari, sumber air limbah yang lazim
dikenal adalah:

Limbah rumah tangga, misalnya air dari kamar mandi dan dapur.

Limbah perusahaan, misalnya dari hotel, restoran, kolam renang.

Limbah industri.
16

Sampah
Sampah adalah semua produk sisa dalam bentuk padat, sebagai akibat aktifitas
manusia, yang dianggap sudah tidak bermanfaat lagi.Entjang (2000), berpendapat
agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia maka perlu pengaturan
pembuangan, seperti tempat sampah yaitu penyimpanan sementara sebelum
sampah tersebut dikumpulkan untuk dibuang. Syarat tempat sampah:

Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan

Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik seranga atau binatang lainnya
Pengolahan Limbah Rumah Tangga
Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan
pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda
yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk
menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat
stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan
stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang.
Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi
dengan menggunakan saringan khusus.
Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan
yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang
tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan.
Berikut ini adalah pengelolaan limbah rumah tangga untuk limbah cair, padat
dan gas.
1.
Pengelolaan air limbah kakus I.
2.
Pengelolaan air limbah kakus II.
3.
Pengelolaan air limbah cucian.
4.
Pembuatan saluran bekas mandi dan cuci.
5.
Pengelolaan sampah.
6.
Pengelolaan limbah industri rumah tangga.
7.
Pengelolaan air limbah rumah tangga I
17
8.
Pengelolaan air limbah rumah tangga II
9.
Pengelolaan air limbah
Air limbah dialirkan melalui saluran ke drum dan air dalam drum akan disaring
dengan koral/ijuk ke luar, dan kemudian meresap ke dalam tanah.
Bahan :
1.
Drum
2.
Koral
3.
Kayu
4.
Ijuk
5.
Pipa pralon
Peralatan
1.
Palu
2.
Besi runcing
3.
Cangkul
4.
Parang
5.
Gergaji
Pembuatan
Drum dilubangi dengan garis tengah 1 cm, jarak antara lubang 10 cm.
Pembuatan lubang di luar dapur dengan ukuran panjang, lebar dan dalam masingmasing 110 cm. Di dasar lubang diberi koral/ijuk setebal 20 cm dan drum
dimasukkan ke dalam lobang tersebut. Sela-sela drum diselingi dengan koral/ijuk.
Kemudian dibuat saluran air limbah ukuran ½ bis, atau dari pasangan batu bata.
Drum ditutup dengan kayu/bambu atau kalau ingin lebih tahan lama dicor dengan
campuran semen dan pasir yang diberi penguat besi. Untuk pembuatannya dapat
dilihat pada Gambar 1,2,3, dan 4 di bawah ini.
18
Gambar 4.1. Drum yang Dilubangi
Gambar 4.2 Pembuatan Lubang
Gambar 4.3. Drum di dalam Lubang Bangunan
19
Gambar 4.4. Tutup Bak Penampung
Limbah Rumah Tangga dari Saluran Air
Selain dari buangan closet (WC) limbah bekas air buangan kamar mandi dan
bekas air cucian juga harus dikelola dengan baik. Berikut ini merupakan ketentuan
yang sedapat mungkin untuk dilakukan dalam pengelolaannya yaitu tempat cucian
dipasang tidak jauh dari dapur. Bak cucian dipasang saringan, saluran pralon ke bak
kontrol yang jaraknya maksimum 5 m. Bak ini perlu ditutup dan diberi pegangan
agar memudahkan pengambilan tutup bak. Agar binatang tidak dapat masuk perlu
dibuat besi penghalang.
Untuk pembuatannya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:
Gambar 4.5. Pengelolaan Air Limbah Saluran Pembuangan
Dari gambar tersebut terlihat kegunatempat pengelolaan limbah, yaitu untuk
membuang air cucian dapur dan kamar mandi serta untuk membuang air kotoran
kamar mandi. Saluran pengolahan limbah ini perlu dibersihkan secara teratur
terutama pada saringan air. Jangan membuan benda-benda padat seperti : batu
20
kerikil, kertas, kain, plastik dan barang-barang lainnya, karena akan menyumbat
saluran.
Limbah air bekas mandi dan cuci dialirkan ke bak kontrol dan langsung ke
sumur resapan. Air akan tersaring pada bak resapan dan air yang keluar dari bak
resapan sudah bebas dari pencemaran.Tempat mandi dan cuci dibuat dari batu bata,
campuran semen dan pasir. Bak kontrol dibuat terutama untuk saluran yang
berbelok, karena pada saluran berbelok lama-lama terjadi pengikisan ke samping
sedikit demi sedikit, dan akan terjadi suatu pengendapan kotoran. Dibuat juga
sumur resapan yang terbuat dari susunan batu bata kosong yang diberi kerikil dan
lapisan ijuk. Sumur resapan diberi kerikil dan pasir. Jarak antara sumur air bersih
ke sumur resapan minimum 10 m agar supaya jangan mencemarinya.
Disamping cara yang tersebut diatas untuk mengelola limbah saluran kamar
mandi dan limbah bekas cucian dapat juga dilakukan dengan cara mengalirkan
limbah melalui saluran ke sebuah lubang resapan.
Pertama dibuat lubang di luar dapur dengan lebar, panjang dan tinggi 1 m
atau disesuaikan dengan tempat dan kebutuhan. Di buat saluran dari batu bata, pasir,
semen atau pakai bis. Kalau saluran terbuka bisa ditutup dengan bambu, kayu atau
seng. Bak resapan diisi dengan pasir, kerikil, batu kali. Akan lebih baik kalau bak
resapan ditutup dengan kayu/bambu/cor-coran pasir dan semen. Dan dapat diberi
saluran udara dari pralon. Cara pembuatannya dapat dilihat pada Gambar di bawah
ini.
Gambar 4.6. Pengelolaan limbah air buangan kamar mandi dan limbah bekas air
cucian.
21
Pengolahan Sampah dengan Pengomposan
Mendaur ulang sampah merupakan salah satu cara yang perlu mendapat
prioritas utama dalam pengelolaan sampah rumah tangga, karena gangguan
pencemarannya tinggi. Pengomposan sebaiknya dilakukan di dalam wadah untuk
mencegah pencemaran lingkungan, gangguan binatang dan menjaga estetika.
Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik
hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai. Organisme
pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Kompos berfungsi sebagai sumber hara dan media tumbuh bagi tanaman.
Cara kerja pupuk kompos adalah dengan menguraikan bahan-bahan organik
yang akan menjadi tanah, mengayakan struktur tanah dan menambah nutrisi yang
penting untuk pertumbuhan tanaman. Untuk lebih memahami cara pembuatan
kompos adalah dengan melihat proses penguraian alami yang terjadi pada semua
material organik seperti kayu, pohon, daun akan terurai dengan bantuan
mikroorganisme dan cacing tanah. Ketika material tersebut telah terurai maka akan
terbentuk humus yaitu suatu elemen yang sangat penting untuk menyuburkan tanah
sehingga mampu menghasilkan tanaman yang sehat. Konsep inilah yang digunakan
untuk proses pembuatan pupuk kompos. Kompos yang dihasilkan akan serupa
dengan humus yaitu material seperti tanah yang mudah hancur dan berwarna gelap.
Dilihat dari proses pembuatannya terdapat dua macam cara membuat
kompos, yaitu melalui proses aerob (dengan udara) dan anaerob (tanpa udara).
Kedua metode ini menghasilkan kompos yang sama baiknya hanya saja bentuk
fisiknya agak sedikit berbeda.
Pengertian Zero Waste
Zero Waste adalah mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses
produksi dapat dihindari terjadi .produksi sampah. atau diminimalisir terjadinya
.sampah. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R
(Reduce, Reuse, Recycle).
Penanganan Sampah 3-R, 4-R dan 5-R
Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem
dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu dengan
sasaran untuk melakukan penanganan sampah perkotaan skala kawasan sehingga
22
dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin, serta terciptanya industri
kecil daur ulang yang dikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat.
Konsep zero waste yaitu penerapan rinsip 3R (Reduce, Reuse, dan
recycle), serta prinsip pengolahan sedekat mungkin dengan sumber sampah
dengan maksud untuk mengurangi beban pengangkutan (transport cost). Orientasi
penanganan sampah dengan konsep zero waste diantaranya meliputi :
1. Sistem pengolahan sampah secara terpadu
2. Teknologi pengomposan
3. Daur ulang sampah plastik dan kertas
4. Teknologi pembakaran sampah dan insenator
5. Teknologi pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak
6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah
8. Pengolahan sampah kota metropolitan
9. Peluang dan tantangan usaha daur ulang.
Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang
industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk
samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan
produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus
ekologi. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk juga
kegiatan skala rumah tangga.
Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penangan sampah misalnya
dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah
konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse
(menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah), sedangkan 4-R
ditambah replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip
tersebut di atas ditambah lagi dengan replant (menanam kembali). Penanganan
sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah
padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengrangi
biaya pengelolaan sampah.
Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin lakukan minimisasi
barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan
material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin pilihlah barang-barang
yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai.
Hal ini dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi
sampah.
Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang
yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur
ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga
yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Prinsip replace dilakukan dengan cara teliti barang yang kita pakai seharihari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang
lebih tahan lama. Juga teliti agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih
ramah lingkungan. Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila
23
berbelanja, dan jangan pergunakan Styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa
diurai secara alami.
Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan
sekitar baik lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-lain.
Penanaman kembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang diolah dari
sampah.
Tabel 1. Upaya 5-R di Daerah Perumahan dan Fasilitas Sosial
Penanganan 5-R Cara Pengerjaannya
Reduce
Hindari pemakaian dan pembelian produk yang
menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
Gunakan produk yang dapat diisi ulang.
Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
Jual atau berikan sampah yang telah terpisah kepada pihak
yang memerlukan.
Reuse
Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama
atau fungsi lainnya.
Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulangulang.
Gunakan baterai yang dapat diisi kembali.
Kembangkan manfaat lain dari sampah.
Recycle
Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur-ulang dan
mudah terurai.
Lakukan penangan untuk sampah organic menjadi kompos
dengan berbagai cara yang telah ada atau manfaatkan sesuai
dengan kreatifitas masing-masing.
Lakukan penanganan sampah anorganik menjadi barang
yang bermanfaat.
Replace
Ganti barang-barang yang kurang ramah lingkungan
dengan yang ramah lingkungan.
Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih
bersahabat dengan lingkungan.
Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama.
Replant
- Buat hijau dan teduh lingkungan anda, dan gunakan
bahan/barang yang dibuat dari sampah.
24
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Pengendalian banjir memerlukan pendekatan yang integratif dari berbagai
bidang. Dari sisi kelembagaan, ketidaksinkronan antara program pengendalian
banjir seperti yang tertuang dalam dokumen RPJMD Kota Makassar tahun
2005-2010 dengan implementasi kegiatan pengendalian banjir.
Salah satu upaya telah dilakukan yaitu dengan pembentukan Forum DAS
Jeneberang yang anggotanya terdiri dari berbagai instansi dan stakeholder yang
terkait
dengan
belum
dapat
DAS
Jeneberang.
berperan
secara
Namun
demikian
formal
khususnya
perencanaan pengendalian banjir di Kota Makassar
25
lembaga
ini
menyangkut
DAFTAR PUSTAKA
Khairil,ardhi.
(2011).
Rumah
sehat.
[online]
diakses
dari:
http://ardhikhairil.blogspot.com/2011/11/makalah-rumah-sehat.html
Masri, R.M. dan Purwaamijaya, I.M. (2019). Rekayasa Lingkungan. Departemen
Pendidikan Teknik Sipil
Sardi.(2015). Kajian konsep lingkungan (rumah sehat) dalam perancangan rumah
hunian.
Yogyakarta.
[online],
diakses
dari:
http://jurnalteknik.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/01/2-Sardi.pdf
Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Sosial Kota Makassar.
Nomor 24 Tahun 2005 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar
26
Download