Uploaded by User64044

MAKALAH KENAKALAN REMAJA

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia
tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa
remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang
berjalan antara umur 13 tahun sampai 18 tahun.
Kenakalan remaja adalah gejala alami yang dimiliki setiap manusia, hal ini
disebabkan karena manusia memiliki sifat hendonisme yaitu suka pada kesenangan.
Senada dengan pendapatnya Huizinga (1990:34) yang mengatakan bahwa pada
hakekatnya manusia adalah homo ludes (mahkluk bermain) dan homo esparans
(mahkluk yang selalu berharap). Hakekat dan sifat dasar manusia itu kalau tidak
diimbangi dengan aturan main (ketaatan hukum) dan pemahaman nilai-nilai agama
yang baik maka akan cenderung menjadi perilaku yang negatif (nakal).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996, kenakalan dengan kata dasar nakal
adalah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu, dan suka tidak menurut. Sedangkan
kenakalan adalah perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat mengganggu
ketenangan orang lain; tingkah laku yang melanggar norma kehidupan masyarakat.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan
tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik
seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan
dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat
menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga.
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan
stress (Storm and Stress). Karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib sendiri, jika terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang
individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi jika tidak terarah dan terbimbing
maka dapat menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik. Seperti halnya
dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja
1
mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan
sesudahnya. Masa pubertas berada di usia remaja. Pubertas adalah masa ketika
seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual.
Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10
tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Perkembangan perilaku
remaja pada masa pubertas ditandai dengan perubahan-perubahan akibat pubertas yaitu
perubahan pada perkembangan perilaku kognitif, sosioemosional, dan seksual.
Pada
masa
pubertas
itulah
perkembangan
remaja
perlu
adanya
pengontrolan/pengawasan diri dari orang tua, masyarakat dilingkungan dimana mereka
berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin mampu dalam pengambilan
keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan
dibanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten daripada anak-anak.
Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu diterapkan,
karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih
banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis. Dalam
beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika
dalam realitas yang menjadi masalah adalah prientasi masyarakat terhadap remaja dan
kegagalan untuk memberdayakan mereka pilihan-pilihan yang memadai.
Untuk itu
sebagai orang tua, dan masyarakat harus mengenal remaja itu pada tingkat
perkembangan dalam masa pubertasnya.
Dalam perspektif perilaku menyimpang, masalah sosial terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma
sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah
karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku
menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus
ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang tentang Kenakalan Remaja bisa melalui
pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual melalui
pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi
sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil dalam melewati belajar sosial
(sosialisasi).
Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan
percaya
keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran.
2
Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya
orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan
membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”.
Para remaja
juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga
seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka.
Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan
belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Kenakalan Remaja?
2. Apa sajakah ciri-ciri Pokok kenakalan remaja?
3. Apa sajakah bentuk-bentuk kenakalan remaja?
4. Apa sajakah faktor-faktor penyebab kenakalan remaja?
5. Siapa sajakah pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja?
6. Bagaimana upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja?
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari Kenakalan Remaja
2. Mengetahui ciri-ciri pokok kenakalan remaja
3. Mengetahui karakteristik atau bentuk-bentuk kenakalan remaja
4. Mengetahui faktor – faktor penyebab kenakalan remaja
5. Mengetahui pihak – pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja
6. Mengetahui upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh
seseorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang bersifat
melanggar ketentuan- ketentuan hukum, moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya (Singgih, 1978). Intinya kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang
dari atau melanggar hukum (Sarwono, 2002:207), dan perilaku melanggar hukum yang
dilakukan oleh orang muda yang biasanya dibawah umur 16-18 tahun ( Musen,dkk,
1994:557).
Menurut jansen( dalam Sarwono, 2002:207) kenakalan remaja dibagi menjadi 4
jenis, yaitu:
1) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, misalnya: perkelahian,
perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.
2) Kenakalan yang menimbulkan korban materi, misal : perusakan, pencurian,
pencopetan, pemerasan, perampokan dan lain-lain.
3) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, misal : pelacuran,
penyalahgunaan obat.
4) Kenakalan yang melawan status, misal : membolos, minggat dari rumah.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam
tiga tingkatan :
1) Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi
dari rumah tanpa pamit
2) Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai
mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3) Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah,
pemerkosaan dll.
4
B. Ciri-Ciri Masa Remaja
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan,
masa remaja mempunyai cirri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode
sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut diantaranya adalah :
1) Masa remaja sebagai periode yang penting
2) Masa remaja sebagai periode peralihan
3) Masa remaja sebagai periode perubahan
4) Masa remaja sebagai usia bermasalah
5) Masa remaja sebagai masa mencari identitas
6) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
8) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Ciri – Ciri Khusus Masa Remaja
a.
Pertumbuhan fisik yang sangat cepat
b. Emosinya yang tidak stabil
c.
Perkembangan seksual sangat menonjol
d. Cara berpikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
e.
Terikat erat dengan kelompoknya
f. Suka menyendiri, mudah bosan.
Kenakalan tersebut akan lebih mudah dilakukan oleh anak-anak dan remaja, hal
ini disebabkan karena tahap perkembangan pikiran mereka/nalar mereka umumnya
masih rendah. Dalam ilmu kriminolgi ada teori perkembangan moral manusia yang
disebut Moral Development Theory (Topo Santoso dan Eva Achjani, 2003: 53) .
Kenakalan Remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh Remaja. Perilaku tersebut akan merugikan diri
sendiri dan orang-orang disekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa yang
dikatakan usia remaja adalah 13-18 tahun.
C. Jenis-Jenis Kenakalan Remaja
1. Kenakalan dalam keluarga seperti: Mengambil wang orang tua, berbohong,dll.
2. Kenakalan dalam pergaulan (Penyalahgunaan obat-obat terlarang, seks bebas
(freesex), Tawuran, Minuman Keras,Judi, dll)
5
Narkoba (obat-obat terlarang) adalah obat atau bahan yang berbahaya bagi tubuh,
zat adiktif yang terkandung dalam narkoba, dapat mempengaruhi perasaan, mood dan
emosi bagi yang mengkonsumsinya.
Mengapa orang mengkonsumsi narkoba:
a. Untuk merasakan kesenangan.,
b. Meningkatkan Kinerja Tubuh.,
c. Rasa ingin tahu
Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
menyebutkan bahwa (1) Setiap Penyalah guna:
a. Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun;
c. Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun
Seks bebas, karena masa remaja adalah masa yang selalu ingin coba-coba, maka
banyak pula remaja yang terlibat dengan sek bebas.
Dampak negatif seks bebas, diantaranya:
1) Dapat kena berbagai macam penyakit; HIV/Aids, Sepilis dan penyakit kelamin
lainnya
2) Hamil diluar nikah: usia yang belum memadai untuk hamil, orang tersebut belum
siap untuk menikah, tidak mau diakui oleh laki-lakinya, tidak mendapat persetujuan
orang tua dan lain-lain.
3. Kenakalan dalam pendidikan seperti: membolos sekolah, tidak mau mendengar
guru,dll.
D. Faktor penyebab kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. Faktor Internal
a. Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi
dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja
terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
6
b. Kontrol Diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan control diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya. Contoh penyebab control diri lemah adalah orang
yang selalu memendam masalah dalam dirinya/tidak terbuka.
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga
Perceraian orang tua, Broken Home, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan
anak, terlalu keras terhadap anak, kurangnya kasih sayang orang tua, kurangnya
pengawasan dari orang tua, tidak memberikan pendidikan agama, bisa
menyebabkan terjadinya kenakalan remaja
b. Pengaruh teman sepermainan; teman sebaya yang kurang baik, pergaulan
dengan teman yang tidak sebaya atau tidak selepel, berteman dengan anak nakal,
dll.
c. Pengaruh lingkungan atau komunitas yang kurang baik; dampak negatif
IPTEK, tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya.
E. Pihak – pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja
Ada beberapa pihak yang terkait dengan penanganan masalah kenakalan remaja.
Kenakalan biasanya ditangani langsung oleh orang yang berkepentingan atau pihak
yang bersangkutan.
1) Pihak sekolah, misalnya membolos ditangani oleh pihak sekolah.
2) Orang tua / keluarga, misalnya kabur dari rumah dan bergaul dengan orang yang
bertindak disetujui oleh orang tua.
3) Aparat penegak hukum.
Sekarang terlihat adanya perubahan dalam penanganan kenakalan remaja dengan
melibatkan aparatur negara penegak hukum. Kenakalan remaja yang tadinya hanya
7
ditangani oleh orang tua remaja yang bersangkuatan, telah mulai diatur melalui hukum
yang telah diberlakukan oleh negara.
Kenakalan yang dianggap melanggar hukum diselesaikan melalui hukum dan
acap kali bisa disebut dengan istilah kejahatan. Kejahatan ini dapat diklasifikasikan
sesuai dengan berat ringannya pelanggaran kejahatan yang dilakukan tersebut,
misalnya:
1. Perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan uang.
2. Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan : pencopetan, perampasan,
penjambretan.
3. Penggelapan barang.
4. Penipuan dan pemalsuan.
5. Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno, film porno, maupun
pemerkosaan.
6. Pemalsuan uang dan pemalsuan surat-surat keterangan resmi.
7. Tindakan-tindakan anti sosial; perbuatan yang merugikan milik orang lain.
8. Percobaan pembunuhan.
9. Menyebabkan kematian orang, turut tersangkut dalam pembunuhan.
10. Pengguguran kandungan.
11. Penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian seseorang.
12. Pengedaran narkoba, ganja, dan obat psikotropika yang menyebabkan kerusakan
mental orang lain yang mengkonsumsinya.
F. Upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja
Kenakalan remaja macam apapun mempunyai akibat negatif baik bagi masyarakat
umum maupun bagi diri remaja sendiri. Tindakan penangguulangan masalah kenakalan
dapat dibagi dalam : (A) Tindakan Preventif, (B)Tindakan Represif, dan (C) Tindakan
Kuratif.
1) Tindakan Preventif
a. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin pigur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
8
b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan prinsip
keteladanan.
c. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga
yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
d. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi
arahan dengan siapa dan komunitas mana remaja harus bergaul. Teman yang baik
adalah mereka yang memberikan perlindungan apabila kita kurang hati-hati,
menjaga barang-barang dan harta kita apabila kita lengah, memberikan
perlindungan apabila kita berada dalam bahaya, tidak pergi meninggalkan kita
apabila kita sedang dalam bahaya dan kesulitan, dan membantu sanak keluarga
kita.
e. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
f. Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk
prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata
temen-temannya. Untuk menghindari masalah yang akan tmbul akibat pergaulan,
selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua
hendaknya juga memberikan kesibukan dan kepercayaan sebagian tanggung
jawab rumah tangga kepada si remaja yang sifatnya tidak memaksa maupun
mengada-ada.
g. Memberikan Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan
berguna. Penyaluran bakat si anak ke arah pekerjaan yang berguna dan produktif.
Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak. Pengawasan atas
lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.
2) Tindakan Refresif
Usaha menindakpelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan
dengan mengadakan hukuman terhadap setiap pelanggaran.
a. Di rumah dan dalam lingkungan keluarga, remaja harus menaati peraturan dan
tata cara yang berlaku. Disamping peraturan tentu perlu adanya semacam
hukuman yang dibuat orang tua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara
keluarga. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa pelaksanaan tata tertib dan tata
cara keluarga harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama
9
harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur. Seorang anak
yang berumur 7 tahun sudah harus berada di dalam rumah sebelum maghrib.
Seorang remaja mungkin saja pada waktu senja masih berada dalam perjalanan
pulang ke rumah setelah mengikuti aktivitas ekstrakurikuler. Sedangkan seorang
remaja lanjut pada waktu senja masih dalam perjalanan menuju kursus bahasa
misalnya.
b. Di sekolah dan lingkungan sekolah, maka kepala sekolah dan guru yang
berwenang dalam melaksanakan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib
sekolah. Misalnya : Dalam pelanggaran tata tertib kelas dan peraturan yang
berlaku untuk pengendalian suasana pada waktu ulangan atau ujian. Akan tetapi
hukuman yang berat seperti “skorsing” maupun pengeluaran dari sekolah
merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas
menyampaikan data mengenai pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya
tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan
maupun tertulis kepada pelajar maupun orang tua, melakukan pengawasan khusus
oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah
untuk sementara atau seterusnya tergantung dari macam pelanggran tata tertib
sekolah yang telah digariskan.
3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan kuratif dan rehabilitasi, dilakukan setelah tindakan pencegahan
lainnya dilaksanakan dan dianggap mengubah tingkah laku si pelanggar remaja itu
dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara
khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus meupun perorangan
yang ahli dalam bidang ini.
Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini
perlu ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya
kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang
dewasa yang berkepribadi kuat, sehat badani dan rohani, teguh dalam kepercayaan
dan iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah, maka dapat disimpulkan bahwa: Kenakalan remaja
adalah perbuatan atau tingkahlaku yang dilakukan oleh seorang remaja baik secara
sendirian maupun secara kelompok yang bersifat melanggar ketentuan-ketentuan
hukum, moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Tingkah laku
yang termasuk kenakalan remaja dapat berpengaruh negatif terhadap diri remaja,
keluarganya, maupun masyarakatnya.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja dapat dilihat dengan adanya gejala: berbohong,
membolos, kabur, keluyuran, bersenjata tajam, pergaulan buruk, begal, suka hura-hura,
pesta pora yang sia-sia, membaca pornografi, mengkompas, melacurkan diri, dan
bentuk-bentuk kenakalan remaja yang menjurus pada tindak kejahatan. Bentuk
kenakalan remaja yang termasuk dalam tindak kejahatan diselesaikan sesuai dengan
prosedur hukum yang berlaku.
Faktor – faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dikelompokkan menjadi
dua yaitu, pertama: faktor internal, yakni faktor penyebab dari dalam diri remaja.
Kedua: faktor eksternal, yakni faktor penyebab yang berasal dari luar remaja, seperti:
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
B. Saran
1. Remaja memerlukan bimbingan baik dari keluarga atau lingkungannya, remaja yang
mengalami masa pubertas akan terus mencari identitas diri mereka hingga mereka
menemukan identitas diri mereka yang sebenarnya, pencarian identitas diri tersebut
yang memerlukan bimbingan agar mereka dapat menemukan identitas diri yang
sesuai dengan dirinya dan norma yang ada. Identitas diri tersebut yang nantinya akan
menentukan bagaiman perilaku mereka. Pencarian identitas diri pada remaja dapat di
bimbing oleh keluarga atau lingkungan, baik itu lingkungan sekolah atau lingkungan
di luar sekolah. Hendaknya bimbingan oleh keluarga dilakukan dengan
memberitahukan batasan-batasan norma yang berlaku di agama ataupun masyarakat,
pemberitahuan tentang norma tersebut diharapkan agar remaja dapat berprilaku
sesuai dengan norma yang ada. Sedangkan bimbingan yang dilakukan di sekolah
11
dengan cara memberikan pelajaran tentang moral, norma dan masa pubertas.
Lingkungan di luar sekolah juga dapat mempengaruhi perilaku remaja, karena
lingkungan yang baik tentunya juga akan memberikan contoh perilaku yang baik
bagi remaja yang ada di lingkungannya.
2. Sebagai remaja sebaiknya janganlah melanggar ketentuan- ketentuan hukum, moral,
dan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
12
Download