ANALISIS PENCEMARAN AIR MENGGUNAKAN METODE SEDERHANA PADA AIR YANG BERADA DI LINGKUNGAN SMA NEGERI 1 BALEENDAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Inggris Wajib Disusun Oleh: Muhamad Nur Bagaskoro (1617.10.185) XII IPA 4 SMA NEGERI 1 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG 2019 LEMBAR PENGESAHAN ANALISIS PENCEMARAN AIR MENGGUNAKAN METODE SEDERHANA PADA AIR YANG BERADA DILINGKUNGAN SMAN 1 BALEENDAH OLEH MUHAMAD NUR BAGASKORO (161710185) XII SCIENCE 4 Approved by, Bandung, 4 Maret 2019 Guru pembimbing 1 Guru pembimbing 2 Agus Suherman, M.Si NIP. 19640805 1999002 1 002 Umi Rodhiati, S.Pd NIP. 19660122 198903 2 004 Headmaster Drs. Dayat Hidayat, M.M.Pd NIP. 19640417 198703 1 008 i ABSTRAK Bagaskoro, mumahad nur (1617.10.185) Analisis Pencemaran Air Menggunakan Metode Sederhana Pada Air Yang Berada Di Lingkungan SMA Negeri 1 Baleendah. 2019. SMAN 1 Baleendah. Bandung. Telah dilakukan penelitian tentang analisis pencemaran air menggunakan metode sederhana pada air keran, air selokan dan air kolam yang berada di SMA Negeri 1 Baleendah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pencemaran yang terjadi pada ketiga sampel air tersebut dilihat dari uji fisik, uji kimia dan uji biologis secara sederhana. Penelitian ini menggunakan alat dan bahan yang banyak dijumpai sehingga pembaca dapat menganalisis sendiri untuk membuktikan kondisi air yang digunakan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan secara fisik, air selokan dan air kolam mengalami pencemaran dari segi bau, warna dan kekeruhan. Berdasarkan pengujian secara biologi terdapat aktivitas biologis dan kimiawi mikroorganisme. Hasil pengujian secara kimia dengan menggunakan air teh pada ketiga sampel air terdapat perubahan warna menjadi gelap dan lapisan minyak pada permukaan air yang menunjukkan kualitas air tidak dapat dijadikan bahan baku air minum. Penyebab pencemaran air pada sampel air tersebut adalah limbah zat kimiawi dan sampah organik maupun anorganik. Kondisi ini dapat diatasi dengan melestarikan lingkungan sekitar, dan tidak membuang limbah zat kimiawi serta tidak membuang sampah sembarangan. Kata kunci: analisis, pencemaran air, metode sederhana, air keran, air selokan dan air kolam ii KATA SAMBUTAN Penulis ingin memberikan rasa terimakasih dan penghargaan yang besar kepada : 1. Allah Swt. yang maha kuasa atas rahmat, kasih sayang, dan petunjuknya bagi penulis dalam menjadi kehidupan. 2. Orang tua penulis, atas semua kasih sayang dan motivasi yang mendukung sehingga penulis akhirnya bisa melangkah dalam fase terakhir pendidikan di Sekolah Menengah Atas. 3. Drs. Dayat Hidayat, M.Pd sebagai kepala sekolah SMAN 1 Baleendah, atas dukungannya kepada semua siswa dan waktunya dalam mengelola sekolah. 4. R. Rutiningsih, S.Pd sebagai wali kelas dari XII IPA 4 yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis dan teman-teman. 5. Agus Suherman, M.Si sebagai pembimbing I yang telah membimbing penulis dengan baik pada mata pelajaran Biologi dan terutama pada karya tulis ilmiah ini. 6. Umi Rodhiati, S.Pd sebagai pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan baik pada mata pelajaran bahasa inggris dan terutama pada karya tulis ilmiah ini. 7. Semua guru SMAN 1 Baleendah yang telah mengajar dan telah memberikan pendidikan, kasih sayang, motivasi, dan dukungan kepada penulis khususnya dan untuk semua siswa pada umumnya. 8. Semua teman penulis dari kelas XII IPA 4 yang telah mendukug hingga karya tulis ini selesai. 9. Semua orang dan individu yang telah terlibat dengan penelitian ini. iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan karunia-nya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran Bahasa inggris wajib. Penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pencemaran Air Menggunakan Metode Sederhana Pada Air yang Berada Dilingkungan SMA Negeri 1 Baleendah” karena ingin mengetahui apakah air yang berada dilingkungan sekolah tercemar atau tidak. Tentu saja masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, khususnya dari segi kelengkapan materi atau konten, juga dari segi teknik penulisannya. Hal ini terjadi karena penulis masih dalam tahap belajar dan perlu banyak mencari referensi yang tepat agar dapat membuat sebuah karya tulis ilmiah yang benar dan lengkap. Diharapkan, karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Selain itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca sekalian agar proposal ini bisa lebih baik lagi. Bandung,februari 2019 Muhamad Nur Bagaskoro iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................................... ii KATA SAMBUTAN ................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv DAFTAR ISI ................................................................................................................. v BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1 1.3 Hipotesis.................................................................................................................. 2 1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................................................. 2 1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................................. 3 BAB II : KAJIAN TEORI............................................................................................. 4 2.1 Pengertian Air ......................................................................................................... 4 2.2 Pemgertian Pencemaran Air .................................................................................... 4 2.3 Pengertian Air Bersih .............................................................................................. 5 2.4 Parameter Air Bersih Secara Fisika ........................................................................ 5 2.5 Parameter Air Bersih Secara Biologi ...................................................................... 6 2.6 Parameter Air Bersih Secara Kimia ........................................................................ 7 BAB III : METODEOLOGI PENELITIAN ................................................................. 8 3.1 Desain/Rancangan Penelitian .................................................................................. 8 3.2 Subjek Penelitian..................................................................................................... 9 3.2.1 Populasi dan sampel ..................................................................................................... 9 3.3 Objek Penelitian ...................................................................................................... 9 3.3.1 Objek ............................................................................................................................ 9 3.3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................................... 9 3.4 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................... 10 v 3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................. 10 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 12 4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................................... 12 4.2 Pembahasan ........................................................................................................... 13 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 16 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17 LAMPIRAN ................................................................................................................ 18 vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhun utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak akan berlangsung kehidupan tanpa adanya air. Hampir semua makhluk hidup memerlukan air bahkan, 60% tubuh manusia adalah air. Namun, air dapat menjadi malapetaka apabila kualitas dan kuantitasnya yang tidak baik. Saat ini air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Tentu sulit mendapatkan air yang sesuai dengan standar dikarenakan adanya pencemaran oleh berbagai macam limbah dari kegiatan yang manusia lakukan. Sehingga kuantitas dan kualitas air menurun. Pencemaran air tidak hanya terjadi di sungai ataupun sumber sumber air lainnya pencemeran air juga dapat terjadi dilingkungan sekitar bahkan, dilingkungan sekolah pun dapat terjadi pencemaran air. Sekolah merupakan tempat pebelajaran yang sangat penting namun, apabila air yang berada tercemar proses belajar pun akan terganggu dan bahkan dapat menimbulkan penyakit. Berbekal rasa ketertarikan penulis mengenai pencemaran air, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah air yang berada dilingkungan SMAN 1 Baleendah telah tercemar atau tidak. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimen atau percobaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis merumuskan satu pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana teknik menganalisis pencemaran air di lingkungan SMA Negeri 1 Baleendah dengan menggunakan metode sederhana? 1 1.3 Hipotesis Terdapat 3 teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis pencemaran air menggunakan metode sederhana yaitu: 1. Uji Fisika Dalam uji fisika kita akan mengamati perubahan warna, kekeruhan dan bau pada sampel yang telah ditambahkan aquades 2. Uji Kimia Dalam uji kimia kita mengamati perubahan warna pada sampel yang telah diberi air teh. 3. Uji Biologi Dalam uji biologi kita mengamati adanya endapan dan lumut pada sampel setelah didiamkan 3-4 hari. 1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, penulis memiliki tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Mengetahui bagaimana cara menganalisis pencemaran air menggunakan metode sederhana dan mengetahui apakah air yang berada di lingkungan SMA Negeri 1 Baleendah tercemar atau tidak. Berdasarkan tujuan penelitian maka, manfaat penelitian adalah : 1. Manfaat yang terdapat dalam penelitian ini adalah dapat memperluas pengetahuan mengenai cara menganalisi pencemaran air yang terjadi dilingkungan sekitar dengan menggunakan metode yang sederhana. 2 1.5 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan, yang berisi tentang Latar Belakang “Analisis Pencemran Air Menggunakan Metode Sederhana Pada Air Yang Berada Dilingkungan SMAN 1 Baleendah”, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II berisi Kajian Teori yang menguraikan tentang variabel dari rumusan masalah. BAB III berisi Metodologi Penelitian yaitu kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa eksperimen dan pengamatan. BAB IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan hasil pengolahan data. BAB V berisi simpuan dan saran. 3 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Air Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 tiliun kilometer kubik (330 juta mil3) tersedia di bumi. Air sebagian terdapar di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah menuju laut 2.2 Pemgertian Pencemaran Air Pencemaran air merupakan keadaan dimana adanya berbagai zat asing yang masuk ke dalam air dan itu bersifat merusak atau bahan tersebut lebih dikenal sebagai polutan. Sebuah benda dapat dikatakan sebagai polutan jika memiliki kadar yang sudah melampaui batas, dan berada di tempat serta waktu yang tidak tepat. jenis-jenis polutan ini dapat berupa debu, bahan kimia, paparan radiasi dan lainnya. Polutan yang terdapat di dalam lingkungan tertentu ini mampu merusak lingkungan tersebut tergantung pada seberapa besar kadar polutan di dalamnya dan makhluk hidup yang dipengaruhinya. Semakin banyak jumlah polutan maka semakin rusak sebuah lingkungan yang terkena begitu pula sebaliknya. Pencemaran air terjadi jika ada polutan yang masuk ke dalam air seperti zat kimia, energi dan unsur lainnya sehingga merubah bentuk asli dari air menjadi berubah warna dan mengeluarkan bau yang tidak enak. 4 2.3 Pengertian Air Bersih Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. 2.4 Parameter Air Bersih Secara Fisika Secara fisika air bersih memiliki beberapa kriteria sebagai berikut : 1. Bau Air minum yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis dapat disebabkan oleh adanya algae dalam air tersebut. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau. 2. Kekeruhan Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisne lain. Zat anorganik yang menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan batuan dan logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan hewan dan tumbuhan. Bakteri dapat dikategorikan sebagai materi organik tersuspensi yang menambah kekeruhan air. Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, semakin tinggi nilai kekeruhan. Akan tetapi, tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Tingginya nilai kekeruhan dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada 5 proses penjernihan air.Secara optis, kekeruhan merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan cahaya dalam air didispersikan atau diserap dalam air. 3.Warna Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-ion metal alam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup dapat menimbulkan warna pada perairan. Kalsium karbonat yang berasal dari daerah berkapur menimbulkan warna kehijauan pada perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati menimbulkan warna kecoklatan. Dalam penyediaan air minum, warna sangat dikaitkan dengan segi estetika. Warna air dapat dijadikan sebagai petunjuk jenis pengolahan yang sesuai. 2.5 Parameter Air Bersih Secara Biologi Pemeriksaan air secara biologis sangat penting untuk mengetahui keberadaan mikroorganisme yang terdapat dalam air. Berbagai jenis bakteri patogen dapat ditemukan dalam sistem penyediaan air bersih, walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Analisa mikrobiologi untuk bakteri-bakteri tersebut dilakukan berdasarkan organisme petunjuk (indicator organism). Bakteri-bakteri ini menunjukkan adanya pencemaran oleh mikroorganisme, serta mudah dideteksi. Bila bakteri ditemui dalam contoh air, berarti air tersebut tercemar oleh mikroorganisme. Tes bakteri dan mikroorganisme ini merupakan cara yang paling mudah untuk menentukan pencemaran air dan dapat dilakukan secara rutin. 6 2.6 Parameter Air Bersih Secara Kimia Kesadahan (hardness) disebabkan adanya kandungan ion-ion logam bervalensi banyak (terutama ion-ion bervalensi dua, seperti Ca, Mg, Fe, Mn, Sr). Kation-kation logam ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan maupun dengan anionanion yang terdapat di dalam air membentuk endapan/karat pada peralatan logam. Kation-kation utama penyebab kesadahan di dalam air antara lain Ca2+, Mg2+, Sr2+, Fe2+, dan Mn2+. Anion-anion utama penyebab kesadahan di dalam air antara lain HCO3 –, SO42-, Cl–, NO3–, dan SiO32-. Air sadah merupakan air yang dibutuhkan oleh sabun untuk membusakan dalam jumlah tertentu dan juga dapat menimbulkan kerak pada pipa air panas, pemanas, ketel uap, dan alat-alat lain yang menyebabkan temperatur air naik.Kesadahan air berkaitan erat dengan kemampuan air membentuk busa. Semakin besar kesadahan air, semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa karena terjadi presipitasi. 7 BAB III METODEOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain/Rancangan Penelitian Dalam penulisan ini, metode penelitian yang dipakai adalah eksperimen. Penulis akan melakukan penelitian dengan cara menganalisis pencemaran air menggunakan metode fisika, metode kimia dan metode biologi. Kemudian diamati selama 3-4 hari hingga didapati adanya perubahan baik warna, bau, kekeruhan ,dan adanya mikroorganisme atau tidak. Dalam penelitian ini akan diketahui apakah sampel air tersebut tercemar dan cara menganilisis air menggunakan metode sederhana. Persiapan yang harus dilakukan diantaranya: Alat dan Bahan : 1. 3 buah sampel air yang berada dilingkungan sekolah : a. Air keran b. Air selokan c. Air kolam 2. Air Teh 3. Aquades 4. 10 buah gelas plastik transparan 5. Botol plastic transparan Langkah Kerja : A. Metode Fisika: 1. Masukan sampel (air selokan, air kolam, air keran ) sebanyak 50 ml kedalam tiga buah gelas plastik transparan. 2. Tambahkan 25 ml aquades kedalam masing masing sampel. 3. Diamkan semalaman lalu amati. B. Metode Kimia: 8 1. Masukan sampel (air selokan, air kolam, air keran ) sebanyak 100 ml kedalam 3 buah gelas plastik transparan. 2. Tambahkan 50 ml air teh kedalam masing masing sampel. 3. Diamkan semalaman lalu amati. C. Metode Fisika: 1. Masukan sampel (air selokan, air kolam, air keran ) kedalam tiga buah botol plastik transparan dengan ukuran yang sama. 2. Diamkan selama 4 hari, lalu amati. 3.2 Subjek Penelitian 3.2.1 Populasi dan sampel A.Populasi Objek yang digunakan dalam percobaan ini adalah air yang berada dilingkungan SMA Negeri 1 Baleendah. B. Sampel Air yang berada dilingkungan SMA Negeri 1 Baleendah, yaitu air keran, air selokan dan air kolam. 3.3 Objek Penelitian 3.3.1 Objek Dalam Penulisan karya tulis ilmiah ini yang menjadi objek penelitian adalah pencemaran air dilingkungan SMA Negeri 1 Baleendah. 3.3.2 Waktu dan Tempat Penelitian A. Waktu Penelitian Peneleitian dilaksanakan pada bulan februari 2019. B. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kp cikopo rt. 04 rw. 11 Ds. Bumiwangi Kec. Ciparay Kab. Bandung tepatnya di rumah peneliti. 9 3.4 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.”Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.”(Sugiyono,2005:83). 2. Obeservasi Observasi merupakan langkah kedua dalam melakukan pengumpulan data setelah penulis melakukan studi pustaka. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan tentang keadaan yang ada di lapangan. Dengan melakukan observasi, penulis menjadi lebih memahami tentang subyek dan obyek yang sedang diteliti. 3. Browsing Merupakan metode dimana penulis mencari informasi dan data yang dikumpulkan dengan membuka situs yang berhubungan dengan judul yang sebelumnya telah ditetapkan penulis. Dan mencari fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Sehingga penulis mendapatkan penilaian yang lebih luas. 3.5 Teknik Analisis Data Uji Fisika Sampel Air Warna Bau Kekeruhan Air Keran Air Selokan Air Kolam 10 Uji Kimia Sampel Air Air Teh (50 ml) Warna Lapisan minyak dipermukaan Air Keran (100 ml) Air Selokan (100 ml) Air Kolam (100 ml) Uji Biologi Sampel air Endapan dan Lumut Hari ke- 1 Hari ke-3 Hari ke- 4 dan 2 Air Keran Air Selokan Air Kolam Teknik analisis data akan dilakukan dengan mengisi tabel-tabel diatas dengan data yang diperoleh dari hasil pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan oleh peneliti. 11 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Melalui percobaan yang telah penulis lakukan, yakni dengan menganalisis pencemaran air yang berada dilingkungan SMA Negeri 1 Baleendah menggunakan metode fisika, kimia, dan biologi diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Uji Fisika Sampel Air Air Keran Air Selokan Air Kolam Warna Tidak Berwarna Agak hijau Agak hijau 2. Uji Kimia Sampel Air Air Keran (100 ml) Air Selokan (100 ml) Air Kolam (100 ml) Warna Gelap Agak gelap 3. Uji Biologi Sampel air Air Keran Air Selokan Air Kolam Hari ke- 1 dan 2 - Bau Tidak berbau Agak berbau Agak berbau Kekeruhan jernih Agak keruh Agak keruh Air Teh (50 ml) Lapisan minyak dipermukaan + + Gelap + Endapan dan Lumut Hari ke-3 Hari ke- 4 Endapan saja Endapan saja + + 12 4.2 Pembahasan 1. Uji Fisika Hasil uji secara fisika pada ketiga sampel air tersebut menunjukkan bahwa air selokan dan air kolam telah tercemar dengan ciri-ciri fisik seperti berbau, memiliki warna, dan keruh yang dapat merusak ekosistem dan biota air. Sedangkan air keran lebih bersih dibanding air selokan dan air kolam. Kekeruhan yang terjadi pada air selokan dan air kolam disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air, baik yang bersifat anorganik maupun organik. Zat organik, biasanya berasal dari lapukan tanaman dan hewan. Buangan industri juga dapat menyebabkan kekeruhan. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembang biakannya. Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Air selokan dan air kolam memiliki bau, sedangkan salah satu syarat air bersih yaitu tidak berbau. Air yang memiliki bau mengindikasikan adanya proses dekomposi bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam air, senyawa fenol yang terdapat dalam air, atau penyebab lainnya yang menyebabkan kualitas air menurun dan tidak dapat dikonsumsi. . Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya Algae. Air dalam keadaan normal memiliki karakteristik yang bersih dan tidak bewarna. Biasanya perubahan warna dikarenakan adanya bahan-bahan kimia yang tedapat dalam air tersebut. Namun belum tentu air bewarna lebih berbahaya dari pada air yang tidak bewarna. 2. Uji Kimia Hasil dari percampuran ketiga sampel air dengan seduhan teh kemudian, didiamkan selama satu hari satu malam menunjukan adanya perubahan warna, dan lapisan minyak dipermukaan.Hal ini menunjukan bahwa ketiga sampel air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karna mengandung bahan kimia. Alasan penggunaan 13 seduhan air teh pada uji kimia ini adalah karena kemampuan air untuk mengekstraksi komponen teh terutama kafein pada teh. Kemampuan air untuk mengekstraksi akan berkurang bila kandungan zat terlarutnya pada sampel air sangat tinggi. Jika air yang digunakan untuk menyeduh teh bersifat sadah sementara, maka Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 akan bereaksi dengan asam dan membentuk garam – garam Ca dan Mg dengan melepaskan CO2 sehingga warna seduhan menjadi gelap. Sesuai dengan persamaan berikut ini: Ca(HCO3)2 (aq) + H+ (aq) → CaCO3 (s) + CO2 (g) + H3O+(aq) Mg(HCO3)2 (aq) + H+ (aq) → MgCO3 (s) + CO2 (g) + H3O+ (aq) Ketika suatu sampel air mengalami perubahan yang sangat cepat itu menunjukan bahwa adanya kandungan zat kimia yang sangat tinggi.Sebaliknya jika perubahannya lambat maka kandungan zat kimia dalam air tersebut sedikit tetapi tetap saja tidak baik untuk dikonsumsi. Air yang mengandung tingkat kesadahan dan logam tinggi dapat dilihat jika air the berubah warna menjadi hitam, ungu atau biru. Bila air tetap berwarna seperti air teh, maka secara kimia kualitas air itu baik.Menurut hasil percobaan yang didapatkan sampel air yang berasal dari air kolam dan air keran meiliki warna yang lebih gelap dibandingkan air selokan hal ini menunjukan bahwa ketiga sampel tersebut telah tercemar zat kimia dan tidak layak pakai.Hal ini juga menunjukan bahwa air kolam dan air keran memiliki tingkat kesadahan yang lebih tinggi dibandingkan air selokan. 3. Uji Biologi Analisa kualitas air secara biologis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri dalam air tersebut. Memang secara langsung mikroorganisme tidak dapat dilihat. Namun, dengan melakukan uji sederhana ini kita dapa mengetahui ada tidaknya mikroorganisme didalam air tersebut. Uji sederhana ini dilakukan dengan cara 14 mendiamkan air selama beberapa hari, pada penelitian ini air didiamkan selama 4 hari. Dari uji biologis ini diperoleh data bahwa: - Hari pertama sampai hari kedua: Air tidak mengalami perubahan - Hari ketiga: Terdapat endapan pada sampel air selokan dan air kolam sedangkan air keran tidak mengalami perubahan - Hari keempat: Terdapat lumut di dasar wadah sampel air selokan dan air kolam sedangkan air keran tidak terdapat lumut Endapan dan lumut lebih banyak ditemukan pada sampel air selokan. Adanya endapan dan lumut ini menandakan adanya aktivitas mikroorganisme yang mengkontaminasi kandungan air dan dapat merusak ekosistem. 15 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil percobaan analisis pencemaran air menggunakan metode sederhana dapat disimpulkan bahwa: A. Berdasarkan pengujian secara fisika sampel air selokan dan air kolam tercemar dari segi bau,warna dan kekeruhan. B. Berdasarkan pengujian secara kimia ketiga sampel air meiliki tingkat kesadahan yang cukup tinggi sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. C. Berdasarkan pengujian secara biologi terdapat aktivitas mikroorganisme pada sampel air selokan dan air kolam yang mengkontaminasi kandungan air. Dari penelitian ini kita juga dapat mengetahi bahwa kriteria air bersih dan layak untuk dikunsumsi adalah yang tidak berbau, tidak berwarna, jernih, bukan air sadah kalaupun air tersebut air sadah tingkat kesadahannya harus sangat rendah, tidak mengandung mikroorganisme. 5.2 Saran 1. Kita harus menjaga sumber air yang berada lingkungan kita dengan tidak membuang sampah sembarangan baik kesungai maupun saluran-saluran air 2. Limbah rumah tangga seperti air bekas mencuci piring, air sabun dan lainnya sebaiknya tidak langsung dialirkan ke sungai atau ke saluran-saluran air 3. Kita harus peduli terhadap air dilingkungan sekitar kita bukan hanya menjaganya, kita juga bisa melakukan analisis pencemaran air menggunakan metode sederhan yang sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun. 16 DAFTAR PUSTAKA 1. Effendi, H.2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Peraiaran. Penerbit: Kanisius.Yogyakarta. 2. Midelton,R.2014.Sumber daya yang rawan. rykhu.wordpress.com/pengolahanairbersih/. Diakses tanggal 8 agustus 2014 3. Suriawiria., Unus. 2003. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit Alumni. Bandung. 4. Al Idrus, Syarifa Wahidah 2015. Jurnal Analisis Pencemaran Air Menggunakan Metode Sederhana Pada Sungai jangkuk, kekalik dan sekarbela mataram. 17 LAMPIRAN GAMBAR Hasil uji fisika Hasil uji biologi Hasil uji kimia 18