BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambar Hasil Rancangan Alat Penyulingan Air Laut Gambar 4.1 gambar rancangan alat penyulingan air laut 4.1.2 tabel hasil analisa produk air hasil penyulingan Adapun hasil yang didapat dari penelitian ini bisa dilihat pada tabel 4.1 . 15 16 Tabel 4.1 Hasil Analisa Kadar Air No 1 2 3 4 Elemen Waktu Volume hasil pH heater I 35 menit 65 ml 8,2 250 ml II 20 menit 65 ml 8,1 I 48 menit 70 ml 8,2 500 ml II 40 menit 80 ml 8,1 I 1 jam 126 ml 8,2 750 ml II 50 menit 138 ml 8,0 I 2 jam 10 menit 150 ml 7,9 1000 ml II 1 jam 20 menit 150 ml 8,3 Adapun tabel hasil dari perhitungan biaya listrik dapat dilihat pada Tabel 4.2 Sampel TDS 591 582 580 582 584 580 590 580 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Biaya listrik Pengujian Volume air Hasil Jumlah Elemen Daya (Watt) Biaya Listrik (Rp) ke(ml) 1. 250 ml 1 150 65 115,27 2. 250 ml 2 300 65 131,17 3. 500 ml 1 150 70 159 4. 500 ml 2 300 80 262,35 5. 750 ml 1 150 126 198,75 6 . 750 ml 2 300 138 331,11 7 . 1000 ml 1 150 150 429,3 8. 1000 ml 2 300 150 528,67 Adapun tabel hasil dari analisa kekeruhan (Turbidimeter) dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 hasil Analisa kekeruhan (Turbidimeter) Jumlah sampel 844 ml Ketinggian dari permukaan air ke sensor 5 cm Kekeruhan (NTU) 5,7 16 4.2 Pembahasan 140 120 JUMLAH PRODUK 100 80 60 40 20 0 0 200 400 600 800 1000 1200 SAMPEL Gambar 4.2 Grafik hasil percobaan 1 Elemen Air tawar yang dihasilkan yang merupakan uap dari air laut yang di panaskan dengan menggunakan elemen pemanas kemudian mengalir melalui selang yang berada diatas tutup tangki menuju ke wadah penampung air tawar. Pada percobaan 1 dengan volume sampel sebanyak 250 ml jumlah produk air tawar 65 ml dan pada sampel selanjutnya 500 ml,750 ml,1000 ml produk yang dihasilkan sebanyak 70 ml,126 ml,150 ml. hal ini dikarenakan pada percobaan tersebut Heater element yang digunakan hanya satu buah saja sehingga penguapan terjadi tidak optimal. Jumlah produksi air tawar terendah sebesar 65 ml dan tertinggi sebesar 150 ml pada percobaan tersebut Heater element yang digunakan sebanyak 1 buah, sehingga kenaikan suhu menjadi tidak optimal. 17 160 140 JUMLAH PRODUK 120 100 80 60 40 20 0 0 200 400 600 800 1000 1200 SAMPEL Gambar 4.3 Grafik hasil percobaan 2 Elemen Hasil Pada percobaan ke 2 dengan volume sampel sebanyak 250 ml,500 ml,750 ml,1000 ml produk yang dihasilkan sebanyak 65 ml,80 ml,138 ml,150 ml. secara keseluruhan menunjukan bahwa jumlah produksi air tawar menjadi meningkat pada volume 500 dan volume 750 dengan hasil terendah yaitu sebesar 65 ml dan tertinggi sebesar 150 ml. hal ini membuktikan bahwa semakin banyak volume air laut pada kali ini menyebabkan peningkatan volume hasil air tawar. 18 8,25 8,2 8,15 NILAI PH 8,1 8,05 8 7,95 7,9 7,85 0 200 400 600 800 1000 1200 SAMPEL Gambar 4.4 Grafik hasil Analisa pH percobaan 1 Elemen Berdasarkan pada gambar grafik 4.4 bahwa rata - rata pH pada masing - masing sampel penyulingan antara 7,9 sampai 8,3. untuk sampel air penyulingan terdapat pada percobaan ke- 3 dengan volume sampel 750 ml dan nilai pH 8,2 Dan hasil pH yang baik pada percobaan ke-4 sampel 1000 ml dengan pH 7,9. Dari seluruh hasil masih memenuhi syarat kualitas air bersih lingkungan berdasarkan peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia No.492 tahun 2017. 19 8,35 8,3 8,25 NILAI PH 8,2 8,15 8,1 8,05 8 7,95 0 200 400 600 800 1000 1200 SAMPEL Gambar 4.5 Grafik hasil Analisa pH percobaan 2 Elemen Berdasarkan pada gambar grafik 4.5 menujukkan bahwa rata – rata pH pada masing – masing sampel air antara 8,1 sampai 8,3. untuk sampel air hasil terdapat pada percobaan ke-4 dengan volume sampel 1000 ml yaitu 8,3 dan hasil pH yang baik terjadi pada percobaan ke-1 volume sampel 250 ml dengan pH 8,1 dari seluruh hasil masih memenuhi kualitas air bersih lingkungan berdasarkan peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia No 492 tahun 2017. 20 592 590 NILAI TDS 588 586 584 582 580 578 0 200 400 600 800 1000 1200 SAMPEL Gambar 4.6 Grafik hasil analisa TDS 1 Elemen Berdasarkan pada gambar 4.6 grafik menunjukan bahwa rata – rata Total Dissolved Solid (TDS) pada masing – masing sampel air penyulingan antara 580 sampai 591. Pada sampel 250 ml dengan nilai TDS 591, pada sampel 500 ml dengan nilai TDS 580, pada sampel 750 ml dengan nilai TDS 584 dan pada percobaan 1000 ml dengan nilai TDS 590. Dalam hal ini kualitas air masih memenuhi syarat berdasarkan peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia No.492 tahun 2017. 21 582,5 582 NILAI TDS 581,5 581 580,5 580 579,5 0 200 400 600 800 1000 1200 SAMPEL Gambar 4.7 Grafik hasil Analisa TDS 2 Elemen Berdasarkan pada gambar 4.7 grafik menunjukkan bahwa rata – rata Total Dissolved Solid (TDS) pada masing – masing sampel air penyulingan antara 577 sampai 582. Pada sampel 250 ml Dan 500 ml memiliki nilai TDS yang sama yaitu sebesar 582, pada sampel 750 ml dengan nilai TDS 580 dan pada sampel 1000 ml memiliki nilai TDS 580. Dalam hal ini kualitas air masih memenuhi syarat berdasarkan peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia No.492 tahun 2017. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. Kualitas air yang dihasilkan ditinjau dari parameter kekeruhan,pH,TDS dan kadar garam adalah sebagai berikut: o Nilai kekeruhan sebesar 5,7 NTU o Nilai derajat keasaman (pH) berkisar antara 7,9 – 8,3 o Nilai TDS air hasil berkisar antara 577 – 790 o Nilai kadar garam sebesar 0,072 % Desain yang paling optimal dalam memproduksi air tawar adalah desain pada percobaan ke 2 dengan menggunakan elemen sebanyak dua. Volume air tawar yang mampu dihasilkan pada alat ini yang terendah sebesar 60 ml dan tertinggi adalah 150 ml. 5.2 Saran Adapun saran yang bisa disampaikan untuk penelitian kali ini ialah Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah perlu dilakukan pengembangan penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang sesuai dengan peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia No 32 tahun 2017 ketika membeli elemen pemanas air pilih kualitasnya yang bagus agar mendapatkan hasil lebih maksimal. 22