KOMIK INDONESIA Yuk mengenal Ilustrasi Komik Indonesia Pengantar Dunia buku komik di Indonesia lebih familiar dengan karya para komikus asal Jepang. Komik populer asal ”Negeri Sakura”, seperti One Piece karya Eiichiro Oda, Naruto (Masashi Kishimoto), atau Detective Conan (Aoyama Gosho), sangat mudah dijumpai di rak toko buku. Booming komik Jepang berlangsung pada era 1990-an dan 2000-an. Komik Dragon Ball (Akira Toriyama) dan komik humor Doraemon (Fujiko F Fujio) menjadi primadona. Namun, jauh sebelum komik Jepang merajai pasar Indonesia, komik nasional pernah menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Sebut saja, komik Si Buta dari Gua Hantu karya Ganes Th, Jaka Sembung (Djair Warni), atau Panji Tengkorak (Hans Jaladara) yang berjaya di era 1960 hingga 1970-an. Berikut sejumlah komik nasional yang pernah ada, mulai dari awal kemunculan, masa kejayaan, hingga hadirnya gawai sebagai medium. Awal Era Mengutip penelitian disertasi Marcel Bonneff asal Perancis pada 1972, perkembangan komik Indonesia diawali dengan kemunculan komik strip di koran-koran di tahun 1930-an. Perkembangan komik Barat membuat komikus Indonesia mulai mengindonesiakan tokoh-tokoh Barat pada 1950an. Sejak saat itu, komik Indonesiapun mulai dikenal luas. Berikut sejumlah komik yang menjadi cikal bakal maupun idola di era awal popularitas komik Indonesia. Generasi 1930-an Put On merupakan jenis komik strip yang dimuat di majalah mingguan Sin Po pada 1931-1960. Komik yang terbit seminggu sekali, yakni setiap Kamis, ini sempat berakhir bersamaan dengan tutupnya majalah Sin Po pada masa penjajahan Jepang sekitar tahun 1942. Namun, pada 1947, komik ini muncul kembali di majalah Pantja Warna yang menjadi penerus majalah Sin Po. Generasi 1940-50-an Ditengah-tengah membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei, salahs seorang komikus terdepan, yang memiliki teknik dan ketrampilan tinggi dalam menggambar mendapatkan kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari legenda pahlawan Tiongkok ‘Sie Djin Koei’. Popularitas tokoh-tokoh komik asing mendorong upaya mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke dalam selera lokal. R.A. Kosasih, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai kariernya dengan mengimitasi Wonder Woman menjadi pahlawan wanita bernama Sri Asih. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan super yang diciptakan oleh komikus lainnya,diantaranya adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih and Kapten Comet, yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan petualangan Flash Gordon. Generasi 1960-70-an Komik fisik Indonesia mencapai kejayaannya pada era 1960-an hingga 1970-an. Sejumlah karakter ikonik yang berjaya pada saat itu, seperti Si Buta dari Gua Hantu, Panji Tengkorak, hingga Gundala Putra Petir, bahkan masih dikenal masyarakat luas hingga saat ini. Saat itu, komik Indonesia beserta tokoh dan ceritanya memiliki ciri khas yang sangat digandrungi masyarakat. Berikut sejumlah komik dan karakter yang sangat populer di era kejayaan komik Indonesia. GANES TH Ganes Thiar Santosa yang terkenal dengan nama pena Ganes Th lahir di Tangerang, Banten, 10 Juli 1935. Si Buta dari Gua Hantu merupakan komik silat mahakarya Ganes Th yang mulai diterbitkan pada 1967. Karakter Si Buta yang bernama Barda Mandrawata adalah pesilat yang mengelilingi seluruh wilayah untuk membela keadilan. Dalam petualangan tersebut, Ganes menampilkan latar sejumlah daerah, antara lain Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan. HASMI Hasmi atau yang memiliki nama panjang Harya Suryaminata lahir di Yogyakarta pada 25 Desember 1946 dan meninggal di Yogyakarta pada 6 November 2016 atau pada usia 68 tahun. Gundala Putra Petir merupakan komik pahlawan super yang terbit pertama kali pada 1969. Gundala yang diciptakan Hasmi ini terinspirasi oleh desain postur dan kostum sosok The Flash, karangan Gardner Fox, diterbitkan DC Comics. Namun, tempat dan cerita komik diilhami oleh budaya Jawa, yakni Ki Ageng Selo, yang dikisahkan mampu menangkap petir dengan tangannya. WID NS Widodo Noor Slamet yang populer dengan nama Wid NS lahir di Yogyakarta, 22 November 1938. Wid belajar seni secara otodidak hingga menjadi seniman serba bisa, mulai dari melukis. Godam adalah judul komik superhero sekaligus tokoh imajiner mirip Superman yang diciptakan Wid NS pada 1968. Pahlawan super yang datang dari planet di luar Bumi itu bisa terbang dan pernah dalam beberapa edisi menjadi kebal terhadap senjata apa pun. Generasi 1980-an Pada tahun 1980an jagad komik Indonesia memasuki masa suram. Serbuan komik Jepang, Hong Kong dan Eropa (setelah sebelumnya komik Amerika bersaing dengan komik lokal) serta berkurangnya karya komikus Indonesia yang diterbitkan, disebut-sebut sebagai beberapa alasan kemunduran yang terjadi. Kalah bersaing di toko-toko buku, membuat para komikus tanah air ‘bergerilya’ melalui komik strip dan karikatur di harian nasional. Salah satu komik strip yang cukup fenomenal masa itu dan masih setia hadir hingga hari ini adalah Panji Koming (Dwi Koen) dan Tatang S. dengan komikkomik punakawan tumaritisnya (Petruk, Gareng, Bagong) yang dipadu tokoh-tokoh superhero luar negeri, menghasilkan karakter seperti Megaloman Tumaritis, Batman Tumaritis, Spiderman Tumaritis dan sejenisnya. Generasi 1990-2000-an Pasca reformasi, dengan dibukanya keran informasi sebebas-bebasnya, dunia komik Indonesia kembali menggeliat berusaha bangkit. Penerbit besar seperti Gramedia (dengan bendera Elex Media Komputindo) pun mulai mencoba menerbitkan karya komikus lokal, seperti komik Imperium Majapahit karya Jan Mintaraga. Kemudian Mizan Komik juga menerbitkan Legenda Sawung Kampret karya Dwi Koen. Setelahnya karya-karya baru komikus lokal kembali bermunculan mencoba merebut pasar komik Indonesia. ERA INDIE DAN DARING Setelah mencapai kejayaan pada 1960-an hingga 1970-an, komik fisik Indonesia malah meredup. Mendiang Djair Warni, pencipta komik Jaka Sembung berpendapat, industri penerbitan yang tidak mendukung menjadi salah satu penyebab (Kompas, 2007). Namun, komik Indonesia mulai menggeliat di era 2000-an saat pemakaian internet meluas. Mereka bekerja secara independen, tidak bergantung pada penerbit besar, dan cenderung memproduksi serta menyebarkan karya dalam komunitas terbatas, termasuk lewat daring. Berikut beberapa komik indie sejak era 2000an. Refleksi Setelah mengenal sejarah panjang dunia komik indonesia, silahkan lengkapi referensi anda dengan era komik digital. Berkaitan dengan gambar ilustrasi, komik merupakan salah satu jenis gambar ilustrasi, untuk beberapa pertemuan kedepan kita akan bereksplorasi dengan perkomikan ya. Sekian, Terima Kasih dan Terus Berkarya