Pusat Sains Antariksa LAPAN Jl. Dr. Djundjunan No. 133 Bandung 40173 pussainsa.lapan.go.id Potensi Bahaya Benda Jatuh Antariksa Dr. Rhorom Priyatikanto Pusat Sains Antariksa LAPAN Benda Jatuh Antariksa 1. Asteroid/Komet Bongkahan batuan/es sisa pembentukan Tata Surya yang berukuran cukup besar. Beberapa seukuran gunung. Beberapa yang lain disebut planet minor. 2. Bolide/Fireball Bongkahan batuan/es berukuran kecil yang memasuki atmosfer Bumi, terbakar, bersinar terang (seterang purnama), dan biasanya meledak di atmosfer. 3. Meteor Kerikil dan debu berukuran amat kecil yang memasuki atmosfer Bumi dan terbakar habis di atmosfer. Dapat berkaitan dengan serpihan komet atau asteroid. 4. Sampah Antariksa Bekas roket, satelit, atau serpihannya yang dapat membahayakan satelit aktif atau jauh ke permukaan Bumi. Benda Jatuh Antariksa Alami: Asteroid, Komet, Bolide, Fireball Potret piringan protoplanet yang dipotret dengan teleskop ALMA pada gelombang mikro. Tata Surya terbentuk dari awan gas yang mengalami kontraksi membentuk piringan. Planet terbentuk melalui akresi. Planet dan piringan debu di sekitar bintang dekat. Dipotret pada panjang gelombang inframerah dengan teleskop landas Bumi Akibat gangguan/resonansi gravitasi planet Jovian, terdapat sejumlah materi yang gagal membentuk planet dan hanya dapat menjadi asteroid. Sebagian besar asteroid berada di sabuk utama (antara orbit Mars dan Jupiter). Resonansi gravitasi berperan penting dalam mendistribusikan asteroid. ● Asteroid menempati orbit yang stabil dan tidak terganggu oleh resonansi gravitasi dari planet-planet raksasa. ● Berdasarkan orbitnya, asteroid dapat dikategorikan menjadi sejumlah keluarga seperti Trojan, Hilda, Hungaria, dan sebagainya. ● Beberapa asteroid mengalami gangguan gravitasi dari planet-planet raksasa dan dipaksa untuk bermigrasi ke orbit lain yang lebih stabil. ● Proses migrasi seperti itulah yang menyebabkan ada sejumlah satelit dengan orbit yang dekat dan bahkan memotong orbit Bumi. Asteroid ini disebut sebagai asteroid dekat Bumi (ADB) atau near Earth asteroid (NEA). ● Beberapa ADB berpotensi bahaya (potentially hazardous asteroid, PHA). ● Per tanggal 18 Juni 2020, telah ditemukan 23.102 objek dekat Bumi (near Earth object, NEO) yang terdiri atas 110 komet dan 22.992 asteroid. ● Bila dijabarkan, terdapat 12.776 keluarga Apollo, 8.453 keluarga Amor, 1.741 keluarga Aten, serta 22 asteroid keluarga Atira. ● Di antaranya, terdapat 2.094 asteroid berpotensi bahaya (PHA) karena ukurannya yang cukup besar serta diperkirakan dapat berpapasan dekat dengan Bumi (jarak minimum kurang dari 0,05 sa). ● Pengamatan survei dilakukan untuk mendeteksi, mengetahui orbit dan karakteristik fisik dari asteroid. Asteroid tampak bergerak relatif terhadap bintang-bintang latar belakang. ● Pengamatan radar juga dapat dilakukan untuk memastikan ukuran dan bentuk objek. Parameter orbit asteroid perlu diketahui supaya orbit asteroid dapat dimodelkan dengan akurasi yang cukup. Kemungkinan papasan dekat pada masa yang akan datang dihitung dengan memperhitungkan gangguan gravitasi dari planet dan Bulan. ● Pengamatan fotometri dilakukan untuk menera terang objek, terutama magnitudo mutlak (H) yang menjadi parameter kunci dalam memperkirakan ukuran objek. ● Asteroid berpotensi bahaya (PHA) memiliki magnitudo mutlak H < 22 atau berukuran > 140 meter. Pada tahun 2021, NASA akan meluncurkan wahana DART untuk ujicoba pembelokan lintasan asteroid Didymos B menggunakan teknologi kinetic impactor Benda Jatuh Antariksa Buatan Sejak tahun 1957, jumlah objek buatan manusia yang berada di luar angkasa bertambah seiring waktu. Beberapa merupakan satelit aktif dengan misi tertentu. Sebagian besar merupakan objek yang sudah tak berfungsi dan serpihan yang menjadi sampah antariksa. Pada tahun 2020, terdapat lebih dari 20.000 objek berukuran lebih dari 10 cm yang dimonitor secara kontinyu. Tiap tahun, terdapat sekitar 50 objek berukuran lebih dari 10 cm yang mengalami peluruhan orbit hingga memasuki kembali atmosfer Bumi (reentry). Sekitar 90% ojek mengalami uncontrolled reentry. Beberapa objek tidak terbakar habis dan jatuh ke permukaan Bumi. Lingkungan antariksa yang semakin padat bermakna peluang tabrakan yang meningkat. Retakan panel surya dari Hubble Space Telescope (kiri) menjadi salah satu contoh dampak tumbukan sampah antariksa. Film GRAVITY (kanan) adalah dramatisasi dari bahaya sampah antariksa. Dalam setiap peluncuran, terdapat komponen yang menjadi sampah antariksa. Terdapat potensi bahaya sampah antariksa yang mengancam satelit operasional maupun kehidupan yang ada di permukaan Bumi. Pecahan roket Falcon 9 dari SpaceX menimpa kandang ternak (dan menewaskan beberapa ekor ternak) di Sumenep, Madura pada tanggal 26 September 2016. Dewasa ini, tren penerapan konstelasi satelit berjumlah besar mengemuka. Hal ini akan meningkatkan kepadatan lingkungan antariksa dekat Bumi berkali lipat. Diperkirakan, resiko korban jiwa akibat benda jatuh antariksa adalah 1 hingga 3 jiwa per dekade. Selama 1 dekade lebih, LAPAN mengoperasikan sistem informasi pemantauan benda jatuh antariksa (buatan). Katalog orbit dari NORAD dimanfaatkan sebagai data masukan. Sistem ini dapat diakses melalui orbit.sains.lapan.go.id. Rhorom Priyatikanto @rpriyatikanto [email protected] Semoga kita selamat dari bahaya benda jatuh antariksa