Uploaded by User62352

5. BAB I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan
menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Madrasah Aliyah Negeri Demak sebagai satuan pendidikan Menengah di
lingkungan Departemen Agama perlu menyusun KTSP Madrasah Aliyah Negeri
Demak yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Acuan yang digunakan
dalam penyusunan KTSP ini meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan dan
panduan penyusunan KTSP dari Badan Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan
KTSP Madrasah Aliyah Negeri Demak dimaksudkan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional.
Melalui KTSP Madrasah Aliyah Negeri Demak ini diharapkan
pelaksanaan program-program pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Demak
sesuai dengan karakteristik potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu,
penyusunannya perlu melibatkan seluruh warga madrasah (Kepala, Guru,
Karyawan, Murid) dan pemangku kepentingan lain (Komite Madrasah, Orang Tua
Murid, Masyarakat, Lembaga-lembaga lain).
B. Landasan Hukum
1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32
ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37
ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1),
(2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8
ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal
Kurikulum MAN Demak
1
Tahun Pelajaran 2016/2017
13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3),
(4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.
3.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
4.
Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5.
Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dari
BSNP (2006)
6.
Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor : Dj.II.1/PP.00/Ed/ 681 / 2006
tentang Pelaksanaan Standar Isi
7.
Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa
Tengah Nomor Kw.11.2/1/PP.00/6575/2013 tertanggal 2 Mei 2013 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan pada Satuan Pendidikan di lingkungan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk
jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas :
1.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4.
Kelompok mata pelajaran estetika;
5.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Berdasarkan cakupan
kelompok mata pelajaran tersebut, dapat
dipaparkan tujuan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut :
1.
Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
2.
Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia
3.
Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan
mandiri
Kurikulum MAN Demak
2
Tahun Pelajaran 2016/2017
4.
Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni
5.
Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup
sehat
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum
1.
Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan,
menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil
penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan
kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain pengembangan
kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui
langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang
dilakukan selama periode waktu tertentu.
Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai
pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum
yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni
anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa.
Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam
masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum salah satunya
dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya dalam kurikulum berbasis kompetensi
dimana dalam prinsip pengembangan ini juga memperhatikan beberapa aspek
mendasar tentang karakteristik bangsa.
2.
Macam - Macam Prinsip dalam kurikulum
Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum
menjadi delapan macam, antara lain :
a. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan
Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang
bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional.Tujuan kurikulum merupakan
penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan
tertentu.Tujuan
kurikulum
mengadung
aspek-aspek
pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan nilai.Yang selanjutnya menumbuhkan perubahan
Kurikulum MAN Demak
3
Tahun Pelajaran 2016/2017
tingkah laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian
dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.
b. Prinsip Relevansi (Kesesuaian)
Pengembangan
kurikulum
yang
meliputi
tujuan,
isi
dan
system
penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan
masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan
perkembnagan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Prinsip Efisiensi dan Efektifitas
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan
pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar
dapat mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbat harus digunakan
sedemikina rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran.
Waktu yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga terbatas sehingga
harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan
pembelajaran yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik
dalam jumlah maupun dalam mutunya, hendaknya didaya gunakan secara
efisien
untuk
melaksanakan
proses
pembelajaran.
Demikian
juga
keterbatasan fasilitas ruangan, peralatan, dan sumber kerterbacaan, harus
digunakan secara tepat oleh sswa dalam rangka pembelajaran, yang
semuanya demi meningkatkan efektifitas atau keberhasilan siswa.
d. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau
dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan
setempat, jadi tidak statis atau kaku.Misalnya dalam suatu kurikulum
disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian.
Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang
dialaksanakan program ketrampilan pendidikn industri. Sebaliknya,
pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian.Dalam
hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga
dan peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan
kurikulum.
e. Prinsip Kontiunitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspekspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepasKurikulum MAN Demak
4
Tahun Pelajaran 2016/2017
lepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang
bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan
pendidikn, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas
alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah
guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
f. Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara proposional dan
fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semau mata
ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan.
Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsurunsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku. Dengan
keseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan
menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangan
terhadap pengembangan pribadi.
g. Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan,
perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi
antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua
pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral.
Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh.
Diamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran,
baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.
h. Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti
bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat
mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil
pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan
nasional yang diaharapkan.
Sementara Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata membedakan prinsip
pengembangan kurikulum dalam dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan
prinsip-prinsip khusus.
Menurut Drs. Subandijah, prinsip-prinsip dalam pengembangan
kurikulum meliputi :
Kurikulum MAN Demak
5
Tahun Pelajaran 2016/2017
a. Prinsip relevansi
Lulusan pendidikan harus memiliki nilai relevansi dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat dan dunia kerja karena pendidikan merupakan
invested of man power resources. Untuk itu diperlukan kurikulum yang
dapat mengantisipasi apa yang terjadi pada masa yang akan dating.
Relevansi adalah kesesuaian dan keserasian pendidikan dengan tuntutan
masyarakat (Subandijah, 1993; 48). Relevansi pendidikan dalam hal ini
berkenaan dengan:
1) Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik.
Dalam hal ini, pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan
kehidupan nyata di sekitar peserta didik, sehingga peserta didik tidak
merasa asing dengan kehidupan di sekitarnya.
2) Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang
akan datang. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum harus
memperhatikan bahwa apa yang diajarkan kepada peserta didik pada
saar ini bermanfaat baginya untuk menghadapi kehidupannya di masa
yang akan datang, atau dengan kata lain kurikulum harus bersifat
anticipatory.
3) Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja. Hasil pendidikan
juga harus sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam hal ini tidak
saja terkait dengan segi bahan atau isi tetapi juga menyangkut segi
belajar dan pengalaman belajar.
4) Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan
ilmu pengetahuan yang berjalan sangat cepat dan dapat memberi
sumbangan terhadap
perkembangan tersebut. Pendidikan harus
menyiapkan peserta didik baik sebagai produsen ilmu pengetahuan,
tidak hanya sebagai konsumen iptek.
b. Prinsip efektitifas dan efisiensi
1) Prinsip efektifitas
Efektifitas dalam dunia pendidikan berkenaan dengan sejauh mana apa
yang direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai. Hal
ini terkait dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar
murid. Efektifitas mengajar guru dapat dicapai dengan menguasai
Kurikulum MAN Demak
6
Tahun Pelajaran 2016/2017
keahlian dan keterampilan dalam mengelola dan melaksanakan proses
belajar-mengajar yang dapat ditingkatkan dengan kegiatan pembinaan
baik melalui penataran maupun penyediaan buku-buku. Efektifitas
belajar murid terkait dengan sejauhmana tujuan pelajaran yang
diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar-mengajar. Hal ini
sangat tergantung pada kemampuan guru dalam menyediakan suasana
pembelajaran yang kondusif, yang dapat dicapai dengan menyesuaikan
bahan pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta
didik serta lingkungan, dan adanya dukungan sarana prasarana yang
memadai serta metode yang tepat.
2) Prinsip efisiensi
Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga
dan biaya yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran
dapat merealisasikan hasil yang optimal.
c. Prinsip kesinambungan
Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut kesaling
hubungan antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang
studi. Untuk mencapai kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan
mempertimbangkan :
1) Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus
sudah diajarkan di sekolah sebelumnya
2) Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu
diajarkan lagi di sekolah yang lebih tinggi
Kesinambungan antar berbagai bidang studi berarti bahwa dalam
mengembangkan kurikulum harus mempertimbangkan keterkaitan antara
bidang suti yang satu dengan bidang studi lainnya.
d. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum harus memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan
guru dalam mengembangkan program pengajaran. Guru dalam hal ini
memiliki otoritas dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan
minat, kebutuhan peserta didik dan kebutuhan daerah lingkungannya.
Disamping itu, peserta didik harus diberi kebebasan dalam memilih program
pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan dan lingkungan
Kurikulum MAN Demak
7
Tahun Pelajaran 2016/2017
dengan membuka program-program pendidikan pilihan misalnya jurusan,
program spesialisasi, atau program keterampilan.
e. Prinsip berorientasi pada tujuan
Guru harus menentukan tujuan pengajaran sebelum menentukan bahan. Hal
ini berarti bahwa guru dapat menentukan dengan tepat metode mengajar,
alat pengajaran dan evaluasi yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.
f. Prinsip pendidikan seumur hidup
Dalam hal ini, pendidikan harus dapat memberi pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah dan
memberikan bekal kemampuan untuk dapat menumbuh-kembangkan
dirinya sendiri.
g. Prinsip dan model pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus-menerus
dengan mengadakan perbaikan terhadap pelaksanaan dan hasil yang telah
dicapai untuk melakukan perbaikan, pemantapan dan pengembangan lebih
lanjut
3.
Prinsip-prinsip umum meliputi :
a. Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan,
isi, dan proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan
perkembangan masyarakat dan relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat
kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang menunjukkan
keterpaduan kurikulum.
b. Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan
yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar
belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum
harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan
terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu
maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
Kurikulum MAN Demak
8
Tahun Pelajaran 2016/2017
c. Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung
secara berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan
kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas
dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang
lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
d. Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat
sederhana dan biayanya murah.Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan
selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan
waktu, biaya, alat, maupun personalia.
e. Efektifitas
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik
secara kuantitas maupun kualitasnya.Kurikulum merupakan penjabaran dari
perencanaan pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam
pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum
yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
4.
Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi :
a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan
sehingga perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau
jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan
pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey
mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey
tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang
manpower, pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama,
dan penelitian.
b. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu perlunya penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan
hasil belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi
Kurikulum MAN Demak
9
Tahun Pelajaran 2016/2017
segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, dan unit-unit kurikulum harus
disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya mempertimbangkan beberapa
hal, yaitu apakah metode yang digunakan cocok, apakah dengan metode
tersebut mampu memberikan kegiatan yang bervariasi untuk melayani
perbedaan individual siswa, apakah metode tersebut juga memberikan
urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah penggunaan metode
tersebut dapat mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor, apakah
metode tersebut lebih menaktifkan siswa, apakah metode tersebut
mendorong berkembangnya kemampuan baru, apakah metode tersebut
dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah sekaligus
mendorong penggunaan sumber belajar di rumah dan di masyarakat, serta
perlunya kegiatan belajar yang menekankan learning by doing, bukan hanya
learning by seeing and knowing.
d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alatalat bantu pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal
berikut, yaitu alat/media apa yang dibutuhkan, bila belum ada apa
penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, bagaimana
pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana pengorganisasiannya
dalam keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil
terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
e. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian
meliputi kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa
prosedur mulai dari perumusan tujuan umum, menguraikan dalam bentuk
tingkah laku siswa yang dapat diamati, menghubungkan dengan bahan
pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain itu, terdapat bebarapa hal
yang perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi
bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites,
berapa lama waktu pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau
objective, berapa banyak butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes
diadministrasikan guru atau murid. Dalam kegiatan pengolahan haisl
Kurikulum MAN Demak
10
Tahun Pelajaran 2016/2017
penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu norma apa yang
digunakan dalam pengolahan hasil tes, apakah digunakan formula guessing
bagaimana pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang
digunakan, serta untuk apa hasil tersebut digunakan.
E. Nilai – Nilai yang Dikembangkan
1.
Pengertian Nilai
Istilah value yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi
nilai dan dapat dimaknai sebagai harga (Mulyana, 2004: 7). Namun ketika
dihubungkan dengan suatu objek atau sudut pandang tertentu, “harga” yang
terkandung di dalamnya memiliki tafsiran yang bermacam-macam.Perbedaan
tafsiran tentang harga suatu nilai tidak hanya disebabkan oleh minat manusia
terhadap hal-hal yang material, maupun kajian ilmiah tapi lebih dari itu, harga
suatu nilai perlu diartikulasikan untuk menyadari dan memanfaatkan makna
kehidupan. Manusia dituntut untuk menempatkannya secara seimbang atau
memaknai harga-harga lain dengan harga keyakinan beragama yang secara
hirarkhis memiliki nilai akhir yang lebih tinggi dalam menerapka Kurikulum.
Perbedaan cara pandang dalam memahami nilai berimplikasi pada
perumusan definisi nilai (Mulyana, 2004: 9-10):
a. Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar
pilihannya (Gordon Allport, 1964).
b. Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam
menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif (Kuperman,
1983).
c. Nilai adalah alamat sebuah kata “ya” atau nilai adalah sesuatu yang
ditunjukkan kata ya (Hans Jonas – Bertens, 1999).
d. Nilai sebagai konsepsi dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi
pilihan terhadap cara tujuan antara dan tujuan akhir tindakan (Kluckholm –
Brameld, 1957).
2.
Nilai yang dikembangkandalam Pendidikan
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa
diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini(Kemendiknas, 2010:8):.
a. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena
itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran
Kurikulum MAN Demak
11
Tahun Pelajaran 2016/2017
agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun
didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan
itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus
didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
b. Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsipprinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.
Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut
dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan
politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan
budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi
warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki
kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupannya sebagai warga negara.
c. Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui
masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian
makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota
masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan
masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan
budaya dan karakter bangsa.
d. Tujuan Pendidikan Nasional : sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki
setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan
pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional
memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara
Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang
paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter
bangsa.
3.
Karakter Berlandaskan Pancasila
Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila terkandung maksud
bahwa setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh
dan komprehensif yang dapat dijelaskan sebagai berikut (Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010 – 2025, 2010:20-22).
Kurikulum MAN Demak
12
Tahun Pelajaran 2016/2017
a. Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa adalah bentuk kesadaran dan perilaku iman
dan takwa serta akhlak mulia sebagai karakteristik pribadi bangsa Indonesia.
Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain
1) Hormat dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut
kepercayaan,
2) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya itu;
3) Tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.
b. Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sikap dan perilaku menjunjung tinggi kemanusian yang adil dan beradab
diwujudkan dalam perilaku hormat menghormati antarwarga negara sebagai
karakteristik pribadi bangsa Indonesia.
Karakter kemanusiaan seseorang tercermin antara lain dalam
a)
Pengakuan atas persamaan derajat, hak, dan kewajiban;
b) Saling mencintai;
c)
Tenggang rasa;
d) Tidak semena-mena terhadap orang lain;
e)
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
f)
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan;
g) Berani membela kebenaran dan keadilan;
h) Merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia serta
i)
Mengembangkan sikap hormat-menghormati.
c. Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan
Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan merupakan
karakteristik pribadi bangsa Indonesia.
Karakter kebangsaan seseorang tecermin dalam sikap
a)
Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan;
b) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai
bangsa Indonesia yang bertanah air Indonesia serta menunjung tinggi
bahasa Indonesia;
Kurikulum MAN Demak
13
Tahun Pelajaran 2016/2017
c)
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berBhinneka Tunggal Ika.
d. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi
Manusia
Sikap dan perilaku demokratis yang dilandasi nilai dan semangat kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan merupakan karakteristik pribadi warga negara Indonesia.
Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang
a)
Mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara;
b) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
c)
Mengutamakan
musyawarah
untuk
mufakat
dalam
mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama;
d) Beritika baik dan bertanggung jawab dalam melaksanakan keputusan
bersama;
e)
Menggunakan akal sehat dan nurani luhur dalam melakukan
musyawarah;
f)
Berani
mengambil
keputusan
yang
secara
moral
dapat
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
g) Nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
e. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan
Komitmen dan sikap untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan
merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia.
Karakter berkeadilan sosial seseorang tecermin antara lain dalam perbuatan
yang mencerminkan
a)
Sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
b) Sikap adil; menjaga keharmonisan antara hak dan kewajiban;
c)
Hormat terhadap hak-hak orang lain;
d) Suka menolong orang lain; menjauhi sikap pemerasan terhadap orang
lain; tidak boros;
e)
Tidak bergaya hidup mewah;
f)
Suka bekerja keras;
g) Menghargai karya orang lain.
Untuk mencapai karakter bangsa yang diharapkan sebagaimana
tersebut di atas, diperlukan individu-individu yang memiliki karakter. Oleh
Kurikulum MAN Demak
14
Tahun Pelajaran 2016/2017
karena itu, dalam upaya pembangunan karakter bangsa diperlukan upaya
sungguh-sungguh untuk membangun karakter individu (warga negara). Secara
psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian,
yaitu :
a. Olah hati : berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan/keimanan.
b. Olah pikir: berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan
pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif.
c. Olah raga berkenaandengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi,
dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas.
d. Olah rasa dan karsaberkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang
tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan.
Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila dapat
dikemukakan sebagai berikut.
a. Karakter yang bersumber dari olah hati,antara lain beriman dan bertakwa,
jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani
mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik;
b. Karakter yang bersumber dari olah pikirantara lain cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif;
c. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetikaantara lain bersih, dan
sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif,
determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih;
d. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsaantara lain kemanusiaan,
saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran,
nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan
umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk
Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Kurikulum MAN Demak
15
Tahun Pelajaran 2016/2017
4.
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter Bangsa
Ada 18 (delapan belas) nilai yang dikembangkan dalam pendidikan
karakter bangsa (Kemendiknas, 2010:9-10), sebagaimana dalam tabel berikut :
NILAI
1.
Religius
DESKRIPSI
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2.
Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3.
Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya.
4.
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5.
Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6.
Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7.
Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8.
Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9.
Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
Kurikulum MAN Demak
16
Tahun Pelajaran 2016/2017
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
13. Bersahabat/
Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan
menyediakan
waktu
untuk
membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan
upaya-upaya
untuk
memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
F. Pengertian – Pengertian
1.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, silabus dan rencana
program pembelajaran.
Kurikulum MAN Demak
17
Tahun Pelajaran 2016/2017
2.
Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar
ke
dalam
materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana pembelajaran pada suatu
dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi,
kompetensi
dasar,
materi
pokok/pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran
adalah bentuk penjabaran dari silabus ke dalam bentuk langkah-langkah
pembelajaran
4.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah tingkat pencapaian standar
kompetensi
dan kompetensi dasar mata pelajaran. Penetapan KKM per
kompetensi dasar (KD) mata pelajaran ini mempertimbangkan tingkat essensial
KD untuk mencapai standar kompetensi (SK), tingkat kerumitan dan kesulitan
(kompleksitas) per KD untuk dicapai oleh siswa, tingkat kemampuan rata-rata
(intake) siswa madrasah dalam mencapai KD dan ketersediaan sumber daya
pendukung madrasah (tenaga, sarana pendidikan).
Kurikulum MAN Demak
18
Tahun Pelajaran 2016/2017
Download