Uploaded by linarasku

BAB 1 Ulkus kanker

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal yang menyerang organ dengan cepat
sehingga fungsinya hancur dan menyebabkan kematian. Kanker menjadi salah satu penyakit
yang paling ditakuti masyarakat, apalagi kanker yang sudah metastase dan menimbulkan luka
kanker. Kanker dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti pola hidup yang tidak sehat dan
juga faktor genetik dan lingkungan. Pada era globalisasi inilah kasus penyakit kanker kian
meningkat akibat pola hidup dan lingkungan yang tidak sehat.
Beberapa dekade ini penyakit kanker semakin meningkat. Negara Indonesia dan beberapa
Negara di dunia tiap tahun kasus kanker terus meningkat, mulai dari yang tertinggi kanker
payudara, kanker leher rahim (serviks), kanker paru, kanker usus besar (kolorektal), kanker
prostat, kanker darah, kanker tulang, kanker hati, kanker kulit. Setidaknya di dunia ada lebih
dari 100 jenis kanker Menurut WHO dan Bank Dunia memperkirakan setiap tahun, 12 juta
orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia.
Berdasarkan data Riskesdas, 2007, menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia rasio tumor
atau kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk (4). Kanker merupakan penyebab kematian nomor
7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal dan Diabetes Melitus. Sedangkan
berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara
menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%),
disusul kanker leher rahim (11,78%) .
Menurut Dowsett (2002) menyatakan perkiraannya antara 5-10% pada pasien yang
mengalami metastase kanker akan mengalami luka kanker (1). Sedangkan menurut Schwartz
(1995) dalam Schiech (2002) melaporkan jumlah luka kanker 9% dari jumlah pasien kanker.
Luka kanker memiliki karakteristik antara lain; sulit sembuh, banyak slough dan nekrotik,
mudah berdarah, sangat bau, banyak eksudat, infeksius, pingggiran luka mudah teriritasi.
1
2
Melihat karakteristik luka kanker maka banyak pasien kanker yang minder (malu) jika
mendapatkan luka kanker. Oleh karena itu, banyak pasien kanker yang menutup diri dan
tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga kualitas hidup pasien
kanker juga terganggu.
Peran tenaga kesehatan dalam mengatasi luka kanker dan meningkatkan kualitas hidup
pasien kanker sangatlah penting. Khususnya perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan
mempunyai peran penting menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk merawat
luka kanker dan memberikan dukungan psikologis dalam membantu meningkatkan kualitas
hidup pasien. Seorang perawat professional akan mampu memberikan kenyamanan pada
perawatan luka kanker dan mampu melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.
1.2.Tujuan
1.2.1. Agar mahasiswa mengerti dan paham tentang ulkus kanker
1.2.2. Agar mahasiswa mengerti dan mampu untuk melakukan pengkajian pada pasien
dengan ulkus kanker
1.2.3. Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian secara fisik, psikososial, dan
spirituall terhadap pasien ulkus kanker
1.2.4. Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan dan intervensi pada
pasien dengan ulkus kanker.
2
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. DEFINISI
Gambar: Ulkus Ca. Mammae
Luka kanker atau dikenal sebagai Fungating wound( ulkus kanker) merupakan
kerusakan integritas kulit yang disebabkan oleh infiltrasi sel maligna.
Luka kanker adalah salah satu luka kronik yang berhubungan dengan kanker
stadium lanjut. Luka kanker terjadi ketika kanker yang tumbuh dibawah kulit merusak
lapisan kulit sehingga terbentuk luka. Seperti pertumbuhan kanker, luka kanker juga akan
menyebabkan penghambatan dan merusak pembuluh darah tipis, dimana daerah tersebut
kekurangan oksigen. Hal ini akan menyebabkan kulit dan jaringan menjadi mati
(nekrosis). Selain jaringan menjadi nekrosis, bakteri atau kuman juga akan mudah
menginfeksi luka sehingga luka akan berbau. Luka kanker akan terlihat seperti jamur atau
cauliflower, maka dari itu luka kanker sering disebut fungating wound. Daerah sekitar
luka kanker juga kemungkinan terjadi ulcerasi akibat cairan luka yang begitu banyak.
Luka kanker dapat berkembang pada daerah tempat kanker itu muncul pertama kali
(primer), atau ketika kanker telah metastase ke bagian tubuh yang lain (sekunder).
Hoplamazin (2006), dalam Tanjung, (2007) menyebutkan definisi luka kanker(
ulkus kanker)sebagai kerusakan integritas kulit yang disebabkan infiltrasi sel kanker.
Luka kanker merupakan luka kronik yang berhubungan dengan kanker stadium lanjut.
3
4
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan ulkus
adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman
saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau. (Andyagreeni, 2010).
Luka kanker merupakan infiltrasi sel tumor yang merusak lapisan epidermis dan
dermis yang disebabkan oleh deposisi dan atau proliferasi sel ganas dengan bentuk
menonjol atau tidak beraturan, biasanya seringkali muncul berupa benjolan yang keras,
bentuknya menyerupai jamur, mudah terinfeksi, mudah berdarah, nyeri, mengeluarkan
cairan yang berbau tidak sedap dan sulit sembuh (Gitaraja, 2004 dalam Astuti, 2013).
B. JENIS-JENIS KANKER YANG TIMBUL LUKA
1. Luka kanker Payudara
Luka kanker payudara termasuk jenis luka kronik yang sukar sembuh. Penyebab
dari luka kanker payudara yaitu adanya penurunan fibroblas, penurunan produksi
kolagen, dan berkurangnya angiogenesis kapiler. Oleh karena itu luka kanker terus
ada pada kondisi hipoksia panjang yang kemudian menjadi jaringan nekrotik (Astuti,
2013).
2. Luka Kanker Kulit
Luka kanker kulit adalah pertumbuhan sel kanker ganas pada kulit yang tidak
terkendali. Sel-sel kanker pada kulit itu dapat menyebar ke organ lainnya seperti
limfa, tulang, dan organ dalam lainnya dimana tempat dia berkembang. Kanker kulit
adalah jenis kanker yang paling sering di derita (Damzaky, 2013).
3. Luka Kanker Mulut
Luka kanker mulut yang menyerang pada bagian-bagian mulut. Kanker ini bisa
tumbuh di gusi, bibir, dinding mulut, lidah, langit-langit mulut atau dasar mulut.
Diarea bibir akan terlihat seperti sariawan yang besar. Bibir akan berlubang dan kian
lama akan bertambah besar (Magdalena, 2014).
C. TANDA DAN GEJALA
Gejala yang sering ditemukan pada luka kanker adalah malodor, eksudat, nyeri, dan
perdarahan. (Tanjung, 2007).
1. Malodor
Malodor merupakan sensasi yang dirasakan reseptor olfactory yang terletak di
belakang hidung (Toller, V., 1994, dalam Kelly, 2001). Malodor pada luka kanker
4
5
merupakan sumber bau yang menyengat bagi pasien, keluarga, maupun petugas
kesehatan (Kalinski, 2005).
2. Eksudat
Eksudat adalah setiap cairan yang merupakan filter dari system peredaran darah pada
daerah peradangan. Komposisinya bervariasi, tetapi umumnya terdiri dari air dan zatzat yang terlarut pada cairan sirkulasi utama seperti darah. Dalam hal ini, darah akan
berisi beberapa protein plasma, sel darah putih, trombosit dan sel darah merah
(apabila terjadi kasus kerusakan vascular lokal) (Crisp & Taylor, 2001)
3. Pain/Nyeri
Nyeri adalah sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya
diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007 dalam Farida, 2010).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman
perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual
maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (Farida, 2010)
4. Bleeding/Perdarahan
Luka kanker biasanya rapuh sehingga mudah berdarah terutama bila terjadi trauma
saat penggantian balutan (Hallet, 1995; Jones et al, 1998, dalam Naylor, 2002)
D. PATOFISIOLOGI
Luka kanker berhubungan dengan infiltrasi dan poliferasi sel kanker menuju
epidermis kulit. Tumor ini dapat tumbuh secara cepat lebih kurang 24 jam dengan bentuk
seperti cauliflower (Naylor, 2002). Luka kanker dapat pula berkembang dari tumor local
menuju epithelium (Kalinski, 2005). melalui aliran pembuluh darah dan permeabilitas
kapiler akan terganggu sehingga sel kanker dapat berkembang pada jaringan kulit . Sel
kanker tersebut akan terus menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat dan merusak
5
6
pembuluh
darah
kapiler
yang
mensuplai
darah
ke
jaringan
kulit.
Gambar : infiltrasi jaringan
Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, baik
yang bakteri aerob atau anaerob. Bakteri tersebut akan menginfeksi dasar luka kanker
sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, sel kanker dan proses infeksi itu
sendiri akan merusak permeabilitas kapiler kemudian menimbulkan cairan luka (eksudat)
yang banyak. Cairan yang banyak dapat menimbulkan iritasi sekitar luka dan juga gatalgatal. Pada jaringan yang rusak dan terjadi infeksi akan merangsang pengeluaran reseptor
nyeri sebagai respon tubuh secara fisiologis akibatnya timbul gejala nyeri yang hebat. Sel
kanker itu sendiri juga merupakan sel imatur yang bersifat rapuh dan merusak pembuluh
darah kapiler yang menyebabkan mudah perdarahan.
E. PENATALAKSANAAN
Dalam menangani luka kanker , ada 2 hal pokok yaitu:
1. Manajemen klien.
Klien merupakan individu yang holistik meliputi aspek biologi, psikologi, sosial,
dan spiritual. Aspek-aspek tersebut yang harus diperhatikan dalam penanganan luka.
Luka tidak hanya masalah biologi ( baca : badan/organ tubuh ) namun dampaknya
meliputi sisi holistik klien sebagai individu. Luka akan mempengaruhi aspek
psikologi klien ( gambaran diri, kenyamanan, rasa malu, dsb ), juga berpengaruh
terhadap aspek sosial klien ( dijauhi, minder, dsb ), serta aspek spiritualnya ( contoh :
bagaimana beribadah dengan kolostomi, dsb )
2. Manajemen luka
6
7
Luka kanker yang sulit sembuh membutuhkan penanganan yang baik namun juga
mempertimbangkan masalah cost effective ( berapa biaya yang harus di keluarkan
klien ). Perawat harus memberikan saran dan perawatan luka terbaik tanpa
membebani klien.
-
Perawatan Luka
a. Tujuan : Meningkatkan kualitas hidup klien. Beberapa perawatan luka bersifat
“paliatif”.
b. Prinsip perawatan luka pada luka kanker :
1. Mencegah dan mengontrol bleeding
2. Mengurangi bau tidak sedap
3. Mengatasi cairan luka yang berlebihan
4. Mengatasi nyeri
F. KOMPLIKASI LUKA KANKER
1. Bleeding ( berdarah )
Luka mengalami persarahan akibat Infiltrasi sel tumor ke sekitar pembuluh darah
dan berkurangnya jumlah zat pembeku darah dalam sel tumor menyebabkan luka
kanker mudah berdarah.
Prinsip perawatan :
-
Meminimalisasi terjadinya perdarahan dan trauma
-
Hindari temperature yang ekstrim
-
Hindari cairan kimia yang iritatif
-
Balutan luka diganti hanya jika basah
-
Pressure lokal selama 10-15 menit jika terjadi perdarahan minor
-
Kolaborasi jika perdarahan berlanjut
2. Bau tidak sedap
Bau merupakan masalah yang paling tidak menyenangkan bagi klien dan
lingkungan. Klien akan merasa tidak nyaman, malu, bahkan sampai depresi.Bau luka
kanker nyaris seperti bangkai / ikan busuk. Hal ini dikarenakan adanya bakteri aerob
maupun anaerob juga karena tumbuhnya jaringan yang nekrotik / jaringan mati.
-
Prinsip penanganannya adalah :
7
8
a. mengurangi / mengontrol bau tidak sedap
( antimikrobial / topikal
metronidazole )
b. personal higiene cukup
c. tingkatkan rasa percaya diri klien.
3. Cairan luka yang berlebih
Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan permeabilitas fibrinogen dan plasma
pada jaringan nekrotik dan atau disertai dengan infeksi . Cairan luka yang berlebih
akan mengga
-
Prinsip penanganan luka :
a. efektifitas mengatasi cairan yang keluar
b. menggunakan balutan absorbent untuk cairan yang berlebihan
c. melindungi kulit sekitarnya dari iritasi akibat cairan yang meleleh
4. Nyeri
Hal ini disebabkan karena pertumbuhan tumor yang menekan syaraf dan pembukuh
darah. Rasa nyeri menyebabkan klien takut diganti balutan, sensitive ( mudah marah )
dan frustasi.
-
Prinsip perawatan luka dengan nyeri :
a. Hati hati saat membuka balutan
b. Hindari perlakuan secara kasar
c. Mencuci luka dengan luka dengan lemah lembut
d. Hindari menggosok luka hingga berdarah
5. Estetika
Estetika berhubungan dengan lokasi luka di tubuh pasien dengan penampilan klien.
-
Prinsip perawatan :
1. Perawat harus menghindari sikap anti pati seperti jijik atau geli karena akan
mempengaruhi psikis klien.
2. Perawat harus menciptakan suasana yang dapat meningkatkan kemampuan klien
bersosialisasi.
6. Infeksi
Luka kanker sangat rentan untuk menjadi luka infeksi karena jaringan dan pembuluh
darah luka yang terbuka, kondisi luka yang sangat memungkinkan bakteri untuk
8
9
tumbuh. Infeksi lokal pada luka juga sangat berisiko untuk terjadinya infeksi sitemik
di tubuh klien.
G. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah ulkus kanker atau luka kanker adalah luka
yang ditimbulkan karena adanya penyakit kanker. Dimana penyakit kanker adalah suatu
penyakit yang sangat kronik. Ketika penyakit kanker timbul adanya ulkus/ luka maka
akan terjadi suatu gangguan fisik, psikososial dan spiritual seseorang. Kualitas hidup
seseorang akan menurun. Hal tersebut yang akan menyebabkan semakin parahnya
penyakit tersebut. Ketika manajemen luka tidak dilakukan dengan tepat dan benar maka
akan menimbulkan komplikasi- komplikasi yang dapat memperburuk keadaan pasien
tetapi beda halnya dengan managemen luka yang benar dan managemen pasien yang
tepat dapat meningkatkan kualitas hidup pasien tersebut.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesis Identitas pasien
Nama, umur, alamt, pekerjaan, agama, kebudayaan dan lain- lain.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat itu
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu Perawat menanyakan tentang riwayat penyakit
yang pernah dialami pasien selama hidupnya seperti penyakit menular,
maupun keturunan.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien adalah untuk
mengetahui apa mungkin factor genetic karena penyakit itu berasal dari
keluarganya atau tidak.
4. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
a. Amati kesimetrisan payudara kanan dan kiri pada dinding thorak
b. Identifikasi jenis luka pada payudara yang terdapat luka
9
10
c. Amati apakah mash ada benjolan pada payudara
d. Apakah luka menjerumus pada infeksi

Palpasi
Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan payudara dan mengobservasi
abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan apakah ada nyeri tekan
diarea luka.

Perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ
yang ada disekitarnya dan pengembangan (ekskursi) diafragma.
5. Pengkajian psikologis pada pasien paliatif
Kaji tentang aspek kebiasaan hidup klien yang secara signifikan berpengaruh
terhadap penyakit ca payudara Penyakit kanker yang terdapat luka dapat
menyebabkan perubahan dalam peran keluarga dan hubungan dengan orang lain,
isolasi sosial, masalah keuangan, pekerjaan atau ketidakmampuan. Dengan
mendiskusikan mekanisme koping, perawat dapat mengkaji reaksi klien terhadap
masalah stres psikososial dan mencari jalan keluarnya
10
11
BAB IV
CONTOH KASUS
A. KASUS
Ny. J datang ke UGD rumah sakit X pada tanggal 26 Juni 2016. Klien datang di
antar suaminya dengan keluahan borok pada payudara sebelah kiri dan terasa nyeri,
setelah di lakukan pengkajian terdapat data Suhu : 39C, Nadi : 80x/menit,
Pernafasan : 20x/menit, Tekanan darah : 130/70 mmHg. Skala nyeri 9. Payudara kiri
terlihat lebih besar dari pada payudara kanan, luka di seluruh lapang payudara kiri.
Pemekaran pembuluh darah (-), tarikan pada kulit (-), peau de orange (-), retraksi
puting (+), ekzema pada puting/areola (-), nipple discharge (-). Benjolan di axilla (+),
benjolan di infra dan supra klavikula (-). Luka tampak kemerahan, berbau tidak sedap
dan terdapat pus. Pasien merasa malu dan cemas dengan keadaannya. Pasien tidak
mau bersosialisasi dengan orang lain maupun lingkungannya. Hanya keluarga
terdekat saja yang menemaninya.
B. PENGKAJIAN
1. Identitas
Biodata Pasien
Nama
: Ny. J
11
12
Umur
: 38 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. P. Sumatera LK III Kota Bukit Tinggi
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh
Status Perkawinan : Kawin
Agama
: Islam
Tanggal Masuk RS : 26 Juni 2016
2. Riwayat Penyakit
a. Keluahn utama saat masuk rumah sakit
Borok pada payudara kiri dan nyeri
b. Riwayat penyakit sekarang
Hal ini dialami pasien dalam 2 bulan ini. Awalnya pasien mengeluh adanya
benjolan sejak 1 tahun yang lalu, benjolan sebesar kelereng. Benjolan terletak
pada payudara kiri, konsistensinya keras, nyeri skala 9, perubahan warna pada
payudara, kulit seperti jeruk, kulit payudara tertarik, kelainan pada putting
seperti putting tertarik, keluar cairan dari putting. Kemudian benjolan
dirasakan semakin membesar dan lama kelamaan pecah lalu menjadi borok.
c. RPT : d. RPO : tidak jelas
3. Riwayat Psikososial
a. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang, dan bisa melakukan
aktifitas seperti biasanya
b. Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien
Keluarga klien ingin klien segera sembuh dan dapat segera berkumpul dengan
keluarganya
c. Pengkajian konsep diri

Ideal diri
Klien berharap agar dirinya cepat sembuh, klien merasa sedih jika
nanti luka di payudara tidak sembuh dan bisa mengalami amputasi.
12
13

Harga Diri
Klien mengaku menderita atas penyakitnya, karena klien merasa tidak
mampu melakukan aktivitas sehari-hari karena nyeri di area
payudaranya

Identitas diri
Klien adalah seorang ibu dalam keluarganya, klien hidup bersama
anak dan suaminya.

Peran diri
Klien merupakan ibu dari anak anakya, istri dari suaminya dan klien
bekerja untuk membantu suaminya mencari nafkah keluarga

Psikososial
Klien menganggap bahwa sakit yang di derita saat ini adalah ujian dari
Allah SWT, klien terkadang malu akan kondisinya sekarang akibat
luka pada payudara sebelah kiri yang semakin parah.

Sosial
Hubungan klien dengan anggota keluarganya baik, pada saat klien
sakit keluarga selalu menghibur dan memberi dukungan, sehingga
klien sangat termotivasi sekali untuk segera lekas sembuh. Hubungan
klien kepada masyarakat, klien sedikit merasa malu akibat luka pada
payudaranya yang tidak kunjung sembuh.

Spiritual
Klien beragama islam, klien selalu berdoa kepada Allah untuk segera
di berikan kesembuhan dan klien rajin melakukan sholat 5 waktu di
tempat tidur pasien.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
Suhu : 39C, Nadi : 80x/menit, Pernafasan : 20x/menit, Tekanan darah :
130/70 mmHg.
b. Kepala :
Mata : palpebra anemis (+/+), refleks cahaya (+/+), pipil isokor.
c. Leher :
13
14
JVP R+2 cmH2O
d. Thorak

Inspeksi
simetris fusiformis, ukuran dan bentuk kedua payudara tidak simetris,
ukuran payudara kiri lebih besar dari pada payudara kanan. Warna
kulit payudara kiri dan kanan tidak sama, luka dijumpai pada payudara
kiri. Pemekaran pembuluh dara (-), tarikan pada kulit (-), peau de
orange (-), retraksi puting (+), ekzema pada puting/areola (-), nipple
discharge (-). Benjolan di axilla (+), benjolan di infra dan supra
klavikula (-).

Perkusi
sonor di kedua lapangan paru

Palpasi
stem fremitus kiri = kanan, kesan normal
teraba pembesaran KGB di aksila sebelah kiri, nodul berukuran 1 cm,
mobile
ada nyeri tekan pada bagian payudara kiri

Auskultasi : SP : vesikuler, ST :-
5. Intervensi Keperawatan Paliaf Pada Pasien Ulkus Diabetes Melitus
 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
 Menggunakan
teknik
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman nyeri klien
 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
 Mengurangi faktor presipitasi nyeri
 Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
 Mengkaji secara verbal non vebal respon klien terdahap tubuhnya
 Memonitor frekuensi mengkritik dirinya
 Menjelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis
penyakit
14
15
 Mendorong klien mengungkapkan perasaannya.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Luka kanker adalah salah satu luka kronik yang berhubungan dengan kanker stadium
lanjut. Luka kanker terjadi ketika kanker yang tumbuh dibawah kulit merusak lapisan
kulit sehingga terbentuk luka.
Dimana keadaan tersebut akan berdampak pada derajat kesehatan seseorang. Hal tersebut
dapat mengganggu pemenuhan seseorang dari segi bio, psiko, sosio dan spiritual. Dima
pasien dengan luka ulkus akan terjadi isolasi social. Mereka kan menarik diri dari
lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal tersebutlah yang menjadi satu alasan kenapa
orang dengan ulkus kanker memerlukan perawatan secara paliatif. Ddengan perawatan
paliatif maka diharapkan kualitas kesehatan pasien akan meningkat dari segi bio, psiko,
sosio, spiritual.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini kami mengerti masih banyak kesalahan. Maka kritik dan
saran dari pembaca kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.deteksidinikankerdharmais.wordpress.com
Bryant RA, Nix DP. Acute and chronic wound; current management concepts. 3th ed. St
Louis:Mosby Elsevier; 2007.p.487-481
Carville K. Wound care: manual. 5th ed. Osborne Park:Silver Chain Foundation; 2007.p. 126-117
CliniMed. Fungating wounds. [Online]. 2010 [cited 2010 December 14]. Availabel from;
URL http://www.clinimed.co.uk/wound-care/education/indication-classification/fungatingwound.aspx
Gustia I. Penyebab kanker orang indonesia. [Online]. 2010 [cited 2010 December 14]. Availabel
from; URLhttp://www.detikhealth.com/read/2010/04/26/123804/1345485/763/penyebab-kankerorang-indonesia
Indarini N. Awas! 84 Juta Orang Bisa Meninggal Akibat Kanker Pada 2020. [Online]. 2008
[cited 2010 December 14]. Availabel from;
URL http://www.detiknews.com/read/2008/02/23/122320/898763/10/awas-84-juta-orang-bisameninggal-akibat-kanker-pada-2020
16
17
Macmilan Cancer Support. Fungating cancer wounds. [Online]. 2009 [cited 2010 December 14].
Availabel from;
URL http://www.macmillan.org.uk/Cancerinformation/Livingwithandaftercancer/Symptomsside
effects/Othersymptomssideeffects/Fungatingwounds.aspx
Tanjung D, Nurachmah E, Handiyani H. 2007. Perbedaan efektifitas perawatan luka
menggunakan madu dengan metronidazole terhadap tingkat malodor dan jumlah eksudat luka
malignan di RS X. Jurnal Keperawatan Indonesia.
17
Download