Uploaded by User63843

analisis pencemaran air menggunakan metode sederhana

advertisement
ANALISIS PENCEMARAN AIR MENGGUNAKAN
METODE SEDERHANA PADA AIR YANG BERADA DI
LINGKUNGAN SMA NEGERI 1 BALEENDAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Inggris Wajib
Disusun Oleh:
Muhamad Nur Bagaskoro
(1617.10.185)
XII IPA 4
SMA NEGERI 1 BALEENDAH
KABUPATEN BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PENCEMARAN AIR MENGGUNAKAN METODE SEDERHANA
PADA AIR YANG BERADA DILINGKUNGAN SMAN 1 BALEENDAH
OLEH
MUHAMAD NUR BAGASKORO
(161710185)
XII SCIENCE 4
Approved by,
Bandung, 4 Maret 2019
Guru pembimbing 1
Guru pembimbing 2
Agus Suherman, M.Si
NIP. 19640805 1999002 1 002
Umi Rodhiati, S.Pd
NIP. 19660122 198903 2 004
Headmaster
Drs. Dayat Hidayat, M.M.Pd
NIP. 19640417 198703 1 008
i
ABSTRAK
Bagaskoro, mumahad nur (1617.10.185) Analisis Pencemaran Air Menggunakan
Metode Sederhana Pada Air Yang Berada Di Lingkungan SMA Negeri 1 Baleendah.
2019. SMAN 1 Baleendah. Bandung.
Telah dilakukan penelitian tentang analisis pencemaran air menggunakan metode
sederhana pada air keran, air selokan dan air kolam yang berada di SMA Negeri 1
Baleendah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pencemaran yang terjadi pada
ketiga sampel air tersebut dilihat dari uji fisik, uji kimia dan uji biologis secara
sederhana. Penelitian ini menggunakan alat dan bahan yang banyak dijumpai sehingga
pembaca dapat menganalisis sendiri untuk membuktikan kondisi air yang digunakan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara fisik, air selokan dan air kolam
mengalami pencemaran dari segi bau, warna dan kekeruhan. Berdasarkan pengujian
secara biologi terdapat
aktivitas biologis dan kimiawi mikroorganisme. Hasil
pengujian secara kimia dengan menggunakan air teh pada ketiga sampel air terdapat
perubahan warna menjadi gelap dan lapisan minyak pada permukaan air yang
menunjukkan kualitas air tidak dapat dijadikan bahan baku air minum. Penyebab
pencemaran air pada sampel air tersebut adalah limbah zat kimiawi dan sampah organik
maupun anorganik. Kondisi ini dapat diatasi dengan melestarikan lingkungan sekitar,
dan tidak membuang limbah zat kimiawi serta tidak membuang sampah sembarangan.
Kata kunci: analisis, pencemaran air, metode sederhana, air keran, air selokan dan air
kolam
ii
KATA SAMBUTAN
Penulis ingin memberikan rasa terimakasih dan penghargaan yang besar kepada :
1.
Allah Swt. yang maha kuasa atas rahmat, kasih sayang, dan petunjuknya bagi
penulis dalam menjadi kehidupan.
2.
Orang tua penulis, atas semua kasih sayang dan motivasi yang mendukung
sehingga penulis akhirnya bisa melangkah dalam fase terakhir pendidikan di
Sekolah Menengah Atas.
3.
Drs. Dayat Hidayat, M.Pd sebagai kepala sekolah SMAN 1 Baleendah, atas
dukungannya kepada semua siswa dan waktunya dalam mengelola sekolah.
4.
R. Rutiningsih, S.Pd sebagai wali kelas dari XII IPA 4 yang telah memberikan
dukungan dan perhatian kepada penulis dan teman-teman.
5.
Agus Suherman, M.Si sebagai pembimbing I yang telah membimbing penulis
dengan baik pada mata pelajaran Biologi dan terutama pada karya tulis ilmiah ini.
6.
Umi Rodhiati, S.Pd sebagai pembimbing II yang telah membimbing penulis
dengan baik pada mata pelajaran bahasa inggris dan terutama pada karya tulis
ilmiah ini.
7.
Semua guru SMAN 1 Baleendah yang telah mengajar dan telah memberikan
pendidikan, kasih sayang, motivasi, dan dukungan kepada penulis khususnya dan
untuk semua siswa pada umumnya.
8.
Semua teman penulis dari kelas XII IPA 4 yang telah mendukug hingga karya
tulis ini selesai.
9.
Semua orang dan individu yang telah terlibat dengan penelitian ini.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas
rahmat dan karunia-nya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya
tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran Bahasa
inggris wajib.
Penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pencemaran Air
Menggunakan Metode Sederhana Pada Air yang Berada Dilingkungan SMA Negeri 1
Baleendah” karena ingin mengetahui apakah air yang berada dilingkungan sekolah
tercemar atau tidak.
Tentu saja masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini, khususnya dari segi kelengkapan materi atau konten, juga dari
segi teknik penulisannya. Hal ini terjadi karena penulis masih dalam tahap belajar dan
perlu banyak mencari referensi yang tepat agar dapat membuat sebuah karya tulis
ilmiah yang benar dan lengkap.
Diharapkan, karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Selain itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca sekalian
agar proposal ini bisa lebih baik lagi.
Bandung,februari 2019
Muhamad Nur Bagaskoro
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................................... ii
KATA SAMBUTAN ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Hipotesis.................................................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 3
BAB II : KAJIAN TEORI............................................................................................. 4
2.1 Pengertian Air ......................................................................................................... 4
2.2 Pemgertian Pencemaran Air .................................................................................... 4
2.3 Pengertian Air Bersih .............................................................................................. 5
2.4 Parameter Air Bersih Secara Fisika ........................................................................ 5
2.5 Parameter Air Bersih Secara Biologi ...................................................................... 6
2.6 Parameter Air Bersih Secara Kimia ........................................................................ 7
BAB III : METODEOLOGI PENELITIAN ................................................................. 8
3.1 Desain/Rancangan Penelitian .................................................................................. 8
3.2 Subjek Penelitian..................................................................................................... 9
3.2.1 Populasi dan sampel ..................................................................................................... 9
3.3 Objek Penelitian ...................................................................................................... 9
3.3.1 Objek ............................................................................................................................ 9
3.3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................................... 9
3.4 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................... 10
v
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................. 10
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 12
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................................... 12
4.2 Pembahasan ........................................................................................................... 13
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 16
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17
LAMPIRAN ................................................................................................................ 18
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhun utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak
akan berlangsung kehidupan tanpa adanya air. Hampir semua makhluk hidup
memerlukan air bahkan, 60% tubuh manusia adalah air. Namun, air dapat menjadi
malapetaka apabila kualitas dan kuantitasnya yang tidak baik. Saat ini air menjadi
masalah yang memerlukan perhatian serius. Tentu sulit mendapatkan air yang sesuai
dengan standar dikarenakan adanya pencemaran oleh berbagai macam limbah dari
kegiatan yang manusia lakukan. Sehingga kuantitas dan kualitas air menurun.
Pencemaran air tidak hanya terjadi di sungai ataupun sumber sumber air lainnya
pencemeran air juga dapat terjadi dilingkungan sekitar bahkan, dilingkungan sekolah
pun dapat terjadi pencemaran air. Sekolah merupakan tempat pebelajaran yang sangat
penting namun, apabila air yang berada tercemar proses belajar pun akan terganggu
dan bahkan dapat menimbulkan penyakit.
Berbekal rasa ketertarikan penulis mengenai pencemaran air, maka dilakukan
penelitian untuk mengetahui apakah air yang berada dilingkungan SMAN 1 Baleendah
telah tercemar atau tidak. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
eksperimen atau percobaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis merumuskan satu
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik menganalisis pencemaran air di lingkungan SMA Negeri 1
Baleendah dengan menggunakan metode sederhana?
1
1.3 Hipotesis
Terdapat 3 teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis pencemaran air
menggunakan metode sederhana yaitu:
1. Uji Fisika
Dalam uji fisika kita akan mengamati perubahan warna, kekeruhan dan bau pada
sampel yang telah ditambahkan aquades
2. Uji Kimia
Dalam uji kimia kita mengamati perubahan warna pada sampel yang telah diberi air
teh.
3. Uji Biologi
Dalam uji biologi kita mengamati adanya endapan dan lumut pada sampel setelah
didiamkan 3-4 hari.
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, penulis memiliki tujuan penelitian sebagai
berikut :
1. Mengetahui bagaimana cara menganalisis pencemaran air menggunakan
metode sederhana dan mengetahui apakah air yang berada di lingkungan SMA Negeri
1 Baleendah tercemar atau tidak.
Berdasarkan tujuan penelitian maka, manfaat penelitian adalah :
1. Manfaat yang terdapat dalam penelitian ini adalah dapat memperluas
pengetahuan mengenai cara menganalisi pencemaran air yang terjadi dilingkungan
sekitar dengan menggunakan metode yang sederhana.
2
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, yang berisi tentang Latar Belakang “Analisis Pencemran Air
Menggunakan Metode Sederhana Pada Air Yang Berada Dilingkungan SMAN 1
Baleendah”, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II berisi Kajian Teori yang menguraikan tentang variabel dari rumusan
masalah.
BAB III berisi Metodologi Penelitian yaitu kuantitatif dengan teknik pengumpulan
data berupa eksperimen dan pengamatan.
BAB IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan hasil pengolahan
data.
BAB V berisi simpuan dan saran.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi. Air menutupi hampir 71%
permukaan bumi. Terdapat 1,4 tiliun kilometer kubik (330 juta mil3) tersedia di
bumi. Air sebagian terdapar di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub
dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan,
sungai, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak
mengikuti suatu siklus air, yaitu melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas
permukaan tanah menuju laut
2.2 Pemgertian Pencemaran Air
Pencemaran air merupakan keadaan dimana adanya berbagai zat asing yang
masuk ke dalam air dan itu bersifat merusak atau bahan tersebut lebih dikenal
sebagai polutan.
Sebuah benda dapat dikatakan sebagai polutan jika memiliki kadar yang sudah
melampaui batas, dan berada di tempat serta waktu yang tidak tepat. jenis-jenis
polutan ini dapat berupa debu, bahan kimia, paparan radiasi dan lainnya. Polutan
yang terdapat di dalam lingkungan tertentu ini mampu merusak lingkungan
tersebut tergantung pada seberapa besar kadar polutan di dalamnya dan makhluk
hidup yang dipengaruhinya. Semakin banyak jumlah polutan maka semakin rusak
sebuah lingkungan yang terkena begitu pula sebaliknya.
Pencemaran air terjadi jika ada polutan yang masuk ke dalam air seperti zat
kimia, energi dan unsur lainnya sehingga merubah bentuk asli dari air menjadi
berubah warna dan mengeluarkan bau yang tidak enak.
4
2.3 Pengertian Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik
dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari. Untuk konsumsi air minum menurut departemen
kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna,
dan tidak mengandung logam berat.
2.4 Parameter Air Bersih Secara Fisika
Secara fisika air bersih memiliki beberapa kriteria sebagai berikut :
1. Bau
Air minum yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh masyarakat.
Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis dapat
disebabkan oleh adanya algae dalam air tersebut. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum
yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau.
2. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di
dalam air. Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik
dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisne lain. Zat anorganik yang
menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan batuan dan logam, sedangkan
zat organik berasal dari lapukan hewan dan tumbuhan. Bakteri dapat dikategorikan
sebagai materi organik tersuspensi yang menambah kekeruhan air.
Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai
padatan tersuspensi, semakin tinggi nilai kekeruhan. Akan tetapi, tingginya padatan
terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Tingginya nilai kekeruhan
dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada
5
proses penjernihan air.Secara optis, kekeruhan merupakan suatu kondisi yang
mengakibatkan cahaya dalam air didispersikan atau diserap dalam air.
3.Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah
keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna
dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Warna pada air disebabkan oleh
adanya partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-ion metal alam (besi dan
mangan), plankton, humus, buangan industri, dan tanaman air. Adanya oksida besi
menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan menyebabkan air
berwarna kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar mangan
sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup dapat menimbulkan warna pada perairan. Kalsium
karbonat yang berasal dari daerah berkapur menimbulkan warna kehijauan pada
perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam humus yang berasal
dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati menimbulkan warna kecoklatan.
Dalam penyediaan air minum, warna sangat dikaitkan dengan segi estetika.
Warna air dapat dijadikan sebagai petunjuk jenis pengolahan yang sesuai.
2.5 Parameter Air Bersih Secara Biologi
Pemeriksaan air secara biologis sangat penting untuk mengetahui keberadaan
mikroorganisme yang terdapat dalam air. Berbagai jenis bakteri patogen dapat
ditemukan dalam sistem penyediaan air bersih, walaupun dalam konsentrasi yang
rendah. Analisa mikrobiologi untuk bakteri-bakteri tersebut dilakukan berdasarkan
organisme petunjuk (indicator organism). Bakteri-bakteri ini menunjukkan adanya
pencemaran oleh mikroorganisme, serta mudah dideteksi. Bila bakteri ditemui dalam
contoh air, berarti air tersebut tercemar oleh mikroorganisme. Tes bakteri dan
mikroorganisme ini merupakan cara yang paling mudah untuk menentukan
pencemaran air dan dapat dilakukan secara rutin.
6
2.6 Parameter Air Bersih Secara Kimia
Kesadahan (hardness) disebabkan adanya kandungan ion-ion logam bervalensi
banyak (terutama ion-ion bervalensi dua, seperti Ca, Mg, Fe, Mn, Sr). Kation-kation
logam ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan maupun dengan anionanion yang terdapat di dalam air membentuk endapan/karat pada peralatan logam.
Kation-kation utama penyebab kesadahan di dalam air antara lain Ca2+, Mg2+, Sr2+,
Fe2+, dan Mn2+. Anion-anion utama penyebab kesadahan di dalam air antara lain
HCO3 –, SO42-, Cl–, NO3–, dan SiO32-. Air sadah merupakan air yang dibutuhkan oleh
sabun untuk membusakan dalam jumlah tertentu dan juga dapat menimbulkan kerak
pada pipa air panas, pemanas, ketel uap, dan alat-alat lain yang menyebabkan
temperatur air naik.Kesadahan air berkaitan erat dengan kemampuan air membentuk
busa. Semakin besar kesadahan air, semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa
karena terjadi presipitasi.
7
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain/Rancangan Penelitian
Dalam penulisan ini, metode penelitian yang dipakai adalah
eksperimen. Penulis akan melakukan penelitian dengan cara menganalisis pencemaran
air menggunakan metode fisika, metode kimia dan metode biologi. Kemudian diamati
selama 3-4 hari hingga didapati adanya perubahan baik warna, bau, kekeruhan ,dan
adanya mikroorganisme atau tidak. Dalam penelitian ini akan diketahui apakah sampel
air tersebut tercemar dan cara menganilisis air menggunakan metode sederhana.
Persiapan yang harus dilakukan diantaranya:
Alat dan Bahan :
1. 3 buah sampel air yang berada dilingkungan sekolah :
a. Air keran
b. Air selokan
c. Air kolam
2. Air Teh
3. Aquades
4. 10 buah gelas plastik transparan
5. Botol plastic transparan
Langkah Kerja :
A. Metode Fisika:
1. Masukan sampel (air selokan, air kolam, air keran ) sebanyak 50 ml kedalam
tiga buah gelas plastik transparan.
2. Tambahkan 25 ml aquades kedalam masing masing sampel.
3. Diamkan semalaman lalu amati.
B. Metode Kimia:
8
1. Masukan sampel (air selokan, air kolam, air keran ) sebanyak 100 ml
kedalam 3 buah gelas plastik transparan.
2. Tambahkan 50 ml air teh kedalam masing masing sampel.
3. Diamkan semalaman lalu amati.
C. Metode Fisika:
1. Masukan sampel (air selokan, air kolam, air keran ) kedalam tiga buah botol
plastik transparan dengan ukuran yang sama.
2. Diamkan selama 4 hari, lalu amati.
3.2 Subjek Penelitian
3.2.1 Populasi dan sampel
A.Populasi
Objek yang digunakan dalam percobaan ini adalah air yang berada
dilingkungan SMA Negeri 1 Baleendah.
B. Sampel
Air yang berada dilingkungan SMA Negeri 1 Baleendah, yaitu air
keran, air selokan dan air kolam.
3.3 Objek Penelitian
3.3.1 Objek
Dalam Penulisan karya tulis ilmiah ini yang menjadi objek penelitian adalah
pencemaran air dilingkungan SMA Negeri 1 Baleendah.
3.3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
A. Waktu Penelitian
Peneleitian dilaksanakan pada bulan februari 2019.
B. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kp cikopo rt. 04 rw. 11 Ds. Bumiwangi
Kec. Ciparay Kab. Bandung tepatnya di rumah peneliti.
9
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi
pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data
dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar,
maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.”Hasil
penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis
akademik dan seni yang telah ada.”(Sugiyono,2005:83).
2. Obeservasi
Observasi merupakan langkah kedua dalam melakukan pengumpulan data
setelah penulis melakukan studi pustaka. Observasi merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara melakukan pengamatan tentang keadaan yang ada di lapangan.
Dengan melakukan observasi, penulis menjadi lebih memahami tentang subyek dan
obyek yang sedang diteliti.
3. Browsing
Merupakan metode dimana penulis mencari informasi dan data yang
dikumpulkan dengan membuka situs yang berhubungan dengan judul yang sebelumnya
telah ditetapkan penulis. Dan mencari fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Sehingga
penulis mendapatkan penilaian yang lebih luas.
3.5 Teknik Analisis Data
Uji Fisika
Sampel Air
Warna
Bau
Kekeruhan
Air Keran
Air Selokan
Air Kolam
10
Uji Kimia
Sampel Air
Air Teh (50 ml)
Warna
Lapisan minyak dipermukaan
Air Keran (100 ml)
Air Selokan (100 ml)
Air Kolam (100 ml)
Uji Biologi
Sampel air
Endapan dan Lumut
Hari ke- 1 Hari ke-3
Hari ke- 4
dan 2
Air Keran
Air Selokan
Air Kolam
Teknik analisis data akan dilakukan dengan mengisi tabel-tabel diatas dengan
data yang diperoleh dari hasil pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan oleh
peneliti.
11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Melalui percobaan yang telah penulis lakukan, yakni dengan menganalisis
pencemaran air yang berada dilingkungan SMA Negeri 1 Baleendah menggunakan
metode fisika, kimia, dan biologi diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Uji Fisika
Sampel Air
Air Keran
Air Selokan
Air Kolam
Warna
Tidak Berwarna
Agak hijau
Agak hijau
2. Uji Kimia
Sampel Air
Air Keran (100 ml)
Air Selokan (100
ml)
Air Kolam (100 ml)
Warna
Gelap
Agak gelap
3. Uji Biologi
Sampel air
Air Keran
Air Selokan
Air Kolam
Hari ke- 1
dan 2
-
Bau
Tidak berbau
Agak berbau
Agak berbau
Kekeruhan
jernih
Agak keruh
Agak keruh
Air Teh (50 ml)
Lapisan minyak dipermukaan
+
+
Gelap
+
Endapan dan Lumut
Hari ke-3
Hari ke- 4
Endapan saja
Endapan saja
+
+
12
4.2 Pembahasan
1. Uji Fisika
Hasil uji secara fisika pada ketiga sampel air tersebut menunjukkan bahwa air
selokan dan air kolam telah tercemar dengan ciri-ciri fisik seperti berbau, memiliki
warna, dan keruh yang dapat merusak ekosistem dan biota air. Sedangkan air keran
lebih bersih dibanding air selokan dan air kolam. Kekeruhan yang terjadi pada air
selokan dan air kolam disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air,
baik yang bersifat anorganik maupun organik. Zat organik, biasanya berasal dari
lapukan tanaman dan hewan. Buangan industri juga dapat menyebabkan kekeruhan.
Zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembang
biakannya. Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh.
Air selokan dan air kolam memiliki bau, sedangkan salah satu syarat air bersih
yaitu tidak berbau. Air yang memiliki bau mengindikasikan adanya proses dekomposi
bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam air, senyawa fenol yang terdapat
dalam air, atau penyebab lainnya yang menyebabkan kualitas air menurun dan tidak
dapat dikonsumsi. . Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai
oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau amis
dapat disebabkan oleh tumbuhnya Algae.
Air dalam keadaan normal memiliki karakteristik yang bersih dan tidak
bewarna. Biasanya perubahan warna dikarenakan adanya bahan-bahan kimia yang
tedapat dalam air tersebut. Namun belum tentu air bewarna lebih berbahaya dari pada
air yang tidak bewarna.
2. Uji Kimia
Hasil dari percampuran ketiga sampel air dengan seduhan teh kemudian,
didiamkan selama satu hari satu malam menunjukan adanya perubahan warna, dan
lapisan minyak dipermukaan.Hal ini menunjukan bahwa ketiga sampel air tersebut
tidak layak untuk dikonsumsi karna mengandung bahan kimia. Alasan penggunaan
13
seduhan air teh pada uji kimia ini adalah karena kemampuan air untuk mengekstraksi
komponen teh terutama kafein pada teh. Kemampuan air untuk mengekstraksi akan
berkurang bila kandungan zat terlarutnya pada sampel air sangat tinggi. Jika air yang
digunakan untuk menyeduh teh bersifat sadah sementara, maka Ca(HCO3)2 dan
Mg(HCO3)2 akan bereaksi dengan asam dan membentuk garam – garam Ca dan Mg
dengan melepaskan CO2 sehingga warna seduhan menjadi gelap.
Sesuai dengan persamaan berikut ini:
Ca(HCO3)2 (aq) + H+ (aq) → CaCO3 (s) + CO2 (g) + H3O+(aq)
Mg(HCO3)2 (aq) + H+ (aq) → MgCO3 (s) + CO2 (g) + H3O+ (aq)
Ketika suatu sampel air mengalami perubahan yang sangat cepat itu
menunjukan bahwa adanya kandungan zat kimia yang sangat tinggi.Sebaliknya jika
perubahannya lambat maka kandungan zat kimia dalam air tersebut sedikit tetapi tetap
saja tidak baik untuk dikonsumsi.
Air yang mengandung tingkat kesadahan dan logam tinggi dapat dilihat jika air
the berubah warna menjadi hitam, ungu atau biru. Bila air tetap berwarna seperti air
teh, maka secara kimia kualitas air itu baik.Menurut hasil percobaan yang didapatkan
sampel air yang berasal dari air kolam dan air keran meiliki warna yang lebih gelap
dibandingkan air selokan hal ini menunjukan bahwa ketiga sampel tersebut telah
tercemar zat kimia dan tidak layak pakai.Hal ini juga menunjukan bahwa air kolam dan
air keran memiliki tingkat kesadahan yang lebih tinggi dibandingkan air selokan.
3. Uji Biologi
Analisa kualitas air secara biologis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
bakteri dalam air tersebut. Memang secara langsung mikroorganisme tidak dapat
dilihat. Namun, dengan melakukan uji sederhana ini kita dapa mengetahui ada tidaknya
mikroorganisme didalam air tersebut. Uji sederhana ini dilakukan dengan cara
14
mendiamkan air selama beberapa hari, pada penelitian ini air didiamkan selama 4 hari.
Dari uji biologis ini diperoleh data bahwa:
- Hari pertama sampai hari kedua: Air tidak mengalami perubahan
- Hari ketiga: Terdapat endapan pada sampel air selokan dan air kolam sedangkan air
keran tidak mengalami perubahan
- Hari keempat: Terdapat lumut di dasar wadah sampel air selokan dan air kolam
sedangkan air keran tidak terdapat lumut
Endapan dan lumut lebih banyak ditemukan pada sampel air selokan. Adanya
endapan dan lumut ini menandakan adanya aktivitas mikroorganisme yang
mengkontaminasi kandungan air dan dapat merusak ekosistem.
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil percobaan analisis pencemaran
air menggunakan metode sederhana dapat disimpulkan bahwa:
A. Berdasarkan pengujian secara fisika sampel air selokan dan air kolam
tercemar dari segi bau,warna dan kekeruhan.
B. Berdasarkan pengujian secara kimia ketiga sampel air meiliki tingkat
kesadahan yang cukup tinggi sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
C. Berdasarkan pengujian secara biologi terdapat aktivitas mikroorganisme
pada sampel air selokan dan air kolam yang mengkontaminasi kandungan
air.
Dari penelitian ini kita juga dapat mengetahi bahwa kriteria air bersih dan layak
untuk dikunsumsi adalah yang tidak berbau, tidak berwarna, jernih, bukan air sadah
kalaupun air tersebut air sadah tingkat kesadahannya harus sangat rendah, tidak
mengandung mikroorganisme.
5.2 Saran
1. Kita harus menjaga sumber air yang berada lingkungan kita dengan tidak
membuang sampah sembarangan baik kesungai maupun saluran-saluran air
2. Limbah rumah tangga seperti air bekas mencuci piring, air sabun dan lainnya
sebaiknya tidak langsung dialirkan ke sungai atau ke saluran-saluran air
3. Kita harus peduli terhadap air dilingkungan sekitar kita bukan hanya
menjaganya, kita juga bisa melakukan analisis pencemaran air menggunakan
metode sederhan yang sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Effendi, H.2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Peraiaran. Penerbit: Kanisius.Yogyakarta.
2. Midelton,R.2014.Sumber daya yang rawan. rykhu.wordpress.com/pengolahanairbersih/. Diakses tanggal 8 agustus 2014
3. Suriawiria., Unus. 2003. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat.
Penerbit Alumni. Bandung.
4. Al Idrus, Syarifa Wahidah 2015. Jurnal Analisis Pencemaran Air Menggunakan
Metode Sederhana Pada Sungai jangkuk, kekalik dan sekarbela mataram.
17
LAMPIRAN
GAMBAR
Hasil uji fisika
Hasil uji biologi
Hasil uji kimia
18
Download