Uploaded by User62851

adm 1 Daniel Achwan Djoko Susanto,S.Pt.

advertisement
Nama : Daniel Achwan Djoko Susanto, S.Pt.
Guru IPA
SMPN 28 Semarang
Belajar IPA Lebih Mudah dengan Eksperimen
Oleh : Daniel Achwan Djoko Susanto, S.Pt.
Guru IPA SMPN 28 Semarang
Tahap perkembangan kognitif anak usia SMP (Usia 11 -15 tahun) menurut Piaget masuk
tahap Operasional Formal. Tahap ini juga disebut masa Proportional Thinking. Pada masa ini
anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi, seperti berpikir secara deduktif, induktif,
menganalisis, mensintesis, mampu berfikir secara abstrak dan reflektif, serta mampu
memecahkan berbagai masalah. Tetapi pada kenyataannya, realita yang ditemui di kelas saat
pembelajaraan IPA, tidak selalu sama dengan teori. Banyak siswa masih mengalami kesulitan
untuk memahami konsep yang bersifat abstrak, seperti materi pelajaran IPA Kelas VIII KD
Sistem Pernapasan Manusia, pada konsep Volume
Pernapasan. Untuk memudahkan siswa
dalam memahami konsep Volume Pernapasan, maka
dalam proses pembelajaran Volume
Pernapasan Penulis menggunakan metode eksperimen.
Metode eksperimen menurut Sumantri & Permana (1999:157) adalah cara belajar
mengajar yang melibataktifkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses
dan hasil percobaan itu. Sedangkan menurut Hermawan, dkk, (2007:165), metode eksperimen
adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
metode eksperimen adalah salah satu metode pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas
peserta didik melakukan percobaan dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan
sehingga guru hanya bertindak sebagai pembimbing.
Tujuan dari metode eksperimen menurut Sumantri & Permana (1999:158) adalah: 1)Agar
peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.,2} Melatih
peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan, 3} Melatih
peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta,
informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.
Tahapan pembelajaran Volume Pernapasan dengan menggunakan metode eksperimen di
awali dengan Guru memberikan penjelasan mengenai pengertian Volume Pernapasan, macam –
macam volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan dan bagaimana cara
mengukurnya, seperti ; Volume tidal, volume cadangan ekspirasi, volume cadangan inspirasi,
volume residu , kapasitas vital paru – paru dan kapasitas total paru – paru. Selanjutnya Guru
menjelaskan tentang pelaksanaan eksperimen volume pernapasan, membagi siswa ke dalam
kelompok – kelompok, dengan jumlah anggota 4 anak tiap kelompoknya. Guru menjelaskan alat
dan bahan apa saja yang diperlukan, bagaimana cara kerjanya dan bagaimana penyusunan
laporan hasil eksperimennya.
Pada saat pelaksanaan eksperimen, siswa bekerja dalam kelompoknya masing – masing
secara mandiri, Guru hanya memantau dan memberi bimbingan kalau diperlukan serta menilai
proses pelaksanaan ekperimen tiap – tiap kelompok. Tiap kelompok melakukan pengukuran
Volume Pernapasan manusia yang meliputi ; Volume tidal, volume cadangan ekspirasi, volume
cadangan inspirasi, kapasitas vital paru – paru dan kapasitas total paru – paru. Setelah
pelaksanaan eksperimen selesai, tiap kelompok diwajibkan membuat laporan hasil eksperimen,
yang juga masuk dalam unsur penilaiann kegiatan eksperimen.
Dari hasil pengamatan dan penilaian selama pelaksanaan eksperimen volume pernapasan
dan hasil laporan kegiatan, diketahui bahwa siswa dapat lebih mudah memahami konsep Volume
Pernapasan Manusia melalui pembelajaran dengan metode eksperimen karena mereka
melakukan sendiri pengukuran volume pernapasan manusia, sehingga mereka memahami apa
yang dimaksud dengan volume tidal, volume cadangan ekspirasi, volume cadangan inspirasi,
kapasitas vital paru – paru dan kapasitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar
IPA dengan metode ekperimen memudahkan siswa dalam memahami konsep yang abstrak.
Download