METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 varietas tanaman cabai (Hiyung, Sret, Taruna dan Tanjung), tanah dan pupuk steril, pupuk NPK, air steril, alkohol 70%, isolat cendawan Colletotrichum sp., bak persemaian, polybag kecil, polybag besar, cling wrap, alumunium foil, tisu steril kapas, kertas koran, kertas saring, kertas label dan media PDA. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, botol kaca, cangkul, panci, alat sterilisasi tanah, gembor, jarum ent, oven, neraca analitik, Laminar Air Flow, spatula, Haemacytometer, hand sprayer, tusuk gigi, mikroskop, pinset, slide glass, cover glass, gelas beaker, lampu bunsen, pipet tetes, gelas ukur, autoklaf, alat tulis dan kamera. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2020 bertempat di Laboratorium Fitopatologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan dan di Lahan samping Rumah Kaca Fitopatologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dengan 5 kali ulangan dan setiap satu satuan percobaan digunakan 3 tanaman sehingga berjumlah 60 tanaman satuan percobaan. Perlakuan yang digunakan pada penelitian uji varietas adalah sebagai berikut : 1. A = Varietas Hiyung sebagai kontrol 2. B = Varietas Taruna + Substrat Colletotrichum sp. 3. C = Varietas Sret + Substrat Colletotrichum sp. 4. D = Varietas Tanjung + Substrat Colletotrichum sp. Persiapan Penelitian Sterilisasi Alat Alat yang digunakan untuk penelitian, dilakukan sterilisasi terlebih dahulu. Alat - alat dicuci dengan sabun kemudian dibilas dengan air bersih lalu keringkan. Setelah kering, alat yang berbahan kaca seperti cawan petri, tabung reaksi dan botol C1000 dibungkus menggunakan kertas koran. Untuk botol C1000 dan tabung reaksi mulut botol atau tabung terlebih dahulu ditutup menggunakan kapas. Setelah alat tersebut dibungkus, disterilkan menggunakan oven selama 1 jam dengan suhu 170°C. Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar) Bahan yang digunakan untuk pembuatan media PDA adalah kentang 200 gram, agar 20 gram, dextrose atau gula 20 gram dan air 1 liter. Bersihkan kentang dan potong - potong kentang membentuk kubus. Kemudian rebus kentang sampai kentang tersebut empuk. Air rebusan kentang tersebut kemudian disaring dan apabila volume hasil saringan kurang dari 1 liter, maka tambahkan air secukupnya hingga mencapai 1 liter. Kemudian masukkan dextrose atau gula dan agar lalu aduk hingga merata dan biarkan sampai mendidih. Setelah mendidih, masukkan media tersebut ke dalam botol kaca kemudian tutup dengan alumunium foil dan balut dengan cling wrap. Kemudian sterilkan media menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121°C dan tekanan 15 psi. Isolasi Cendawan Colletotrichum sp. pada Buah Cabai Bergejala Isolasi cendawan Colletotrichum sp. penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai, dilakukan dengan mengambil bagian tanaman cabai yaitu memotong buah cabai yang bergejala. Kemudian hasil potongan tersebut dimasukkan ke dalam alkohol 70%. Selanjutnya dimasukkan ke dalam air steril, lakukan sampai air steril yang ketiga dan keringkan pada tisu steril. Setelah itu, lakukan isolasi dengan memasukkan beberapa potongan buah yang bergejala ke dalam cawan petri yang berisi media PDA lalu balut dengan cling wrap. Pemurnian Cendawan Colletotrichum sp. Setelah dilakukan isolasi, miselium cendawan Colletotrichum sp. yang tumbuh kemudian dimurnikan untuk mendapatkan isolat yang murni tanpa terkontaminasi dari patogen yang lainnya. Miselium yang tumbuh diisolasi kembali dan diambil dengan menggunakan jarum ent kemudian dimasukkan ke media PDA. Identifikasi Cendawan Setelah cendawan diisolasi dan dilakukan pemurnian, cendawan Colletotrichum sp. diidentifikasi untuk mengetahui spesies cendawan yang tumbuh. Identifikasi cendawan dilakukan dengan cara membuat media kubus. Media PDA dipotong membentuk persegi atau kubus menggunakan spatula dan diletakkan diatas slide glass. Isolat murni cendawan yang akan diidentifikasi diambil dengan menggunakan jarum ent dan letakkan diatas media PDA kemudian tutup dengan cover glass. Setelah itu tisu yang berada didalam cawan petri dibasahi dengan menggunakan pipet tetes kemudian dibalut dengan cling wrap. Pertumbuhannya diamati di bawah mikroskop dan diidentifikasi. Perbanyakan Sumber Inokulum Perbanyakan Colletotrichum sp. diperbanyak pada media PDA sebagai sumber inokulum. Cendawan yang sudah teridentifikasi Colletotrichum sp., kemudian miseliumnya diambil menggunakan jarum ent dan dimasukkan ke dalam media PDA yang baru. Persiapan Media Tanam Sebelum penanaman, terlebih dahulu mensterilkan tanah dan pupuk. Tanah dan pupuk dimasukkan ke dalam alat sterilisasi dengan cara dikukus dan diletakkan kentang pada bagian tengah sebagai indikator untuk menentukan media tanam sudah matang atau belum. Sterilisasi ini dilakukan selama ±3 - 4 jam dan dilakukan sebanyak 2 kali sterilisasi. Media tanam yang sudah dipersiapkan dengan perbandingan tanah dan pupuknya yaitu 1 : 1, dimasukkan ke dalam bak semai untuk persemaian cabai. Untuk penanaman cabai rawit, tanah dan pupuk dimasukkan ke dalam polybag besar dengan ukuran 35 x 40 cm. Persiapan Benih Cabai Benih cabai rawit yang telah ditentukan untuk varietas uji yaitu varietas Hiyung, Sret, Taruna dan Tanjung, masing-masing direndam dengan menggunakan air kemudian dikeringkan diatas tisu atau kertas saring. Persemaian Benih cabai rawit yang sudah direndam, dimasukkan di tanah dalam bak semai sebanyak 1 - 2 biji. Kemudian dipelihara hingga berumur 2 minggu atau tanaman berdaun empat helai. Penanaman Cabai Rawit Cabai rawit yang sudah berumur 2 minggu atau berdaun empat helai, kemudian dipindahkan ke polibag besar ukuran 35 x 40 cm. Sebelum dipindahkan, terlebih dahulu dipilih tanaman yang sehat dan pertumbuhannya seragam. Penanaman dilakukan dengan cara mengambil tanaman dipersemaian dan tanah tempat melekatnya akar jangan sampai pecah. Kemudian dimasukkan ke dalam lubang yang sudah disiapkan pada polibag besar dan ditutup kembali dengan tanah. Setelah ditanam, tanaman cabai rawit langsung disiram dengan air agar kondisinya tetap lembab dan diberi naungan agar dapat beradaptasi terlebih dahulu pada kondisi lingkungan. Pemeliharaan Tanaman dilakukan pemeliharaan dengan penyiraman, pemupukan dan penyiangan gulma. Penyiraman dilakukan secara rutin sehari dua kali. Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk NPK. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh disekitar pertanaman. Pelaksanaan Penelitian Inokulasi Cendawan Colletotrichum sp. Ke Tanaman Cabai Inokulasi cendawan Colletotrichum sp. yaitu hasil biakan yang sudah berumur ± 7 hari, media PDA disiram aquades dan konidia diambil dari cawan. Kepadatan inokulum diatur mencapai 5 x 10⁵ konidia/ml. Kemudian kerapatan spora diukur menggunakan Haemacytometer dan diamati dibawah mikroskop (AVRDC 2003). Metode yang dilakukan untuk inokulasi cendawan ke tanaman yaitu dengan metode semprot. Inokulasi dilakukan dengan menyemprotkan suspensi cendawan ke seluruh permukaan tanaman cabai. Inokulasi dilakukan pada saat tanaman berbunga dan berbuah. Pengamatan Pengamatan yang diamati meliputi mengamati masa inkubasi dan kejadian penyakit antraknosa. Pada pengamatan masa inkubasi yaitu lama inkubasi yang dihitung sampai timbul gejala awal yang terlihat. Pada pengamatan kejadian penyakit yaitu dilakukan perhitungan pada saat gejala muncul. Pengamatan penyakit antraknosa dilakukan pada saat panen dengan mengamati buah cabai yang terserang di bagi dengan jumlah buah yang diamati secara keseluruhan prosedur pengamatan mengacu pada kriteria ketahanan terhadap penyakit antraknosa berdasarkan kejadian penyakit diduga menggunakan metode Yoon (2003). Rumus: 𝑎 KP = 𝑏 x 100% Keterangan : KP = kejadian penyakit a = jumlah buah yang terserang, yaitu jika diameter gejala > 4 mm b = jumlah buah yang diamati dilapang Kriteria ketahanan cabai merah terhadap penyakit antraknosa berdasarkan kejadian penyakit : Tabel 1. Kriteria Ketahanan Terhadap Penyakit Kejadian Penyakit 0% - 10% Tingkat Ketahanan Sangat tahan 10% - 20% Tahan 20% - 40% Moderat 40% - 70% Rentan Lebih dari 70% Sangat rentan