NARASI KOLOSAL BABAKAN TAHU Masuknya tahu ke Indonesia pada abad ke- 13 di bawa oleh tentara Kubilai Khan yang mendarat di Kediri sebagai tempat berlabuhnya jung-jung mongol di kota itu sampai saat ini masih disebut dengan jung biru. Setelah pertama kali masuk ke Nusantara tepatnya di kediri, pada abad ke- 19 tahu menyebar ke tanah jawa dan sebagai penyelamat bagi orang orang jawa yang dilanda krisis gizi akibat penerapan culturstelsel ( tanam paksa ), hasil bumi di kuras untuk kepentingan kolonial sampai para pekerja tidak di gaji dan di beri makan. Khususnya keberadaan tahu yang ada di Desa Cipejeh Wetan atau Peradenan, kemunculan awalnya karena pada masa itu etnik tingkok sudah menempati wiayah Lemahabang terjadi percampuran budaya dan perkawinan. Pabrik tahu yang pertama kali berdiri di Desa Cipejeh Wetan di perkirakan pada tahun 1920 yang di gagas oleh 4 orang yaitu kyai Abdul Bapak Bun Bapak Mad Bapak Sapar, mereka mendirikan pabrik tahu pertamanya dengan cara swadaya untuk membeli alat produksi dan bahan baku berupa kacang kedelai. Pada masa itu dalam proses produksinya kedelai masih digiling menggunakan alat bantu sederhana berupa batu gilingan kemudian setelah kedelai menjadi bubur di masukan kedalam wajan besar untuk di rebus, proses itulah yang akan menghasilkan berbagai macam olahan tahu seperti tahu kemprong tahu buntel tahu kuning dan sebagai ikonik yang hanya ada di Desa Cipejeh Wetan yaitu intip tahu. Tidak ada yang tau pasti tentang siapa yang pertama kali menemukan olahan intip tahu tersebut tetapi menurut penuturan narasumber, intip tahu muncul dari inovasi para pekerja pabrik tahu yang pada saat itu gaji para pekerja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, melihat limbah yang di hasilkan oleh godogan kedelai lalu memisahkan nya dan di bawa pulang sebagai lauk dengan memberi garam sebagai penyedap ternyata sangat enak, sampai akhirnya terus berinovasi dengan menambahkan bumbu bumbu yang lain dan hingga kini tercipatalah initp tahu yang di balut dengan daun pisang dan di masak dengan cara dibakar yang di gemari oleh banyak orang.