Dr. Irma Aswani Ahmad, ST, MT Pendahuluan Syarat kekuatan dan layak pakai struktur beton Rancangan penampang persegi akibat beban lentur Rancangan penulangan tarik Rancangan penulangan tarik dan tekan Rancangan penampang T/L akibat beban lentur Kekuatan geser dan penulangan geser Struktur kolom dengan beban aksial Beton • campuran pasir; kerikil atau batu pecah, semen, dan air. Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, dan kekuatan tarik yang rendah Beton bertulang • kombinasi dari beton dan baja, di mana baja tulangan memberikan kekuatan tarik yang tidak dimiliki beton. Baja tulangan juga dapat memberikan tambahan kekuatan tekan pada struktur beton. Dari segi ekonomi, merupakan pertimbangan yang sangat penting yang meliputi: material, kemudahan dalam pelaksanaan, waktu untuk konstruksi, pemeliharaan struktur, daktilitas dan sebagainya. Keserasian beton untuk memenuhi kepentingan struktur dan arsitektur. Beton dicor ketika masih cair dan menahan beban ketika telah mengeras. Hal ini sangat bermanfaat, karena dapat membuat berbagai bentuk. - Tahan terhadap api (sekitar 1 –3 jam tanpa bahan kedap api tambahan). - Rigiditas tinggi Mempunyai kekuatan tarik yang rendah sehingga memerlukan baja tulangan untuk menahan tarik. Memerlukan cetakan bekisting serta formwork sampai beton mengeras, yang biayanya bisa cukup tinggi. Struktur umumnya berat karena kekuatan yang rendah per unit berat. Struktur umumnya berdimensi besar karena kekuatan yang rendah per unit volume. Properties dan karakteristik beton bervariasi sesuai dengan proporsi campuran dan proses mixing. Berubah volumenya sejalan dengan waktu ( adanya susut dan rangkak). 1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1955 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971 3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03) 4. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI 03-2847-2002) Ketentuan Kekuatan dan Kemampuan Layan yang digunakan dalam analisis dan perencanaan struktur beton bertulang berdasarkan SNI 03-2847-2002, Pasal 11.1 s/d 11.5). 1. Beban Kerja : beban rencana yang digunakan untuk struktur. 2. Beban Terfaktor : beban kerja dikalikan dengan faktor beban. 3. Kuat Perlu : kekuatan penampang yang diperlukan (U) 4. Kuat Nominal : kekuatan penampang yang dihitung (n) 5. Kuat Rencana : kuat nominal dikalikan dengan faktor reduksi (R) 1. Beban mati (dead load) / D 2. Beban hidup (live load) / L 3. Beban atap /A 4. Beban hujan (rain load) /R 5. Beban gempa (earthquake load) /E 6. Beban angin (wind load) /W 7. Beban tekanan tanah /H 8. Beban tekanan fluida /F 9. Beban struktural lainnya akibat pengaruh rangkak, susut, dan ekspansi beton atau pengaruh perubahan temperatur. Kuat Rencana ≥ Kuat Perlu MR ≥ Mu φ Mn ≥ Mu Asumsi: Tulangan tarik leleh sebelum beton di daerah tekan hancur Diagram kurva tegangan beton dapat didekati dengan bentuk segi empat Tension failure Compression failure tulangan leleh sebelum beton hancur balok bersifat under-reinforced beton hancur sebelum tulangan leleh balok bersifat over-reinforced Balanced failure beton hancur dan tulangan leleh secara bersamaan balok bersifat balanced-reinforced min 1.4 fy bal ≤ As bd ≤ max 0.75 bal 0.851 f c' 600 600 f f y y Kekuatan > beban Berlaku untuk semua gaya dalam, yaitu momen lentur, gaya geser, dan gaya aksial Rn > 1S1 + 2S2 + … adalah faktor reduksi kekuatan/tahanan, i adalah faktor beban bervariasi sesuai dengan sifat gaya, Lentur, = 0.90 Geser dan torsi, = 0.85 Aksial tarik, = 0.90 Aksial tekan, dengan tulangan spiral, = 0.75 Aksial tekan, dengan tulangan lain, = 0.70 bervariasi sesuai dengan sifat beban dan peraturan Beban yang umum bekerja: Beban Beban Beban Beban Beban Beban mati atau berat sendiri (D) hidup (L) atap (Lr) hujan (R) gempa (E) angin (W), dll Kombinasi beban yang umum dipakai: U = 1.2D + 1.4 L U = 1.2D + 1.6 L + E Hal yang perlu diperhatikan pada perencanaan balok beton bertulang : a. Kombinasi beban yang ada pada struktur b. Analisis struktur (Menghasilkan Mu dan Vu) c. Properties Beton dan Baja Tulangan (f’c dan fy) d. Konsep Perencanaan Balok Beton Bertulang Penutup beton adalah lapisan beton dengan tebal tertentu yang berfungsi untuk mencegah tulangan berhubungan langsung dengan lingkungan/udara luar. Penutup beton digunakan untuk (1) menjamin penanaman tulangan dan lekatan yang baik antara tulangan dengan beton, (2) mencegah terjadinya korosi pada tulangan, (3) Meningkatkan perlindungan struktur terhadap suhu tinggi/kebakaran. Keterangan gambar : b = Jarak maksimum (as-as) tulangan samping (3.3.6-7 SK SNI T-15-1991-03), diambil < atau = 300 mm dan < atau = balok (1/6) kali tinggi efektif balok.Tinggi efektif = tinggi balok – ds atau d = h – ds S nv = Jarak bersih tulangan pada arah vertikal (9.6-2 SNI 03-2847-2002) diambil > atau = 25 mm, dan > atau = D. Sn = Jarak bersih tulangan pada arah mendatar (9.6-1 SNI 03-2847-2002) diambil > atau = 25 mm, dan > atau = D. D = diameter tulangan longitudinal (mm) ds = Jarak titik berat tulangan tarik sampai serat tepi beton bagian tarik, sebaiknya diambil > atau = 60 mm. Rencanakan suatu balok persegi beton bertulang tarik saja yang terletak pada dukungan sederhana untuk beban hidup 29,2 kN/m dan beban mati tanpa berat sendiri 13,10 kN/m. Panjang bentang balok 6 meter.Mutu beton fc’ = 20 Mpa dan mutu tulangan fy = 300 Mpa. Pelat lantai (Slab) merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan dari pelat Beberapa tipe pelat lantai berdasarkan bentuk : a) Pelat lantai dgn balok-balok; Pelat yg mempunyai balok di sepanjang grs klm b) Pelat lantai cendawan (Flat/Waffle slab); Pelat yg memp. Kekakuan geser karena adanya Drop-panel dan/ atau Kepala kolom (column capital) c) Pelat lantai datar (Flat plate); Pelat lantai yg tdk memiliki balok sepanjang grs kolom dalam. Balok tepi msh mungkin ada Tipe pelat lantai berdasarkan bentuk melenturnya: a) Pelat satu arah b) Pelat dua arah Pelat satu arah = One way slab Pelat dua arah = Two way slab Suatu pelat disebut pelat dua arah bila rasio bentang yg panjang Ly thd bentang yg pendek Lx kurang daripada 2; sebaliknya disebut pelat satu arah. Ly / Lx ≤ 2 Two way slab Ly / Lx > 2 One way slab Ly adalah selalu diartikan sbg panjang bentang yg lbh besar Tulangan Susut dan Suhu Tulangan susut dan suhu yang arahnya tegak lurus terhadap tulangan lentur tersebut. Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari lima kali tebal pelat, atau 450 mm. Tulangan ulir yang digunakan sebagai tulangan susut dan suhu harus memenuhi ketentuan berikut (rasio min 0,0014) : Bagian 1, penampang bertulangan tulangan tarik As1 = As –As2. tunggal dengan luas Bagian 2, penampang dengan tulangan tarik dan tulangan tekan ekivalen yang luasnya sama sebesar As2 = A’s. Bagian pelat yang ikut menahan tekan itu ada batasan lebarnya yg dinamakan lebar efektif (be) > Di dalam SNI-Beton-2002, batas lebar efektif ini sudah diberikan dengan jelas Ada perbedaan besar lebar efektif antara balok T dan balok L Balok T be <=25 % x bentang balok (L) be <= bw + 16 hf be <= bw + jarak bersih balok (W) Balok L be<=bw+ 6 hf be <= bw +1/2 x jarak bersih balok (W) be <= bw + 1/12 x bentang balok (1)