Eksekutif Summary

advertisement
Bentuk
Nama
Tema
Waktu pelaksanaan
Media
Pelaksana
Narasumber dan Sub Tema
yang disampaikan
Peserta
Identitas Kegiatan
Seminar Dalam Jaringan
Webinar SAVE DELTA MAHAKAM
Sinergitas Antar Lembaga untuk Pengelolaan Kawasan
Delta Mahakam yang Terpadu Menuju Ekonomi
Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan
Kamis, 25 Juni 2020 Jam 14.00 s.d 16.00 WITA
Zoom dan Yotube
Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Kelautan
Indonesia Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
(DPW ISKINDO KALTIMRA) berkejasama Program
Studi Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Mulawarman
1. Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia,
sekaligus Direktur Jenderal Perikanan Tangkap
Kementerian Kementerian Kelautan Republik
Indonesia M. Zulficar Mochtar, S.T, M.Sc. sub
tema “Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan untuk Kawasan Delta
Mahakam Sebagai Lumbung Perikanan Nasional
2. Bupati Kutai Kartanegara, Drs. Edi Damansyah,
M.Si sub tema “Potensi dan Kebijakan Lokal
Pengelolaan Sektor Kelautan dan Perikanan di
Kawasan Delta Mahakam”
3. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univ.
Mulawarman Prof. Dr. Iwan Suyatna, M.Sc., DEA
sub tema “Kawasan Delta Mahakam Sebagai Pusat
Penelitian Kelautan dan Perikanan Nasional”
4. Direktur Program Kelautan Yayasan Konservasi
Alam Nusantara (YKAN), Dr. Muhammad Ilman
sub tema “Solusi Berbasis Alam dalam Pengelolaan
Perikanan Berkelanjutan di Kawasan Delta”
Peserta yang mengikuti webinar sebanyak 250 orang
yang tersebar dari seluruh Indonesia dan berasal dari
berbagai institusi sebagai berikut:
1. 46 Institusi Pendidikan Tinggi
2. 30 Institusi Pemerintah. (Dari Pemerintah Pusat
sampai ke Tingkat Kabupaten/Kota)
3. 7 NGO
4. 6 Perusahaan Swasta
5. 1 Organisasi Masyarakat
Isu-Isu Strategis yang Disampiakna Narasumber
1. Mahakam Mega Biodiversity Tropical Rainforests yang Terdegradasi dan
Bagaimana
Hutan Tropis Lembab (Tropical Rainforests), hanya sekitar 7% dari luas planet bumi,
namun sekitar setengah kekayaan spesies dunia berada di hutan tropis lembab. Kekayaan
spesies ini termasuk flora dan fauna yang hidup di River-Lake-Delta System Mahakam.
Sampai saat ini konversi hutan mangrove untuk menjadi kawasan tambak masih terjadi.
Akibatnya terjadi penurunan luas kawasan mangrove yang sangat signifikan. Selain
penurunan luas kawasan mangrove, terjadi kerusakan pada River-Lake-Delta System di
Mahakam yang menyebabkan mulai berkurangnya berbagai jenis ikan air tawar, ikan air
payau dan ikan laut di dalam River-Lake-Delta System Mahakam.
2. Peran Strategis Delta Mahakam Terhadap Pemanasan Global dan Menjaga
Keanekaragaman Jenis Ikan di WPP 713
Kawasan Delta Mahakam di Dominasi oleh vegetasi mangrove. Mangrove di Delta
Mahakam memiliki potensi simpanan karbon sebesar 1000 Mg C per ha. Hingga saat ini,
potensi simpanan karbon tersebut terus mengalami penurunan hingga 50% seiring dengan
terus terjadinya alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak undang di kawasan Delta
Mahakam. Akibat perilaku ini, muncul persepsi negative tentang udang yang berasal dari
tambak.
Perairan Delta Mahakam sangat kaya akan nutriuet maupun bahan organik yang berasal
dari daratan maupun dari lautan yang terjebak dan mengendap di bawah perairan atau di
sedimen. Kita ketahui bersama, sebelum ikan ke habitat aslinya dan berada di fase awal
siklus hidupnya (stadia larva), stadia larva bersifat planktonik dan termasuk ke dalam jenis
meroplankton. Dimana sebagian siklus hidupnya hidup sebagai plankton dan sebagian lagi
berkembang menjadi organisme dewasa. Larva-larva ikan ini sangat berhubungan dengan
kondisi mangrove karena mangrove merupakan kawasan memijah, mencari makan dan
tempat berlindung. Tentu jika melihat hal tersebut, peran Delta Mahakam dengan luas
mangrove 69.696 ha pada tahun 2019 memiliki peran yang besar untuk menjami
keberadaan sumber daya ikan di WPP 713. Peran ini semakin nyata, jika dibandingkan
sebaran mangrove di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali yang luas mangrovenya jauh dibawah mangrove
yang ada di Kalimantan Timur termasuk Mangrove Delta Mahakam.
3. Perkembangan Terkini dan Tantangan Pengelolaan Kawasan Delta Mahakam
- Perkembangan Terkini
 Deklarasi Compact Delta Mahakam: Bupati Kutai Kartanegara, Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan Kaltim, dan mitra strategis.
 Kebijakan pemanfaatan tambak tidak produktif menjadi kawasan budidaya rumput
laut
 Kebijakan budidaya ikan dengan konsep silvofisheri
- Tantangan Pengelolaan Kawasan Delta Mahakam
 Koordinasi dengan stakeholder pemerintah tingkat provinsi: DKP, Bappeda,
DPMPD/Dinas pemberdayaan masyarakat desa, dll. mitra strategis lainnya.
 Koordinasi vertikal Pemkab Kukar, Pemerintah Pusat, ada berbagai kelompok
masyarakat dan punggawa.
 Target kemandirian KPH 2024 dimana setiap KPH mandiri sekaligus
menghasilkan profit dan benefit
Rekomendasi
Pengelolaan kawasan Delta Mahakam perlu melibatkan dan kolaborasi seluruh stakeholder.
Mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, unit pelaksana teknis, kelompok masyarakat
dalam kawasan delta, ponggawa dan NGO. Oleh sebab itu diperlukan suatu kelompok kecil
yang mewakili setiap lembaga tersebut untuk terus mengkoordinasikan pengelolaan
kawasan delta mahakam agar dapat menjadi kawasan perikanan, pusat penelitian dan
memberi manfaat ekonomi lebih besar bagi masyarakat sekitar.
Rekomendasi Narasumber pada Webinar Seri Ke Dua
1. Kepala KPHP Delta Mahakam
2. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur
3. Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI-Kaltim)
4. Prof. Dr. Ir. A. Syafei Sidik, M.Sc (Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Mulawarman
5. Yayasan KEHATI
Download