Uploaded by User64401

BAB 5

advertisement
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan antara teori dengan pengkajian yang telah dilakukan
oleh penulis pada Ny.’’M’’ G2P0A1 usia kehamilan 34-35 minggu secara continuity of care di masa
reproduksi mulai dari hamil,bersalin,bayi baru lahir,nipas neonates dan perencanaan kentrasepsi sesuai
dengan setandar dank ode etik kebidanan.
5.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan
Berdasarkan hasil pengkajian asuhan antenatal care pada Ny.”M’ umur 31 tahun G2P0A1 usia
kehamilan 34-35 minggu,pada kunjangan pertama didapatkan data subjektif adanya keluhan sering
pusing dan ibu tidak suka mengkomsumsi sayur-sayuran.Data objektif pada pemeriksaan umum TTV
dalam batas normal dan pada pemeriksaan fisik ditemukan muka tampak pucat dan konjungtiva
pucat,sedangkan pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan hemoglobin dengan hasil yaitu
ibu memiliki hemoglobin dibawah normal yaitu 10,5 gr/dl.Kemudian juga dilakukan pemeriksaan KSPR
dengan nilai 10 yaitu,2 untuk skor awal ibu hamil,4 skor untuk riwayat abortus dan 4 skor kurang darah
(anemia).Berdasarkan data subjektif dan objrktif dapat di simpulkan bahwa Ny.”M’’ usia 31 tahun
G2P0A1 usia kehamilan 34-35 minggu dengan kehamilan resiko tinggi.Asuhan yang di berikan yaitu
menganjurkan ibu untuk memperbaiki pola nutrisi dan memperbaiki pola minum Fe dengan cara yang
benar dan teratur.
Menurut astuti (2017), hal tersebut merupakan tanda gejala dari anemia yaitu
pusing,lemah,lesu,mudah lelah,mata berkunang-kunang,jantung berdebar dan pucat. Menurut Sofian
(2012), anemia pada umumnya disebabkan oleh kurang gizi (malnutrisi), kurang zat
besi,melabsorpsi,kehilangan darah yang banyak saat persalinan yang lalu atau saat haid,dan penyakitpenyakit kronik. Menurut Rochjati (2011) skor untuk ibu hamil untuk menentukan apakah skor
kehamilan risiko tinggi yaitu 6-10.Menurut Depkes (2012), penanganan anemia ringan yaitu dengan 120
mg zat besi dan 500 mg asam folat dikomsumsi dua kali sehari selama >45 hari dan meningkatkan
komsumsi bahan makanan sumber besi
Ibu sering pusing dikarenakan mengalami gejala kurang darah(anemia), namun tidak semua ibu anemia
memiliki tanda dan gejala yang sama.Pada masa kehamilan,pemenuhan asupan makanan yang bergizi
sangatlah penting,ibu hamil yang mendapatkan gizi seimbang dapat terhindari dari risiko kesehatan baik
bagi janin dan ibu sendiri. Ibu hamil harus banyak mengkomsumsi sayuran hijau,daging,buah dan rajin
mengkomsumsi Fe secara rutin dengan cara yang bener agar zat besi dalam tubuh terpenuhi,karena
tidak semua orang memiliki kondisi yang sama dalam mencukupi kebutuhan asupan zat besi dalam
tubuh. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang adekuat dalam melakukan asuhan agar dapat
mengingkatkan hemoglobin didalam tubuh
Berdasarkan hasil pengkajian pada kunjungan kedua ibu sudah meminum tablet Fe secara teratur
dengan cara yang benar dan ditemukan adanya keluhan sering sesak ketika sedang tidur. Data objektif
pada pemeriksaan umum TTV dalam batas normal dan pada pemeriksaan fisik ditemukan muka tampak
pucat.
Dan konjungtiva pucat. Berdasarkan data subjektif dan objektif dapat disimpulakan bahwa Ny “M” usia
31 tahun G2P0A1 usia kehamilan 34-35 minggu dengan kehamilan risiko tinggi. Asuhan yang dilakukan
untuk mengatasi keluhan yang dirasakan ibu yaitu sesak nafas denga cara menganjurkan ibu untuk
mengurangi aktivitas yang berat dan berlebihan, memoerhatikan posisi duduk dengan tegak dan
menghindari posisi tidur terlentang karena dapat menyebabkan sesak.
Menurut Suparyanto (2012) mendefinisikan dukungan keluarga sebagai adanya
kenyamanan,perhatian,penghargaan atau meneolong orang dengan sikap menerima kondinya,
dukungan keluarga tersebut diperoleh dari individu maupun kelompok. Menurut Astuti(2017),
pembesaran uterus akan menyebabkan diafrakma naik sekitar 4 cm selama kehamilan, panjang parupaaru akan berkurang, diameter transversal toraks akan meningkat sekitar 2 cm, dan lingkar dada
meningkat hinga 6 cm. Menurut Husin (2014), penanganannya dapat dilakukan dengan menganjurkan
ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat dan berlebihan, disamping itu ibu hamil perlu memperhatikan
posisi duduk dengan tegak dan menghindari posisi tidur terlentang karena dapat terjadi penekanan vena
(suppin hypotension sindrom).
Dukungan emosional yang diberikan pada ibu hamil dalam mengkomsumsi tablet F emerupakan bentuk
dari dukungan emosional. Dukungan ini membuat ibu memiliki perasaan diperdulilikan dan dicintai oleh
keluarga sehinga individu dapat menghadapi masalah dengan baik dalam keluhan yang dirasakan dalam
mengkomsumsi tablet Fe . Pada trimester akhir kehamilan,janin di dalam perut berkembang kemudian
mendorong difragma sehingga ibu tidak dapat mengambil udara yang cukup saat bernapas.
Memperbaiki posisi saat duduk dan tidur serta beristirahat sangat bermamfaat bagi ibu hamil agar
terhindar dari sesak.
Berdasarkan hasil pengkajian pada kunjungan ketiga iu tidak meliliki keluhan apapun. Data objektif pada
pemeriksaan umum TTV dalam batas normal dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan keadaa yang
abnormal, sedangkan pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan hemoglobin dengan hasil
yaitu ibu memiliki hemoglobin normal yaitu 11,7 gr/dl. Berdasarkan data subjektif dan objektif dapat
disimpulkan bahwa Ny ‘’m’’ usia 31 tahun G2P0A1 usia kehamilan 34-35 minggu dengan kehamilan
risiko tinggi. Asuhan yang dilakukan yaitu mengakpresiasi ibu dengan memberikan dukungan untuk
mempertahankan kesehatanya karena ibu telah menerapkan anjuran bidan dengan cara yang benar
sehingga tidak terdapat keluahan.
Menurut Suparyanto (2012), dukungan professional kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal dukungan tersebut adalah dengan adnya teknik
komunikasi. Manuaba (2010), normalnya kadar hemoglobin selama hamil adalah <11,00 gr%, anemia
ringan 10,00-10,09 gr%, anemia sedang 7,00-9,09 gr%, anemia berat <7,00 gm%.
Komunikasi memegang perana penting karena komunikasi yang baik diberikan oleh professional
kesehatan baik dokter atau perawat dapat menanamkan ketaatan bagi pasien. Motivasi dari petugas
kesehatan merupakan factor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan dengan cara mengapresiasi
terhadap tindakan ibu merupakan pengahrgaan positif bagi ibu, karena telah mampu beroreintasi
dengan progam pengobatanya semala masa kehamilan sehingga tidak ditemukanya keluhan terhadap
kesehatan ibu. Dengan kehamilan risiko tinggi dan harus mendapatkan pendampingan dan penanganan
yang adekuat untuk mencegah kehamilan risioko tinggi menjadi komplikasi dimasa persalinan dan nifas
5.2 Asuhan Kebidanan Persalinan
5.2.1 kala 1
Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan hasil dari data subjektif yaitu ibu merasakan kencengkenceng yang hilang timbul dan mengeluarkan cairan yang merembes berwarna bening seperti
air dan berbau anir. Berdasarkan pemeriksaan data objektif didapatkan hasil, pembukaan 1 cm,
effacement 25%, ketuban merembes (jernih) resentasi tidak teraba, denominator belum
ditemukan, penurunan bagian terendah HI, His 2x10’x20’’, DJJ 144x/menit, kertas lakmus positif
(kebiruan). Berdasarkan hasil pemeriksaan dari data subjektif dan objektif, didapatkan diagnose
yaitu Ny. ‘’M’’ G2P0A1 usia kehamilan 39-40 minggu inpartu kala I vase latin dengan kehamilan
risiko tinggi dan KPD. Asuhan yang dilkukan yaitu melakukan rujukan karena tidak ada kemajuan
persalinan, ibu akan dirujuk ke RSUD Syarifah Ambani Rato Ebu di Bangkalan.
Menurut Walyani (2016), kontraksi terjadi karena rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan
progesterone sehingga hormone oksitosin keluar. Kontraksi uterus dimulai dari fundus uteri
menjalar kebawah, sedangkan uterus bagian bawah pasif hanya mengikuti tarikan akhirnya
menyebabkan servik menjadi lembek dan membuka. Menurut Prawirohardje (2010), over
distensi dapat menyebabkan terjadinya pecah ketuban karena distensi uterus ayau over distens
Yang membuat Rahim lebih besar sehingga selaput ketuban lebih tipis dan mudah pecah. Menurut
Sofian (2012) Kecepatan rata-rata 1 cm per jam (primikravida) atau lebih dari 1 sampai 2 cm
(multigravida). Menurut Rohjati (2011) Riwayat obstetrik jelek dapat terjadi pada ibu hamil
dengan kehamilan kedua, dimna kehamilan pertama mengalami keguguran, lahir belum cukup
bulan, lahir mati, lahir hidup lalu mati, umur <7 hari, kelahiran ke 3 atau lebih, kehamilan yang
lalu pernah mengalami keguguran >2 kali dan pada berdasarkan perhitungan skor jumlah 6-10 di
golongkan dalam kehamilan risiko tinggi (KRT) warna kuning, dengan penolong bidan atau
dokter dan tempat beralin di polindes, puskesmas dan rumah sakit
Kenceng- kenceng yang dialami ibu merupakan hal yang normal karena semakin meregangnya uterus
dan penurunan bagian terendah pada janin dan penurunan produksi hormone progesterone dan
esterogen yang mengakibatkan timbulnya kontraksi. Sedangkan pengeluaran air ketuban
disebabkan karena selaput ketuban yang tipis sehingga ketika terjadi kontraksi selaput ketuban
mudah robek. Pecahnya air ketuban sudah kehitung 14 jam dan pembukaan servik tidak
mengalami kemajuan, normaknya ibu yang mengalami pecah ketuban tampa disertai dengan
tanda-tanda persalinan seperti di atas tidak boleh lebih dari 12 jam dan pembukaan servik pada
ibu multigravida mengalami penambahan 1 cm dalam 1 jam, apabila hal tersebut terjadi dapat
menyebabkan kondisi ibu menjadi patologis dan harus segera dilakukan rujukan. Tindakan
rujukan perlu dilakukan karena menolong persalinan dengan riwayat obstetrik jelek disertai
dengan KPD bukan merupakan wewenang bidan, persalinan denagn KPD jika tidak ditangani
Download