KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I. DESKRIPSI SINGKAT Kebutuhan manusia merupakan sesuatu hal yang harus dipenuhi untuk meningkatkan darajat kesehatan. Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan yang dikenal dengan Hirarki Maslow. Lima kebutuhan Maslow disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga tidak terlalu krusial adapun kebutuhan yang dimaksud meliputi : kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu untuk melaksterampilan dasar kebidanan I dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep, sikap dan keterampilan. B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang Kebutuhan fisik oksigen 2. Menjelaskan tentng Nutrisi 3. Menjelaskan tentng Cairan elektrolit 4. Menjelaskan tentng Intake dan output cairan 5. Menjelaskan tentng Eliminasi 6. Menjelaskan tentng Personal hygiene 7. Menjelaskan tentng Body mekanik dan posisi 8. Menjelaskan tentng Istirahat dan tidur 9. Menjelaskan tentng Kebutuhan psikososial 10. Menjelaskan tentng Kebutuhan rasa nyaman 16 III. POKOK BAHASAN Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan – pokok bahasan sebagai berikut yaitu : 1. Memberikan bantuan kebutuhan dasar a. Kebutuhan fisik oksigen b. Nutrisi c. Cairan elektrolit d. Intake dan output cairan e. Eliminasi f. Personal hygiene g. Body mekanik dan posisi h. Istirahat dan tidur i. Kebutuhan psikososial j. Kebutuhan rasa nyaman IV. BAHAN AJAR 1. Jobsheet 2. Daftar Tilik V. URAIAN MATERI A. Memberikan Bantuan Kebutuhan Dasar 1. Oksigen Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem 17 respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya Sistem oksigen. tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi Saluran pernapasan bagian atas: a. Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. b. esophagus. c. Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring. d. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat proses penutupan saluran pernapasan bagian bawah : e. Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebta torakalis kelima. f. Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri g. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus. h. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen dengan karbondioksida. i. Paru-Paru (Pulmo), Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses oksigena. j. Ventilasi Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil. Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini 18 dipengaruhi oleh beberapa faktor : 1.Adanya 2.Adanya konsentrasi kondisi oksigen jalan napas di atmosfer yang baik 3.Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis. k. DifusiGas Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler paru dan co2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa paktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi atau permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial (keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan). Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli masuk kedalam darah oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi). l. TransformasiGas Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan Co2 jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit dan kadar Hb. Fungsi pernafasan antara lain : 1. Mengambil O2 (oksigen). 2. Mengeluarkan CO2 (karbondioksida) sisa pembakaran. 3. Meningkatkan dan melembabkan udara. 4. Melindungi sistem pernafasan dan jaringan lain dari serangan patogenik. 5.Untuk pembentukan komunikasi seperti berbicara, bernyanyi, berteriak dan menghasilkan suara. 2. ORGAN-ORGAN PERNAPASAN 1. Hidung (nasal) Hidung mempunyai 2 (dua) rongga yang dibagi oleh suatu sekat yang disebut septumnasi. Dinding bagian dalam rongga hidung (capum nasi) terdiri dari selaput lendir yang berfungsi menetralisir suhu dan kelembaban udara yang masuk sehingga tidak berbeda dengan suhu tubuh. Dibagian dalam rongga hidung terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi menyaring debu/ kotoran yang masuk kedalam hidung pada saat bernapas. 19 2. Tekak (faring) Merupakan suatu rongga yang menyambung antara cavumnasi dengan laring. Faring terletak dibelakan rongga hidung, rongga mulut dan didepan kerongkongan bagian atas. Tekak terbagi atas 3 (tiga) bagian: a. Bagian atas disebut nasofaring. b. Bagian tengah disebut orofaring. c. Bagian bawah disebut laringo faring. 3. Pangkal tenggorokan (laring) Laring terletak dibawah epiglotis hingga dibawah jakun. Bentuknya seperti pipa bulat, terdiri dari kepingan-kepingan tulang rawan yang diikat oleh pigmen dan membran. Pada bagian ini terdapat pita suara. Dinding laring bagian dalam terdiri dari selaput lendir yang berguna untuk menyesuaikan suhu dan kelembaban udara yang masuk agar sesuai dengan suhu tubuh. Laring terdiri dari 5 (lima) tulang rawan, sebagai berikut: a. Kartilago tiroid (1 buah) dengan jakun. b. Kartilago ariteanoid (2 buah) berbentuk beker. c. Kartilago krikoid (1 buah) berbentuk cincin. d. Kartilago epiglotis (1 buah). 4. Batang tenggorokan (trachea) Bentuknya seperti pipa, terletak dari faring hingga sebatas vertebralis thorakalis ke 5. Tersusun dari 16 hingga 20 buah cincin tulang rawan yang bagian belakangnya diikat oleh jaringan fibrosa dan otot. Bagian dalamnya dilapisi oleh selaput lendir, yang berguna untuk menyesuaikan udara yang masuk. Pada trachea terdapat sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan. 5. Cabang trachea (bronkus) Ada 2 buah bronkus yaitu bagian kiri dan kanan. Bronkhus kanan lebih pendek dari bronchus kiri. Bronkhus bercabang lagi menjadi bronchus paru-paru yaitu bronchus paru atas, bronchus paru tengah dan bronchus paru bawah. Cabang bronchus yang besar disebut segmenlobus dan cabang selanjutnya disebut segmen bronchus. 6. Cabang bronkus (bronkhiolus) terdapat didalam paru-paru. Cabang bronkhiolus banyak sekali dengan garis tengah 1 mm. Diujung bronkhiolus terdapat suaru kantong udara yang disebut alveoli. 7. Kantong udara (alveoli) merupakan akhir dari bronkhiolus. 20 Alveoli membentuk kelompok-kelompok yang disebut asinus, yang merupakan unit fungsional paru-paru. Disini terjadi pertukaran oksigen dari udara dan karbondioksida dari darah. Alveoli dikelilingi pembuluh darah atau kapiler. 8. Paru-paru. Bentuknya seperti kerucut, berada didalam rongga thorak yang diselaputi oleh pleural. Diantara paru kanan dan kiri terdapat jantung. Paru-paru terdapat atas bagian-bagian oleh celah-celah yang disebut lobus. a. Paru-paru kanan terdiri atas lobus superior, lobus medius dan lobus inferior. b. Paru-paru kiri terdiri atas lobus superior dan lobus inferior. Setiap lobus terdiri dari lobula-lobula yaitu kumpulan dari alveoli. Kapasitas paru-paru Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di dalamnya. Waktu ekspirasi udara di dalam paru-paru masih tertinggal ± 3 liter, sedangkan pada waktu pernapasan tertinggal ± 2 ½ liter. PROSES TERJADINYA PERNAPASAN Refleks bernapas diatur oleh pusat pernapasan medulla oblongata. Inspirasi terjadi jika : Nervus prenikus Rangsangan Muskulus diafragma mengkerut datar Jarak stratum vertebra semakin lusa dan melebar Rongga dada membesar sehingga pleura tertarik Tekanan udara berkurang sehingga udara masuk Ekspirasi terjadi jika : Otot relaksasi Rongga dada menjadi kecil Udara di dorong keluar. MACAM-MACAM PERNAPASAN 1. Pernapasan dada Pada saat bernapas, rangka terbesar bergerak. Ini terjadi pada rangka lunak yaitu pada orang-orang muda dan perempuan. 2. Pernapasan perut Pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka biasanya terjadi pada orang tua. Jika tulang rawannya tidak begitu lembek yang disebabkan banyak zat kapur mengendap di dalamnya dan ini banyak kelihatan pada pria. FISIOLOGI PERNAPASAN 1. Pengendalian pernapasan Proses pernapasan dikendalikan oleh kimiawi dan syaraf. Pada proses kimiawi, karbondioksida merangsang saraf di medulla oblongata dan disalurkan lewat saraf phrenikus dan saraf interkostalis yang selanjutnya menuju otot-otot pernapasan (otot diafragma atau interkostalis). Otot ini berkontraksi sehingga terjadilah pernapasan. 21 2. Kecepatan pernapasan Napas wanita lebih cepat dari pria. Patokan normalnya sebagai berikut (sumber Fundamental Of Nursing, Lilis Taylor, Lippincott, 1997) : a. Bayi usia< 1 tahun : 30 – 60 X/Menit. b. Anak usia 1-5 tahun : 20 – 40 X/Menit c. Anak usia 6 – 12 tahun : 15 – 25 X/Menit d. Dewasa : !6 – 20 X/Menit. 3. Kebutuhan tubuh akan oksigen Oksigen diperlukan oleh tubuh pada tingkat metabolisme sel. Sel tubuh yang tidak memperoleh oksigen akan mengalami kerusakan dan mati. Bila seseorang kekurangan oksigen akan terlihat kebiru-biruan pada ujung telunjuk tangan, bibir serta ujung telinga a. Nutrisi Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah system pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Saluran Pencernaan 1) Mulut Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian luar (vestibula), yaitu ruang diantar gusi, gigi, bibir, dan pipi; serta bagian dalam yang terdiri dari rongga mulut. 2) Faring dan esophagus Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas yang berjalan hingga vertebrae servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang ± 20-25cm yang terletak di belakang trachea dan di depan tulang punggung, kemudianmasuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen dan menyambung dengan lambung. Esophagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring menuju lambung, bentuknya seperti silinder yang berongga dengan panjang 2cm. kedua ujungnya dilindungi oleh sphincter. Dalam keadaan normal sphincter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini 22 bertujuan untuk mencegah gerakan balik ke oragan bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan kerja peristaltic. 3) Lambung Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah yang horizontal (disebut antrum pilorik). Lambung ini berhubungan langsung dengan esophagus melalui orifisium kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas. Lambung memiliki fungsi sebagai berikut : a) Fungsi motoris adalah menampung makanan, mencagah makanan menjadi partikel kecil, dan mencampurnya dengan asam lambung b) Fungsi sekreasi dan pencernaan adalah mensekresi pepsinogen rennin, dan lipase. Pepsinogen diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin yang dapat memecah protein menjadi proteosa an peptone. 4) Usus Halus Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang ± 2,5 m dalam keadaan hidup. Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limfa yang disebut kelenjar soliter yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Pada umumnya, fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi chime dari lambung. Zat makanan yang telah halus akan diabsorpsi di dalam usus halus, yakni pada duodenum. Disisni terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D; serta vitamin A,D,E dn K dengan bantuan empedu dan asam folat. 5) Usus Besar Usur besar (kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus, mulai dari katup ileokolik atau ileosaekal sebagai tempat lewatnya makanan. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorsi air (± 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. 6) Organ Asesoris a) Hati Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh b) Kantong Empedu 23 Kantong empedu merupakan sebuah kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai di pinggiran depan yang memiliki panjang 8-12 cm, dengan kapasitas 40-60 cm3. c) Pankreas Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama dengan kelenjar ludah dengan memilliki panjang ± 15 cm. ZAT GIZI Zat gizi (nutrient) merupakan zat yang terdapat di dalam makanan, yang terdiri atas : 1. Karbohidrat Karbohidrat merupakan zat gizi berbentuk amilum. 2. Lemak Pencernaan lemak dimlai dalam lambung karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak 3. Protein Kelenjar ludah dalam mulut tidak membuat enzim protease terdapat dalam lambung. 4. Mineral mineral tidak menbutuhkan pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk tertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya. 5. Vitamin Proses penyerapan vitamin dapat dilakukan dengan difusi sederhana. Vitamin yang larut dalam lemak diserap oleh system transport aktif yang membawa lemak ke seluruh tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa variasi mekanisme transport aktif. 6. Air Air merupakan zat gizi yang paling mendasar. Tubuh manusia terdiri dari kira-kira 5070% air. Asupan air secara teratur sangat penting disbandingkan dengan supan nutrisi lain. KESEIMBANGAN ENERGI LAIN Energi merupakan kapasitas untuk melakukan sebuah aktivitas yang dapat diukur melalui pembentukan panas. Energi pada manusia dapat diperoleh dari berbagai asupan zat gizi diantaranya protein, karbihidrat, lemak, maupun bahan makanan yang disimpan dalam tubuh. Tubuh memerlukan keseimbangan energi untuk melakukan sebuah aktivitas. Keseimbangan tersebut dapat dihitung melalui kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan seseorang, kebutuhan kalori dasar/basal, dan tingkat aktivitas. 24 Rumus = Berat Badan Ideal x 10 KKB Keterangan KKB = kebutuhan kalori basal Metabolisme Basal Diet Wanita Hamil Pada wanita, masa hamil merupakan saat dimana zat gizi diperlukan dalam jumlah yang lebih banyak, secara kuantitas maupun kualitas dibandingkan dengan saat tidak hamil. Asupan zat gizi tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan ibu dan juga untuk tumbuh kembang janin dalam kandungan. Diet ibu menyusui Masa menyusui juga memerlukan asupan gizi yang baik agar dapat menghasilkan air susu dalam jumlah yang maksimal untuk bayinya. GANGGUAN/MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN NUTRISI 1. Obesitas Obesitas merupakan peningkatan berat badan yang melebihi 20% batas normal berat badan seseorang. 2. Malnutrisi Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI Pengetahuan Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapt disebabkan oleh kurangnya iinformasi, sehingga dapat terjadi kesalaahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi. Prasangka Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi seseorang. Kebiasaan Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertantu dapat juga memengaruhi status gizi. Kesukaan 25 Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Ekonomi Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan yang bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Sebaliknya, orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi. b. Cairan elektrolit Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paruparu dan gastrointestinal Ginjal Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit. Kulit Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Paru-paru Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss ± 400ml/hari. Gastrointestinal Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan normal, cairan yang hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari. Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), system aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid. ADH Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air ehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh Aldesteron 26 Hormon ini diekresi oleh kelenjar adrenal ddi tubulus ginjal dan berfungsi pada absorbsi natrium Prostaglandin Prostaglandin merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan gerakan gastrointestinal. Glukokortikoid Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yng menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium. Kebutuhan Cairan Tubuh bagi Manusia Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam bagia tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan. Cara Perpindahan Cairan Difusi Difusi merupakan tercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas atau zat padat secra bebas atau acak Osmosis Osmosis adalah proses perpindahan pelarut murni (seperti air) melalui membrane semipermeabel, biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedangkan larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah volumenya. Transpor aktif Proses perpindahan cairan tubuh dapat menggunakan mekanisme transport aktif. Transport aktif merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis yang memerlukan aktivitas metabolic dan pengeluaran energi untuk menggerakkan berbagai materi guna menembus membrane sel Faktor yang Berpengaruh dalam Pengaturan Cairan Proses pengaturan cairan di pengaruhi oleh dua faktor yakni : Tekanan cairan, proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan Membran semipermiabel, merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Jenis Cairan 27 Cairan zat gizi (nutrien) Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari. Cairan nutrien dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat, itrogen dan vitamin untuk metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 2001500 kalori perliter. Cairan nutrien terdiri atas : Karbohidrat dan air Asam amino Lemak Blood volume expanders Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah sesudah kehilangan darah atau plasma Gangguan/ masalah dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan 1. Hipovolume atau dehidrasi Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu: Dehidrasi isotonic, terjadi jika kekurangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada elektrolitnya Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air. Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya : Dehidrasi berat 1) Pengeluaran/ kehilangan cairan 4-6 L 2) Serum natrium 159-166 mEq/L 3) Hipotensi 4) Turgor kulit buruk 5) Oliguria 6) Nadi dan pernapasan meningkat 7) Kehilangan cairan mencapai > 10% BB Dehidrasi sedang 1) Kehilangan cairan 2-4 l atau antara 5-10% BB 2) Serum natrium 152-158 mEq/L 28 3) Mata cekung Dehidrasi ringan, dengan terjadinya kehiangan cairan sampai 5% BB atau 1,5-2 L 2. Hipervolume atau overhidrasi Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu, hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial). KEBUTUHAN ELEKTROLIT Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut dengan ion. Komposisi elektrolit Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut : Natrium : 135- 145 m Eq/L Kalium : 3,5-5,3 m Eq/L Klorida : 100-106 m Eq/L Bikarbonat arteri : 22-26 m Eq/L Bikarbonat vena : 24-30 m Eq/L Kalsium : 4-5 m Eq/L Magnesium : 1,5-2,5 m Eq/L Fosfat : 2,5-4,5 mg/100ml Pengaturan Elektrolit Pengaturan keseimbanga natrium Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfngsi dalam pengaturan osmolaritas dan volume cairan tubuh. Pengaturan keseimbangan kalium Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). System pengaturannya melalui tiga langkah: Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan produksi aldosteron Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkanmelalui ginjal Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun 29 Pengaturan keseimbangan kalsium Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang Pengaturan keseimbangan magnesium Magnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan intrasel Pengaturan keseimbangan klorida Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic dalam darah Pengaturan keseimbangan bikarbonat Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga) dalam tubuh 1. Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4) Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine. Jenis Cairan Elektrolit Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan saline terdir dari cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Gangguan /Masalah Kebutuhan Elektrolit Hiponatremia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L,mual,muntah dan diare. Hipernatremia, suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll Hipokalemia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan. Hiperkalemia, merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik. Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan,dll Hipokalsemia, merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll 30 Hiperkalsemia, merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah. Hal ini terjadi pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3 mEq/L Hipomagnesia, merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, dll, serta kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L Hipermagnesia, merupakan kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hal ini ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L KESEIMBANGAN ASAM BASA Aktivitas tubuh memerlukan keseimbangan asam basa, keseimbangan asam basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, nilai pH cairan tubuh 7,35-7,45. keseimbangan dapat dipertahankan melalui proses metabolisme dengan sistem buffer pada seluruh cairan tubuh dan melalui pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal). Tiga macam sistem larutan buffer cairan tubuh yaitu larutan bikarbonat, larutan buffer fosfat, dan larutan buffer protein. Jenis Asam Basa Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengoreksi osidosis. Keadaan osidosis dapat di sebabkan karena henti jantung dan koma diabetikum. Contoh cairan alkali antara lain natrium (sodium laktat) dan natrium bikarbonat. Laktat merupakan garam dari asam lemah yang dapat mengambil ion H+ dari cairan, sehingga mengurami keasaman (asidosis). Ion H+ diperoleh dari asam karbonat (H2CO3), yang mana terurai menjadi HCO3 (bikarbonat) dan H+. selain system pernapasan, ginjal juga berperan untuk mempertahankan keseimbangan asam basa yang sangat kompleks. Gangguan/Masalah Keseimbangan Asam Basa Asidosis respiratorik, merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh Asidosis metabolik, merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam. Alkalosis respiratorik, merupakan suatu keadaan kehilangan CO2, dari paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri ukurang dari 35 mmHg, pH lebih dari 7,45. 31 Alkalosis metabolik, merupakan suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan cairan basa pada cairan tubuh denganadanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri lebih dari 7,45. Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor=faktor : 1. usia. Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan aktivitas organ, sehingga dapat memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit. 2. temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan. 3. diet. Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi penggerakan cairan dari interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan. 4. stress dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium dan air. 5. sakit. Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhan cairan yang cukup. c. Intake dan output cairan d. Eliminasi Kebutuhan eliminasi terdiri atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhanbuang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar) KEBUTUHAN ELIMINASI URINE Organ yang Berperan dalam Eliminasi urine Ginjal Merupakan organ retropenitoneal (di belakang selaput perut) yang terdiri atas ginjal sebelah kanan dan kiri tulang punggung. Ginjal berperan sebagi pengatur komposisi dan volume cairan dalam tubuh. Kandung kemih (bladder, buli-buli) Merupakan sebuah kantung yang terdiri atas otot halus yang berfungsi sebagai penampung air seni (urine). Uretra 32 Merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar. Proses Berkemih Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi ± 250-450 cc (pada orang dewasa) dan 200-250 cc (pada anak-anak). Komposisi urine : 1. Air (96%) 2. Larutan (4%) Larutan Organik Urea, ammonia, keratin, dan asam urat Larutan Anorganik Natrium (sodium), klorida, kalium (potasium), sufat, magnesium, fosfor. Natrium klorida merupakan garam anorganik yang paling banyak. Faktor yang Memengaruhi Eliminasi Urine Diet dan asupan Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk.selain itu, minum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan urine. Respon keinginan awal untuk berkemih Kebiasan mengabaikan keinginan awal utnuk berkemih dapat menyebabkan urin banyak tertahan di vesika urinaria, sehingga memengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah ppengeluaran urine Gaya hidup Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet. Stress psikologis Meningkatkan stres dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi. Tingkat aktivitas Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinearia yang baik untuk fungsi sphincter. Kemampuan tonus otot di dapatkan dengan beraktivitas. Hilangnya tonus otot vesika urinearia dapt menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun. Tingkat perkembangan 33 Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat memengaruhi pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih mengalami mengalami kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun kemampuan dalam mengontrol buang air kecil meningkat dengan bertambahnya usia Kondisi penyakit Kondisi penyakit dapat memengaruhi produksi urine, seperti diabetes mellitus. Sosiokultural Budaya dapat memegaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine, seperti adanya kultur pada pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu. Kebiasaan seseorang Seseorng yang memiliki kebiasaan berkemh di toilet, biasanya mengalami kesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila dalam keadaan sakit. Tonus otot Tonus otot yang berperan penting dlam membantu proses berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi sebagai pengontrolan pengeluaran urine Pembedahan Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak dari pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah produksi urine. Pengobatan Pemebrian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau penurunan proses perkemihan. Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik ini juga dapat memengaruhi kebutuhan eliminasi urine, khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran kemih seperti intra venus pyelogram (IVP). Gangguan/Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine Retensi urine,merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Tanda klinis retensi : Ketidaknyamanan daerah pubis Distensi vesika urinaria Ketidaksanggupan untuk berkemih 34 Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25-50 ml) Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya Meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih Penyebab : Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria Trauma sumsum tulang belakang Tekanan uretra yang tinggi karena otot detrusor yang lemah Sphincter yang kuat Sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat) Inkontinensia urine, merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Enuresis, merupakan ketiksanggupan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan tidak mampu mengontrol sphincter eksterna. Faktor penyebab enuresis : Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari normal Anak-anak yang tiidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi keinginan berkemih tidak diketahui. Hal itu mengakibatkan terlambatnya bangun tidur untuk ke kamar mandi Vesika urrinaria peka rangsang, dan seterusnya, tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar. Suasana emosional yang tidak menyenangkan dirumah (misalnya, persaingan dengan saudara kandung atau cekcok dengan orang tua) Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaannya tanpa di bantu dengan mendidiknya Infeksi saluran kemih, perubahan fisik, atau neurologis system perkemihan. Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral Anak yang takut jalan gelap untuk ke kamar mandi Perubahan pola eliminasi urine, merupakan keadaan sesorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine karena obstruksi anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan eliminasi terdiri atas : Frekuensi, merupakan banyaknya jumlah berkemih dalam satu hari 35 Urgensi, merupakan perasaan seseorang yang takut mengalami inkontinesia jika tidak berkemih Disuria, merupakan rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih Poliuria, merupakan produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, tanpa adanya peningkatan asupan cairan. Urinaria supresi, merupakan berhentinya produksi urine secara mendadak. Sistem yang Berperan dalam Eliminasi Alvi Sistem tubuh berperan dalam proses eliminasi alvi (buang air besar ) adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar. Proses Buang Air Besar (Defekasi) Defekasi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat dua pusat ang menguasai refleks untuk defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang belakang. Secara umum, terdapat dua macam terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi yaitu refleks defekasi intrinsic dan refleks defekasi parasimpatis. Gangguan / Masalah Eliminasi Alvi Konstipasi Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko tinggi mengalami statis usus besar sehingga mengalami eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering dank eras. Tanda Klinis : Adanya fefes yang keras Defekasi kurang dari 3 kali seminggu Menurunnya bising usus Adanya keluhan pada rektum Nyeri saat mengejan dan defekasi Adanya perasaaan masih ada sisa feses Kemungkinan Penyebab: Defek persarafan, kelemahan pevis, immobilitas karena cedera serebrospinalis, cerebro vascular accident (CVA), dan lain-lain. Pola defekasi yang tidak teratur Nyeri saat defekasi karena hemorrhoid Menurunnya peristaltic karena stress psikologis Penggunaan obat seperti antasida, laksantif, atau anestesi 36 Proses menua (usia lanjut) Diare Diare merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko sering mengalami pengeluaran feses dalam bentuk cair. Diare sering disertai kejang usus, mungkin ada rasa mula dan muntah Tanda Klinis : Adanya pengeluaran feses cair Frekuensi lebih dari 3 kali sehari Nyeri/kram abdomen Bising usus meningkat Kemungkinan Penyebab : Malabsorpsi atau inflamasi, proses infeksi Peningkatan peristaltic karena peningkatan metabolisme Efek tindakan pembedahan usus Efek penggunaan obat seperti antasida, laksantif, antibiotic, dan lain-lain Stres psikologis Inkontinensia Usus Inkontinesia usus merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari proses defekasi normal, sehingga mengalami proses pengeluaran feses tidak disadari. Hal ini juga disebut sebagai inkontinensia alvi yang merupakan hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui sphincter akibat kerusakan sphincter. Tanda Klinis : Pengeluaran feses yang tidak dikehendaki Kemungkinan Penyebab : Gangguan sphincter rectal akibat cedera anus, pembedahan, dan lain-lain Distensi rectum berlebih Kurangnya control sphincter akibat cedera medula spinalis, CVA, dan lain-lain Kerusakan kognitif Kembung Kembung merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas berlebihan dalam lambung atau usus Hemorroid 37 Hemorrhoid merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat disebabkan karena konstipasi, peregangan saat defekasi dan lain-lain Fecal Impaction Fecal impaction merupakann massa feses karena dilipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi materi feses yang berkepanjangan. Penyebab fecal impaction adalah asupan kurang, aktivitas kurang, diet rendah serat, dan kelemahan tonus otot. Faktor yang Memengaruhi Proses Defekasi Usia Setiap tahap perkembangan/usia memiliki kemampuan mengontrol proses defekasi yang berbeda. Diet Diet, pola atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat memengaruhi proses defekasi. Makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang dikonsumsipun dapat memengaruhinya Asupan cairan Pemasukana cairan yang kurang dalam tubuh membuat defekasi menjadi keras. Oleh karena itu, proses absopsi air yang kurang menyebabkan kesulitan proses defekasi. Aktivitas Aktivitas dapat memengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran proses defekasi Pengobatan Pengobatan juga dapat memengaruhinya proses defekasi, seperti penggunaan laksantif, atau antasida yang terlalu sering. Gaya hidup Kebiasaan atau gaya hidup dapat memengaruhi proses defekasi. Hal ini dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/ kebiasaan melakukan buang air besar di tempat yang bersih atau toilet, etika seseorang tersebut buang air besar di tempat terbuka atau tempat kotor, maka akan mengalami kesulitan dalam proses defekasi. Penyakit Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses defekasi, biasanya penyakit-penyakit tersebut berhubungan langsung dengan system pencernaan, seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya. 38 Nyeri Adanya nyeri dapat memengaruhi kemampuan / keinginan untuk defekasi seperti nyeri pada kasus hemorrhoid atau episiotomi Kerusakan sensoris dan motoris Kerusakan pada system sensoris dan motoris dapat memengaruhi proses defekasi karena dapat menimbulkan proses penurunan stimulasi sensoris dalam melakukan defekasi. e. Personal hygiene Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya : budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan tentang perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri. JENIS PERAWATAN DIRI BERDASARKAN WAKTU PELAKSANAAN Perawatan dini hari. Merupakan perawatan yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan seperti persiapan dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine dan feses), memberikan pertolongan, mempersiapkan pasien untuk melakukan makan pgi dengan melakukan tindakan perawatan diri seperti mencuci muka dan tangan, serta menjaga kebersihan mulut. Perawatan pagi hari. Perawatan yang dilakukansetelah melakukan makan pagi dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan eliminasi (buang air besar dan kecil), mandi dan mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijitan pada punggung, membersihkan mulut, membersihkan kuku, dan rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Perawatan siang hari. diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindkan pengobatan Perawatan atau permeriksaan dan setelah makan siang. Berbagai tindakan perawatan diri yang dapar dilakukan antara lain : mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, serta melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien. 39 Perawataan menjelang tidur. Perawatan diri yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan kecil), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, serta memijat daerah punggung. Tujuan perawatan diri adalah unutk mempertahankan perawatan diri, baik secara sendiri maupun dengan bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan. JENIS PERAWATAN DIRI BERDASARKAN TEMPAT Perawatan Diri pada Kulit Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat (cukup) dalam mempertahankan fungsinya. Fungsi Kulit Melindungi tubuh dari berbagai masuknya kuman atau truma jaringan bagian dalam sehingga dapat menjaga keutuhan kulit Mengatur keseimbangan suhu tubuh serta membantu dalam produksi keringat dan penguapan Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh untuk menerima rangsangan dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, dan suhu. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan nitrogen Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah pengeluaran cairan tubuh yang berlebihan Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet yang dating dari sinar matahari. Faktor-faktor yang Memengaruhi kulit Usia Perubahan kulit yang dapat ditentukan oleh usia seseoang. Hal ini dapat terlihat pada bayi yang berusia relative muda dengan kondisi kulit yang sangat rawan terhadap berbagai trauma atau masuknya kuman. Jaringan kulit 40 Perubahan dan keutuhan kulit dapat dipengaruhi oleh struktur jaringan kulit. Apabila jaringan kulit rusak, maka terjadi perubahan pada struktur kulit. Kondisi/keadaan lingkungan Beberapa kondisi atau keadaan lingkungan dapat memengaruhi keadaan kulit secara utuh, antara lain keadaan panas, adanya nyeri akibat sentuhan serta tekanan, dan lain-lain. f. Body mekanik dan posisi Pengertian Body Mekanik Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir, dan aman untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktifitas. Istilah body mekanik pada umumnya digunakan untuk menggambarkan efisiensi pergerakan tubuh seseorang yang digunakan untuk memindahkan tubuh orang lain atau benda. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Body Mekanik 1. Status Kesehatan Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penururnan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari dan lain – lain. 2. Nutrisi Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur. Emosi Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi. 4. Situasi dan Kebiasaan Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi Gaya Hidup Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh 6. Pengetahuan Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang dalam penggunaan mekanika tubuh akan 41 menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem muskulokeletal dan saraf. Akibat Body Mekanik yang Buruk Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah : 1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem musculoskeletal. 2. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem musculoskeletal. Seseorang salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur musculoskeletal, misalnya kelainan pada tulang vertebrata. Pengaturan Posisi Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas disesuaikan dengan tingkat gangguan seperti : 1. Posisi Fowler Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien. 8. Adalah posisi miring ke kanan atau kekiri, hal ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat pada pasien itempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki. Posisi ini digunakan untuk melancarkan peredarahan darah ke otak. 10. Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta pada proses persalinan. 11. Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukakn untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan pemasangan alat kontrasepsi. 12. Posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid. dari musculoskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan dengan tepat. Pada dasarnya, mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktifitas. 42 i. Istirahat dan tidur a. Pengertian Tidur Suatu kondisi tidak sadar di mana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai. b. Fisiologi Tidur Pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme selebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur dan bangun. c. Jenis-jenis tidur Terdapat dua jenis tidur yaitu: jenis tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan di dalam sistem pengaktivasi retikularis dan jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam otak, jenis tidur ini disebut dengan jenis tidur poradoks atau tidur rapid eye movement (NREM) Tidur gelombang lambat (slow wave sleep)/ nonrapid eye movement (NREM) Tahap tidur jenis NREM a) Tahap 1 Adalah tahap transisi antara bangun dan tidur. b) Tahap 2 Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. c) Tahap 3 Merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi napas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis sehingga sulit untuk bangun. d) Tahap 4 Merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot menurun. Tidur paradoks/ tidur rapid eye movement (REM) Ciri tidur REM adalah: 1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif 2. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM. 43 3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis 4. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur. 5. Pada otot perifer, terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur. 6. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat. 7. Tidur ini penting Fungsi dan Tujuan Tidur Fungsi dan tujuan masih belum diketahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Selain itu, stres pada paru-paru, sistem kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan selama tidur diarahkan untuk fungsi-fungsi seluler yang penting. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain: 1) Penyakit Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. 2) Latihan dan kelelahan Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. 3) Stress psikologis Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur. d. Obat Beberapa jenis obat yang mempengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretik yang dapat menyebabkan insomnia; antidepresan yang dapat 44 menekan REM; kafein yang dapat meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur; golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia; dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk. e. Nutrisi Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat proses terjadinya tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur. f. Lingkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat nempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur. g. Motivasi Merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, sehingga dapat mempengaruhi proses tidur. Gangguan/Masalah Kebutuhan Tidur a) Insomnia Merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak mampu mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga individu tersebut hanya tidur sebentar atau susah tidur. b) Hipersomnia Merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan. Pada umumnya, lebih dari sembilan jam pada malam hari. c) Parasomnia Merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur. Misalnya, somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV dari tidur NREM. d) Enuresis Merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur atau disebut juga dengan istilah mengompol. e) Apnea tidur dan mendengkur 45 Mendengkur tidak termasuk gangguan tidur, tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah, karena adanya rintangan dalam pengaliran udara di hidung dan mulut pada waktu tidur. f) Narkolepsi Merupakan keadaan tidur yang tidak dapat dikendalikan, seperti tidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau di tengah pembicaraan. g) Mengigau Merupakan suatu gangguan tidur bila terjadi terlalu sering dan di luar kebiasaan menyebabkan kualitas dan kebutuhan tidur berkurang. h) Gangguan pola tidur secara umum Suatu keadaan ketika individu mengalami atau mempunyai resiko peubahan jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. 1. Kebutuhan Psikososial Manusia adalah mahluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut sehat, sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Ada beberapa kebutuhan manusia yang patut diketahui untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan terhadap klien. Setiap klien mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. Hak-hak tersebut diharapkan mampu memberikan dukungan terhadap pemeliharaan pasien yang lebih efektif sehingga diperoleh kepuasa yang lebih besar oleh pasien, dokter dan organisasi pelayanan kesehatan lainnya. 1. HAK-HAK KLIEN Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Bila seorang memiliki hak terhadap B, maka B mempunyai kewajiban terhadap A. Hak pasti berhubungan dengan individu yaitu pasien, sedangkan bidan mempunyai kewajiban/ keharusan untuk pasien. Jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien. 46 Hak klien adalah hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai hak klien. Hak-hak tersebut adalah : 1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit / institusi pelayanan kesehatan. 2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusia, adil dan jujur. 3. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi 4. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya. 5. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan, persalinan nifas dan bayinya yang baru dilakhirkan. 6. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selam persalinan berlangsung. 7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit. 8. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar. 9. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya sepengetahuan dokter yang merwat. 10. Pasien berhak meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya. 11. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi : 1. Penyakit yang diderita 2. Tindakan kebidanan yang akan dilakuukan. 3. Alternatif terapi lainnya. 4. Prognosanya 5. Perkiraan biaya pengobatan. 12. Pasien berhak menyetujui/ memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya. 13. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya. 14. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis. 47 15. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggupasien lainnya. 16. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit. 17. Pasien berhak menerima/ menolak bimbingan moral maupun spiritual 18. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal praktek. Kewajiban Pasien 1. Pasien dan keluarganya berkewajjiban unytuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit/ institusi pelayanan kesehatan. 2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan , perawat yang merawatnya. 3. Pasien/ penanggungjawabnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan dokter, bidan dan perawat. 4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu disepakati/ janjian yang teklah dibuatnya. 2. RASA AMAN DAN NYAMAN 1) Rasa Aman Manusia adalah mahluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan dengan lingkungannya. Untuk mempertahankan keseimbangan tersebut manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus terpenuhi dengan baik. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Abraham maslow sebagai berikut berdasarkan prioritas : a. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar yang harus terpenuhi agar kelangsungan hidup bisa bertahan. Ada 8 kebutuhan secara fisiologis diantaranya : Oksigenasi 48 Oksigen adalah slh satu komponen gas dan unsur vital dalm proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel manusia. Cairan dan Elektrolit Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan. Cairan dan Elektrolit saling berhubungan. Nutrisi Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahnkn suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pengantian sel yang rusak Eliminasi Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh Tempat Tinggal Lingkungan tempat tinggal yang kotor bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit, selain itu kondisi yang berantakan dan kurang bersihpun menjadi faktor pencetus terjadinya penularan penyakit menulr. Aktivitas dan Istirahat Tidur Kebutuhan aktivitas (pergerakan) istirahat merupakan kesatuan yang saling berhubungan Seks Kebutuhan seksual dan perilaku bagaimana untuk memenuhinya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : umur, social budaya, etika, nilai, harga diri dan tingkat kesejahteraan VI. RANGKUMAN Kebutuhan manusia merupakan sesuatu hal yang harus dipenuhi untuk meningkatkan darajat kesehatan. Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan yang dikenal dengan Hirarki Maslow. Lima kebutuhan Maslow disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga tidak terlalu krusial adapun kebutuhan yang dimaksud meliputi : kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan 49 keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah system pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. VII. EVALUASI 1. Penemu terapi oksigen melalui kanula hidung dengan aliran lambat dengan hasil baik tanpa retensi CO2 adalah... a. Beddoes b. Chemiack c. Priestly d. Baraach 2. Perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan O2 terjadinya fungsi katup jantung adalah .... a. Cardiac output b. Distritmia c. Ischemia d. Stenosis Masalah-masalah defekasi adalah, Kecuali... a. Flatulence b. Apacia c. Incontinensia d. Fecal infection 3. 4. Faktor- faktor yang mempengaruhi eliminasi urine adalah, Kecuali : a. Diet dan asupan makanan b. Gaya hidup c. Tingginya aktivitas d. Stres psikologis 50 5. Ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Secara umum, penyebab dari inkontinensia urine adalah proses penuaan, pembesaran kelenjar prostat, serta penuaaan kesadaran, serta penggunaan obat narkotik adalah... a. Inkontinensia b. Enuresis c. Glomerulonefritis d. Nefritis VIII. KUNCI JAWABAN 2. 3. 4. 5. 6. B D B C A IX. DAFTAR PUSTAKA 1. Tappero, EP and Honeyfield, ME (1993) Physical Assesment of Newborn Congcress Cataloging in Publication Data (NICU) Link, Petalum CA, USA 2. Hobs, L (1993) The Independent Midwife : A Guide to independent Midwifery Practice, UK by Ltd Healthy 3. Bryn, RM (1995) Theory for Midwifery Practice. Macmillan Press, Ltd Healthy 4. World Health Organization (1996) Learning Material of Nursing : Chapter 7 : Healthy 5. Parenthood WHO Copenhagen 6. World Health Organization Safe Motherhood List-List All WHO publication on Safe Motherhood All Free of Charge, WHO, Ganewa 7. WHO SEARO (2000) Standard of Midwifery Practice for Safe Motherhood 8. WHO EURO (2000) Essential Antenatal, Prenatal and Post Partum Care 9. Johnson, R and Taylor, W(2010) skill of Midwifery Practice, Churchill Livingstone, Edinburg 51 52 53 54 55